Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 02 Agustus 2019

Cinta Sehidup Semati

Berawal dari pertemuan masa-masa sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) dulu. Awalnya aku tidak menyangka teman ku itu bisa berjodoh dengannya. Awal yang aku lihat waktu sekelas dengan mereka, mereka selalu ribut, berdebat bahkan berantam. Ya berantamnya memang tidak secara fisik sih, tapi dengan lempar-lemparan kertas atau buku. Kita teman sekelasnya selalu memisahkan mereka berdua bahkan ada peristiwa yang sangat besar hingga melibatkan guru dan wali kelas. Itulah yang terjadi saat mereka baru menjadi siswa baru di sekolahan tersebut.
Beranjak naik ke kelas dua, mereka dipertemukan sekelas kembali, aku pikir mereka semakin dewasa hingga tidak mungkin ribut seperti waktu kelas satu dulu. Namun ternyata pikiranku salah, mereka berantam semakin jadi, bahkan mereka hampir mau dikeluarkan oleh sekolah. Dari hari itu mereka berhenti berantam. namun ternyata pikiran ku salah, mereka berhentinya hanya 3 bulan saja selanjutnya dia berantam kembali saat sudah keluar dari sekolahan. Yang aku bingung dan tidak habis pikir, "kok bisa yah berantam ditunda sampai keluar sekolahan dulu, pusing saya kenapa seperti tokoh film kartun kadang baik walau sebentar dan kadang seperti musuh yang menghadapi perang dunia ke 2, nah kalau yang ini sangat banyak. Jadi mereka berantam lebih banyak dari pada baikannya, kalau dibilang berantamnya bisa 85% nya.
Dibalik itu semua yang aku lihat mereka sebenarnya mempunyai wajah ganteng dan cantik. Bahkan banyak yang mengidolakan mereka berdua. Ada juga sih yang mendoakan mereka berdua bisa berbaikan dan jadian. Mereka berdua juga sama-sama pintar dan saling berlomba-lomba memperebutkan rengking 1 di kelasnya.
Beranjak ke kelas 3, mereka berbeda kelas saat mengambil jurusan Windi mengambil jurusan IPS sedangkan Edi mengambil jurusan IPA. Saat itulah sekolah menjadi tenang dan sangat sepi. Kalau dibilang sangat terasa sekali perubahan dari dua tahun yang lalu menjadi seperti sekarang ini.
Singkat cerita kami semua lulus dari sekolah SMA tersebut. Ada yang langsung bekerja dan ada juga yang menganggur di rumah karena kurang biaya atau membantu orang tuanya berjualan atau usaha. Berbeda dengan mereka berdua, berasal dari keluarga yang cukup mampu Windi dan Edi kuliah di universitas berbeda namun masih di sekitaran Jakarta. mereka sama-sama disibukkan dengan masa-masa kegiatan di kampusnya masing-masing. Disaat itu mereka tidak pernah bertemu sama sekali, sampai akhirnya saat masa-masa bekerja mereka dipertemukan kembali di suatu kantor di daerah Sudirman. Mereka bertemu di dalam lingkup perusahaan yang sama. Awalnya mereka kaget tetapi mencoba untuk sama-sama berteguran dan berbicara.

     "Hai Win, kamu bekerja di sini?"

     "Hai juga Di, iya aku bekerja di sini" masih sama-sama dingin 

      "Sudah lama di sini?"

     "Sudah.. ya hampir 2 tahun lah"

     "oooo"

      "Perasaan aku baru lihat kamu hari ini deh.."

     "Aku di terima di sini seminggu yang lalu, dasar aja baru bertemu kamu" mereka berdua masih dingin dan kaku untuk berbicara..

     "Oh begitu.. kamu bekerja di bagian apa?"

     "IT.. kalau kamu?"

     "Aku di bagian keuangan"

     "Ooooo.."

     "Sudah yah.. sampai ketemu Di.."

Mereka berdua berpamitan dan kembali ke kerjaan mereka masing-masing. Saat berada di ruangannya, Edi mulai kepikiran mengenai pertemuannya tadi, ada yang dia sayangkan saat pertemuan tadi yaitu tidak menanyakan nomor handphone Windi. Memang tadi saat pertemuan itu, dia bingung harus berbicara apa dengan Windi, karena yang dia lihat Windi sangat cantik dan menawan. 
Saat pulang kerja dia coba menunggu di depan kantor, tepatnya di lobby gedung, 10 menit.. 20 menit.. 30 menit dan sudah 1 jam dia menunggu namun Windi juga belum kelihatan. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang meninggalkan kantor.
3 hari lamanya mereka tidak bertemu hingga bertemu kembali di depan lift saat turun dan saat akan istirahat makan siang. Edi memberanikan diri mengajak Windi makan siang bersama. Syukurnya dia mau, walau seharusnya dia makan siang bersama ketiga temannya.

     "Win, kamu masih ingat masa-masa SMA dulu?"

     "Masih Di, kita lucu yah saat itu"

     "Iya.. sampai sekarang aku masih mengingatnya dengan baik dan sekarang kita bertemu kembali"

     "Ah.. kalau aku mah sudah lupa.. hehehe"

     "Masaaa!" suasanapun mulai cair dan hangat mereka sudah bisa bercanda

Banyak yang mereka ceritakan dan mengenang masa-masa dulu, hingga tidak terasa waktu makan siang sudah terlewatkan lebih dari 1 jam.
Dari sejak itu mereka menjadi dekat bahkan sering pulang bersama. Mereka sering jalan bersama. Keduanya memang sama-sama tidak mempunyai pacar. Yang aku tahu saat itu Edi memang sudah lama jomblo, karena ditinggal menikah oleh kekasihnya sedangkan Windi baru saja putus karena di selingkuhin atau diantara mereka ada orang ketiga. Berasal dari kesamaan itulah mereka menjadi sangat dekat dan saling mengerti bagaimana menjaga hubungan dengan baik hingga akhirnya  mereka menikah 2 tahun kemudian.

 Imej yang berkaitan

Tak butuh waktu lama untuk mendekatkan keluarga masing-masing, karena berasal dari suku yang sama. Kedua keluarga seolah langsung menyatu dan sangat dekat.
Merekapun langsung mempunyai momongan, bahkan anak pertamanya laki-laki dan kembar, kemudian 2 tahun kemudian mereka dikaruniai anak perempuan yang cantik. Hingga total memiliki 7 orang anak yang cantik dan ganteng-ganteng. Lah iya lah, orang ibu bapaknya sangat cantik dan ganteng.
Rumah tangga mereka tidak pernah dilanda pertengkaran hebat, yang aku lihat hanya keharmonisan saja di dalamnya. Walau mungkin pertengkaran kecil pasti terjadi di dalam pernikahan seseorang. 
Sekarang mereka sudah beranjak tua dan anak pertamanya sudah menikah. 
Ku lihat mereka sangat baik dan mengajarkan kepada seluruh anaknya bagaimana bersikap dan menentukan pilihan hidup. Tidak pernah dia melarang anaknya berpacaran dengan siapapun bahkan merestui setiap pilihan hidup setiap anaknya.

 

Saat ini mereka sudah memiliki 6 orang cucu dari 4 orang anaknya yang sudah menikah, mereka masih terlihat harmonis dan menghabiskan waktu bersama berdua. Keluarga besarnya juga sering kumpul dan jalan-jalan bersama keluar kota.
Malam itu Windi mendapatkan telepon bahwa anak ketiganya sakit. Windi dan Edi segera pergi ke rumah sakit yang dimaksud. Mereka selalu menemani anaknya tersebut di rumah sakit sampai beberapa hari. di Hari ke 4 Windi jatuh pingsan di ruang perawatan anaknya, dengan cekatan Edi segera membopongnya dan sedikit berlari ke ruang UGD (Unit Gawat Darurat) dan akhirnya dirawat di rumah sakit yang sama namun beda kamar. suaminya pun menjadi terbagi perhatiannya. Setelah beberapa hari dirawat, Windi akhirnya menghembuskan nafas terakhir di saat suaminya sedang berada di ruang perawatan anak ketiganya.
Mengengetahui bahwa istrinya meninggal, Edi langsung berlari ke kamar perawatan istrinya, dia melihat semua tubuh istrinya sudah ditutupi kain batik pemberiannya saat akad nikah dulu. Di ruang tersebut dia menangis sejadi-jadinya. Dia peluk erat badan istrinya dengan sangat penuh kasih, dia bisikkan kata ke telinga Jenazah istrinya 'Jangan tinggalkan aku sayang, aku tidak kuat menerimanya.. aku tidak mau sendiri'. Sedih aku melihat keadaannya saat itu. Akupun keluar ruangan saat itu.
Di rumah aku melihat Edi masih bersedih dan sangat larut dengan keadaan, dia tidak mengenali di sekelilingnya banyak orang yang juga sama-sama ikut berduka. Keesokan harinya, aku ingat sekali hari jum'at, saat Jenazah istrinya akan dimandikan dia peluk erat istrinya.
Lama sekali dia memeluk Jenazah istrinya hingga dibangunkan oleh orang tua sang istri. Saat di bangunkan itu, Edi sudah lemas tidak ada tenaga dan kemudian di tidurkan disebelah istrinya. Banyak orang memanggilkan dokter setempat. Namun apa hendak dikata, saat dokter memeriksa, keadaan Edi, Edi sudah dinyatakan meninggal.
Saat itu berita kematiannya menjadi menyebar di lingkungannya, hingga menjadi viral dan omongan di masyarakat. Banyak orang berkata ini adalah cinta sehidup semati.
Keduanya akhirnya sama-sama dimandikan di ruangan berbeda, dan sebagian orang kembali membeli kain kafan baru serta memerintahkan tetangganya yang menggali kuburan untuk menyiapkan liang lahat baru bersebelahan dengan istrinya.

 Imej yang berkaitan

Semua prosesi pemakaman berjalan lancar, semua anak dan cucunya terlihat lesu dan sangat kehilangan. Mereka tidak menyangka bisa kehilangan orang tua mereka langsung sekaligus dan tanpa tanda apa-apa. Di mata mereka kedua orang tuanya sangatlah baik. Tidak pernah marah, kecuali memberikan pengertian dan nasehat yang baik, ibadahnya rajin dan sebagai Haji ayahnya sering menjadi imam di masjid begitupun dengan ibunya yang sangat aktif di pengajian lingkungan rumahnya. 
Mereka sangat kehilangan orang tua sekaligus panutan dalam kehidupan keluarga mereka. (KK)

-- DH --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...