Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 06 Juli 2018

Cinta Tak Diharap (Bagian 1)

Aku ini seorang pria yang berumur 25 tahun saat itu loh. Aku adalah sosok yang sudah mapan dalam menjalani kehidupan ini, dimana aku bekerja di perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia. Aku adalah seseoarang yang mudah bergaul sehingga aku mempunyai banyak teman, namun saat itu aku belum mempunyai tambatan hati.
Inilah ceritaku, sore itu aku pulang kerja, aku melihat sosok wanita yang sangat mengagumkan di mataku. Dia memiliki kulit yang putih, berbadan tinggi dengan senyuman yang sangat menarik hati. Semakin lama ku perhatikan semakin sejuk rasa hati ini dibuatnya.
Malam saat akan tidur, ku terbayang akan sosok wanita yang kulihat tadi saat pulang kerja, mulailah diriku berfikir untuk mengatur siasat bagaimana caranya agar aku bisa berkenalan lebih jauh dengan dirinya. Kebetulan juga dia bekerja dilantai yang sama dengan kantorku yaitu lantai 20, setiap hari ku coba mencari tahu sendiri kapan dia datang, istirahat dan pulang. Dua bulan kemudian aku sudah mengenal rutinitas dia dan pagi itu aku satu lift dengan dia, aku mulai dengan celetukan ringan.

"Masuk kerja jam berapa mba?"

"Jam 8". dia menjawab singkat

"Oh, berarti lebih pagi dari jam kerja saya yah, klo saya jam 8.30"

Awal perjumpaan hanya perkataan itu yang terlontar, bulan berganti aku akhirnya tahu siapa namanya, dia bernama Helen Kurnia. Hingga dua tahun kemudian aku akhirnya semakin akrab dengannya. Kita sering makan siang bareng. Tapi kalau pergi bareng dan pulang bareng belum, karena aku belum pernah bertanya dimana rumahnya.. hehehehe.. sabar.. sabar aja ya.. jangan keburu-buru.
Tiga bulan berlalu, aku baru berani bertanya dimana rumahnya, ternyata rumahnya di Pasar Rebo. Dalam hati 'kalau mau ngantar agak melenceng ni berhubung rumah gua di Depok, tapi gak papa deh demi cinta'. 
Keesokan harinya saat makan siang bersama, aku mulai mengajak dia untuk mau pulang bareng. Ternyata dia mau banget. 'Alhamdulillah' dalam hatiku. 
Sore harinya di atas motor kami banyak bercerita tentang kehidupan kami, kami saling mengajukan pertanyaan. Ada satu yang aku tangkap dari dia, ternyata dia sering patah hati dengan kekasihnya yang sudah dia pacari 8 tahun lamanya begitupun setelah itu tiga kali berturut-turut dia berpacaran, selalu putus begitu saja. Dia bisa bangkit setelah mengenal dan dekat dengan Novi, mereka sangat-sangat dekat, kemanapun bersama. Dia bilang 'baru aku teman lelakinya yang sangat dekat setelah sekian lama sendiri'.
Setelah mengantar dia, di rumah aku mulai berfikir 'kenapa gadis secantik Helen bisa ditinggalkan begitu saja oleh banyak lelaki, apa ada yang salah yah!'. Aku mulai membuang pikiran negatifku dan mencari lebih jauh siapa sebenarnya Helen.
Setahun kedekatanku dengan Helen, aku menilainya sangat istimewa, tidak ada yang negatif dalam dirinya, bahkan diapun rajin sholat ku lihat. Walau aku tidak tahu apakah dia solat 5 waktu sehari atau tidak. Memang Helen bukan orang yang periang tapi dia murah senyum.
Jum'at sore itu, aku mengantarnya pulang kerumah, sesampainya di depan rumah dia kami banyak bercerita, sampai-sampai orang tuanya menawarkan untuk mengobrol di dalam saja. Helen mengajakku masuk ke ruang tamu rumahnya, dia memperkenalkan bapak, ibu dan kedua adiknya yang sedang asik bercanda sambil menonton tv di ruang tengah. Kami melanjutkan obrolan kembali di ruang tamu, ku lihat Helen sangat semangat dan ceria, sampai akhirnya aku beranikan diri untuk mengutarakan cintaku. Dia langsung menjawab apa yang telah aku utarakan kepadanya.

     "Maaf, Andi.. Mengenalmu aku sangat bahagia, aku juga sayang kepadamu tapi, aku tidak mau hal yang aku pernah katakan kepadamu terulang lagi, aku tidak mau sakit hati. Jika kamu hanya ingin pacaran saja, cobalah untuk berteman saja. Tapi kalau mau serius, kamu harus mengerti apa yang aku inginkan."

     "Ah, kamu.. masa aku tidak serius sama kamu. Len, aku sangat-sangat mencintaimu.. lebih dari apapun. 4 tahun lamanya aku mencoba mengenal kamu, bukan waktu yang singkat kan!. Oke.. apa yang harus aku lakukan agar aku bisa bersamamu selamanya".

     "Aku mau kamu langsung melamarku kepada keluargaku dan kutunggu dalam sebulan ini, kemudian kamu juga harus menikahi sahabatku Novi dihari yang sama."

     "Wow.. kok menikahi Novi, kamu gimana Len.. Aku cinta hanya sama kamu dan lagi pula aku tidak mengenal sahabatmu itu".

     "Nanti aku kenalkan temanku itu ke kamu". dia berkata seolah-olah itu adalah hal yang biasa

     "Oke.. berarti kenalkan aku dengan temanmu itu, baru aku akan melamarmu sekaligus Novi"

Setelah riuh dengan suasana yang bingung sekaligus aneh, aku segera berpamitan dengan keluarganya.
Saat nonton tv di rumah, aku mulai memikirkan perkataan-perkataan Helen saat di rumahnya tadi. Aku berfikir 'apakah ini yang menyebabkan dia selalu ditinggalkan pasangannya atau ada hal lain'. Tapi aku akan coba ikuti saja dulu maunya. Biar nanti keadaan yang memutuskan aku harus bersikap seperti apa.
Keesokan harinya (sabtu pagi), aku masih memikirkan kejadian semalam. Tak lama seusai sarapan, Hp ku berbunyi, ternyata Helen menelpon 'mengajak ketemuan di Mall Depok sekaligus makan siang disana'. Akupun mengiyakan ajakannya.
Siang itu aku duluan sampai ditempat yang kita janjikan, dari jauh.. aku melihat dia berjalan berdua bersama wanita juga.

     "Ndi, kenalin nih.. temanku 'Novi'.."

     "Oh.., Andi (aku menyebutkan namaku)". sambil berjabatan tangan kemudian langsung aku mengajak mereka untuk ketempat makan siang.

Helen jalan duluan dengan sahabatnya itu. Aku melihat Novi, sama cantiknya dengan Helen bahkan pakaian yang dikenakannya sangatlah modis dengan rambut panjang tergerai. Pokoknya seperti Helen banget deh, yang beda hanyalah kulitnya yang agak kecoklatan atau kalau orang kita bilang sawo matang.
Hatiku makin dibuat bingung dengan perkenalan ini.. tapi coba aku kenal lebih dalam dulu, siapa sih Novi ini.
Didalam restoran, kita memilih bangku agak mojok.. maksudnya supaya pembicaraan kita gak didengar oleh orang banyak.

     "Len, kamu kok gak bilang mau ajak Novi ke sini?"

     "Kan, aku dah janji sama kamu, akan kenalkan Novi ke kamu" jawabnya sambil melirik ke Novi

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke Novi. Aku duduk berhadapan dengan Helen dan Novi, Helen duduk percis di sebelah Novi. Aku langsung melontarkan pertanyaan ke Novi

     "Nov, kamu kerja dimana?"

     "Di daerah kuningan (Jakarta), sebagai sekretaris"

     "Ndi, pesan dulu, nanti baru tanya jawabnya setelah kita pesan menu". Helen langsung meyambar percakapanku dengan Novi

Setelah kami memesan menu, aku langsung berbicara ke Novi lagi.

     "Tinggal dimana Nov?"

     "Di Kalisari Mas"

     "Lah rumah kalian dekatan donk" pantes..

     "Pantes apa mas! kami berteman sejak kelas 2 SMA, dulu kami sama-sama dari pindahan sekolah. Saya dari Kembangan (Jakarta Barat) sedangkan Helen dari Srengseng (Jakarta Selatan)". gitu mas..

     "Oooo Pantesan.. Jadi kalian pindah rumah juga ya terus makanya pindah sekolahnya?"

     "kalau aku dari dulu sudah tinggal di Pasar Rebo, hanya saja sekolahannya dapatnya jauh dan kalau Novi memang pindah rumah" Jawab Helen..


     "Ooo Gitu toh.. Pantesan"

     "Pantesan apa sih mas" tanya Novi bingung..

     "Pantesan kalian sangat cantik.." aku jawab sambil bercanda dan tertawa..

     "Bisa aja sih mas.."

Makanan kami datang, kemudian kami lanjutkan pembicaraan dan candaan sambil makan. Aku melihat sepertinya Novi seorang yang supel, yang mudah bergaul dan orangnya kekinian banget deh. Hari itu adalah hari yang benar-benar kita habiskan dengan banyak melempar pertanyaan dan cadaan sehingga suasana selalu hidup dan mengalir dengan keceriaan.
Sebulan setelah itu Helen menanyakanku tentang keseriusan ku untuk meminangnya. Aku bingung harus menjawab apa.. karena walau sebulan ini sudah sebanyak 4 kali aku bertemu Novi namun aku bingung harus bagaimana bersikap ke keluarga Helen, Novi dan terutama keluargaku.
Malam itu aku Shalat istikharah, dengan khusuk aku meminta kepada Allah petunjuk mengenai pilihan yang sangat berat itu. 

 Imej yang berkaitan

Keesokan harinya saat aku mengantar Helen pulang, di depan rumahnya aku mantapkan menjawab pertanyaan Helen kemarin 

     "Len, aku siap melamar kamu dan juga Novi minggu depan. Tapi aku mau kamu dan Novi harus menjelaskan ke keluarga masing-masing agar tidak menimbulkan pertanyaan dan kegaduhan."

     "Iya Ndi, besok akan kukatakan ke Novi". dia menjawab dengan riangnya..

Keesokan Sabtunya aku pergi kerumah keluargaku, aku mengutarakan keinginanku untuk melamar kekasih hatiku minggu depan. Aku berharap keluargaku siap dengan apa yang aku utarakan. aku juga mengatakan bahwa lamaran akan ada di 2 tempat, pagi di rumah Helen sedangkan siangnya di rumah Novi.
Keluargaku kaget dan heran mengenai apa yang aku utarakan, banyaknya penjelasan dariku dan sangat menyita waktu.. akhirnya mereka semua mengiyakan dan menuruti apa yang aku katakan.
Sabtu sebelum hari lamaran berlangsung, aku mengajak Helen dan Novi untuk ketemuan di sebuah restoran yang terletak di depan Mall Cijantung. Saat memasuki restoran aku melihat mereka sudah berada di dalam. Kehadiranku tidak diketahui mereka. dari kejauhan aku mendengar Novi berbicara kepada Helen bahwa 'dia ingin berada selalu bersamanya dan jangan tinggalkan dia jika aku tidak mau menikahinya'. Aku menghampiri mereka dengan pura-pura tidak tahu apa yang sedang terjadi.

     "Sudah lama kalian datang". kataku.

     "Eh, Ndi.. lumayan lah". Jawab Helen

Sambil makan, aku dan mereka berbicara banyak hal, mengenai persiapan besok. Aku mengutarakan bahwa sebenarnya aku tidak siap dengan apa akan terjadi besok. Namun dengan Bismillah, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kalian berdua, semoga apa yang menjadi rencana kita semua Allah restui. Aamiin.. Aamiin.. Aamiin..
Semoga aku juga bisa membahagiakan kalian dan berlaku adil buat semua. Aku tidak pernah membayangkan hal ini. Namun ini adalah pilihan, pilihan yang menurutku berat. Semoga Helen dan Novi juga tidak menyesal kelak karena harus berbagi dengan ku.
Malam itu, di rumah seluruh keluargaku berkumpul untuk menyiapkan hantaran yang sangat banyak, maklum berhubungkan ada 2 tempat yang akan kita kunjungi besok. Rumah serasa sempit banget karena hampir seluruh keluargaku berkumpul dirumahku yang tidak begitu besar. Canda, tawa dan celetukan banyak terdengar di telingaku, mungkin mereka terheran-heran mendengar kejadian ini, berhubung aku juga gak cakep-cakep amat. Padahal aku juga bingung, kok bisa hal ini terjadi kepadaku.
Hari yang dinanti tiba, yang tadinya aku hanya mengajak keluarga inti saja, ini mendadak menjadi sangat banyak yang mau ikut, total ada 10 mobil belum termasuk motor yang berjumlah sebanyak 15. Sudah dibatasi dan dilarang tapi tetap saja mau ikut. dalam hati 'ya sudahlah apa boleh buat, paling gak muat nanti tempatnya'. Semua mobil beriringan dengan rapi dengan lampu hazard menyala.
Sampai lokasi pertama, tepat pukul 9.00 pagi, kami disambut dengan senyuman dan keramahan. Keluarga Helen jumlahnya berbanding tebalik dengan keluargaku. Acara berjalan dengan lancar dan tidak terjadi suatu hal negatif, hanya saja aku yang akan menikahi 2 wanita sekaligus itulah yang masih menjadi candaan banyak orang. Jam 11.30 kami berpamitan dan menuju masjid terdekat untuk sholat Dzuhur, sambil menunggu jam 13.00 tiba.
Jam 13.00 kami bergerak menuju rumah Novi, disitu kami disambut oleh keluarga inti saja, dengan rumah yang sangat kecil kami coba berbagi tempat duduk. Aku baru tahu kalau, rumah ini mengontrak, dimana Novi adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Kakaknya Laki-laki, sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak kembar, namun kakaknya tinggal berbeda rumah namun dekat dengan rumah ibu dan bapaknya. Di sini suasana agak tegang, karena memang sebelumnya aku belum pernah main ke sini dan juga belum pernah ketemu dengan keluarga serta orang tua Novi. Dengan penjelasan panjang dan Novi yang memang sudah meyakinkan orang tuanya untuk mengambil langkah ini, akhirnya kedua orang tua dan keluarga Novi meng-iyakan atau mengizinkan Novi, untuk aku nikahi. Kesepakatan dari itu kami akan melangsungkan pernikahan 2 bulan lagi dengan 1 macam undangan saja dimana tertulis nama saya dan kedua calon istri saya. Serta Akad akan dilaksanakan di masjid, dekat dengan gedung untuk resepsi kami di daerah Jakarta Timur
Aku ke sana sini mengurusi keperluan nikah kami, selama 2 bulan itu, rasanya dua bulan kok cepet banget yah. 2 minggu sebelum akad nikah semua sudah selesai mulai dari urusan KUA, sovenir nikahan, baju pengantin, makanan, undangan dan lainnya. sehingga 2 minggu sampai 1 minggu sebelum akad, undangan sudah tersebar semua, total ada 1.000 undangan yang kami sebar (500 keluarga Helen, 350 keluargaku dan sisanya Keluarga Novi).
Hari yang diantikan tiba, aku sangat gugup dihari itu sehingga detak jantungku sangat cepat. Tamu yang datang saat akad pun sangat banyak sampai masjid pun tak bisa menampung. Mungkin karena ini akad teraneh kali yah.. hehehe..
Saat pengucapan ikrar nikah pertama 'Saya terima nikahnya Helen Kurnia binti Hermawan Said dengan mas kawin berupa emas 25gr dibayar tunai'. saya sangat lancar, namun saat menikah dengan Novi, aku sampai mengulang 2 kali.
Saat resepsi pernikahan, banyak tamu yang hadir bahkan ada banyak wartawan yang datang juga. Pernikahan kami jadi berita dimana-mana, bahkan sampai luar negeri. Banyak gunjingan dan cibiran dimana-mana bahkan ada yang sangat negatif. Aku bersama kedua istriku mengabaikan segala yang kita dengar. Biarlah orang berkata apa, yang terpenting kami bisa menjalani hidup kedepan dengan bahagia, sakinah, mawaddah, wa rahmah. Aamiin..

Bersambung yah biar gak terlalu panjang bacanya..
(KK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...