Hari ini adalah hari yang bahagia bagiku, aku menikah dengan suamiku yang telah ku pacari selama kurang lebih 8 tahun. Pertama kami mulai berpacaran kelas 2 SMP, masih muda namun kita setia, saling menghargai dan memahami. Masa-masa itu kami lalui dengan banyak kebahagiaan dan kenangan yang indah namun lucu. Mantan pacarku (suamiku yang sekarang) adalah sosok seorang pendiam di sekolah, sedikit perhatian, namun sering memberikan kejutan yang istimewa dimataku.
Namun di sini aku bukan ingin cerita pada masa-masa pacaranku bersamanya, namun perjalanan hidupku setelah kami menikah. Inilah ceritaku..
Dihari pernikahanku itu, banyak sekali teman sekolahku serta teman kerja dari kami berdua yang hadir bahkan dari keluarga-keluargaku semua hadir, pernikahanku ini sangat sederhana walau aku dan suamiku termasuk dari keluarga yang berada atau mampu. Kami berkeinginan uang yang kita miliki bisa kita gunakan untuk ditabung dimana nantinya bisa dipakai untuk keperluan yang penting dari pada membuangnya sesaat. keesokan harinya setelah resepsi pernikahan, kami pergi ke Singapura untuk berbulan madu disana, kami habiskan waktu berdua selama 4 hari. Suasana romantis dan keceriaan tergambar setiap saat bersamanya.
Sebulan dari itu, saya merasakan mulai mual, rasanya malas bergerak dan muka dipenuhi jerawat. Aku kemudian ke dokter bersama suamiku, ternyata aku hanya kecapean saja. Hari berganti bulanpun berganti. Tepat dibulan ke 3 usai pernikahan, suamiku dapat tugas kantor seminggu ke negara bagian di Amerika. Disinilah cerita kepedihanku dimulai, Saat menuju ke kantor cabang, mobil taxi yang di tumpangi suamiku kecelakaan, masuk ke sungai dengan aliran sungai yang sangat deras. 3 Tahun lamanya suamiku tidak kunjung pulang.
Sementara ada sosok lelaki lain yang mendekati aku, dia bernama Toni, Toni sangat perhatian dengan ku, dia sosok penyayang dan sabar, aku sangat kagum dengan tutur katanya yang pelan dan santun. Sampai akhirnya kita sangat dekat dan dia melamarku saat dirumah setelah mengantarkan ku pulang kerja.
"Aku merasa kita sudah sangat dekat dan aku ingin melamar kamu menjadi istriku segera, apakah kamu bersedia sayang?" dia mengatakan saat kita duduk bersama di ruang tamu rumahku
Dalam keadaan bingung aku berkata "Maaf Ton, aku belum bercerai dengan suamiku, sampai saat ini aku masih menunggunya kembali, karena belum ada kabar tentang kematiannya. Aku bingung seandainya dia suatu saat kembali"
"Nis, seandainya suamimu kembali aku siap untuk tetap bersamamu."
"Apa kamu yakin dengan keputusanmu itu! Rasanya sulit untuk kita jalani loh, coba kamu pikirkan, apa perasaanmu jika aku bersama dia dilain waktu dan kamu melihat aku sangat mesra bersamanya" aku coba bertanya lebih dalam kesiapan dia.
"Aku sudah pikirin semua konsekuensinya, aku sudah siap akan semua hal"
"Ok.. aku akan kompromi dengan keluarga suamiku dan keluargaku dulu ya.
Ketika aku berbicara hal ini dengan keluargaku dan keluarga suamiku. Mereka ternyata mendukung rencana pernikahanku yang kedua ini, berhubung suamiku sudah lama sekali menghilang dan tidak ada kabar.
Malamnya aku sampaikan kabar baik ini ke Toni, terdengar dalam nada bicara di telepon dia sangat senang sekali. bahkan dia menyampaikan minggu ini juga akan melamar ke keluargaku.
Seminggu kemudian, Toni benar-benar datang ke keluargaku dengan membawa keluarga intinya, mereka bersilaturahmi dan mengatakan ingin serius dengan hubungannya bersamaku. Dia dan keluarganya akan melamarku tanggal 19 Mei dan menikah pada tanggal 28 Juli. keluargaku pun mengiyakan lamarannya.
Tak terasa waktu sangat cepat berjalan, serasa baru lamaran kemarin, ternyata hari ini sudah tanggal 28 dan aku sudah berada di atas pelaminan. Akad nikah berjalan lancar dan resepsi pun meriah. Aku sangat senang melihat semua berjalan lancar dengan senyum kebahagiaan dimana-mana.
Sebulan setelah menikah ternyata suamiku dikirim tugas kerja ke Thailand, untuk melakukan survei pasar di sana. Ternyata kejadian itu terulang lagi, suamiku hilang tanpa jejak. Pihak kantor menghubungi rekan bisnis di sana tidak ada yang tahu keberadaannya. Bahkan Handphone suamiku pun tidak bisa dihubungi lagi.
Setahun sudah aku ditinggal suamiku, ternnyata ada tetanggaku yang mulai mendekatiku. Dia bilang suka aku sudah lama namun dia takut mengatakannya, karena dia pemalu. Memang sih kalau dipikir-pikir rasanya belum pernah melihat dia, padahal dia tinggal didekat rumahku sudah 5 tahun. Bahkan diapun tahu jika aku sudah bersuami 2 kali.
Aku bingung harus berkata apa dengannya, namun aku menegaskan bahwa kedua suamiku hilang begitu saja tanpa kabar kekeluarganya maupun ke aku. Aku mengatakan 'kamu harus siap jika kedua suamiku kembali tanpa diduga'.
Seperti halnya suamiku yang kedua, diapun siap jika seandainya kedua suamiku kembali bersamaku. Bahkan dia mau melamarku besok dan menikah dalam 2 minggu kedepan. Menurutku sih luar biasa kesiapannya bahkan mempersiapkan pernikahan dalam waktu yang sangat singkat.
Pernikahan itupun terjadi dan dibuat sederhana saja. Kami sangat bahagia, namun diriku masih ada ganjalan dihati 'aku takut terulang lagi kisah-kisah seperti sebelumnya'.
3 bulan berlalu, kehidupanku berjalan baik dan indah, pekerjaan suamiku hanya berkutik di daerah Jakarta saja, saat ini akupun sudah mengandung anak Soni. Aku bersyukur kejadian seperti sebelumnya tidak terulang lagi. Sampai akhirnya aku melahirkan anak ganteng, percis seperti bapaknya. Keluargaku pun bahagia melihat aku yang sekarang ini. Lengkap sudah rasanya memiliki suami disisiku dan ada anak yang selalu menemaniku.
Tepat saat anakku berusia 3 bulan, suami pertamaku kembali, setelah hilang sekian lama.
"Hai, nis.. Asalamu alaikum.. apa kabar kamu?" dia datang membuka pagar rumah dan melihatku ada di teras rumah.
"Hai, Ron.. Kamu kemana saja sudah 5 tahun lebih menghilang tanpa kabar apapun"
"Maafkan aku.. Aku akan menjelaskan semuanya. Bolehkan aku duduk dulu!" sambil menunjuk kursi yang ada diteras rumah
"Silahkan.. tapi kita didepan saja yah!"
"Ok. Terima kasih ya Nis. langsung saja aku cerita yah.. begini ceritanya, saat kecelakaan itu, aku terbawa arus sungai dan ditemukan warga sangat jauh dari tempat kejadian. Saat sadar aku tidak mengingat apapun. sampai akhirnya 1 tahun belakangan ini aku berfikir harus segera menyembuhkan ingatanku ini. Akupun juga sudah menggumpulkan banyak uang untuk ingatanku ini. Aku bekerja sebagai petani dan berdagang. Hingga akhirnya aku teringat dan sadar, setelah terapi dan pengobatan rutin di rumah sakit."
"Aku tahu aku salah.. tapi ini bukan kehendakku juga. Aku kepikiran kamu terus sehingga dari luar negeri aku langsung menemuimu"
"Aku sudah memiliki suami Ron, karena aku sudah menunggumu 3 tahun lamanya. namun kamu tak kunjung pulang"
"Nis, aku sayang kamu, tidak mungkin aku meninggalkanmu. Tolong aku hanya ingin hidup bersamamu"
"Kamu, sekarang coba pulang ke keluargamu dulu yah mas, coba istirahat yang baik disana, renungkan dan obrolkan hal ini dengan keluarga kamu. Apakah kamu siap berbagi istri karena aku sudah memiliki suami lagi.
Malam itu saat Soni pulang, aku langsung menceritakan mengenai kejadian hari ini kepadanya. Aku melihat dia menghela napas yang panjang, aku merasa dia berat menerima kehadiran Roni.
Dua hari kemudian Roni datang kembali, waktu itu malam hari setelah isya, aku pun mempertemukan dia dengan suamiku. Kubiarkan mereka mengobrol berdua, sampai akhirnya ku melihat keakraban mereka berdua, barulah aku keluar dari ruang tengah. Aku mengatakan keputusan ada di kalian berdua dan aku hanya pasrah.
Suamiku yang sekarang mengatakan, bahwa 'dia sudah berkomitmen sejak awal bahwa akan siap menerima jika keadaan ini suatu saat akan terjadi, dan benar saja saat ini sudah terjadi'. Roni pun meng-iyakan bahwa mereka siap berbagi istri. Terdengar aneh sih, bahkan dalam hati 'kok bisa sih'. Tapi ya sudah lah mungkin ini yang harus terjadi
Kami menjalani hari-hari bersama 1 rumah dengan 2 suami. Agak canggung mulanya, namun akhirnya terbiasa.
Dua bulan berselang, hari itu aku ingat sekali hari minggu, karena ada Roni dan Soni dirumah, dari luar ada lelaki yang berteriak mengucapkan salam. Soni bergerak menuju pintu keluar, ada sosok laki-laki yang ternyata mencariku. Ku beranjak keluar dan aku terkejut melihat Toni berdiri di depan pintu rumahku. Aku kaget akan keadaan ini, Toni aku suruh duduk diruang tamu dengan ditemani Roni dan Soni.
Aku menjelaskan semuanya ke Toni dan menyuruh mereka bertiga untuk berbicara dan saling memahami keadaan ini. Dan ternyata mereka bertiga sepakat untuk bersama denganku.
Dari benakku terlontar banyak pertanyaan sekaligus kebingungan. Ternyata jawaban mereka simple. 'Tidak ada kesengajaan dari suami pertamaku dan keduaku untuk menghilang atau pergi tanpa kabar, semua karena peristiwa yang memang terjadi begitu saja tanpa terpikirkan oleh kita semua dan tak ada seorangpun mau ini terjadi'.
Aku berfikir memang betul sih suami pertamaku kecelakaan dan lupa ingatan sedang yang kedua kerampokan dan bingung harus menghubungi siapa, sampai akhirnya dia harus mengemis di negeri orang demi mengumpulkan uang untuk kembali ke Jakarta. Tapi masa sih harus berbagi istri, toh mereka masih bisa mencari wanita lain yang pantas mereka cintai dan nikahi. Aneh.. memang dunia ini semakin aneh ya..
Inilah ceritaku yang sangat aneh.. membingungkan.. namun ini benar terjadi dikehidupanku, bahkan kami sangat bahagia menjalani hidup bersama hingga saat ini. Semoga kami selalu rukun sampai kakek nenek. (KNK)
-- DH --
3 bulan berlalu, kehidupanku berjalan baik dan indah, pekerjaan suamiku hanya berkutik di daerah Jakarta saja, saat ini akupun sudah mengandung anak Soni. Aku bersyukur kejadian seperti sebelumnya tidak terulang lagi. Sampai akhirnya aku melahirkan anak ganteng, percis seperti bapaknya. Keluargaku pun bahagia melihat aku yang sekarang ini. Lengkap sudah rasanya memiliki suami disisiku dan ada anak yang selalu menemaniku.
Tepat saat anakku berusia 3 bulan, suami pertamaku kembali, setelah hilang sekian lama.
"Hai, nis.. Asalamu alaikum.. apa kabar kamu?" dia datang membuka pagar rumah dan melihatku ada di teras rumah.
"Hai, Ron.. Kamu kemana saja sudah 5 tahun lebih menghilang tanpa kabar apapun"
"Maafkan aku.. Aku akan menjelaskan semuanya. Bolehkan aku duduk dulu!" sambil menunjuk kursi yang ada diteras rumah
"Silahkan.. tapi kita didepan saja yah!"
"Ok. Terima kasih ya Nis. langsung saja aku cerita yah.. begini ceritanya, saat kecelakaan itu, aku terbawa arus sungai dan ditemukan warga sangat jauh dari tempat kejadian. Saat sadar aku tidak mengingat apapun. sampai akhirnya 1 tahun belakangan ini aku berfikir harus segera menyembuhkan ingatanku ini. Akupun juga sudah menggumpulkan banyak uang untuk ingatanku ini. Aku bekerja sebagai petani dan berdagang. Hingga akhirnya aku teringat dan sadar, setelah terapi dan pengobatan rutin di rumah sakit."
"Aku tahu aku salah.. tapi ini bukan kehendakku juga. Aku kepikiran kamu terus sehingga dari luar negeri aku langsung menemuimu"
"Aku sudah memiliki suami Ron, karena aku sudah menunggumu 3 tahun lamanya. namun kamu tak kunjung pulang"
"Nis, aku sayang kamu, tidak mungkin aku meninggalkanmu. Tolong aku hanya ingin hidup bersamamu"
"Kamu, sekarang coba pulang ke keluargamu dulu yah mas, coba istirahat yang baik disana, renungkan dan obrolkan hal ini dengan keluarga kamu. Apakah kamu siap berbagi istri karena aku sudah memiliki suami lagi.
Malam itu saat Soni pulang, aku langsung menceritakan mengenai kejadian hari ini kepadanya. Aku melihat dia menghela napas yang panjang, aku merasa dia berat menerima kehadiran Roni.
Dua hari kemudian Roni datang kembali, waktu itu malam hari setelah isya, aku pun mempertemukan dia dengan suamiku. Kubiarkan mereka mengobrol berdua, sampai akhirnya ku melihat keakraban mereka berdua, barulah aku keluar dari ruang tengah. Aku mengatakan keputusan ada di kalian berdua dan aku hanya pasrah.
Suamiku yang sekarang mengatakan, bahwa 'dia sudah berkomitmen sejak awal bahwa akan siap menerima jika keadaan ini suatu saat akan terjadi, dan benar saja saat ini sudah terjadi'. Roni pun meng-iyakan bahwa mereka siap berbagi istri. Terdengar aneh sih, bahkan dalam hati 'kok bisa sih'. Tapi ya sudah lah mungkin ini yang harus terjadi
Kami menjalani hari-hari bersama 1 rumah dengan 2 suami. Agak canggung mulanya, namun akhirnya terbiasa.
Dua bulan berselang, hari itu aku ingat sekali hari minggu, karena ada Roni dan Soni dirumah, dari luar ada lelaki yang berteriak mengucapkan salam. Soni bergerak menuju pintu keluar, ada sosok laki-laki yang ternyata mencariku. Ku beranjak keluar dan aku terkejut melihat Toni berdiri di depan pintu rumahku. Aku kaget akan keadaan ini, Toni aku suruh duduk diruang tamu dengan ditemani Roni dan Soni.
Aku menjelaskan semuanya ke Toni dan menyuruh mereka bertiga untuk berbicara dan saling memahami keadaan ini. Dan ternyata mereka bertiga sepakat untuk bersama denganku.
Dari benakku terlontar banyak pertanyaan sekaligus kebingungan. Ternyata jawaban mereka simple. 'Tidak ada kesengajaan dari suami pertamaku dan keduaku untuk menghilang atau pergi tanpa kabar, semua karena peristiwa yang memang terjadi begitu saja tanpa terpikirkan oleh kita semua dan tak ada seorangpun mau ini terjadi'.
Aku berfikir memang betul sih suami pertamaku kecelakaan dan lupa ingatan sedang yang kedua kerampokan dan bingung harus menghubungi siapa, sampai akhirnya dia harus mengemis di negeri orang demi mengumpulkan uang untuk kembali ke Jakarta. Tapi masa sih harus berbagi istri, toh mereka masih bisa mencari wanita lain yang pantas mereka cintai dan nikahi. Aneh.. memang dunia ini semakin aneh ya..
Inilah ceritaku yang sangat aneh.. membingungkan.. namun ini benar terjadi dikehidupanku, bahkan kami sangat bahagia menjalani hidup bersama hingga saat ini. Semoga kami selalu rukun sampai kakek nenek. (KNK)
-- DH --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar