Saat itulah dia bercerita mengenai Dinda.
"Saat pulang kerja dia gua suruh masuk ke dalam mobil, kemudian gua bawa dia ke rumah ini. Di sini gua suruh dia ngelupain lo dan pergi jauh-jauh dari lo hingga membatalkan rencana pernikahan kalian. Tetapi dia menolak, aku menamparnya hingga dia terjatuh dan kepalanya membentur ujung meja. Saat itu dia langsung tidak menyadarkan diri. Aku panik hingga akhirnya aku diamkan di atas tempat tidur. Paginya tidak aku sangka ternyata tubuh Dinda sudah kaku. Pagi itu aku semakin panik lama aku berfikir akan dikemanakan mayat Dinda, hingga aku berfikir untuk memutilasinya. Aku pergi keluar rumah menuju pasar untuk membeli pisau daging. Aku memotong tubuhnya sekecil mungkin agar bisa aku masak daging presto hingga aku menyisakan bagian kepalanya. Daging yang sudah aku masak aku buang ke sungai sedangkan kepalanya aku awetkan dengan air keras"
"Tega kamu Citra! Terus kamu simpan dimana bagian kepala Dinda?" Aku marah sekaligus sedih saat mendengar perkataannya itu, tidak terasa air mataku jatuh, membuat amarahku tertahan..
"Ada" dia berjalan menuju gudang tempat dia menyimpan seluruh pakaian dan barang-barangku..
Dia kembali dengan manjambak bagian rambut atasnya lalu sebagian rambutnya terurai panjang sampai menyentuh lantai
"Ini Dinda" dia menyodorkan kepala tersebut ke arahku
Aku melihat muka Dinda yang cantik, tidak terdapat darah dibagian leher yang terpenggal.
Citra melanjutkan ceritanya..
"Setiap hari aku membantu Dinda untuk menyisir rambutnya, karena aku tahu kamu suka dia karena rambutnya yang indah dan panjang. Maka itu aku tetap menjaga keindahan rambutnya. Saat memotong bagian lehernya, aku pun sangat hati-hati dengan bagian rambutnya agar tidak ikut terpotong"
Citra memberikan bagian kepala Dinda kepadaku. Akupun membelai rambutnya yang halus dan membelai wajahnya. Hingga kemudian terlihat matanya yang tiba-tiba terbuka dan melotot ke arahku.
Aku berkata 'astagfirullah' sambil reflek melempar kepalanya jatuh ke lantai.
Disitulah aku terbangun, ternyata aku hanya mimpi. Aku bingung subuh itu aku berada di mana. Setelah melihat ke sekeliling ternyata aku berada di rumah Dinda, aku teringat tadi aku tidur di kursi ruang tamunya.
Aku beranjak ke kamar mandi untuk berwudu dan sholat subuh karena terdengar dari kejauhan azan subuh baru selesai berkumandang. Aku ingat bahwa tadi aku lupa berdoa saat tidur, bersyukur itu semua hanya mimpi saja.
Paginya aku bertemu Dinda.
"Semalam kenapa kamu tidak membangunkanku sayang" aku senang bisa melihat senyumnya yang manis..
"Habis aku lihat kamu capek sekali.. maafin ya semalam aku pulangnya kemalaman"
"Emang semalam kamu sampai rumah jam berapa?"
"Jam 9. aku sudah berusaha pulang cepat, eh, bos ngajakin meeting dulu, ya sudah akhirnya aku sholat magrib dulu baru pulang, malah busnya nunggunya lama banget"
"Oh, begitu.. syukur kamu tidak apa-apa yah!"
"Emang kenapa Kak?"
"Enggak, Semalam aku mimpi serem banget!"
"Kak Adi memang mimpi apa?"
"Ah, tidak usah diceritakan ya.. tidak bagus juga untuk diceritakan"
"Aaah, kak Adi bikin aku penasaran saja"
"ya sudah aku pulang dulu ya.. mau ganti baju terus berangkat lagi ke kantor"
"Makan dulu kak, mama sudah masak tuh terus sambil ceritain yang tadi ya!"
"Aku sudah terlambat ni, lain kali saja ya"
"Ya sudah deh.. Iya.. hati-hati di jalan ya kak Adi" Dia mengantarku sampai depan pintu pagar dan melambaikan tangannya ke arahku..
"Okeee" aku berteriak keras
Hari itu aku terlambat sampai di kantor. Karena harus pulang ke rumah dahulu untuk mandi dan ganti baju.
Seminggu terlewatkan, tidak terasa hari ini sudah tanggal 24. Dua hari sebelum lamaran keluargaku mengadakan pengajian di rumahku, pengajian dilakukan setelah sholat Isya. Malam itu tepat jam 19.30 seluruh keluargaku berkumpul begitu juga dengan para tetangga disekeliling rumah berdatangan untuk ikut acara tahlilan bersama.
Aku bersyukur banyak sekali yang ikut tahlilan malam itu, acara berlangsung kurang lebih selama hampir 2 jam. Sebelum memulai tahlilan, ayahku memberikan kata sambutan kemudian diakhir acara ditutup dengan ceramah dan doa. Kue dan makanan dikeluarkan untuk menjamu para tamu, tidak lupa bingkisan berisi nasi uduk ayam goreng pun dibagikan ke setiap tamu yang datang.
Saat aku akan tidur malam, aku menelepon Dinda. Ternyata dia juga melakukan hal yang sama di rumahnya, dia mengadakan tahlilan untuk mendoakan agar acara lamaran berlangsung dengan lancar begitupun dengan pernikahan yang akan diselenggarakan 1 bulan setelah lamaran.
Hari yang dinanti tiba, tidak terasa hari itu adalah tanggal 26 November. Semua buah-buahan, makanan dan bingkisan lainnya sudah disiapkan sejak semalam.
Pagi itu aku memakai baju batik cokelat dengan celana panjang hitam beserta sepatunya. Semua keluarga berkumpul di rumah, terlihat mereka tampak cantik dan gagah dengan mayoritas berpakaian batik. Perjalanan ke rumah Dinda sedikit lambat karena ada 10 mobil yang ikut berjalan beriringan. Memasuki jalan ke rumahnya yang hanya muat 1 mobil saja dengan 1 sepeda motor. Ya kurang lebih lebar jalan hanya 3,5 meter. Aku bersyukur di depan rumahnya masih ada tanah kosong yang bisa digunakan untuk parkir 10 mobil. Hingga tidak menggangu kendaraan lain yang akan keluar masuk.
Semakin dekat aku melangkah menuju rumahnya, hati ini semakin deg..deg.. deg.. deg. Semakin dekat semakin kencang suara jantung yang berdegub. Ku lihat keluarganya sudah menunggu dan berbaris dari depan rumahnya. Kami disambut dengan baik hingga masuk dan duduk di dalam rumahnya.
Acara lamaran dimulai dari sambutan tuan rumah kemudian ayah saya memberikan ucapan terima kasih sudah diterima dengan baik sekaligus memperkenalkan seluruh keluarga. Kemudian masuk ke acara inti, Saat akan melamar MC berkata kepada saya dan Dinda.
"Apa maksud kedatangan Adi ke rumah ini?"
"Insya Allah saya berjanji sesuai dengan ajaran Islam untuk selalu berusaha dengan segenap kemampuan saya untuk menjaga putri Bapak dan Ibu Dinda, seperti Bapak dan Ibu menjaganya.. Maka dari itu saya memohon izinnya untuk meminang Dinda.. agar dapat menyempurnakan setengah agama saya. Saya sangat ingin Dinda menjadi pasangan hidup saya nantinya.. Jika Bapak, Ibu dan Dinda berkenan.. Izinkan saya membahagiakan Dinda di dunia serta di akhirat nanti dengan bisa menerima lamaran saya ini.."
"Apakah Adi bersedia menjaga, menafkahi dan melindungi Dinda?"
"Dengan segenap kerendahan hati, saya siap.. untuk mencintai, menjaga, meneruskan amanah dari Bapak dan Ibu, untuk mengurus, bertanggung jawab dan mencintai Dinda sampai akhir hayat. Semoga yang diinginkan terutama dari orang tua yang terbaik untuk Dinda dapat terwujud"
"Apakah Dinda bersedia menerima lamaran dari ananda Adi ?"
"Bismillahirahmanirrohim, Mama dan Papa yang Dinda sayangi.. dengan memohon ridha Allah SWT, lalu dengan restu dari Papa dan Mama serta restu keluarga besar.. Dinda bersedia lahir batin menerima lamaran dari Kak Adi"
"Saya juga berterima kasih kepada Kak Adi karena telah mencintai saya dengan tulus dan ikhlas, selalu bisa membuat saya tersenyum ketika saya bersedih, membantu saya ketika saya kesulitan. Kak Adi juga selalu ada untuk saya dan juga bisa selalu memotivasi saya, mendorong saya untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, saya berdoa kepada Allah SWT semoga Kak Adi selalu diberikan kesehatan, mencukupkan rezeki, menyempurnakan imam dan akhlaknya, agar Kak Adi bisa menjadi imam Dinda dan bisa menjadi pendamping hidup Dinda selamanya"
"Apakah sudah paham betul sifat buruk dan baik dari Dinda?"
"Kita berdua sudah cukup lama menjalani pertemanan yang sangat serius. Selama ini kami berdua selalu belajar dan menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lainnya. Saya dan Dinda pun menyadari kita bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Dan yang paling penting, Insya Allah dengan niat cinta saya yang tulus, segala kekurangan Dinda tidak akan pernah menjadi masalah dan tidak akan terlihat sehingga membuat Dinda menjadi wanita yang sempurna di mata saya"
"Jauh dari sempurna, lalu apa yang membuat kamu yakin untuk Menikahi Dinda ?"
"Saya tidak butuh sosok yang sempurna untuk pendamping hidup saya.. yang saya butuhkan adalah orang yang sayang kepada saya dan keluarga saya apa adanya, sosok ibu teladan yang akan membina buah hati saya, seorang yang peduli akan kehidupan saya dan itu semua ada pada Dinda.. terlebih lagi saya tidak melihat kekurangan yang ada pada dalam diri Dinda"
Kemudian semua peserta yang hadir berkata semoga kalian langgeng selamanya hingga akhir hayat, sampai ke kakek nenek dan mempunyai cucu serta cicit.
Kemudian dilanjut dengan cara penyerahan bingkisan dan acara ditutup dengan doa dan ramah tamah antar anggota keluarga sambil mencicipi hidangan besar yang sudah di persiapkan oleh keluarga Dinda.
Sebelum sore hari, aku dan keluarga pamit, mereka memberikan bingkisan balasan untuk kami semua. Saat meninggalkan rumah Dinda, ku lihat semua bahagia dengan senyuman dan candaan mereka.
Sampai rumah Adi, semua keluarga masih berkumpul untuk membicarakan acara pernikahan bulan depan. Mereka semua berembuk siapa-siapa yang akan dilibatkan untuk acara pernikahanku.
"Terima kasih kepada seluruh keluarga yang sudah bisa hadir pada hari ini untuk ikut menghantarkan Adi lamaran ke calon istrinya di daerah Depok. Semoga persaudaraan kita semakin erat. Pada kesempatan ini sekiranya saya sebagai Bapak kandung Adi ingin meminta tolong bantuannya agar sekiranya saat hari pernikahan nanti Bapak, Ibu, saudara ku bisa membantu demi kelancaran acara pernikahan di rumah Besan"
"Siap, kami semua siap untuk membantu demi suksesnya acara tersebut" Pamanku berkata..
"Iya kita bagi saja sekiranya siapa-siapa saja yang akan ditunjuk untuk itu" Om ku berkata..
"Memang saat acara nanti semua sudah diurus oleh pihak Besan, namun ada sekiranya yang memang masih dibutuhkan untuk bantuannya. Pertama adalah pembagian undangan 2 minggu sebelum hari H, menghubungi saudara jauh yang tidak bisa dijangkau dengan undangan, dokumentasi foto, transportasi untuk para saudara yang tidak memiliki kendaraan, bingkisan yang akan dibawa dan sebagainya"
Bersyukur semua keluarga bisa bahu membahu ikut mengsukseskan acaraku.
Sejak hari itu aku dan Dinda menjadi sibuk dengan urusan pemilihan mencetak undangan, catering makanan, pembelian mas kawin, pengurussn penghulu, pembelian sauvenir pernikahan, pemilihan baju adat saat resepsi, dekorasi pelaminan, rias pengantin dan fotografi serta video.
Aku berharap acara pernikahanku bisa berjalan dengan baik tanpa ada gangguan dari manapun. (KK)
--- DH ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar