Fahri mengambil piring yang diberikan oleh santi, terlihat oleh matanya 5 tusuk sate dan lontong yang sudah teraduk bumbu. Memang sedari tadi Fahri berniat untuk menambah porsi makannya, beruntung Santi menawarkan makanannya yang tidak bisa dia habiskan. Fahri langsung menyantap makanan tersebut dengan santai.
"Wah, ternyata sate kelinci enak juga ya?"
"Emang tadi lo pesan apa Fah?" Tanya Herman.
"Sate Kambing sob!"
"Lah iya, harusnya lo cari makanan yang jarang di Jakarta!"
"Tadinya gua pikir, dicuaca yang sedingin ini harus cari makanan yang bisa manasin badan sob. Kan kambing panas, makanya gua pesan kambing"
"Oh, begitu toh"
"Lah, yang parah mah elo, malah pesan sate ayam Man.."
"Kalau gua mah, lagi kepengen aja"
"Iya.. iya.. iya"
Terlihat Hendra dan Anisa tidak bersama mereka. Namun beberapa lama kemudian mereka berdua datang.
"Kemana aja lo berdua? Kayaknya dunia ini milik lo berdua ya!"
"Bisa aja lo Man..! Wah kayaknya enak ni makan sate?"
"Iya nih, sudah pesan sana.. biar kita makan bareng"
"Makan bareng bagaimana?, orang kalian, sudah habis semua makannya"
"Belum kok, Herman masih mau nambah katanya"
"Bisaan aja lo, yuk ke kamar!"
Herman bangun dari tempat duduknya kemudian membayar makanan tersebut.
"Lah, kenapa jadi ke kamar Kak.. liburan begini mending kita cari kegiatan diluar"
"Kakak kedinginan nih"
"Lah iya, gak kuat dingin lo Man?"
"Iya.. sudah ya gua ke kamar dulu"
Mereka hanya menyewa 2 kamar, 1 kamar untuk yang wanita dan 1 lagi untuk para laki-laki dengan tempat tidur tambahan untuk kamar yang laki-laki.
Fahri tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, dia mengajak santi keluar untuk berkeliling melihat-lihat suasana sekitar Gucci.
"Ndra, ikut gak?"
"Kemana?"
"Jalan-jalan saja ke luar"
"Gua sudah tadi, lo berdua saja.. gua tunggu disini saja"
"Bener nih?"
"Iya, tidak apa-apa"
"Oke, gua jalan ya"
"Oke sob, hati-hati lo sama santi!"
"Siap, terima kasih sob"
Fahri dan Santi berjalan keluar hotel, mereka berjalan bersebelahan. Hati Fahri sangat senang bisa dekat dengan Santi. Mereka berjalan ke bawah menuju pancuran air panas alam. Saat di jalan menuju air mereka asik berbicara.
"Aku senang bisa ikut dan bisa banyak tahu tempat wisata yang ada di Indonesia terutama di pulau jawa"
"Iya, kemarin saya pikir kamu tidak ikut!"
"Tadinya aku juga tidak ada niatan untuk ikut, namun aku pikir kapan lagi bisa ke Bali, mumpung kuliah juga belum masuk"
"Oh, begitu"
"Iya"
"Kamu bilang tidak ke pacar kamu kalau kamu mau jalan-jalan?"
"Ih, apaan sih kakak"
"Benerkan saya? Emang kenapa?"
"Orang aku belum punya pacar!"
"Kok bisa, cewek secantik kamu belum punya pacar? Emang tipe kamu seperti apa?"
"Tidak tahu lah kak, aku juga bingung kenapa tidak ada cowok yang dekat dengan aku seperti kakak sekarang ini"
"Masa?"
"Iya kak, padahal aku juga bukan orang yang pemilih lo. Aku yang penting bisa nyambung sama aku dan nyaman saja sudah cukup"
"Yakin tidak mau cari yang ganteng dan kaya?"
"Ngapain juga kalau ganteng tapi tidak nyambung kalau bicara, terus punya pacar kaya tapi nyakitin hati bikin pegel saja kak"
"Wah pengalaman masa lalu nih kayaknya!"
"Bukan sih.. tapi benerkan kata-kata aku kak?"
"Iya juga sih"
"Aku seneng deh bisa dekat dengan kakak, karena selama ini aku tidak punya teman cowok yang bisa diajak bicara sedekat ini"
"Ah, bohong kali.. kalo kakak mah ada teman cewek secantik kamu, pasti kakak deketin"
"Itu dia kak, aku juga bingung.. sebenarnya aku yang kurang cantik atau memang aku yang kurang bergaul atau memang mereka yang takut ngedeketin aku"
"Mungkin karena kamu terlalu cantik, jadi cowok-cowok sudah minder duluan ya?"
"Bisa jadi kak"
"Kita sudah sampai ni, yuk turun!"
"Takut ah kak, panas airnya"
"Yuk aku pegangin, kita turun bareng"
Mereka turun bersama merasakan panasnya air alam ditengah udara yang sangat dingin. Santi memegang air kemudian di basuhkan ke mukanya, rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai mulai jatuh ke atas air ketika dia menundukkan badannya. Santi dan Fahri menyusuri air, lalu Santi hampir terjatuh karena tidak terlihatnya dasar kolam yang tidak rata. Dengan sigap Fahri menangkap tangan dan bahunya Santi. Tercium olehnya rambut Santi yang seharum bunga.
"Kak, sudah setengah jam kita di sini sudahan yuk?"
"Iya yuk, kita kembali ke hotel"
Mereka berjalan menuju tepi kolam, kemudian naik keluar kolam.
"Kak, masa air di kakiku begitu diangkat langsung sedingin es, padahal baru saja diangkat loh"
"Iya yah, dari panas langsung dingin ketika diangkat. Hebat ya, Allah maha segalanya"
"Iya kak, kita diberikan Allah suatu kenikmatan yang begitu banyak"
Mereka berjalan dijalan setapak dengan penerangan yang dinilai kurang hingga kemudian sampai di jalan besar. Sampai di depan hotel mereka tidak melihat keberadaan Suhendra dan Annisa.
"Hendra sama pacarnya sudah tidak ada!"
"Iya kak, mungkin sudah di dalam kamar mereka"
"Bisa jadi, memang sekarang sudah jam berapa ya?"
Santi mengangkat tangan kanannya dan melihat ke arah jam tangannya.
"Wah sudah hampir jam 11 malam kak"
"Ternyata sudah malam banget ya!"
"Iya kak.. kakak mau sekuteng gak?"
"Boleh.. boleh.. pesan 2 San"
"Aku takut tidak habis, aku pesan 1 saja ya kak, jadi kita makannya berduan saja"
Santi pergi memesan semangkuk sekuteng, sedangkan Fahri duduk di bawah pohon memandangi santi yang berjalan ke tukang sekuteng. Dengan cekatan penjual sekuteng meracik sekutengnya, hingga tidak kurang 3 menit sekuteng pun jadi.
Santi mendatangi Fahri yang sedang duduk dengan membawa semangkuk sekuteng.
"Ini kak, sekutengnya!"
"Ya sudah, kamu makan saja duluan"
"Ini aku sudah minta sendok 2, biar kita bisa makan bareng"
"Oh begitu, ayuk.. kita habiskan bareng, setelah itu kita tidur"
"Aku kok belum ngantuk ya kak!"
"Tapi kita harus istirahat, karena perjalanan kita masih jauh"
"Iya kak, ngomong-ngomong besok kita akan mampir kemana kak?"
"Tidak tahu, aku sih ikut saja"
Mereka saling memegang sendok bebek kemudian mulai makan berdua, hingga kepala mereka terantuk.
"Aduh"
"Tuh kan, sudah kita makannya gantian saja, kamu duluan San"
"Iya kak"
Selesai makan, mereka berjalan masuk ke dalam hotel dan masuk ke kamar masing-masing yang letak kamarnya bersebelahan.
Keesokan paginya, jam 6 pagi mereka sudah bersiap mandi di air panas dalam pemandian umum yang sudah dibikin kamar-kamar. Kemudian bersama kembali lagi ke hotel untuk sarapan. Sebelum jam 8 mereka sudah berjalan meninggalkan hotel.
Semuanya terlihat ceria, ngobrol dan bercanda di dalam mobil. Kali ini Fahri yang membawa mobil, menyusuri kelokan-kelokan jalan menurun dan tajam. Terlihat disisi kiri dan kanan jalan kebun sayuran dan buah strawberi.
"Kak Herman semalam langsung tidur?"
"Iya, untung kakak langsung ketiduran, jadi tidak begitu merasakan dinginnya udara malam"
"Iya tapi lo tidak bisa menikmati pemandangan Gucci saat malam sob" Fahri berkata..
"Ya, mau bagaimana lagi.. dari pada gua badan gua ngedrop"
"Iya sih, terus hari ini kita mau kemana nih teman-teman"
"Ke Dieng saja" jawab Santi..
"Mending ke Goa Jati Jajar" Jawab Herman..
"Itu saja, Batu Raden.. enak disana" kata Fahri..
"Jadi kemana ni? Biar google mapnya bisa ngarahin!" (KK)
--- DH ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar