Diperjalanan pulang, Fahri tidak henti-hentinya memikirkan kecantikan Santi dan juga sedikit teringat dengan tetangganya Herman yang salah masuk rumah sebelumnya.
Fahri bersyukur, merasa hari ini adalah hari keberuntungannya. Perjalanannya hingga sampai rumah selama 15 menit, mungkin karena sudah malam jadi jalanan sangat lancar.
Sampai rumah di depan pintu, Fahri disambut oleh mamanya.
"Asalam mu alaikum!"
"Wa alaikum salam, dari mana saja Fahri?"
"Main ke rumah teman mah"
"Kamu main seharian di rumahnya?"
"Enggak mah, aku pergi ke kampus-kampus"
"Kok ke kampus? Kamu mau kuliah lagi? Mau S2 jurusan apa? Apa mau lanjut seperti jurusan S1 kamu kemarin?"
"Apa sih mama ini! Aku temenin teman, dia antar adiknya cari-cari kampus, karena adiknya mau kuliah jurusan Sekretaris"
"Kok kamu yang temenin? Emang tidak bisa sendiri?"
"Ya bisa mah, kan sekalian deketin adiknya!"
"Oh, begitu! Cantik adiknya?"
"Ya.. kalau tidak cantik, malas amat nemenin seharian"
"Mana fotonya Fahri? Mama lihat dong!"
"Nanti saja ya mah, kalau sudah pasti.."
"Sekarang saja Fahri, kalau entar tidak jadi juga tidak apa"
"Ya, mama penasaran ya?"
"Ah, kamu mah Fah"
"Biarin saja, biar mama penasaran.. karena kalau tidak jadi dengan dia aku yang malu dengan mama"
"Masa dengan mamanya sendiri malu sih"
"Ya iya lah, entar mama ledekin lagi aku"
"Ya, sudah deh. Mandi sana.. udah kusut banget kamu"
"Iya mamah, mamah sih malahan ajakin aku ngobrol.. aku masuk dulu ya mah.."
"Iya.."
Fahri masuk ke kamarnya dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi.
Saat malam berada di atas tempat tidurnya, Fahri teringat gadis yang pertama kali ditemui hari ini, tak terkecuali ingatannya dengan Santi.
Hari berganti, hari itu saat di toko telepon genggam Fahri berbunyi.
"Hallo"
"Fahri ya?"
"Ini Herman?"
"Iya, maaf gua nelepon telepon genggam lo! Ganggu tidak nih?"
"Iya tidak apa, kenapa nih sob?"
"Tadi gua telepon ke rumah lo, mama lo yang angkat, terus gua tanya saja nomor telepon lo"
"Iya gak apa sob.. ada berita apa nih?"
"Waktu itu gua pernah bilang mau ke Bali, gimana lo mau ikut gak?"
"Sama siapa saja?"
"Temen gua sama pacarnya, gua sama lo paling"
"Berarti berempat?"
"Iya.. kenapa emangnya?"
"Lo tidak ajak pacar lo?"
"Enggak, gua belum punya pacar"
"Masa sih!"
"Sudah, cepetan mau ikut apa tidak? Tinggal jawab ya atau tidak susah banget"
"Iya gua ikut.. tapi enggak ngerepotin kan?"
"Kita maunya banyak yang ikut, biar bisa gantian bawa mobilnya"
"Oh, begitu.. memang mobil teman lo apa? Cukup gak?"
"Sedan Altis"
"Wah, pas banget kalau begitu"
"Iya"
"Rencana jalan kapan?"
"Malam sabtu besok, kita perjalanan pulang pergi ya paling tidak 7 hari lah. Lo tidak usah bawa apa-apa, cukup duit saja dan badan lo"
"Masa baju enggak dibawa Man?"
"Ya pokoknya yang penting-penting saja"
"Oke, sampai ketemu jum'at besok yah"
"Sip, gua tunggu dirumah gua ya.. jangan sore-sore datangnya. Kalau bisa paling tidak setelah sholat jum'at lo sudah di rumah gua ya!"
"Siap, gua titip motor di rumah lo ya? Amankan rumah lo?"
"Aman sob, ya nanti di tambah gembok saja motor lo, biar makin yakin"
"Sip, sampai ketemu nanti Man"
"Oke"
Saat malam Fahri nonton bersama 2 adiknya serta mamanya. Sedang papanya Fahri masih belum pulang dari kantor. Mereka bersam menonton sinetron Ikatan Cinta. Mereka seru sekali mengometari adegan dalam film, sambil makan kemilan ringan yaitu kripik singkong pedas dengan jus mangga.
"Fah, tadi siang teman kamu telepon, dia minta nomor telepon genggam kamu. Karena katanya penting banget, ya sudah mama kasih saja. Dia telepon kamu tidak?"
"Siapa mah? Herman?"
"Iya Herman, dulu dia sering main ke sini, kok sekarang sudah tidak?"
"Iya mah, kita sempat jauh karena aku tidak satu kampus dengannya. Sekarang makanya aku mulai deketin sahabat-sahabat sekolahku dulu"
"Deketin sababat atau adik sahabat nih?"
"Ah, mama bisa saja!"
"Tapi benerkan? Kalau dekat dengan cewek kamu harus mengenal dia dulu loh, luar dan dalamnya juga harus tahu dulu. Jangan nanti kamu menyesal."
"Iya.. mamaku yang cantik.." Fahri memegang tangan mamanya..
Fahri saling pandang dengan mamanya.
"Mama dulu kenal papa bagaimana mah?"
"Ah kamu, kenapa tanya itu?"
"Ayo dong mah cerita!"
"Mau ngapain sih!"
"Mau tahu saja sih mah, kali saja bisa jadi bahan pelajaran"
"Sekolah kali kak!" Adiknya ikut berbicara..
"Ah, kamu denger saja"
"Dengar dong kak, aku kan juga kepengen tahu juga kak"
"Ya sudah deh mama cerita"
"Tapi kalau memang rahasia, tidak apa-apa mah"
"Enggak juga rahasia sih, ceritanya dulu mama itu dikenalin oleh sahabat mama. Hari itu sahabat mama datang ke tempat duduk mama saat mama SMA (Sekolah Menengah Atas). Dia berkata sama mama apakah mama sudah punya cowok?. Ya mama bilang, kalau yang deket banyak tapi yang resmi belum. Terus besoknya mama ketemuan saat pulang sekolah dengan cowok itu"
"Ketemuan dimana mah, trus mama langsung jatuh cinta ya? Karena saking gantengnya papa?"
"Di warung bakso.. ya enggak begitu lah"
"Terus bagaimana?"
"Iya ibu dikenalin, trus saat itu dia ngajak teman dia, cowok juga. Nah ibu jatuh cinta pada pandangan pertama sama temannya itu"
"Oh, berarti mama tadinya mau dikenalin sama temannya papa, terus malah mama jatuh cintanya ke papa ya?"
"Iya, tapi waktu pertama ketemu tetap ngobrolnya sama temannya papa. Singkat cerita kita temanan, tapi dia tidak pernah menyatakan cinta ke mama"
"Emang kalau, dia bilang cintanya ke mama, terus mama pasti terima dia?"
"Ya enggak lah.. kan tujuan mama dekat dia, supaya bisa kenal dan ketemu papa kamu"
"Oh, begitu.. oke banget ya rencana mama"
"Mau diterusin tidak nih?"
"Iya mah dilanjut ceritanya, kakak kalau mau tanya-tanya setelah mama cerita dong, jangan motong cerita, kan tidak enak kalau dengernya setengah-setengah"
"Iya-iya.. kamu makin penasaran ya, sama cerita mama? Pengen denger akhir ceritanya ya?"
"Justru itu, akhir ceritanya aku sudah tahu?"
"Apa akhirnya?"
"Menikah dengan papa!"
"Itu mah, aku juga sudah tahu"
"Sudah-sudah, mau mama lanjut cerita tidak nih?"
"Iya dong mah.." Fahri dan adiknya berteriak bareng..
"Oke, kemudian berikutnya saat mama main ke sekolah teman papa kamu, mama ketemu papa kamu sedang main basket dengan temannya yang lain"
"Terus mah?"
"Aaah, kakak berisik.." (KK)
--- DH ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar