"Sudah-sudah, ini mau mama lanjutin tidak ceritanya?"
"Iya dong mah.." Fahri dan adiknya berteriak bareng..
"Oke, kemudian berikutnya saat mama main ke sekolah teman papa kamu, mama ketemu papa kamu sedang main basket dengan temannya yang lain"
"Terus mah?"
"Aaah, kakak berisik.."
"Mama duduk di pinggir lapangan, sambi berbicara dengan teman papa kamu, namun yang bermain basket akhirnya semua mata tertuju kepada mama"
"Kok bisa? Mereka semua lihatin mama! Apa karena mama waktu muda sangat cantik?"
"Emang sekarang mama sudah tua? Kan sekarang mama masih cantik..! iya kan?"
"Tau ni kakak, dari tadi komen terus.. orang tuh dengerin saja apah!"
"Iya.. iya.. dilanjut deh mah"
"Saat itu bola basket yang mereka mainkan terkena kepala mama, jadilah mereka memandangi mama semua"
"Pantesan! Jadi pusat perhatian jadinya ya mah!"
"Terus setelah itu, papa kamu mendekat untuk meminta maaf sekaligus izin untuk mengambil bola basketnya. Papa kamu berhenti bermain basketnya dan mengajak mama berbicara, karena saat itu mama sedang sendirian, jadi kita ngobrolnya enak banget. Saat itu temannya papa ninggalin mama pergi ke kantin untuk membeli minuman dan makanan"
"Waw, so sweet.."
"Saat itu mama sempat memberikan nomor telepon genggam mama. Dan tidak lama kemudian teman papa kembali dan papa kalian kembali bermain kembali dengan teman-temannya. Sudah, begitulah awal mama bisa dekat dengan papa"
"Ya, kok begitu saja sih mah?"
"Emang mau bagaimana?"
"Dilanjut mah, ceritanya!"
"Ya kemudian mama jadi dekat dengan papa kamu, terus telepon-teleponan, jadi sering jalan. Kemudian setelah 3 bulan dekat papa kamu menyatakan cintanya. Saat masih kuliah papa ngelamar mama kemudian kita menikah"
"Ya, mama kok ceritanya begitu.. tidak asik ah"
"Ya dibikin asik saja.." mama tersenyum..
"Ayo dong mah dilanjut ceritanya!"
"Iya mah" jawab Shirly.. adiknya Fahri
"Sudah ya, mama laper mau makan dulu.. kalian sudah makan belum?"
"Aku belum"
"Shirly juga belum mah" sahut adiknya..
"Yuk, kita makan bareng"
Mereka mematikan televisi dan pergi ke ruang makan, sambil mereka makan di atas meja makan mereka kembali berbicara.
"Bagaimana dengan bisnis kamu Fahri?" Mamanya bertanya..
"Ya begitu mah, masih jalan kok sampai saat ini tapi ya belum banyak untungnya ya namanya baru merintis"
"Ya sabar saja, yang penting kamu harus telaten dan semangat"
"Iya mah!"
"Semoga suatu saat nanti kamu bisa berhasil, sekarang kamu harus menikmati prosesnya apa pun yang terjadi. Disitu kamu akan banyak belajar bahwa untuk membesarkan bisnis itu tidak mudah"
"Iya mah, terima kasih ya mah!"
"Iya.. terus gimana kabar adiknya Herman?"
"Ah, mamah.. nanti ya setelah semuanya sudah oke"
"Iya, yang penting setelah kamu sudah kenal baik dengannya kamu harus langsung menyatakan cinta kamu, karena cewek tidak bisa menunggu terlalu lama. Begitu ada yang terbaik lagi dia pasti akan terima, ingat loh kata-kata mama ini"
"Iya.. mamaku.. oke.. oke"
Mereka menyudahi makan malamnya kemudian Fahri pergi ke kamar tidurnya.
Dikamar Fahri sibuk bermain dengan telepon genggamnya, hingga tidak terasa sampai-sampai dia tertidur.
Paginya Fahri menyuci motornya dan setelah itu dia mencuci mobil papanya.
Setelah mandi dan sarapan Fahri menemui papanya di ruang keluarga.
"Pah, aku minjam mobil hari ini boleh?"
"Emang kamu mau kemana?"
"Ada yang mau dibeli pah, ya intinya ada yang mau kerja sama dengan aku, dia mau lempar barangnya ke tokoku. Kalau pakai mobil kan jadi seperti bisnisman beneran!"
"Ah, bisa saja kamu!"
"Iya bisa lah pah!"
"Terus hari ini papa ke kantor naik apa?"
"Entar aku antar papa dulu, baru ke tempat janjian itu"
"Oh, begitu.. oke kalau begitu, tapi nanti sorenya jemput papa lagi yah?"
"Siap"
"Yuk jalan!"
"Entar dulu, aku ganti baju dulu!"
"Lah, papa kira mau pakai baju itu saja!"
"Enggak lah pah, harus pakai pakaian yang bagus lah, kan mau dapat duit besar"
"Bisa, saja kamu!"
Selesai berganti pakaian bagus, Fahri pun turun menuju mobil. Papa Fahri, Bapak Santoso sudah duduk di dalam mobil.
"Lama banget Fahri ganti bajunya?"
"Iya pah, kok papa duduk di belakang sih? Duduk depan samping aku dong pah!"
"Sudah, jalan sana"
"Yah, papa.. aku kayak sopir!"
Fahri mengendarai mobil keluar pagar rumah, kemudian setelah mobil berada di luar rumah dia menutup kembali pintu pagar rumah. Fahri membawa mobil dengan kecepatan sedang, di perempatan lampu merah Ciracas, Fahri melihat Santi sedang di halte bus sebrang jalan, setelah lampu menyala hijau mobil yang Fahri kendarai berjalan menepi dan berhenti tepat di depan Santi. Fahri membuka pintu kaca depan.
"San.. Santi"
"Eh, kak Fahri!"
"Mau kemana San?"
"Ke mall Cijantung, ada janji dengan teman di sana"
"Yuk masuk biar aku antar"
"Oke"
Santi membuka pintu depan mobil, kemudian masuk ke dalam mobil.
"Enggak ngerepotin nik kak?"
"Enggak kok, kita satu arah kok"
"Oh, begitu..!"
"Iya.. mau antar papa dulu terus ke daerah pondok gede janjian sama orang"
"Antar papa?"
"Iya itu di belakang ada papa!"
Santi menoleh ke jok belakang mobil.
"Eh, om.. maaf aku tidak lihat ada om tadi"
"Iya tidak apa-apa"
"Jadi malu aku.. tidak enak nih sama om!"
"Tidak apa, santai saja"
"Maaf ya om?"
"Iya sambil lewat kok.. Om, kerja di gedung Plaza PP"
"Oh, yang di depan condet itu ya om?"
"Iya benar"
Kemudian Santi turun dari mobil, dia diturunkan Fahri di lobbi mall Cijantung.
"Terima kasih ya om.. terima kasih Fahri.." Santi membuka pintu mobil dan menutupnya kembali..
"Iya hati-hati dijalan ya San!"
"Iya sama-sama Fahri.. daa!"
Fahri melambaikan tangan, begitupun dengan Santi, sambil berjalan Santi masuk ke dalam mall.
Fahri melanjutkan perjalanannya.
"Siapa tadi Fahri? Pacar kamu?"
"Doain saja pah"
"Kok doain? Sudah jadian belum?"
"Belum, lagi pendekatan pah"
"Tahu nomor telepon dan WA (WhatsApp) nya dia?"
"Belum"
"Terus bagaimana kamu bisa dekatan dengan dia?"
"Yaaaa..!!"
"Bingung kan?"
"Sudah, entar setelah antar papa, kamu balik lagi ke mall itu. Temuin dia, minta no WA (WhatsApp) dia"
"Iya pah.. tapi aku harus cari ke mana pah, itu mall kan luas!"
"Ya pikir saja sendiri.. dimana biasanya anak muda janjian!"
"Iya pah, entar aku coba cari dia?"
"Nah begitu dong.. semangat!"
"Iya pah" (KK)
--- DH ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar