Kenapa aku menyebut hubunganku dengan Laras adalah hubungan tanpa cinta? Itu karena aku menerima cintanya oleh karena dia menyatakan lebih dahulu cintanya kepadaku. Dia tahu aku tidak memiliki pacar, dan akupun tidak mau menolak cintanya karena takut menyakitinya. Beda hal jika aku sudah memiliki hubungan atau ikatan spesial dengan wanita lain.
Aku mencari dan melihat setiap orang dengan cara memandang Lisa, aku bandingkan mereka dengan dia. Pencarianku dengan penglihatanku secara langsung atau banyak orang bilang saat pandangan pertama.
Saat sudah jauh dari Laras, Mega tetanggaku juga mendekatiku. Dia sering main ke rumahku hanya untuk bertemu denganku. Mega adalah seorang yang cantik tinggi, seksi dan badannya berisi. Hanya 1 yang aku ragu untuk mencintai Mega adalah umurnya yang 2 tahun lebih tua dariku.
Aku dan Mega akhirnya akrab, kami menjadi sering bertemu. Semakin dekatnya, kita berdua membuat banyak orang melihat dan bertanya.
"Lo pacaran dengan Mega ya?"
"Enggak kok, cuma teman saja"
"Masa sih?"
"Iya, kita hanya temanan saja"
"Lagi pula kalau lo berdua pacaran juga tidak apa kok.. gua berfikir mending lo sama Mega dari pada sama Citra"
"Kok Citra lo bawa-bawa?"
"Iya kan dia cinta mati sama lo"
"Kenapa lo berfikir Mega lebih baik?"
"Ya karena dia lebih cantik lah"
"Karena itu doang?"
"Dari segi cantik Mega menang, dia juga punya rumah besar"
"Ah, lo mah memang ngukur orang cuma dari kecantikan sama harta doang sih!"
"Bukan begitu di, gua liat Citra itu tomboi, tidak ada kemayu-kemayunya sama sekali, coba lo liat Mega senyumannya manis, sopan."
"Ya sudah lah"
"Eh, ngomong-ngomong Citra pindah ke mana ya?"
"Iya, gua juga sudah lama tidak liat dia. Emang dia sudah pindah ya?"
"Ya lo mah, gua nanya lo, malah lo nanya balik lagi"
"Yah kan gua juga tidak tahu"
"Ya sudah lah"
Aku melihat memang Mega sangat cantik, saat dia mengajakku untuk pergi atau sekedar jalan-jalan, aku pun tidak berani menolaknya. Kedekatanku dengannya ternyata hanya sebatas teman saja, karena aku mendengar dia banyak sekali teman cowok. Aku mengetahuinya saat Riris berpapasan denganku di jalan, saat itu aku sedang jalan sepulangnya dari kampus.
"Eh, di lo sama mega sudah pacaran belom sih?"
"Emangnya kenapa?"
"Kemaren gua lihat dia jalan sama cowok"
"Emang lo liat dia dimana?"
"Di mall"
"Lo salah liat kali. Pasti gak kalau itu Mega?"
"Emang mata gua buta!"
"Ya kali aja"
"Lo hati-hati sob!"
"Gua belum jadian kok sama dia"
"Syukurlah kalau begitu"
"Terima kasih ya"
"Untuk apa?"
"Untuk infonya"
"Ah, lo bisa aja, santai aja sob"
Dari banyaknya cerita teman-teman aku menjadi agak jaga jarak dengan Mega. Namun aku sempat berciuman dengannya saat di ruang tamu rumahku, saat itu di rumah hanya ada aku dengannya. Syukur saat itu aku teringat cerita Riris.
"Mega apa maksud ciuman ini? Apakah kamu mencintaiku?"
"Entahlah, aku hanya ingin bercumbu dengan kamu"
"Kok bisa begitu? Apa kamu tidak punya rasa cinta?"
"Sudah tidak usah dibahas"
"Tidak, aku tidak mau seperti ini"
"Jangan manafik kamu Adi, biasanya setiap cowok pasti mau melakukan ini bersamaku bahkan dia pasti mengejarku"
"Sayangnya aku tidak seperti cowok-cowok itu"
"Yakin kamu tidak mau bercumbu denganku?"
"Mega, keperawanan kamu adalah milik suami kamu dan tubuh kamu itu kamu harus jaga dari cowok-cowok yang hanya memuaskan nafsunya saja"
"Ah, sudah deh tidak usah ceramah"
"Aku bukan ceramah, sebenarnya aku mencintai kamu, karena kamu baik, cantik, senyuman kamu yang manis begitu menggoda, semua dari sisi tubuhmu sangat di idam-idamkan para cowok"
"Terus kenapa kamu tidak mau bersamaku?"
"Bukan tidak mau, tapi hanya menjaga kehormatan kamu"
"Kalau kamu tidak mau, aku akan teriak nih, 'jika kamu akan memperkosa aku'."
"Teriak saja Mega, jika itu memang membuat kamu bahagia"
"Kamu itu nyebelin banget sih"
"Cowok munafik, aku sebel"
Dia pergi meninggalkan rumahku. Terlihat ekspresi wajahnya yang campur aduk antara malu, sedih, marah dan bingung. Mungkin baru kali ini ada cowok yang menolak kemolekan tubuhnya.
Sejak saat itu aku tidak pernah lagi bersamanya. SMS pun juga tidak lagi.
Aku pun menjadi sendiri, kesendirianku ini tetnyata berlangung sangat lama, sampai akhirnya aku mendapatkan cintaku setelah aku bekerja di Jl. Jend Sudirman. Penantian yang panjang setelah 5 tahun aku hidup dalam kesendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar