Mereka semua bingung perjalanan sekarang akan menuju kemana, setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dalam perjalanan Mereka semua berfikir..
"Ya sudah, karena gua yang bawa mobil.. jadi gua yang menentukan akan kemana kita!"
"Tidak bisa begitu Fahri, kita ke pantai Parangtritis aja" kata Anisa
"Nah bener tuh Anisa, dari Batu Raden kita ke Pantai Parangtritis baru setelah itu kita ke Yogyakarta dan nginap di sana.. bagaimana oke kan teman-teman?"
"Nah kalau ini gua sependapat dengan lo" kata Suhendra..
"Mantab Ri" jawab Herman
"Oke tancap.."
Fahri menyetir dengan baik dan sangat cekatan, jalanan yang padat tidak membuat dia lelah. Dia tetap fokus menatap ke arah jalan depannya. Suara musik peterpen terdengar sepanjang jalan mengiringi perjalanan mereka. Sesekali Fahri mengambil minumnya untuk melepas dahaga. Memasuki Jawa Tengah, terlihat satu persatu dari mereka mulai tertidur. AC mobil yang dingin membuat mereka semakin terlelap.
"Teman-teman sudah mau sampai nih, masa gua ditinggal nyetir sendirian"
"Sampe mana sob?"
"Batu Raden lah, emang sampe mana?"
Terlihat gapura memasuki kawasan Batu Raden. Fahri memakirkan kendaraannya di dalam terminal. Mereka semua turun, terlihat dihadapan mereka deretan kios yang menjual oleh-oleh, makanan maupun barang pajangan dan perhiasan.
"Kita masuk dulu yah baru belanja!"
"Emang mau belanja apa Man?"
"Ya kali aja ada yang mau beli oleh-oleh untuk keluarganya di rumah"
"Gua paling mau lihat-lihat dulu, kalau ada yang bagus kenapa tidak kita beli"
"Ya sudah yuk kita masuk dulu"
Mereka berjalan masuk, terlihat air terjun kecil dan permainan lainnya di tengah pepohonan yang rindang di kaki gunung. Mereka menyusuri jalan setapak hingga menaiki jembatan gantung di atas air terjun tersebut. Berjalan lagi ke atas, kita menemui pandangan jejeran makam dibawah rindangnya pepohonan.
Puas berjalan, merekapun keluar dari tempat itu dan mencari makan dekat tempat parkir mobil.
"Sudah yuk kita jalan lagi, sudah 2 jam kita disini"
"Iya yuk cari makan dulu, gua sudah lapar" jawab Anisa..
"Yuk kita keluar dari sini"
Mereka berjalan bersama menuju tempat parkir, mereka melihat sekeliling, hingga mereka sepakat untuk makan bakso.
"Yuk kita jalan ke sana, dari jauh kayaknya enak banget melihat bakso yang dipajang di gerobaknya"
"Iya ya San" jawab Anisa
"Kalau cewek-cewek ya memang hobinya sama makanan yang satu itu, kalau kita mah mending cari nasi saja" Suhendra berkata..
"Ya sudah kita satu meja saja, tapi pesan mah bebas, terserah saja maunya masing-masing kalian yang mana!"
"Iya"
5 menit menunggu bakso yang di pesan datang. Mereka makan bersama, bercada, tertawa. Mereka sangat senang.
"Yuk kita jalan lagi ke pantai, sebelum sore hari"
"Yuk mari.."
Kali ini Herman yang membawa mobil, sebelum sampai pantai mereka mengisi bensin mobil terlebih dahulu. Urusan mobil Hendra yang membayar semuanya.
Butuh 5 jam lamanya mereka sampai di Pantai Parangtritis, musik wali pun masih terus terdengar, sesekali mereka menyanyi dan tertawa, membahas sesuatu yang mereka lihat di jalan.
Mereka sampai pantai sebelum magrib, tidak lama mereka berada disana. Mungkin sekitar setengah jam mereka bermain dideburan ombak dan hamparan pasir pantai. Merekapun mencoba bermain dengan asinnya air dan gulungan ombak halus yang menepi ke daratan.
Mereka menyipratkan air ke muka temannya dan bermain dengan pasir pantai.
"Sudah yuk, sudah mau maghrib ni!"
"Iya yuk kita jalan lagi"
"Nanti dulu lah!"
"Betah lo di sini?"
"Bukan, tapi kita bilas dulu lah, jangan langsung jalan"
"Ya sudah pastilah Santi, masa di mobil kita basah-basahan"
"Ya kali!"
"Yuk, kita mandi dulu"
Mereka berjalan ke pemandian umum yang berada dekat pemukiman warga, tidak lama kemudian terdengar kumandang azan maghrib. Setelah selesai bersih-bersih diri, mereka semua berkumpul di depan pemandian kemudian berjalan ke arah masjid.
Selesai sholat mereka berjalan ke mobil dan Fahri yang melanjutkan mengendarai mobil menuju Malioboro Yogyakarta.
Pemandangan malam yang indah, melewati perkampungan yang masih asri, menjadi pembahasan mereka di sepanjang jalan.
Tepat pukul 19.15 Mereka sampai Malioboro, mereka mencoba mencari losmen yang tidak begitu mewah namun ada parkiran untuk mobilnya. Losmen ini bisa menampung 6 orang disetiap kamarnya. Itu yang membuat mereka hanya mengambil satu kamar saja. Memasuki kamar mereka melihat 3 tempat tidur yang bertingkat dan satu kamar mandi di dalamnya.
Fahri mengatur pembagian tempat tidur, bahwa setiap wanita harus tidur di tempat tidur yang letaknya diatas dan dibawahnya harus diisi dengan orang terdekatnya untuk menjaga perbuatan yang tidak diinginkan. Untuk ganti pakaian harus di dalam kamar mandi.
"Kita jalan yuk ke Malioboro!"
"Yuk ah, lagian ngapain kalau sudah ke sini ya puas-puasin lah melancongnya?"
"Melancong apa jalan-jalan?"
"Yang jelas sih, cuci mata dan ngabisin uang"
"Iya, bener.. bener tuh"
"Bener apanya?"
"Ya sudah yuk kita jalan" Santi berkata..
"Yuk San, kita jalan berdua saja.."
"Emm, maunya tuh.." kata Herman..
"Lah habis tidak ada gerakannya, masih nyantai saja.. sudah laper nih"
"Iya.. iya.. yuk ah..!"
Mereka berjalan keluar losmen, menuju jalan Malioboro. Mereka berjalan kaki menyusuri trotoar pinggiran jalan. Mereka memilih makan ditenda seberang rumah makan KFC. Banyak sekali pilihan menu makan disana, kami mencari menu yang sudah tertera harga makanannya, karena memang di sana sudah terkenal harganya menggetok / sangat mahal dengan suka-suka yang dagang yang menghargainya.
Fahri terlihat memesan sate kambing, santi pecel ayam, Herman pecel lele, Hendra Soto begitupun dengan Anisa sang juga memesan soto ayam. Dengan minuman semua kompah dengan teh tawar hangat.
Sambil menunggu pesanannya datang, mereka berbincang hangat dan saling meledek.
"Gua bingung sama Fahri, dari kemarin makannya sate kambing melulu. Kayak tidak ada menu lain!" Herman berkata..
"Biarin saja kak, namanya hobi kali" Santi ikut membela..
"Enggak tahu ni, kayaknya pengen saja, gak pengen makan pake tangan, kalau makan sate kan pakai sendok juga cukup"
"Oh, begitu"
Tidak lama, pelayan datang menyajikan pesanan mereka. Minuman sudah datang dahulu sejak awal. Pelayan menurunkan piring nasi dari nampan kemudian masuk kembali mengambil lauknya. Semuanya sudah tersaji di meja, hanya punya Fahri yang belum ada.
"Kok sate gua belum ada ya?"
"Ya kan dibakar dulu, jadi lama lah"
Mereka sudah makan setengah jalan namun sate Fahri juga belum datang"
"Makan saja dulu nasinya Fah, entar baru satenya"
"Sialan lo man, bisa aja kalau ngeledek"
"Mungkin nangkep kambingnya dulu kali, belum motongnya terus ditusuk sama lidinya" Hendra berkata..
"Ya sudah lah sabar saja gua"
"Tanyakan sana kak! Takutnya mereka lupa" Santi berkata..
Tidak lama kemudian sate Fahri datang.
"Lah, satenya dikit banget Fah?"
"Iya nih, lah 1 porsi disini ternyata cuma isi lima yah! Udah gitu harganya Rp 35.000, berarti satu tusuknya Rp 7.000"
"Kan ada nasinya, nasi beda lagi, gua lihat di daftar harga nasi Rp 6.000"
"Masa sih?"
"Coba kita lihat menunya tadi"
Terlihat oleh mereka tulisan nasi tambahan Rp 6.000.
"Tuh, itu tulisannya nasi tambahan"
"Coba lihat, kalo lele, ayam dan soto ada tulisan + nasi tapi kalau sate tidak ada" Fahri berkata..
"Iya ya!"
"Coba kak tanya sama yang dagang, mumpung belum dimakan tuh" Santi berkata..
"Ah, bodo amat lah, kalau harganya belum sama nasi paling gua bayar Rp 41.000"
"Rp 43.000 Fah" Hendra berkata
"Iya yah sama minumnya" Anisa berkata..
"Malah lebih mahal dari kita makan di KFC ya, di KFC palingan cuma Rp 32.000 sudah dapat nasi, ayam dan minuman cola"
"Iya juga ya!"
"Ya sudah, besok sarapan pagi kita beli KFC saja, bagaimana?"
"Setuju"
"Iya setuju" mereka berkata bersama.. (KK)
--- DH ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar