Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 29 November 2019

Puisi Cinta 5

Sejak pertama berjumpa
Mata ini selalu tertuju padamu..
Seperti magnet
yang mencari kutubnya..

Hati ini bergetar
Seolah kamu adalah bagian dari jiwaku
Memang itu yang kuharap darimu

Getaran jiwa tak bisa dibohongi
Aku harus memilikimu..

Membawamu memperoleh kebahagian hidup

Atas nama cinta

Menyayangimu adalah keharusan..
Menjagamu adalah yang harus dilakukan..

Semoga Allah mendengar doaku
Engkau berada dalam dekapanku
Pendampingku selamanya

Terima kasih ya Allah..

Jumat, 22 November 2019

Kebisuan Cinta

Masuk kelas 1 SMA (Sekolah Menegah Atas), aku mulai berkenalan dengan teman-teman baru di lingkungan sekolahku itu. Rata-rata mereka semua baru pertama kali aku kenal, hanya 4 orang saja yang aku sudah kenal lama. Untungnya di lingkungan baru tersebut teman-temanku semua orangnya asik-asik dan sangat bersahaja.
Aku memang termasuk orang yang pendiam, dan termasuk orang yang biasa saja dalam pelajaran, paling tidak aku termasuk siswa yang dalam posisi rengking 10 besar di kelas. Keseharianku juga berangkat sekolah dan pulang begitu saja.
Namun aku mau cerita mengenai kisah cintaku dengan Nova, cewek sekelasku yang menurutku sangat cantik, dia duduk tepat di depanku. Nova seorang cewek yang berkulit putih dengan rambut panjang kecoklatan.

 Imej yang berkaitan
Saat menatapnya hatiku teduh sekali, jangan kan melihatnya dari depan. Saat duduk saja melihat dari belakang rambutnya yang lurus panjang, jatuh di atas kursi atau mejaku saja sudah sangat menarik. Aku merasa di setiap sisi tubuhnya sangatlah menarik untuk dipandang.
Berjalannya waktu aku belum berani juga untuk menyatakan cintaku, walaupun aku sebenarnya sudah cukup dekat dengannya namun aku tidak berani mengungkapkan perasaanku. Rasa cinta ini tetap tersimpan erat di hati. Setiap saat aku membayangkan pesonanya dan berandai-andai jika dia menjadi kekasihku.
Entah keberanian itu tidak pernah aku miliki. Sampai akhirnya kenaikan kelas, dia tetap bukan milikku. Saat naik ke kelas 2 itu juga, aku harus ikut ayahku yang ditugaskan di Polres Aceh. Hingga lulus SMA aku tamatkan di Aceh. Selama 2 tahun di sana aku masih mencari tahu kabar Nova dan mencoba melihat kesehariannya dari Instagram atau Facebook.
Saat kuliah, aku meminta izin ke ayahku untuk kuliah di Jakarta. Walau awalnya ayahku menolak namun akhirnya beliau luluh juga karena bujukan dari Ibuku. 
Aku mendaftar di Universitas yang Nova masuki dan dengan jurusan yang sama pula. Aku berharap saat itu aku bisa mencapatkan kembali cintanya.
Memasuki masa perkuliahan aku bertemu dengannya, syukurnya aku bisa satu kelas dengannya. Akan tetapi ternyata saat aku menegurnya, ternyata dia lupa denganku.

 Hasil carian imej untuk ‪image jabatan tangan anak kuliah‬‏

     "Hai Nova" aku berjabatan tangannya..

     "Hai" dia membalas jabatan tanganku namun terlihat bingung melihatku..

     "Kayaknya kamu lupa yah denganku"

     "Iya, siapa yah.. Tapi kayaknya sih muka kamu tidak asing buatku"

     "Aku Nanda yang waktu itu sekelas dengan kamu di SMA, waktu itu kelas satu aku duduk tepat di belakang kamu. Ingat tidak?"

    "Oh, Iya.. Iya.. Aku ingat.. aku ingat.. ngomong-ngomong lo kemana aja?" dia langsung tersenyum lepas..

     "Iya saat kelas 2, gua pindah ke Aceh, Bokap pindah tugas ke sana"

     "Oh gitu, terus sekarang bokap lo tugas di Jakarta lagi, kayaknya riber banget ya pindah-pindah ke sana ke mari"

     "Oh, enggak.. Bokap masih di sana, hanya guanya saja yang ke Jakarta untuk kuliah"

     "Oh begitu toh.. atau jangan-jangan lo kuliah cuma mau ketemu gua yah?"

     "Kok tahu" dalam hati 'waduh jujur tidak yah kepadanya..'

     "Iya lah, gua kan cantik jadi lo gak bisa lupa kan dengan gua"

     "Widih.. PD amat lo?"

     "Iya lah.. ngaku aja deh lo!" 

     "Iya sih.." 

     "Tuh kan bener"

     "Hehehehe"

      "Jadi bener kan"

      "Iya bener deh.. biar kamu bahagia" aku masih menutupi dari hal yang sebenarnya

Kami tertawa lepas saat di kelas itu. Entah kenapa baru pertama bertemu, dia seolah sudah sangat akrab denganku. Atau mungkin saat waktu SMA dulu kami memang sudah sangat dekat.
Aku dengannya menjadi sering bertemu di kampus, terkadang kita pergi berduaan untuk sekedar makan siang atau berjalan melihat-lihat ke mall. Walau kami sering berdua namun terlihat dia sering menjaga jarak denganku.
Sudah 3 tahun kita menjadi sering bertemu, namun aku masih juga takut mengungkapkan cintaku kepadanya. Hingga suatu ketika dia curhat kepadaku mengenai masalah yang sedang di hadapainya.

     "Nov, lo kok hari ini kelihatannya banyak diam dan murung"

     "Iya" dia hanya mengucapkan itu kemudian menangis..

     "Kenapa..? ada masalah apa? kamu cerita aja denganku" aku menatap ke arah matanya..

     "Minggu besok aku mau dilamar oleh saudaraku.."

     "Oh, ya sudah trus kenapa kamu menangis?"

     "Aku pengen kita pacaran dulu.. jalanin berdua sambil saling mengenal. Nanti pas aku sudah tamat kuliah.. baru deh kita bicarakan bagaimana selanjutnya"

     "Memang kamu kenal dia tidak?"

     "Kenal waktu kecil dulu, kita pun sering main bareng. Tapi kan aku tidak tahu dia yang sekarang seperti apa!, apalagi dia lama di luar negeri"

     "Oh begitu? tapi bagaimana sekilas mengenai dia sekarang, menurut kamu?"

     "Kalau menurutku dia sih baik.. tapi kan tidak bisa juga menilai orang sekilas"

     "Kalau saranku sih kamu harus bicara baik-baik dengannya, utarakan apa yang kamu mau"

     "Oh, iya yah.. aku langsung saja bertemu dengannya dan bicara dengannya"

     "Iya.. benar"

     "Terima kasih yah sudah kasih aku masukan"

     "Iya.. sama-sama"

Setelah itu aku melihat di menelpon seseorang dan janjian bertemu di mall sore ini.

Malam itu saat akan tidur aku memikirkan obrolanku dengannya tadi siang. Aku berfikir 'bagaimana bisa mengutarakan rasa cintaku ini kepadanya. Sebelum semuanya terlambat dan dia tidak akan menjadi siapa-siapa aku.
Keesokan harinya, saat di kampus. di kejauhan dia memanggil namaku, saat aku duduk di depan kelas.

     "Nan.. Nanada" dari jauh dia berteriak-teriak..

     "Cie.. ceria banget hari ini"

     "Iya dong.. Aku sudah bicara dengan Erlan"

     "Siapa Erlan..?"

    "Itu.. tuh.. cowok yang aku ceritain sama kamu kemarin, yang akan dijodohkan keluargaku denganku"

     "Oh, Erlan namanya.. terus gimana?"

     "Ya dia setuju dengan saranku, dan dia akan bicara dengan keluarganya dan keluargaku minggu depan"

     "Oh, bagus dong"

     "Iya"

Dalam hati aku terus berharap 'perjodohan itu tidak akan terjadi dan Nova semakin mencintaiku'. Di dalam kelas dia terlihat sudah sangat bersemangat, berbeda denganku hanya bingung menunggu kapan aku bisa dan berani mengungkapkan perasaanku.
Hingga sampai kami akan di wisuda dia mengucapkan selamat padaku begitupun juga aku padanya. Di hari itu entah kenapa aku berani mengungkapkan perasaan cintaku dengannya. Aku berani berkata hari ini mungkin karena aku takut, setelah ini tidak akan bertemu dengannya kembali.

Imej yang berkaitan

Saat itu setelah kami naik panggung, aku dikenalkan Nova dengan kedua orang tuanya, begitupun dengan aku, orang tua ku datang dari Aceh dengan adikku. Orang tuakupun juga aku kenalkan ke mereka. Ternyata ibunya Nova dengan Ibuku pernah bersahabat saat SMA dulu di Jakarta. Kamipun semua menjadi akrab dan saling bercerita.

     "Nan, kenalin ini ibu dan bapakku" akupun bersalaman dengan mereka..

     "Nov, Bpk Ibu.. kenalin ini orang tua saya"

     "Oh, Ajeng apa kabarnya?"

     "Baik Sar, kita sudah lama tidak ketemu yah sari. Sekali ketemu saat wisuda anak-anak kita"

     "Iya Jeng, kamu tinggal di mana sekarang?"

     "Kami tinggal di Aceh"

Saat yang bersamaan itu aku mengajak Nova berbicara di luar gedung. Jadi tidak tahu lagi apa yang mereka bicarakan.

     "Kamu kenapa mengajakku keluar sini?"

     "Aku mau ngomong, jika aku sayang dan cinta kamu sejak SMA dulu"

     "Apaaa!"

     "Iya Nov, aku beneran"

     "Terus?"

     "Terus apanya? aku cuma berharap kamu juga ada perasaan yang sama denganku"

     "Nan, aku sudah ada Erlan dan ada cerita yang kamu belum tahu dari ku. Aku yakin kamu akan berfikir 2 kali untuk mencintaiku"

     "Apa! memang kamu kenapa?"

     "Aku ini sudah punya anak berumur 3 tahun"

     "Kok bisa?"

     "Ya bisa, saat lulus sekolah SMA dulu aku berpacaran dengan Rosihan, namun cara berpacaranku kebablasan, hingga aku menikah saat berbadan 2"

     "Trus kemana Rosihan? ngomong-ngomong Rosihan itu satu angkatan kita saat sekolah SMA dulu kan?"

     "Iya benar dia satu angkatan dengan kita saat sekolah SMA dulu. Sekarang dia sudah meninggal, saat usia anakku berumur 3 bulan. Dia meninggal karena migran akut di kepalanya. Saat itu aku tidak menduga dia meninggalkanku begitu cepat. Disaat  kita sedang sangat bahagia-bahagianya" dia terlihat sedih dan mengeluarkan air mata saat cerita tersebut"

Tak Lama setelah itu Orang tua nova memanggilnya. Kamipun kembali ke dalam menyelesaikan acara wisudanya. Itulah saat terakhir perjumpaanku dengannya.
Aku yang sampai saat ini belum bisa berfikir bagaimana Nova bisa berpacaran kelewat batas dan hal itu yang aku akhirnya berhenti untuk mencintainya. Walau di hatiku masih ada cinta, begitupun dengan bayangan wajahnya dan setiap perjumpaan aku dengannya masih terbayang di pikiranku.
Nova adalah wanita pertama yang mengisi hatiku dengan cinta dan berakhir begitu saja tanpa perjuangan dariku. Inilah takdirku, akupun kembali berharap ada Nova lain di luar sana!. (KK)

-- DH --





     

Jumat, 15 November 2019

Bayangan Cinta

Sudah sejak lama aku sendiri, tak ada sosok lelaki yang menemaniku. Tidak teringat olehku sejak kapan tepatnya aku sendiri, namun seingatku sudah sekitar 3 tahunan. Sampai saat sekarang ini belum ada lelaki yang kuanggap nyaman jika bersamaku.
Terkadang disaat aku memang sedang butuh teman berbicara, untuk sekedar berbagi cerita atau untuk mencurahkan masalah dihati, aku sering berkhayal sosok lelaki istimewa yang menjadi dambaan hati. Lelaki yang bisa mendengarkan ceritaku, mengerti aku, sopan, santun dan sangat istimewa.

Hasil carian imej untuk ‪wanita berhayal‬‏
Lama - kelamaan aku menjadi sering berkhayal sosok tersebut dan membuat aku bersemangat jika memikirkan sosok tersebut.  Sehingga pada suatu hari sosok tersebut semakin nyata dan hadir di depanku. Sosok yang ada dipikiranku tersebut, semakin nyata, kemudian hadir di hadapanku. Lalu menghilang dan kembali lagi.
Hingga setahun kemudian dia benar-benar hadir dikehidupanku dan tampak nyata, akupun bisa berkomunikasi dengannya.

     "Hai Tamara, kenalkan aku Yudha" dia menyodorkan tangannya.. seraya mengajakku bersalaman dengannya..

    "Yudha, kalau boleh tanya kamu siapa? kok tahu namaku dan dari mana kamu bisa masuk kamarku?"

     "Aku adalah lelaki impian kamu"

     "Maksudnya?"

     "Ya.. aku adalah pikiran kamu"

     "Maksudnya.. aku tidak mengerti!"

     "Kita berteman saja dulu, nanti kamu akan tahu siapa aku"

     "Maksudnya.. gimana sih!"

     "Maksudnya - maksudnya.. ya tidak ada maksud apa-apa sih. Kita berteman baik saja dulu yah.. nanti juga kamu akan tahu siapa aku dan bagaimana aku"

     "Oh, begitu.. ya sudah deh.."

     "Kamu kayak orang bingung gitu sih!"

     "Ya gimana tidak binggung, kamu tiba-tiba muncul di depanku.. dan sosok kamu sudah sering hadir di mataku sejak setahun yang lalu namun kembali hilang begitu saja. Aku juga bingung sosok kamu yang begitu nyata. sehingga aku tidak habis pikir dari mana kamu berasal dan bagaimana bisa datang dan menghilang begitu saja"

     "Ya begitulah aku, semoga kamu tidak kaget akan kehadiranku"

     "Awal aku melihat kamu sempat kaget sih, namun seiring waktu aku mulai berani.. ya seperti sekarang ini saja, aku berani berhadapan denganmu dan juga berkomunikasi dengan kamu"

 Imej yang berkaitan

Hari itu saat dia muncul tepat pada malam hari dan hingga pagi aku berbicara banyak dengannya. Sampai-sampai aku bangun kesiangan. Untungnya dihari itu aku kuliah sore. Terasa lapar sekali perutku ini, akupun segera beranjak dari tempat tidurku menuju dapur. 
Aku dapati nasi goreng ayam, di dalam tutup saji. Segera aku mengambil piring, mengambil 2 centong nasi goreng dan mengambil segelas air putih. 
Sore ini aku berangkat ke kampus, hari ini aku ada mata kuliah Akuntansi Menengah. Di jalan aku memikirkan kejadian semalam. Aku bertanya dalam hati 'Sebenarnya siapa sih Yudha! Kenapa namanya seperti mantanku dulu yang memang sangat aku idamkan, namun aku harus putus karena penghianatannya. Sedikit cerita mengenai dia, dia adalah seorang yang melindungi aku banget, baik, sopan, sabar dan tidak pernah marah. Namun dia katanya di jebak oleh tetangga depan rumahnya, hingga tetangganya itu hamil anak mereka berdua. Ya sudahlah, walau berat hati ini ditinggalkan oleh kamu namun aku harus rela kehilangan kamu, karena kebaikan-kebaikannya aku sampai saat ini masih memikirkan Yudha. Karena terlalu pelan menyetir mobilnya dan sambil merenung pula jadinya sampai kampus sudah terlambat 15 menit. 
Saat akan pulang ke rumah, Yudha datang di sampingku.

     "Hai"

     "Astagfirullah hal'azim" aku keget dia langsung ada di sampingku..
     "Emang tidak bisa yah kalau muncul tuh tidak ngagetin"

     "Oh, kaget ya.. ya sudah aku menghilang lagi yah"

     "Jangan-jangan, tar muncul lagi.. ngagetin pula"

     "Ah, bilang saja.. sudah kangen kan!"

     "Kaaangeeen.. gak sudi yah!"

Aku banyak bercanda dengannya, ternyata dia orangnya tidak kaku, aku senang sekali dia bisa menemaniku disaat-saat seperti ini.
Semakin lama aku semakin akrab dengannya,sekarang aku menjadi sering makan diluar atau menonton bioskop atau jalan-jalan ke pantai.
Aku sadar dia adalah bukan sosok manusia yang bisa aku jadikan pacar atau calon suami. Aku mengerti dia adalah bayangan dari impian-impianku. Aku juga mengerti jika yang aku lakukan ini salah. Banyak orang terdekatku yang mulai mencurigaiku dan menganggap aku kurang waras. Karena aku dianggap mereka sering berbicara sendiri dan selalu memesan makanan atau tiket nonton dengan pemesanan untuk berdua.
Saat makan, aku dengannya memesan menu yang sama, dimataku dia makan dan minum hingga habis, namun berbeda dengan orang yang melihatku, mereka melihat menu yang dipesan ekstra masih sama dengan saat pemesanan, tidak ada yang berkurang sedikitpun. karena itulah aku selalu makan di tempat makan yang berbeda-beda, karena takut menjadi omongan di masyarakat.
Begitu pula saat menonton bioskop, aku pasti memesan 2 tiket nonton. Namun disini mereka tidak ada yang curiga, karena mungkin berfikir pasanganku tidak datang atau sedang ke toilet ataupun sedang tugas luar.
Tetangga dan temanku mulai mengkhawatirkan aku, mereka juga menganggapku beda, hingga akhirnya omongan masyarakat sekitarpun sampai di telinga ibu mama dan papaku.

     "Tam, mama dengar dari tetangga kamu banyak berbicara sendiri? kamu ada apa sayang? ada masalah?"

     "Enggak mah, aku baik-baik saja. memang mereka bilang apa ke mama?"

     "Mereka tidak bilang apa-apa ke mama, namun yang mama dengar kamu sering berbicara sendiri, tertawa sendiri.. kayak orang stres"

     "Masa sih mah?"

     "Iya, mama sih juga pernah melihat kamu seperti itu, tapi mama pikir mungkin kamu sedang menelpon. Jadi mama masih tidak percaya omongan mereka"

     "Iya mah, lagi pula iseng banget sih mereka harus ngomongin aku"

     "Bukan iseng kali.. atau jangan-jangan memang bener kata orang, kamu mulai stres karena belum ada cowok juga sampai sekarang"

     "Ah mama.. ya kali deh"

      "Ya sudah kalau ada apa-apa ngomong saja ke mama!"

     "Iya mah"

Mama ku, beranjak pergi meninggalkan aku di ruang keluarga, menuju kamarnya. Aku pun berfikir seketika itu juga bagaimana supaya orang-orang tidak menganggapku stres. Tapi bagaimana caranya yah. Aku berfikir untuk menjauhinya, tapi bagaimana mungkin karena Yudha adalah lelaki sempurna yang aku miliki sekarang ini. Hingga akhirnya aku berfikir tidak berbicara besar saat berada di luar rumah.
Hingga hal itupun aku lakukan, namun tetap saja sulit, yang namanya bicara pasti spontan. Karena kedekatanku yang sudah sekian lama dengannya, aku menjadi seperti kakak adik saja. Aku sering bercanda dengannya, berlarian, berbicara dengan sangat lama.

 Hasil carian imej untuk ‪duduk memandang pantai dibawah pohon kelapa‬‏
Suatu hari aku bersamanya ke pantai yang berada di Banten, pagi aku sudah meluncur ke sana, sampai sana siang hari. Aku duduk di bawah pohon kelapa yang rindang, sambil memakan kelapa hijau dan memandang ke arah pantai, melihat air laut datang ke tepi silih berganti. Hari itu aku kehilangan Yudha, di tiba-tiba saja tidak ada di dekatku. Hingga waktu pun semakin sore, hingga aku mau-tidak mau mencarinya sambil berteriak namanya. Setengah jam lamanya aku mencari, hingga akhirnya aku sadar 'ngapain juga aku mencarinya, dia kan bisa kemana aja sesuka hatinya, kalau aku tinggalin juga dia pasti sudah ada di rumah'.
Aku berjalan menuju mobil, aku melihat dia sedang bermain bola bersama 2 orang anak kecil, laki-laki dan perempuan. Aku mendekati mereka dan menegurnya.

     "Hai, Yudha gua cari-cari lo kemana-mana" aku menepuk pundaknya dari belakang..

     "Eh, mba.. siapa yah?.. saya bukan Yudha"

     "Ah, lo mah becanda.. ayuk kita pulang" sambil menarik tangannya ke arah mobil..

     "Mba.. jangan tarik-tarik om Ilham dong.. kami kan lagi main-main" ke 2 anak kecil itu berkata..

     "Ilham!" aku keheranan dan kaget mendengar nama Ilham..

     "Iya.. namaku Ilham, ini keponakanku Hasan dan Aida"

     "Jadi saya salah orang ni.. kamu beneran bukan Yudha?"

     "Iya saya bukan orang yang anda maksud"

     "Ah bohong, coba mana telpon genggam kamu..?"

     "Untuk apa meminta telpon aku?"

     "Untuk membuktikan jika kamu bukan Yudha"

     "Ini" dia memberikan telponnya kepadaku..

Segera aku memasukkan nomorku di telponnya dan benar saja, telpon itu bisa menghubungiku. Dari sana aku sadar jika Ilham ini adalah asli manusia. Tapi aku berfikir sejenak ' kenapa mirip sekali yah dan nada suaranya benar-benar sama.
Keesokan harinya Ilham menelpon telpon genggamku.

     "Hai, mba.."

     "Siapa yah?" aku menanyakan karena tidak keluar namanya di telponku..

     "Aku yang kemarin mba anggap Yudha.."

     "Oh, iya ada apa yah?"

     "Memang saya mirip sekali dengan Yudha yah mba? boleh dong saya mau ketemu yang mirip saya itu!"

     "Oh, ya sudah nanti saya pertemukan dengannya.. nanti jika dia sudah bersedia saya akan telpon kamu yah"

Dari sejak di pantai kemarin, aku belum bertemu dengan Yudha. Hingga akhirnya sebulan berlalu.. 2 bulan berlalu dan setelah 3 bulan berlalu aku menghubungi Ilham untuk bertemu. Kami janjian di mall Kota Kasablanka. Kami janjian di sebuah tempat makan di Lantai 1. Saat aku akan sampai tempat janjian dari kejauhan aku lihat Ilham sudah duduk di sana, dia melambaikan tangannya ke arahku.

     "Hai mba.."

     "Hai Ham.. Namaku Tamara, panggil saja aku Tamara"

     "Oke Tamara.. ngomong-ngomong mana Yudha.. yang kamu bilang sangat mirip denganku"

     "Aku duduk dulu yah"

     "Oh iya, Silahkan Tam"

    "Terus terang saja, sejak di pantai itu, saat aku bertemu dengan kamu, disaat itu juga aku tidak pernah bertemu lagi dengan Yudha"

     "Masa sih mba, trus dia kemana?"

     "Aku tidak tahu dia kemana dan ada dimana sekarang. Yang pasti dia ada di sekitar kita"

     "Maksudnya gimana mba.. Eh, Tamara"

     "Ah sudahlah, tidak perlu kita membahas dia.. tapi kamu mau kan menjadi sahabat baik ku"

     "Oh iya pasti, siapa sih yang tidak mau bersahabat dengan cewek secantik Tamara!"

     "Ah, kamu bisa aja Ham"

     "Iya benar kok, cewek secantik kamu itu adalah dambaan setiap lelaki"

     "Masa sih..!"

     "Yaaa, iya lah"

     "Ham kamu sudah pesan makan?"

     "Belum, yuk kita pesan makan dulu"

Kami berbicara banyak berdua, tanpa membahas Yudha lagi. Tetapi di saat itu aku berfikir kenapa Yudha menghilang setelah Ilham bertemu denganku. Sebenarnya siapa sih Yudha tersebut, apakah dia adalah hanya pikiranku saja yang menjadi nyata. Karena setelah aku bertemu dengan Ilham, aku tidak pernah berfikir tentang lelaki khayalanku lagi, tapi aku lebih banyak teringat tentang pertemuanku dengan Ilham.

 Imej yang berkaitan

Aku dengan Ilham menjadi dekat, kita bersahabat kemudian 2 tahun setelah itu kami jadian. Kami yang sama-sama sudah bekerja akhirnya menikah tidak lama setelah kita memutuskan berpacaran. Kami sudah sama-sama saling mengenal keluarga masing-masing dan semua senang dengan pernikahan kami. (KK)

-- DH --
    





Jumat, 08 November 2019

Cinta Yang Hilang

Kehilanganmu membuat aku menjadi terpuruk. Hari-hariku menjadi hampa dan menjadi tidak bersemangat untuk beraktifitas. Aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kamar tidurku. Setiap saat aku hanya mengenang dirimu seorang. Bayangan atas kenangan-kenangan kita selama ini selalu hadir dalam kepalaku, begitu kuatnya ingatan itu.

 Imej yang berkaitan

Teman-teman dan keluargaku sering mengunjungiku, memberikanku semangat dan nasehat-nasehat. Aku memang tidak peduli dengan hal itu semua, yang aku peduli adalah bagaimana aku bisa bersamanya kembali dan menjalani kehidupan bersamanya. Karena aku masih menganggap dia ada. Sering kali aku melihat foto-fotonya di dalam memory telepon genggamku.



Hasil carian imej untuk ‪gambar mengenang cinta‬‏

Imej yang berkaitan


Hingga 3 bulan lamanya badanku semakin kurus, karena jarang makan, mukaku semakin pucat. Orang tuaku sering mengajakku untuk berobat ke dokter, namun hasilnya tetap tidak membuatku semakin baik.
Hingga akhirnya di suatu malam dia (Johan), hadir jelas di depan hadapanku. Saat aku berada di dalam kamarku.

     "Olin.. Olin... Olin...." dia biasa memanggilku, sebenarnya nama lengkapku adalah Caroline..

Terlihat sangat nyata di depan mukaku, akupun mengucek-ngucek mataku.. seraya berkata dalam hati benarkah ini kekasih hatiku yang telah pergi namun sekarang kembali lagi untukku. Namun setelah 3 kali aku mengucek mata. dia sudah tidak lagi berada di depanku.
Setelah dia menghilang, aku masih mengingat kejadian tersebut, masih jelas di ingatanku bayangannya dan suaranya yang 3 kali memanggil namaku.
Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, dia kembali muncul di kamarku. Bayangannya terlihat nyata, dia tersenyum kepadaku. Entah itu hanya halusinasiku saja atau dia memang nyata dan benar-benar ada. Yang pasti ketika malam itu tidak ada perasaan takut atau cemas di diriku, padahal aku tahu jika dia sudah tiada.
Segera aku berdiri dari tempat tidurku dan berjalan ke arahnya. Kemudian setelah dekat dengannya, aku coba menyentuhnya dan berbicara kepadanya.

     "Hai Olin.. apa kabar kamu?" dia berkata kepadaku.. membuat hatiku sangat senang..

     "Hai kekasih hatiku 'Johan'.. aku sangat senang kamu bisa hadir kembali di dalam kehidupanku"

     "Kamu jangan terlalu banyak memikirkanku, ikhlaskan aku"

     "Tidak.. aku tidak mau kehilangan kamu"

     "Aku juga tidak mau hal ini terjadi, tapi apa daya ku!"

     "Pokoknya aku mau, kamu ada di sampingku selalu.. seelaamaanyaaa"

     "Tidak bisa sayang, kita sudah di alam yang berbeda, aku yakin banyak lelaki di luar sana yang masih layak kamu cintai dan aku yakin mereka akan mencintai kamu.. seperti aku mencintai kamu" dia berkata sambil memegang daguku dan kemudian pipiku..

 Imej yang berkaitan

     "Tapi aku maunya yah hanya kamu!"

     "Jangan keras seperti itu sayang.. Jika kamu paksakan seperti ini, aku yakin kamu akan semakin menderita dan bukan hanya itu saja bahkan orang-orang di sekeliling kamu akan menjauhi kamu dan pergi. Karena menganggap kamu sudah tidak waras lagi"

     "Jadi aku harus bagaimana mas?"

     "Cobalah kamu sedikit demi sedikit melupakan aku dan perbanyak mendekatkan diri kepada Allah"

Lin.. Lin.. (tok.. tok.. tok) 'suara pintu kamarku diketuk dari luar..' dan akupun segera membukanya..

     "Kamu lagi apa Lin?"

     "Tidak lagi apa-apa Mah"

     "Kok tadi mama dengar dari luar kamu seperti sedang berbicara kepada seseorang, terkadang kamu juga teriak-teriak.. ada apa sih kamu?"

     "Tidak apa-apa mah"

     "Kamu yakin tidak ada apa-apa!"

     "Iya mah"

    "Kamu harus lupakan Johan sayang, kamu kan cantik, mama yakin banyak laki-laki yang menyukai kamu"

     "Iya mah"

     "Perbanyak sholat yah, belajar ikhlas dan sabar. Karena mama takut kalau kamu begini terus, malahan setan akan mendekat dan menemani kamu. Bisa jadi dengan wujud seperti Kekasihmu itu (Johan)"

     "Masa iya mah!"

     "Lah iya, supaya kamu semakin terpuruk, kemudian menjadi pengikut setan dan meninggal. Kamu mau seperti itu?"

     "Ih, apaan sih mama.. amit-amit deh. Aku tidak mau meninggal dulu"

     "Yah kalau begitu kamu harus lupakan dia, perbanyak sholat dan makan juga harus teratur. Tidak seperti sekarang kadang makan kadang tidak.. kalau makan juga sedikit. Coba liat badan kamu tuh, sudah kurus banget tinggal tulang"

     "Ah mama ngeledek terus, masa tinggal tulang!"

     "Terus apa? coba kamu timbang badan kamu sekarang beratnya berapa? sudah turun berapa kilo kamu sampai-sampai baju yang kamu pakai seperti kebesaran."

     "Iya mah, sudah ah mah.. aku mau tidur"

     "Ya sudah.. tidur sana!"

Setelah mama keluar kamar, aku mulai merenungi apa yang sudah diucapkannya tadi. Begitu juga dengan pertemuan aku dengan Johan, sebelum mama masuk ke dalam kamarku. Di atas tempat tidur aku bertanya kepada diriku sendiri terhadap apa yang sudah aku lakukan selama ini. Aku yakin Johan datang kepadaku karena dia sudah mengikhlaskan aku dan ingin yang terbaik untukku.
Malam itu memang perasaanku semakin lega dan sudah mulai bisa mengikhlaskan kepergiannya.
Berjalannya waktu aku sudah mulai melupakan dan beraktifitas kembali seperti dulu. Aku sudah mulai juga berpergian dengan sahabat-sahabatku.
Hingga sebulan kemudian Johan kembali datang kepadaku.

     "Terima kasih Olin sayang.. kamu sudah mengikhlaskan kepergianku. Semoga kamu mendapatkan yang terbaik penggantiku. Doakan aku selalu yah..!"

     "Iya sayang.. Aamiin, aku akan selalu mendoakan kamu"

     "Terima kasih yah"

Dia mencium keningku dan seketika itu juga alarm di telepon genggam ku berbunyi hingga membangunkan dari tidurku.

 Imej yang berkaitan

Itulah terakhir kalinya aku melihatnya, walau hanya di dalam mimpi. Sekarang aku akan menjalani kehidupanku dengan baik dan tidak lupa akan selalu mendoakannnya. Semoga dia mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya.

Itulah sedikit ceritaku, aku yakin tidak ada yang bisa melupakan cinta sejatinya seperti kisah cintaku kepada Johan. Aku dan dia sangat mencintai dan seperti lebah dan madu saling melengkapi. Bersyukur sekali aku tidak sampai di rawat di rumah sakit jiwa. Walaupun badanku sempat turun 10 Kg. namun sekarang badanku sudah normal kembali.
Saat ini aku sedang dekat dengan seorang lelaki, dia 1 tingkat di atasku, dia juga berbeda fakultas denganku, namun kita 1 universitas. Usianya lebih tua 2 tahun dariku.
Saat ini aku hanya menjalani kedekatanku dengannya sambil menilai lebih jauh dirinya. Namun sejauh ini yang aku lihat dia adalah orang baik dan akupun nyaman jika bersamanya. Doakan aku yah.. agar mendapat laki-laki yang terbaik di mataku dan Allah SWT.. Aamiin.. (KK)

-- DH --

Jumat, 01 November 2019

Perasaan Cinta (Bagian 2)

Waktu berjalan, aku mulai mencari tahu siapa Sidiq sebenarnya dan bagaimana bisa terjadi peristiwa seperti ini. Singkat cerita akhirnya aku menemukan fotonya, itu di dapat dari adiknya Ikhrom yang kelas 2 SMP. Dari situ aku coba mencari teman dekat Rosa saat sekolah dulu. Dan akhirnya ditunjukkan album kenangan saat SMA dulu. Disitu aku mendapatkan alamat rumahnya.
Sampai di depan rumahnya aku mengetuk pintu rumahnya, salah seorang anggota keluarga keluar.

     "Permisi mas, Sidiq ada?"

     "Oh, nyari Sidiq yah?"

     "Mas siapanya yah?"

     "Saya temannya.. teman SMA nya dulu"

     "Oh begitu.. masuk mas"

     "Mas tidak tahu jika Sidiq sudah meninggal?"

     "Inna lillahi wa inna lillahi rojiun.. kapan mas? gimana ceritanya"

     "Silahkan duduk dulu!"

     "Terima kasih"

     "Ceritanya saat itu dia sedang menuju kampusnya di Amerika, saat berjalan di trotoar jalan, dia tertabrak mobil yang sedang melaju kencang. Mobil tersebut sedang dikejar polisi karena membawa narkoba"

     "Terus kuburannya di mana?"

     "Ada di Pondok Rangon"

   "Boleh tidak saya diantar ke sana, nanti masnya saya antar kembali ke rumah ini. Maaf jika merepotkan"

     "Oh, gitu.. masnya mau lihat kuburannya, nanti yah saya ganti baju dulu"

     "Terima kasih yah.. maaf sudah merepotkan"

Aku diantar ke lokasi kuburannya, ku lihat langsung nama di batu nisan tersebut Muhammad Sidiq bin Abdullah.
Keesokan harinya aku pergi ke rumah Rosi untuk menjelaskan hal ini. Namun saat aku berbicara semuanya berubah.

     "Kak aku ikhlas jika kakak bisa menikahi kan Rosa"

     "Lah kenapa jadi begini sih Ross"

     "Iya kak, kemarin aku sudah berbicara sama kak Rosa, dia bahagia banget jika bisa menikah dengan kak Anwar"

     "Tapi kan aku pacaran sama kamu bukan dengannya"

     "Iya tapi kak Rosa ternyata sering mengintip saat kita berduaan di ruang tamu, dia bilang suka dengan kakak sejak pertama melihat"

      "Bagaimana aku bisa menikahi orang yang memang belum aku kenal?"

Mama dan papanya keluar dari dalam rumah..

     "Iya Nak Anwar tolong bantu kami" mamanya berkata..

     "Bantu bagaimana bu? aku malah jadi bingung nih"

     "Iya kamu bisakan menikahi Rosa.. tolong bantu demi Rosa"

     "Aku tidak bisa bu.. aku pacaran dengan Rosi, aku tidak kenal Rosa bu"

     "Tolong ibu"

     "Oke saya akan bantu agar Rosa sembuh, tapi bukan cara seperti ini, saya janji Rosa akan kembali seperti dulu.. tolong kasih saya waktu yah. Tapi izinkan saya untuk beberapa hari ke depan mengajaknya jalan dan pergi dengan Rosa"

     "Iya tidak apa-apa" mamanya menjawab..

     "Kamu gak marah kan Rosi? kamu gak cemburukan?"

     "Enggak kok.. demi kebaikan Kak Rosa"

     "Oke jika begitu"

Imej yang berkaitan

Seminggu kemudian aku mengajak Rosa jalan dan berbicara.

     "Ros, kamu mau menikah dengan aku?"

     "Mau banget mas?"

     "Kenapa kamu pengen sekali menikah dengan aku?"

     "Karena kamu kekasihku sejak lama. Jangan tinggalin aku lagi yah"

     "Memangnya sudah berapa lama kita pacaran?"

     "Kan dari SMP kelas 2 kita sudah pacaran, berarti sudah 7 tahun loh"

     "Oh gitu yah"

     "Kamu mah emang gitu mas, emang gak pernah peduli dengan hubungan kita"

     "Enggak gitu Rosa"

     "Enggak gitu gimana.. emang iya kan!"

     "Pokoknya begini, jika nanti kamu sudah sembuh dan sehat aku akan menikahi kamu deh"

     "Aku kan sehat mas! janji loh nanti kamu akan menikah denganku"

     "Mas, aku mau tanya deh kok kamu sekarang ganti nama sih? biar aku gak ngenalin yah.. kamu mau bikin kejutan yah!"

     "Kok tahu!"

     "Ya tahu lah, kamu tuh paling bisa deh.."
    
Awalnya aku hanya mengajak dia makan-makan di luar sambil ngobrol dan membuat dia senang. kemudian di hari berikut-berikutnya aku mengajak dia pergi ke masjid untuk mendengarkan ceramah-ceramah. 

Hasil carian imej untuk ‪ceramah‬‏

Hingga 2 bulan kemudian dia sudah terlihat ceria dan nyambung saat diajak bicara.
Hari berikutnya saat aku mengajak pergi naik kereta ke Bogor. Saat di kebun raya bogor aku banyak berbicara dengannya dan memberikan masukan-masukan yang positif.

     "Ros, gimana keadaan kamu sekarang?"

     "Keadaan apa mas?"

     "Ya kondisi kamu, badan kamu terasa segar tidak? pikiran kamu bener-bener sudah tidak kemana-mana lagi.. dan yang terpenting kamu selalu mendekatkan diri kepada Allah!"

     "Oooo itu.. aku sekarang sudah sholat 5 waktu, walau terkadang suka ada yang lupa atau terlewat. Aku sekarang juga sudah gak mikir macam-macam"

     "Mas, terima kasih yah sudah mengajari aku banyak hal, sudah membimbing aku dan membuat aku menjadi lebih baik"

     "Iya sama-sama. Ngomong-ngomong kamu pernah berfikir gak sih untuk mencari tahu bagaimana kejadian saat malam itu pas terakhir Sidiq pamit pergi dengan kamu?"

    "Ah tidak usah di sebut lagi nama itu mas, gak usah diinget-inget lagi. Aku sudah membuang kenangan itu ke laut. hehehe..."

     "Iya memang seharusnya begitu.. namun ada yang belum kamu ketahui bagaimana pristiwa yang sebenarnya terjadi"

     "Memang apa yang sebenarnya terjadi?

     "Jadi malam itu memang Sidiq datang untuk pamit kuliah ke Amerika, namun mama kamu bilang 'jangan bilang sama kamu yang sebenarnya, kamu menghilang saja sana. Karena kamu akan menyakiti hati anak aku'. Tetapi Sidiq tetap saja memberikan kabar yang sebenarnya ke kamu. Seminggu setelah itu dia terbang ke Amerika untuk melanjutkan sekolah S1 nya. Namun naas dia meninggal kecelakaan di sana"

     "Oh, begitu mas! tapi Mas Anwar tidak bohongkan?"

     "Kamu mau aku ajak ke rumah Sidiq? agar kamu tahu kejadian yang sebenarnya"

     "Boleh, kita sekarang ke sana yah?

     "Oke"

 Imej yang berkaitan

Aku bersama Rosa langsung bergegas menuju rumah Sidiq, sampai disana aku bertemu kakaknya sidiq kembali. Saat itu aku minta kakaknya langsung menjelaskan kepada Rosa mengenai keberangkatan Sidiq waktu itu.

     "Sidiq sangat mencintai kamu Rosa, dia pergi dengan keadaan tidak bahagia.. Maksud saya adalah tidak ada kamu yang bisa menemaninya sampai dia masuk ke pesawat. Aku sebagai kakaknya juga bertanya kepadanya kenapa dia tidak hubungan jarak jauh saja kepada kamu (Rosa). Dia mengatakan bahwa, dia tidak tahu berapa lama akan berada di Amerika, dia juga tidak yakin dengan hubungan jarak jauh bisa berakhir baik. Dia berkata biar Rosa memilih lelaki yang pantas untuknya. Toh kalaupun dia memang mencintaiku dia pasti akan menunggu aku kembali."

     "Oh seperti itu yah Mas?" dia berbicara pelan dan terlihat air matanya mengalir tipis, mukanya sembab dibuatnya..

     "Aku sudah salah menilainya selama ini.. sekarang aku sangat membenci diriku, kenapa aku tidak ada saat-saat keberangkatannya dan aku juga tidak percaya perkataan ibuku" sedih......

Dia sesegukan dan sesekali mengusap air mata yang jatuh di pipinya..

     "Sekarang bagaimana dengan kabar Sidiq mas?"

     "Sidiq sudah meninggal 6 bulan yang lalu karena kecelakaan"

     "Terus dimana kuburannya?"

     "Nanti aku yang antar ke kuburan Sidiq" aku berkata..

Di dalam mobil saat akan ke pemakaman, dia lebih banyak terdiam dan terkadang kesal dengan memukul-mukul pintu mobil. Hingga aku harus menenangkannya berulang kali.
Sampai di kuburan Sidiq, dia langsung memeluk batu nisannya dan membaca tulisan yang berada di batu nisan tersebut. Dia menangis sejadi-jadinya di atas tanah kuburan Sidiq. Lama aku menunggunya hingga dia tenang.
Sore hari aku mengantarnya pulang ke rumah, di tengah jalan saat aku mengajaknya makan, dia tidak mau. Dia bilang 'aku tidak lapar, aku makan di rumah saja'.
Sampai di rumah dia langsung berlari ke kamarnya, ibunya langsung mengejarnya dan ikut masuk ke kamar. Aku di luar berbicara banyak dengan Rosi. hingga akhirnya mamanya keluar dari kamar bersama Rosa.

     "Nak Anwar terima kasih yah sudah mengajarkan banyak hal kepada anak saya, hingga dia sudah sembuh dan sadar seperti saat ini. Tadi Rosa sudah cerita banyak dan dia sudah minta maaf kepada ibu"

     "Iya bu, sama-sama" aku menjawab perkataan dari ibunya..
     "Rosa kamu tidak usah larut lagi dalam kesedihan yah! kamu harus bisa menerima kenyataan dan banyak berdoa buat Sidiq"

    "Iya aku sudah sadar sekarang, keluarga adalah segalanya dan aku mau bahagia. Walaupun mungkin aku akan banyak menyesali kejadian ini.. semoga saja kesedihanku tidak berlangsung lama"

     "Kamu harus bisa bangkit segera yah"

     "Iya.. Terima kasih"

 Hasil carian imej untuk ‪kartun jalan berdua‬‏

Hari itu terlewatkan dengan baik, hingga seminggu kemudian aku kembali bermain ke rumah Rosi. Aku membawa arang bakar, ikan, ayam dan jagung untuk di bakar malam minggu di belakang rumah.
Malam itu semua ceria kita berbagi canda tawa dan saling melempar ledekan-ledekan yang positif. Saat aku akan pamit pulang Rosa memegang tanganku dan tangan Rosi, tangan kami dipersatukan sambil berkata

     "Menikahlah segera kalian berdua, maafin kakak sudah mengganggu hubungan kalian selama ini dan kakak sayang kalian semua."

     "Terima kasih kak.. semoga kakak cepat dapat pengganti Mas Sidiq"

     "Aaamiin" kami semua kompak berkata..

 Imej yang berkaitan


Malam itu adalah awal kebahagiaan kami semua, untuk itu kedepankan komunikasi dan jangan banyak merenung.. bahagiakan diri kita dan bersemangatlah.. (KK)

-- DH --

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...