Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 26 Maret 2021

Cinta Remaja (Bagian 24)

Dua minggu sebelum hari pernikahan, aku kecelakaan motor, motor yang aku bawa masuk kedalam sungai. Kejadiannya begitu cepat, saat di sebuah tikungan ada nenek-nenek menyebrang jalan sangat pelan dengan menggunakan sebuah tongkat di tangan kanannya. Tongkat itu terbuat dari bambu kecil sederhana.
Saat itu aku tidak bisa menghindarinya lagi, aku buang stang motor ke kanan, berlainan dengan arah dia menyebrang jalan. Sialnya aku tidak bisa mengendalikannya karena jarak bibir kali sangat dekat. Tadinya aku pikir aku bisa melewatinya dan tidak masuk ke dalam sungai. Karena ban depan motorku sudah berhasil menghindar dari bibir sungai  namun apa boleh buat, ban belakang terperosok sehingga membuat motor dan aku ikut jatuh ke dasar sungai. Beruntung sekali hari itu sungai kering, aku dan motorku hanya terendam lumpur saja.
 
Waduh.........Motor Yamaha MT-15 dan R15 Masuk Persawahan, Ini Penyebap Nya  | RIAUPUBLIK.COM
 
Tidak ada lecet sedikitpun namun motorku harus diangkat dan ditarik ke atas dengan menggunakan tambang. Aku sangat berterima kasih kepada penduduk setempat yang sangat baik, mau menolongku dan membantu mengangkat motorku, padahal motor dan aku penuh lumpur saat itu.
Saat aku mau memberikan uang tanda terima kasih, dompet di saku belakangku sudah tidak ada. Segera aku melihat disekelilingku, kemungkinan jatuh di sekitarku atau jatuh di dalam lumpur. Aku segera turun kembali untuk mencari-cari dompetku di dasar sungai, berharap memang jatuh di lumpur tersebut. Namun pencarian 1 jam lamanya tetap tidak membuahkan hasil. Aku bertanya kepada orang-orang yang ada disekelilingku.

     "Ada yang lihat dompet saya?"

     "Warna apa pak? Bentuknya besar atau kecil?"

     "Hitam, bentuknya sedang lah"

     "Mungkin jatuh di bawah pak, di lumpur kalau tidak"

     "Tadi saya sudah cari di bawah tidak ada"

     "Kalau telepon genggamnya ada pak?"

     "Ada"

     "Berarti ada copet nih tadi!"

     "Biasa lah, pasti ada orang yang seperti itu saat orang sedang panik" Bapak yang lain berkata..

     "Ya sudah pak, nanti jika ada yang menemukannya, kita akan antar ke alamat yang ada di KTP Bapak atau Bapak boleh kasih nomor telponnya ke kita" Berkata bapak-bapak yang lainnya..

Aku memberikan mereka nomor telepon ku sekaligus alamat tempat tinggalku.
Aku sangat berharap Dompetku tidak hilang, karena akan sangat diperlukan untuk pengurusan pernikahanku. Motorku yang penuh lumpur dibersihkan di rumah warga dekat sana lalu aku juga membersihkan bajuku. Pemilik rumah menawarkan aku untuk mandi dan pakai baju dia dulu, tetapi aku tidak enak karena sudah banyak merepotkan.
Segera aku pacu motorku menuju rumah. Sampai rumah, aku diintrogasi orang rumah.

     "Kenapa baju kotor semua begitu Di?"

     "Barusan aku kecelakaan!"
   
     "Kecelakaan bagaimana?"

     "Ya kecelakaan!"

     "Kok bisa, coba cerita ke Ibu?"

     "Iya tadi saat akan menikung, tiba-tiba di depan sudah ada nenek-nenek nyeberang, saat menghindar, eh di depan ada sungai, jadilah aku kecemplung, untung tidak ada airnya. Coba kalau ada, bisa-bisa abis uang untuk urus motor atau bisa jadi tuh motor hilang terbawa arus"

     "Lagian, tumben kamu bawa motor om kamu.. emang kamu bisa bawanya?"

     "Ya bisalah!"

     "Ya sudah beresin tuh motor om kamu, entar beliau marah.. terus setelah itu jangan lupa kamu mandi dan makan"

Saat aku mandi, ada terasa perih di badan. Ternyata setelah selesai mandi  baru aku ketahui bahwa ada luka baret di perut, kaki dan tangan. Untung semua bisa diatasi dengan betadine (obat luka luar).
Ibuku juga membatu mengobati luka ku.

     "Terima kasih ya mah, sudah bantu mengobati"

     "Iya.. sama-sama.. lain kali kebih hati-hati lagi. Untung saja Allah masih menolong sehingga tidak terjadi hal yang serius"

     "Iya ibuku"

     "Makanya kalau sudah dekat dengan hari nikah, lebih baik banyak di rumah. Katanya 'orang mau menikah banyak bala jika keluar rumah'."

     "Iya Ibuku yang paling cantik sedunia"

    "Masa sih!"

Aku pergi ke kamar tidur dan menelpon calon istriku. Aku tidak menceritakan apa yang barusan terjadi, aku hanya membahas rencana pernikahan kita.
Sabtu keesokan harinya, undangan sudah selesai dicetak dan sudah bisa dibagikan. Kami semua mengetik daftar nama yang akan di undang dan menempelkannya pada kertas bagian depan undangan. Hari minggunya semua undangan di sebar, ada 8 orang yang membantu menyebarkannya, mereka dibagi berdasarkan zona (Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Tanggerang, Depok dan Bekasi). Alhamdulillah semua berjalan lancar, mereka menerima dengan baik undangan tersebut.
Hari semakin dekat, persiapan sudah 80% rampung tinggal menunggu hari itu tiba.
4 hari sebelum hari itu, Citra menemuiku di kantor. Memang dia tidak masuk ke dalam kantor, namun dia menungguku di lobby. Aku tidak menyangka dia bisa menemukanku. Aku rasa dia beruntung bisa bertemu denganku di kantor dan waktunya juga tepat.

     "Hai Di!"

     "Mau apa kamu ke sini?"

     "Enggak kok, cuma kebenaran lewat saja"

     "Trus?"

     "Ketemu kamu deh"

     "Trus?"

     "Temenin aku yuk?"

     "Ngapain?"

     "Kamu ikut aku saja deh"

     "Aku mau pulang!"

     "Ayo dong!, anggap saja ini pertemuan terakhir sebelum kamu menikah"

     "Memang mau ke mana?"

     "Ayo ikut aja dulu ke mobil.. aku bawa mobil khusus untuk kamu"

     "Kamu ada rencana apa?"

     "Tidak ada"

     "Orang kayak kamu aja.. bisa-bisanya tidak ada rencana busuk"

     "Beneran.. sudah hayuk ke mobil ku"

Aku berjalan mengikutinya untuk menuju mobilnya. Dari kejauhan terlihat mobil berwarna hitam, dengan 2 orang laki-laki duduk di bagian depan.

     "Cit, apa-apaan ini.. kamu jangan macam-macam"

     "Sudah jangan banyak ngomong, ayo masuk dulu. Dia membawaku entah ke mana..!"

Di dalam mobil, aku dipaksa minum, dan beberapa menit kemudian aku tidak sadarkan diri. Saat aku sadar, aku melihat sekelilingku. Entah itu rumah siapa, yang aku lihat ada air mancur, kandang burung dan sebagainya"

     "Cit, tolong lepasin aku"

     "Iya nanti.. kamu lihat aku, sudah cantikkan!" dia kibaskan rambutnya yang panjang sampai mengenai mukaku. Aku merasakan harum aroma tubuhnya..

     "Sudahlah, kamu jangan main-main"

     "Aku beneran tidak main-main"

     "Terus kenapa tangan dan kakiku diikat seperti ini"

     "Pikir saja sendiri"

     "Apa maksudnya pikir sendiri?"

     "Sudah gede, masa tidak bisa berfikir sih.. kan kalau mau nikah banyak orang pesta bujang. Nah malam ini saatnya kita pesta"

     "Kamu jangan macam-macam Cit. Pikir dengan akal sehat sebelum bertindak!"

     "Emang kenapa harus dipikir? Pikiranku sudah mati sejak kamu pacaran dengan Lisa"

     "Sadar Cit"

     "Aku sadar kok"

Dia mulai merobek bajuku dengan gunting, kemudian celana panjangku serta kolorku. Aku pasrah hanya bisa melihat dia melakukan semuanya. Dia bermain di atas badanku yang sudah tidak ada sehelai benangpun menutupi. Dia mulai membuka setiap pakaiannya.

     "Tuh kan, tegang juga anunya, berarti kamu sudah siap tempur nih!"

     "Tolong jangan Cit" aku berkata saat dia sudah memegang tongkat kejantananku..

     "Tidak usah malu-malu"

Dia terus bermain diatasku, tidak peduli dengan semua perkataanku, hingga akhirnya kejantananku dipaksa untuk menembus lobang pertahanannya. Saat itu aku bingung harus bagaimana, selain pasrah, berdoa dan meminta ampunan kepada Allah. Setelah asik berpesta denganku, ku lihat dia meninggalkanku ke arah kamar mandi. Setelahnya akupun tertidur.
Keesokan harinya aku terbangun dari tempat tidur aku melihat diriku yang masih tidak mengenakan apa-apa, tetapi semua ikatan di tangan dan kaki sudah terbuka semua. Di sampingku aku melihat Citra sedang tertidur. Aku melihat dia hanya menggunakan pakaian yang sangat terbuka.
Segera aku bangun dan mencari pakaian yang bisa aku pakai, ternyata di dalam semua lemari hanya ada pakaian wanita. Tidak mungkin aku memakai pakaian wanita. Akupun membangunkan Citra dan berbicara baik-baik kepadanya.

     "Cit, tolong saya, belikan saya baju dan celana.. tidak mungkin saya pulang dalam keadaan begini"

     "Lo pakai saja tuh, pakaian gua di lemari"

     "Mana bisa Cit, gua mohon.. tolongin gua banget.. gua pasti inget jasa lo"

     "Boleh, tapi lo batalin rencana pernikahan lo"

     "Kalau kasih syarat, jangan yang tidak mungkin gua lakukan"

     "Kenapa tidak mungkin! Tinggal batalin saja, apa susahnya"

     "Lo sudah gila ya! Selagi dia masih hidup gua tidak mungkin membatalkan pernikahan ini"

     "Oh, begitu.. ok"

     "Ok.. apain nih, lo jangan berfikir yang tidak-tidak yah"

     "Tenang saja.. aman.. sekarang lo boleh pergi sesuka hati lo, tahu kan jalan keluarnya"

     "Lo emang sudah stress Cit, lo sudah gila.. mana bisa gua pergi dalam keadaan seperti ini!"

     "Iya memang gua sudah gila.. karena apa?  Karena lo.. lo yang bikin gua jadi begini!"

     "Kenapa sih lo ga bisa sedikit saja ngelupain gua, kita mulai dengan hanya berteman saja"

     "Berteman kata lo.. enak yah kalau bisa ngomong doang.. lo gak bisa ngerasain isi hati gua sesungguhnya seperti apa, di dalam dada gua" sambil memukul-mukul dadanya..

     "Ya sudah lo sabar, asal lo mau buka diri lo.. untuk orang lain, lo pasti bisa mendapatkan orang yang lebih baik dari gua"

     "Lo pikir gua selama ini tidak berusaha.. gua sudah coba dekat dengan banyak cowok, membuka diri untuk orang lain.. tapi memang tidak bisa. Lo memang pernah tahu dan tidak merasakan apa yang gua rasa"

    "Memang, tapi gua akan bantu lo untuk mendapatkan cowok yang terbaik"

     "Tidak perlu lo lakuin itu, karena akan semakin membuat gua semakin tidak bisa ngelupain lo. Mending lo pergi jauh dari gua, cari tempat yang tidak bisa gua menemukan lo dan tidak bisa menghubungi lo lagi"

     "Oke kalau begitu, sekarang biarkan gua pergi dari sini"

     "Trus kenapa lo masih di sini, ya sudah sana pergi!"

     "Cit, tolong gua beliin baju kaos dan celana pendek, agar gua bisa pergi dari sini"

     "Oke, tapi lo harus ikuti kemauan gua"

     "Apa?"

Dia menunjukkan sebuah kotak di atas meja. Aku dekati dan aku buka, ternyata isinya sepatu dengan hak tinggi, aku buka kotak kedua juga berisi pakaian minim.

     "Apa maksudnya nih? Lo mau gua pakaiin lo dengan benda-benda ini?"

     "Bukan!" (KK)

--- DH ---




Jumat, 19 Maret 2021

Cinta Remaja (Bagian 23)

 Saat itulah dia bercerita mengenai Dinda.

     "Saat pulang kerja dia gua suruh masuk ke dalam mobil, kemudian gua bawa dia ke rumah ini. Di sini gua suruh dia ngelupain lo dan pergi jauh-jauh dari lo hingga membatalkan rencana pernikahan kalian. Tetapi dia menolak, aku menamparnya hingga dia terjatuh dan kepalanya membentur ujung meja. Saat itu dia langsung tidak menyadarkan diri. Aku panik hingga akhirnya aku diamkan di atas tempat tidur. Paginya tidak aku sangka ternyata tubuh Dinda sudah kaku. Pagi itu aku semakin panik  lama aku berfikir akan dikemanakan mayat Dinda, hingga aku berfikir untuk memutilasinya. Aku pergi keluar rumah menuju pasar untuk membeli pisau daging. Aku memotong tubuhnya sekecil mungkin agar bisa aku masak daging presto hingga aku menyisakan bagian kepalanya. Daging yang sudah aku masak aku buang ke sungai sedangkan kepalanya aku awetkan dengan air keras"

     "Tega kamu Citra! Terus kamu simpan dimana bagian kepala Dinda?" Aku marah sekaligus sedih saat mendengar perkataannya itu, tidak terasa air mataku jatuh, membuat amarahku tertahan..

     "Ada" dia berjalan menuju gudang tempat dia menyimpan seluruh pakaian dan barang-barangku..

Dia kembali dengan manjambak bagian rambut atasnya lalu sebagian rambutnya terurai panjang sampai menyentuh lantai

     "Ini Dinda" dia menyodorkan kepala tersebut ke arahku

Aku melihat muka Dinda yang cantik, tidak terdapat darah dibagian leher yang terpenggal.

Citra melanjutkan ceritanya..

     "Setiap hari aku membantu Dinda untuk menyisir rambutnya, karena aku tahu kamu suka dia karena rambutnya yang indah dan panjang. Maka itu aku tetap menjaga keindahan rambutnya. Saat memotong bagian lehernya, aku pun sangat hati-hati dengan bagian rambutnya agar tidak ikut terpotong"

Citra memberikan bagian kepala Dinda kepadaku. Akupun membelai rambutnya yang halus dan membelai wajahnya. Hingga kemudian terlihat matanya yang tiba-tiba terbuka dan melotot ke arahku.
Aku berkata 'astagfirullah' sambil reflek melempar kepalanya jatuh ke lantai.
Disitulah aku terbangun, ternyata aku hanya mimpi. Aku bingung subuh itu aku berada di mana. Setelah melihat ke sekeliling ternyata aku berada di rumah Dinda, aku teringat tadi aku tidur di kursi ruang tamunya.
Aku beranjak ke kamar mandi untuk berwudu dan sholat subuh karena terdengar dari kejauhan azan subuh baru selesai berkumandang. Aku ingat bahwa tadi aku lupa berdoa saat tidur, bersyukur itu semua hanya mimpi saja.
Paginya aku bertemu Dinda.

     "Semalam kenapa kamu tidak membangunkanku sayang" aku senang bisa melihat senyumnya yang manis..

     "Habis aku lihat kamu capek sekali.. maafin ya semalam aku pulangnya kemalaman"

     "Emang semalam kamu sampai rumah jam berapa?"

     "Jam 9. aku sudah berusaha pulang cepat, eh, bos ngajakin meeting dulu, ya sudah akhirnya aku sholat magrib dulu baru pulang, malah busnya nunggunya lama banget"

     "Oh, begitu.. syukur kamu tidak apa-apa yah!"

     "Emang kenapa Kak?"

     "Enggak, Semalam aku mimpi serem banget!"

     "Kak Adi memang mimpi apa?"

     "Ah, tidak usah diceritakan ya.. tidak bagus juga untuk diceritakan"

     "Aaah, kak Adi bikin aku penasaran saja"

    "ya sudah aku pulang dulu ya.. mau ganti baju terus berangkat lagi ke kantor"

     "Makan dulu kak, mama sudah masak tuh terus sambil ceritain yang tadi ya!"

     "Aku sudah terlambat ni, lain kali saja ya"

     "Ya sudah deh.. Iya.. hati-hati di jalan ya kak Adi" Dia mengantarku sampai depan pintu pagar dan melambaikan tangannya ke arahku..

     "Okeee" aku berteriak keras

Hari itu aku terlambat sampai di kantor. Karena harus pulang ke rumah dahulu untuk mandi dan ganti baju.
Seminggu terlewatkan, tidak terasa hari ini sudah tanggal 24. Dua hari sebelum lamaran keluargaku mengadakan pengajian di rumahku, pengajian dilakukan setelah sholat Isya. Malam itu tepat jam 19.30 seluruh keluargaku berkumpul begitu juga dengan para tetangga disekeliling rumah berdatangan untuk ikut acara tahlilan bersama.
Aku bersyukur banyak sekali yang ikut tahlilan malam itu, acara berlangsung kurang lebih selama hampir 2 jam. Sebelum memulai tahlilan, ayahku memberikan kata sambutan kemudian diakhir acara ditutup dengan ceramah dan doa. Kue dan makanan dikeluarkan untuk menjamu para tamu, tidak lupa bingkisan berisi nasi uduk ayam goreng pun dibagikan ke setiap tamu yang datang.
Saat aku akan tidur malam, aku menelepon Dinda. Ternyata dia juga melakukan hal yang sama di rumahnya, dia mengadakan tahlilan untuk mendoakan agar acara lamaran berlangsung dengan lancar begitupun dengan pernikahan yang akan diselenggarakan 1 bulan setelah lamaran.
Hari yang dinanti tiba, tidak terasa hari itu adalah tanggal 26 November. Semua buah-buahan, makanan dan bingkisan lainnya sudah disiapkan sejak semalam. 
Pagi itu aku memakai baju batik cokelat dengan celana panjang hitam beserta sepatunya. Semua keluarga berkumpul di rumah, terlihat mereka tampak cantik dan gagah dengan mayoritas berpakaian batik. Perjalanan ke rumah Dinda sedikit lambat karena ada 10 mobil yang ikut berjalan beriringan. Memasuki jalan ke rumahnya yang hanya muat 1 mobil saja dengan 1 sepeda motor. Ya kurang lebih lebar jalan hanya 3,5 meter. Aku bersyukur di depan rumahnya masih ada tanah kosong yang bisa digunakan untuk parkir 10 mobil. Hingga tidak menggangu kendaraan lain yang akan keluar masuk.
 
 Heboh! 100 Mobil Pernikahan Iringi Pengantin Taiwan
 
Semakin dekat aku melangkah menuju rumahnya, hati ini semakin deg..deg.. deg.. deg. Semakin dekat semakin kencang suara jantung yang berdegub. Ku lihat keluarganya sudah menunggu  dan berbaris dari depan rumahnya. Kami disambut dengan baik hingga masuk dan duduk di dalam rumahnya.
Acara lamaran dimulai dari sambutan tuan rumah kemudian ayah saya memberikan ucapan terima kasih sudah diterima dengan baik sekaligus memperkenalkan seluruh keluarga. Kemudian masuk ke acara inti, Saat akan melamar MC berkata kepada saya dan Dinda.

     "Apa maksud kedatangan Adi  ke rumah ini?"

     "Insya Allah saya berjanji sesuai dengan ajaran Islam untuk selalu berusaha dengan segenap kemampuan saya untuk menjaga putri Bapak dan Ibu Dinda, seperti Bapak dan Ibu menjaganya.. Maka dari itu saya memohon izinnya untuk meminang Dinda.. agar dapat menyempurnakan setengah agama saya. Saya sangat ingin Dinda menjadi pasangan hidup saya nantinya.. Jika Bapak, Ibu dan Dinda berkenan.. Izinkan saya membahagiakan Dinda di dunia serta di akhirat nanti dengan bisa menerima lamaran saya ini.."     

     "Apakah Adi bersedia menjaga, menafkahi dan melindungi Dinda?"

     "Dengan segenap kerendahan hati, saya siap.. untuk mencintai, menjaga, meneruskan amanah dari Bapak dan Ibu, untuk mengurus, bertanggung jawab dan mencintai Dinda sampai akhir hayat. Semoga yang diinginkan terutama dari orang tua yang terbaik untuk Dinda dapat terwujud"

     "Apakah Dinda bersedia menerima lamaran dari ananda Adi ?"

     "Bismillahirahmanirrohim, Mama dan Papa yang Dinda sayangi.. dengan memohon ridha Allah SWT, lalu dengan restu dari Papa dan Mama serta restu keluarga besar.. Dinda bersedia lahir batin menerima lamaran dari Kak Adi"
     "Saya juga berterima kasih kepada Kak Adi karena telah mencintai saya dengan tulus dan ikhlas, selalu bisa membuat saya tersenyum ketika saya bersedih, membantu saya ketika saya kesulitan. Kak Adi juga selalu ada untuk saya dan juga bisa selalu memotivasi saya, mendorong saya untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, saya berdoa kepada Allah SWT semoga Kak Adi selalu diberikan kesehatan, mencukupkan rezeki, menyempurnakan imam dan akhlaknya, agar Kak Adi bisa menjadi imam Dinda dan bisa menjadi pendamping hidup Dinda selamanya"

     "Apakah sudah paham betul sifat buruk dan baik dari Dinda?"

     "Kita berdua sudah cukup lama menjalani pertemanan yang sangat serius. Selama ini kami berdua selalu belajar dan menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lainnya. Saya dan Dinda pun menyadari kita bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Dan yang paling penting, Insya Allah dengan niat cinta saya yang tulus, segala kekurangan Dinda tidak akan pernah menjadi masalah dan tidak akan terlihat sehingga membuat Dinda menjadi wanita yang sempurna di mata saya"

     "Jauh dari sempurna, lalu apa yang membuat kamu yakin untuk Menikahi Dinda ?"

     "Saya tidak butuh sosok yang sempurna untuk pendamping hidup saya.. yang saya butuhkan adalah orang yang sayang kepada saya dan keluarga saya apa adanya, sosok ibu teladan yang akan membina buah hati saya, seorang yang peduli akan kehidupan saya dan itu semua ada pada Dinda.. terlebih lagi saya tidak melihat kekurangan yang ada pada dalam diri Dinda"
 
Hal-Hal Yang Perlu Dipersiapkan Untuk Acara Lamaran

Kemudian semua peserta yang hadir berkata semoga kalian langgeng selamanya hingga akhir hayat, sampai ke kakek nenek dan mempunyai cucu serta cicit.
Kemudian dilanjut dengan cara penyerahan bingkisan dan acara ditutup dengan doa dan ramah tamah antar anggota keluarga sambil mencicipi hidangan besar yang sudah di persiapkan oleh keluarga Dinda.
Sebelum sore hari, aku dan keluarga pamit, mereka memberikan bingkisan balasan untuk kami semua. Saat meninggalkan rumah Dinda, ku lihat semua bahagia dengan senyuman dan candaan mereka.
Sampai rumah Adi, semua keluarga masih berkumpul untuk membicarakan acara pernikahan bulan depan. Mereka semua berembuk siapa-siapa yang akan dilibatkan untuk acara pernikahanku.

     "Terima kasih kepada seluruh keluarga yang sudah bisa hadir pada hari ini untuk ikut menghantarkan Adi lamaran ke calon istrinya di daerah Depok. Semoga persaudaraan kita semakin erat. Pada kesempatan ini sekiranya saya sebagai Bapak kandung Adi ingin meminta tolong bantuannya agar sekiranya saat hari pernikahan nanti Bapak, Ibu, saudara ku bisa membantu demi kelancaran acara pernikahan di rumah Besan"

     "Siap, kami semua siap untuk membantu demi suksesnya acara tersebut" Pamanku berkata..

     "Iya  kita bagi saja sekiranya siapa-siapa saja yang akan ditunjuk untuk itu" Om ku berkata..

     "Memang saat acara nanti semua sudah diurus oleh pihak Besan, namun ada sekiranya yang memang masih dibutuhkan untuk bantuannya. Pertama adalah pembagian undangan 2 minggu sebelum hari H, menghubungi saudara jauh yang tidak bisa dijangkau dengan undangan, dokumentasi foto, transportasi untuk para saudara yang tidak memiliki kendaraan, bingkisan yang akan dibawa dan sebagainya"

Bersyukur semua keluarga bisa bahu membahu ikut mengsukseskan acaraku. 
Sejak hari itu aku dan Dinda menjadi sibuk dengan urusan pemilihan mencetak undangan, catering makanan, pembelian mas kawin, pengurussn penghulu, pembelian sauvenir pernikahan, pemilihan baju adat saat resepsi, dekorasi pelaminan, rias pengantin dan fotografi serta video.
Aku berharap acara pernikahanku bisa berjalan dengan baik tanpa ada gangguan dari manapun. (KK)

--- DH ---

Jumat, 12 Maret 2021

Cinta Segi Empat (Bagian 1)

Ini adalah cerita mengenai persahabatan 3 orang wanita dari sejak mereka kecil hingga dewasa. Mereka sama-sama menuntut ilmu di sekolah yang sama, mulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), sampai dengan  SMA (Sekolah Menengah Atas).
 
Surat Terbuka untuk Sahabat Sahabat Tercinta
 
Mereka bernama Namira, Putri dan Fatma. Di Kecamatan Ujung Berung lah mereka tinggal, di sana kehidupan mereka biasa-biasa saja. Orang tua Namira bekerja sebagai supir angkutan umum desa, sedangkan orang tua Putri bekerja sebagai pegawai negeri di kecamatan setempat kemudian orang tua Fatma bekerja sebagai Petani.
 
 Menuju Lembang lewat Cigending, Ujung Berung | Ridwanbejo's Blog
 
Saat mereka sudah beranjak remaja yaitu kelas 3 SMA (Sekolah Menengah Atas), disitulah cerita ini dimulai.
Pada saat itu mereka pergi jalan-jalan di sebuah mall di Kota Bandung, Fatma bermaksud untuk membeli baju di sana, namun saat turun dari eskalator kakinya tersandung eskalator dan dia pun terjatuh ke lantai. Saat itu berpas-pasan seorang pemuda yang lewat tepat didepannya.

     "Gak apa-apa mba?"

     "Iya mas, saya tidak apa-apa"

     "Yuk saya bantu berdiri"

Dipeganglah tangan Fatma untuk berdiri, Fatma melihat dan menatap tajam wajah sang cowok. Dia merasa kagum dengan wajah sang cowok yang begitu tampan dan sangat mempesona, dia lihat tubuhnya yang kekar serta tercium aroma badannya yang sangat wangi.

     "Oh iya mas, nama saya Fatma"

     "Saya Kaisan"

     "Terima kasih ya mas Kaisan"

     "Iya sama-sama"
 
TANGERANG | BSD City | Page 285 | SkyscraperCity

Putri dan Namira mendekati Fatma, Putri berbisik dekat dengan telinga Fatma 'kenalin kita-kita juga dong.

     "Oh, iya ini kenalin kedua temanku"

Mereka saling berjabat tangan dan menyebut nama masing-masing. 

     "Oke saya tinggal yah"

     "Oke, sampai ketemu kembali"

     "Ya"

Kaisan berjalan dengan cepat meninggalkan mereka bertiga. Sambil berjalan mereka membicarakan mengenai sang cowok yang tadi, karena sangat menggoda mereka. Ketiganya sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama.

     "Eh, Kaisan mirip banget artis korea ya"

      "Iya yah mirip siapa ya!" Kata Putri..

     "Mirip si Kim Bum ya.." Jawab Namira

     "Iya-iya benar" Fatma dan Putri kompak menjawab

     "Harusnya tadi kita minta nomor telepon dia"

     "Iya yah.. habis kayaknya dia mau buru-buru sih"

     "Kalau jodoh tidak kemana"

     "Iyaa, semoga kita bisa ketemu dia lagi"

     "Aamiin"

Sampai ditujuan, mereka fokus untuk memilih baju. Pembahasan Kaisan terhenti sejenak.
Waktu berganti, hingga kemudian Putri mencari nama Kaisan di facebook. Memang dia tidak menemukan apa yang dia cari hingga membuat hatinya kecewa.
Namira yang saat itu sedang jalan-jalan bersama keluarganya ke Buah Batu tidak sengaja ketemu Kaisan.

     "Eh, kamu yang kemarin ketemu di mall yah"

     "Kak Kaisan ya"

     "Iya, kamu Namira kan yah?"

     "Ih, kakak masih ingat namaku!"

     "Iya lah, karena di antara kalian hanya kamu yang paling cantik" sebenarnya Kaisan sudah jatuh hati sejak pandangan pertama kemarin..

     "Ah  kakak bisa aja, jadi malu aku"

     "Oh, iya kamu ngapain di sini?"

     "Ada arisan keluarga kak.. kalau kakak ngapain di sini?"

     "Aku tinggal di daerah sini, itu rumahku" Kaisan menunjuk rumahnya dengan jari telunjuk tangan kanannya

     "Yang pagar biru ya kak.. yang ada pohon mangganya"

     "Iya benar.. yuk mampir ke rumahku"

     "Nanti kak, aku pamit dulu kepada Ibuku"

     "Ya sudah, aku duluan yah.. aku tunggu kamu di rumah"

Kaisan berjalan pulang meninggalkanku yang sedang berdiri di pinggir jalan depan rumah saudaraku.
Aku berjalan menemui ibuku yang sedang duduk dan berbicara di ruang tamu.

     "Mah, aku pergi dulu ke rumah temanku yah, nanti kalau sudah mau pulang telepon aku yah!"

     "Kamu mau kemana? Jangan jauh-jauh mainnya"

     "Iya mah, cuma di depan rumah kok. Itu rumahnya di depan kita. Kira-kira 2 rumah ke sebelah kanan"

     "Iya.. ya sudah sana"

     "Aku jangan ditinggal ya mah, jangan lupa kalau mau pulang aku ditelepon!"

     "Iyaaaa.. sudah sana, keburu pulang loh"

Namira berjalan menuju rumah Kaisan  ternyata dia sudah menunggu di teras rumah.

    "Aku pikir kamu tidak jadi ke sini"

     "Kok begitu sih ngomongnya, tidak mau aku datang ya?"

     "Ya makanya aku duduk di sini, ya untuk nungguin kamu, dari tadi aku kebelet kencing aku tahan, takut saat kamu datang tidak ada aku disini, nanti kamu malahan pulang lagi"

     "Oh, begitu!"

     "Iya"

     "Terima kasih ya"

     "Untuk apa?"

     "Iyaa.. karena sudah mau nungguin aku"

Kaisan berbicara banyak dengan Namira. Mereka bercanda dan tertawa seperti orang yang sudah kenal lama.

     "Aku tidak sangka ternyata kamu orangnya asik juga ya?"

     "Biasa saja sih, kalau aku sudah cocok atau nyambung ya begitu deh"

     "Oh, begitu"

Teleponku berbunyi, setelah aku melihat dilayar telepon genggamku, ternyata mamaku yang menghubungiku. Segera aku angkat telepon tersebut.
 
Arti Mimpi Telepon - Tafsir, Makna Dan Penjelasan Arti Mimpi

     "Betah banget sih di sana"

     "Mama apaan sih!"

     "Yuk kita pulang"

     "Oke mah, tungguin aku ya"

Setelah menutup telepon dari mamanya, Namira pamit pulang. Dia berjalan dengan cepat menuju rumah saudaranya. Setelah berpamitan dan bersalaman dengan seluruh saudaranya, Namira pun langsung pulang menuju rumah.
Malamnya dia menceritakan kejadian tadi siang kepada Fatma dan Putri di dalam kamar Namira.

     "Eh, tahu tidak.. tadi siang gua ketemu Kaisan"

     "Di mana.. Di mana?" Tanya Fatma ingin tahu..

     "Di daerah rumah saudara gua.. di Buah Batu"

     "Emang bagaimana, kok lo bisa ketemu dengan dia?" Fatma lanjut bertanya penasaran..

     "Iya.. iyaa.. cerita dong" Putri ikut berkata..

     "Tadi ceritanya gua ada acara arisan keluarga, saat gua berdiri di jalanan depan rumah saudara gua, dia lewat di depan gua, terus dia negor gua gitu. Katanya rumahnya di sebrang rumah sodaraku"

     "Dia liat terus nyamperin lo atau dia tidak sengaja lewat?"

     "Ah, kalau itu gua tidak tahu, pokoknya saat itu dia ada di depan gua saja"

     "Terus!"

     "Dia ngundang gua ke rumahnya, karena di rumah saudaraku ramai sekali, dia tidak enak"

     "Terus lo ke rumahnya?"

     "Ya iya lah"

     "Lama?"

     "Lumayan"

     "Terus lo ngobrol apa saja?"

     "Ya banyaklah, mulai dari diri sendiri, keluarga dan apa saja"

     "Gua mau dong minta nomor teleponnya" tanya Putri..

     "Kalau itu, gua tidak sempat minta"

     "Ah, bohong saja lo, bilang saja lo gak mau kita-kita dekat dengan dia kan" Jawab Fatma..

     "Beneran, gua tidak bohong. Kalau mau kapan gua antar kalian ke rumahnya deh, nanti kalian minta langsung ke dia"

     "Lo waktu itu bilang kalau lo tidak suka dia, kenapa sekarang rahasia-rahasian"

     "Kapan gua bilang tidak suka?"

     "Waktu itu saat kita ngobrol setelah ketemu dia, lo bilang dia biasa saja"

      "Lah emang Iya"

     "Ya sudah, sekarang kita usaha masing-masing saja, kita lihat saja siapa diantara kita yang akan jadian dengan dia" jawab Putri..

     "Gua tidak ikutan ya, nanti gua kasih tahu saja rumahnya.. tapi gua tidak akan saingan dengan kalian"

     "Ah, jangan munafik deh.. waktu itu bilang tidak suka, besok ternyata lo jadian dengan dia"

     "Tenang saja, gua tidak akan menikung teman"

     "Yakin yah"

     "Iya, gua akan membantu kalian untuk mendapatkannya"

     "Gua catat nih omongan lo"

Seminggu kemudian, mereka bertiga pergi ke rumah Kaisan. Akan tetapi Kaisan tidak ada fi rumah.

     "Sial banget sih kita, sudah jauh-jauh ke sini, tapi tidak ketemu dia"

Fatma tidak hilang akal, dia pura-pura menanyakan telepon genggam Kaisan ke adiknya ceweknya Kaisan.

     "Kaisan ganti nomor tidak sih?"

      "Enggak kak, masih nomor yang lama"

      "Coba sebutin nomornya"

      "085664522898 itu nomornya, masih sama kan kak?" adiknya mengeja angkanya satu persatu dengan pelan..

Fatma, mencatat angka yang di eja adiknya Kaisan.

     "Iya yah nomornya masih sama.. ya sudah nanti aku hubungi dia kembali.. terima kasih ya"

     "Sama-sama kak, hati-hati di jalan"

     "Hebat juga cara lo minta nomor telepon" kata Putri..

     "Siapa dulu dong.. Fatma"

     "Ah, lo karena ngebet mau pacaran saja  makanya segala cara dilakukan" kata Namira..

     "Ya begitu deh.. semua karena supaya kita tidak sia-sia datang kesini"

     "Iya yah sudah jauh, tidak ketemu, terus nanti-nanti balik lagi. Iya kalau ketemu, kalau tidak"

Setelah itu, mereka semua kembali ke rumahnya masing-masing. Fatma dan Putri saling pasang strategi untuk mendapatkan pujaan hatinya. (KK)

--- DH ---
      

   

     
     


Jumat, 05 Maret 2021

Cinta Remaja (Bagian 22)

Malam itu aku tidak bisa tidur, berfikif keras kemana kira-kira perginya Dinda. Apakah dia punya musuh? Atau ada yang iri dengan dia atau..
 
 Jangan Diremehkan, Ini Alasan Orang Harus Tidur 8 Jam Setiap Malam Halaman  all - Kompas.com
 
Malam itu aku sama sekali tidak terfikir apapun hingga waktu terlewatkan dengan cepatnya. 4 Hari setelah hari itu, tiba-tiba Citra datang ke rumah, saat itu sudah malam, kira-kira jam 19.20. Ketika itu aku sedang makan di ruang keluarga.

     "Kak, ada mantan lo tuh di Depan" kata adik bontotku..

     "Siapa? Lisa?"

     "Lihat saja sendiri!"

     "Lah, emang kamu tidak kenal? Yaa sudah suruh tunggu di depan. Kakak habiskan makan dulu"

Kira-kira 10 menit sudah dia menunggu. Akupun segera keluar menemui tamuku yang dikatakan adikku tadi.

     "Oh, kamu Cit?"

     "Ada apa nih?"

     "Enggak kok, cuma mau mampir saja.. sambil ngobrol sama kamu. Kan sudah lama kita tidak ngobrol"

Aku pun duduk di sebelahnya.

     "Mau minum apa?"

     "Apa saja lah!"

     "Oke, tunggu dulu yah"

Aku ke dalam meminta tolong adikku yang bontot untuk membuatkan air minum yaitu es jeruk. Kemudian aku keluar kembali menemui citra yang sedang duduk di depan rumah.

     "Di, gua turut berduka ya atas meninggalnya Dinda!"

     "Siapa yang bilang Dinda sudah meninggal"

     "Gua denger kabarnya begitu"

     "Dia cuma hilang kok, sampai sekarang belum tahu kabarnya"

     "Oh, begitu.. semoga dia cepat diketemukan dan dalam keadaan baik-baik saja ya!"

     "Aamiin"

Seni keluar mengantarkan es jeruk bikinannya dan kue kaleng.

     "Terima kasih ya Seni! Benarkan kamu namanya Seni" bicara sambil menegaskan ke Seni..

     "Iya kak"

     "Kamu sekarang kelas berapa?"

     "Kelas 2 SMA (Sekolah Menengah Atas) kak, aku masuk dulu yah.. silahkan diminum"

     "Iya.. terima kasih"

Seni kembali masuk ke dalam rumah.

     "Kemana Yani? Kok tidak kelihatan Di?"

     "Ada di kamarnya"

     "Ooo"

     "Kamu ke sini ada apa?"

     "Kan tadi aku sudah bilang mau ngobrol dengan kamu"

     "Aku lagi capek ni pengen istirahat!"

     "Kok kamu begitu sih" Dia mendekatiku dan duduk di pangkuanku.. harum tubuhnya serta rambutnya sangat wangi sekali..

Aku mengangkat tubuhnya dan menyuruhnya duduk kembali di bangku. Tidak disangka si otong berdiri tegang. Memang aku akui Citra sangat berani dan agresif sekali, dia juga cukup cantik, cara berpakaiannya pun sangat modis sekarang. Namun aku belum bisa mencintainya sepenuh hati.

     "Kamu jangan begitu Cit, kan tidak enak dilihat orang!"

     "Biarin aja kata orang, gua sudah tidak peduli"

     "Kalau kamu begini, mending kamu tidak usah datang ke sini"

     "Di, aku tuh sayang sekali sama kamu! Masa sih kamu tidak bisa mencintaiku sedikit saja"

     "Sekarang ini aku baru kehilangan Dinda, aku masih pusing dengan hilangnya dia. Tolong jangan ganggu aku dulu ya"

     "Dinda sudah hilang 4 hari, polisi juga tidak bisa menemukan tanda apapun kan. Gua sih yakin lo tidak akan bisa ketemu dengan dia lagi selamanya. Mendingan lo lupain dia deh,  kan masih ada aku"

     "Aku optimis, Dinda bisa ditemukan.. besok aku akan ke kantor polisi menanyakan perkembangan penyelidikannya"

     "Gua rasa berapapun lo habis duit untuk bayar tuh ke polisi, lo tetep tidak akan menemukannya"

     "Ya.. kita lihat saja nanti"

     "Pokoknya, gua akan selalu ada untuk lo Di, dan gua siap menggantikan Dinda di hati lo"

     "Lo semakin ngaco, sudah ya.. gua mau istirahat"

     "Yaa sudah, gua pamit pulang ya! Kalau ada apa-apa hubungi gua ya! Nomor telepon gua masih yang lama"

Setelah Citra menghabiskan minumannya, diapun pamit pulang. Aku hanya mengantarkannya sampai depan pintu pagar.
Aku melangkahkan kakiku menuju dapur untuk menaruh gelas minuman lalu pergi ke kamar ku.
Di atas tempat tidur, aku memikirkan perkataannya tadi. Yang aku bingung dia yakin sekali jika Dinda sudah tidak ada. Aku pun menjadi bertanya-tanya dalan hati 'apakah Citra yang telah menculik Dinda dan membunuhnya?'.
Keesokan paginya aku bersiap untuk berangkat kerja. Pulangnya aku naik bus ke arah Koja, bermaksud untuk menanyakan perkembangan kasus Dinda yang hilang. Selesai sholat magrib di kantor polisi, aku menemui pihak kepolisian.

     "Selamat malam pak!"

     "Malam.. ada yang bisa kami bantu?"

     "Kedatangan saya ingin menanyakan mengenai kasus kehilangan Dinda"

     "Oh, yang TKP (Tempat Kejadian Perkara) di daerah Kelapa Gading ya?"

     "Iya benar pak"

     "Untuk kasus itu masih kita selidiki, karena minimnya saksi dan kamera CCTV yang kurang jelas, membuat kita sulit melacaknya. Untu kesimpulan sementara, Dinda dibawa oleh mobil berwarna hitam, saat Dinda keluar dari kantornya. Dugaan kami sementara Dinda dibawa orang yang sudah dikenalnya. Apakah ada orang kamu curigai?"

     "Ada pak.. namanya Citra. Saya curiga jika dia pelakunya"

     "Kenapa anda berfikir jika dia yang melakukannya? Apa motifnya?"

     "Citra itu cinta mati dengan saya, sedangkan saya 1 minggu lagi akan melamar Dinda. Disini mungkin dia panik, dia pasti takut kehilangan saya"

     "Oh begitu!"

     "Iya pak, kalau orang sudah Bucin (Buta Cinta) pasti dia akan melakukan apa saja demi mendapatkan cintanya"

     "Oke, jika begitu saya akan memanggil dia untuk meminta kesaksian. Kapan terakhir kamu bertemu Citra?"

     "Semalam pak"

     "Semalam!?"

     "Iya pak, dia main ke rumah. Dari perkataan itulah saya mendapatkan petunjuk"

     "Maksudnya?"

     "Iya saya curiga dengannya, dia bilang jika polisi tidak akan bisa menemukan Dinda, sampai kapanpun dan hanya akan menghabiskan waktu, tenaga dan uang saja. Pokoknya apa yang dilakukan akan sia-sia saja"

     "Oke, terima kasih atas laporan dan masukannya"

     "Iya pak, saya berterima kasih atas segala upaya dan usaha dari bapak semua.. saya pamit pak"

      "Iya"

Aku tidak menyangka obrolan singkat ku itu ternyata memakan waktu 2 jam. Karena hari sudah malam, aku pulang menggunakan taxi. 
Seminggu kemudian aku beserta keluarga Dinda dipanggil ke kantor kepolisian.

     "Selamat siang pak"

     "Selamat siang.. apakah semua keluarga Dinda sudah berada di sini semua?"

     "Sudah pak"

     "Kita panggil keluarganya Dinda dan calon suaminya bermaksud untuk menjelaskan bahwa kami kurang petunjuk dan alat bukti untuk menemukan keberadaan Dinda. Kemarin satu-satunya petunjuk dari mas Adi tetap tidak bisa menemukannya karena menurut informasi Citra, dia tidak mengenal Dinda akan tetapi dia  tidak membantah jika mengenal Mas Adi. Dengan begitu kasus ini dengan terpaksa kami tutup sampai nantinya kita menemui petunjuk kuat tentang hilangnya Dinda, maka kita bisa membuka kasus ini kembali"
 
 Lima Hari Disekap Mantan Pacar, Diculik di Surabaya, Ketemu di Madura

     "Begitu ya pak?"

     "Iya, semoga pihak keluarga bisa sabar dan ikhlas dengan kejadian ini"

     "Iya pak, terima kasih sudah membantu kami selama ini"

     "Mungkin ada pertanyaan lagi dari pihak keluarga?"

     "Sudah pak, kami pasrah. terima kasih"

2 hari setelah itu aku mengatur pertemuan dengan Citra, karena aku yakin sekali Citra yang telah merencanakan semua ini. Aku bertemu dengannya di sebuah mall di daerah Jakarta Selatan.

     "Hai Di.. ada apa nih mau ketemuan dengan gua?"

     "Enggak.. aku mau ngobrol saja"

     "Ngobrolin apa? Cinta kita? Alhamdulillah lo sudah mau menerima gua"

     "Cit, sebenarnya kamu kemanain Dinda"

     "Jadi lo nemuin gua cuma bermaksud menanyakan tentang dia? Kalau cuma itu mendingan gua pulang"

     "Ayo lah Cit, bantu aku.. kasian keluarganya!"

     "Terus, lo gak kasian sama gua?"

     "Apa maksud kamu?"

     "Yuk, lo ikut gua"

     "Kita kemana?"

     "Ikut saja dulu"

Kita berdua pergi menggunakan taxi ke rumah kontrakan di daerah sepi yang jarang sekali terlihat orang di sana. Di sepanjang jalan Citra terus manja denganku dengan merebakan kepalanya ke pundakku. Turun dari taxi aku dengannya berjalan ke arah rumah yang tidak terlalu besar namun sedikit kotor.
 
Polri Belum Pastikan Motif Terpidana Mati asal Tiongkok Bunuh Diri

     "Masuk"

     "Lo mau tahu tentang Dinda kan?"

     "Buka pakaian lo semua!"

     "Apa maksud lo!"

     "Mau gak?"

     "Enggak"

     "Yaa sudah.. lo boleh pergi kalau begitu"

     "Oke, apakah kalau gua turutin kemauan lo, lo pasti akan kasih tahu semuanya"

     "Mungkin!"

     "Sebenarnya apa sih mau lo Cit"

      "Pake nanya lagi lo.. mau gua ya elo.. paham!"

Akhirnya aku terpaksa menuruti semua kemauannya, tidak ada sehelai benangpun yang menempel ditubuhku. Aku melihat semua pakaian, jam tangan, telepon genggam dibawanya dan ditaruh di dalam tong kaleng yang berada jauh di ruang belakang. Aku duduk di ruang tamu yang sangat sempit, sebenarnya aku malu dengan keadaan seperti ini, namun apa boleh buat.

     "Lo tahuu kenapa gua suruh lo seperti ini! Supaya lo tidak bisa merekam apa yang akan gua katakan nanti"

     "Gua kan tidak pegang kamera atau alat perekam"

     "Ya siapa tahu aja lo sudah berniat tidak baik dengan gua"

     "Lo duduk disini, gua mau ke kamar dulu"

Kira-kira 30 menit dia berada di kamar kemudian dia keluar dengan berpakaian seksi, dan berdandan super cantik dengan rambut dikepang satu dari atas kepala. Dia berjalan berlenggok ke arahku kemudian duduk dipangkuanku. Sepontan anuku berdiri dibuatnya.

     "Nah kan, berdiri kan lo"

     "Tidak usah munafik deh, berarti lo suka gua kan!"

     "Bagaimana tidak berdiri, jika melihat cewek cantik, tapi inikan bukan berarti gua suka sama lo, nafsu dan cinta tidak sama Cit. Kalau cinta karena nafsu, lama-lama akan pudar tetapi jika cinta karena hati, dia akan terpelihara dengan baik sampai hati itu tidak berfungsi lagi"

     "Ah, teori.. gua sebel dengan orang yang banyak bicara" dia berkata sambil menciumku..

     "Jadi cuma ini yang lo mau katakan ke gua? Jadi mana Dinda"

     "Sabar dong.. sabar.. kita mulai saja dulu baru nanti bicara tentang Dinda"

     "Gua tidak mau main-main dengan lo"

     "Kenapa? Tadi katanya gua cantik"

     "Kita belum muhrim Cit, kita belum sah secara agama untuk melakukan itu"

     "Jangan sok suci lo!"

     "Bukan begitu.. mahkota lo adalah milik suami lo.. bukan siapa-siapa.. jadi nanti siapa yang pertama merenggut keperawanan lo yaitu suami lo.. ingat keperawanan adalah hal yang utama yang harus lo pertahankan"

     "Ah capek gua ngomong sama lo"

Hingga akhirnya Citra terduduk di hadapanku, dia tertunduk lama. (KK)

--- DH ---

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...