Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 15 Februari 2019

Cinta Lama Datang Kembali

Hari itu.. sepulang dinas luar, aku kembali ke kantor ku..
Masuk ke dalam kantor aku melihat wanita yang terlihat olehku sangat cemas dan sedih. Dari jauh aku melihat sepertinya aku sangat mengenalnya. Dia yang sedang duduk di depan ruang pelaporan, ditemani seorang pria kekar dan tegap. Dari jauh aku seperti mengenal baik wajahnya.. semakin dekat aku melangkah aku sangat meyakini bahwa dia adalah teman SMU (Sekolah Menengah Umum) ku, yang sudah lama tidak berjumpa.

      "Hai.. Bel.. apa kabar?"

     "Hai Yud.. kabarku lagi baik tapi keadaanku lagi kurang baik ni. kamu dinas di sini?"

     "Iya, aku dinas di sini.. maksudnya keadaan kurang baik gimana?"

     "Ya kamu tanyakan saja kepada teman kamu, aku sudah ceritakan mengenai apa yang ku alami pagi ini"

     "Oke entar aku cari tahu sama temanku di dalam"

     "Laporan kamu sudah selesai? Sekarang kamu lagi tunggu apa?" 

     "Sudah Yud.. lagi tunggu keadaan aman, karena pengawalku belum balik yang satu lagi"

     "Oh, gitu.. gimana kalau aku kawal dengan motor patroli?"

     "Memang boleh?"

     "Boleh.. entar aku bilang atasan dulu yah!"

     "Oke.. terima kasih yah"

Hasil carian imej untuk ‪kantor polisi jakarta‬‏

Akupun mengawalnya sampai halaman kantornya. Aku masih menunggunya sampai menurutku keadaannya sudah benar-benar aman. Saat siang tiba, Bella ke luar kantor, Aku melihatnya dari kejauhan, dia sangat cantik. Berjalan ke arahku dengan rambut panjangnya yang melambai tertiup angin.

     "Hai Yud, masih di sini?"

     "Iya kan aku mau memastikan sampai keadaannya benar-benar aman"

     "Kalau begitu, yuk temenin aku makan!"

     "Mau makan dimana nih?"

     "Terserah, kamu ada tempat bagus gak?"

     "Kok, terserah aku.. aku mah ikut kamu saja deh"

Dalam hatiku.. senang sekali bisa makan berdua Bella, seorang wanita pujaan hatiku sejak SMU dulu. Bella langsung ku bonceng dengan motorku, aku mengikuti arahannya untuk makan di tempat Favoritnya.
Saat di tempat makan, dia sedikit bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, aku mendengarkannya dengan baik, sambil melihat matanya dan wajahnya yang manis terkadang aku tidak konsentrasi mendengarnya. Aku menilai dari pembicaraannya masih banyak yang dia tutup-tutupi karena terkadang dia berbicara tidak singkron saat ku tanya balik. Tetapi aku berfikir ya sudahlah, mungkin dia tidak mau aku tahu lebih banyak atau memang dia sengaja menyembunyikan sebagian ceritanya karena belum mengenalku dengan baik, karena memang baru kali ini aku bertemu dengannya kembali.
Hari sudah semakin sore, setelah bertukaran nomor handphone.. kami memutuskan kembali ke kantor kami masing-masing. Sore itu aku mengantarkannya kembali sampai depan lobby kantor, kemudian aku langsung meluncur ke kantorku.
Sesampainya di kantor, aku menanyakan mengenai pelaporan seorang wanita bernama Bella.

     "Man.. (Firman nama temanku yang bertugas di unit pelaporan) tadi wanita bernama Bella melaporkan tentang apa saja?"

     "Memang dia siapa lo Yud?"

     "Calon istri gua donk?"

     "Ah, bisa aja lo, tadi gua dengar saat lo bertemu diluar.. gua dengar lo sudah lama tidak bertemu dengannya dan baru saja ketemu tadi. Bisa aja lo ngarang cerita.. nanti dosa loh! lagi pula sepertinya dia orang mampu, terlihat dari pakaiannya dan mobil yang digunakannya. dia juga punya pengawal khusus dan juga sopir"

     "Ah gua mah masa bodo' dia mau orang kaya atau orang miskin sama saja. Kan yang gua cinta orangnya bukan hartanya"

     "Nah ni yang gua suka dari lo? pantesan selama ini lo jomlo yah! ternyata nunggu yang tadi itu toh"

     "Ah, lo bisa aja.. cepetan deh cerita mengenai kasus yang dia laporkan tadi"

     "Mau tahu banget apa mau tahu aja?

     "Ah, gua serius ni Man.. mau gua ceritain hubungan gua dengan dia?"
     "Dia itu adalah cinta pertama gua saat SMU dulu, waktu itu gua masih belum berani menyatakan cinta kepada dia, jangankan menyatakan hal itu. Dekat sama dia juga gua gak berani. Nah sekarang saat gua dipertemukan lagi sama Allah, apa salahnya jika gua coba deketin dia lagi"

     "Lah jadi lo di SMU dulu cuma liatin dia doank dari jauh? pantesan lo jomlo terus"

     "Ah, lo enggak usah ngomong 'jomlo' deh. Lo sendiri gimana?"

     "Ya sudah, nih gua ceritain mengenai pelaporan dia tadi, dia itu sekarang lagi dikejar-kejar orang yang mau mengambil harta kekayaan dia. Dia bilang kemungkinannya dari keluarga dekat suaminya. Makanya sekarang dia di jaga 3 pengawal pribadinya. Tadi saat berangkat menuju kantor, dia diikuti sebuah mobil yang kemudian di kejar oleh pengawalnya yang menggunakan motor.. Begitu"

     "Lah terus, suaminya kemana?"

     "Suaminya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu"

     "Oh, gitu.. oke.. terima kasih ya Man"

Keluar dari ruangan, aku langsung pulang menuju ke rumahku di daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Saat malamnya aku tidak bisa tidur karena memikirkan seorang wanita yang ku temui di kantor tadi. Teringat kembali tentang masa-masa SMU dulu. Dia sekarang ini sangat cantik dibandingkan saat masih sekolah dulu.
Beberapa hari kemudian aku mulai mengirim pesan singkat kepadanya, hingga kami akhirnya menjadi sangat akrab. Terkadang aku menelepon dia hingga berjam-jam lamanya. Pernah sesekali aku menelepon dia dari malam hingga masuk waktu subuh, banyak canda tawa yang aku dengannya bicarakan, hingga lupa bahwa kita harus tidur dan beristirahat. Memang benar kata orang kalau sudah cinta apapun terasa indah bahkan asal dilakukan bersama kita bahagia terus perasaannya.
Sesekali aku mengajaknya menonton film di bioskop, ternyata dia mau.. Aku senang sekali saat itu. Kami menonton film dengan judul 'Aach... Aku Jatuh Cinta', saat itu kami akan menonton jam 19.30. Sebelumnya pukul 17.00 aku menjemput bella di lobby kantornya, 30 menit lamanya perjalanan menuju tempat kami menonton. Di sebuah mall tersebut kami mencari tempat makan yang asik untuk kita makan dan menobrol, kemudian kita sholat dan segera ke bioskop untuk membeli 2 tiket nonton. Setelah nonton aku mengantarkannya pulang sampai depan pintu rumahnya, waktu itu sampai rumahnya sudah jam 11 malam. terlahat mobilnya parkir di depan rumah dan tak lama terlihat bapaknya membukakan pintu, aku pun menyalami Bapaknya dan langsung pamit pulang.

 Imej yang berkaitan

Di perjalanan, ku lihat ada yang aneh dengan Bella, karena ku lihat sopirnya masih berada di dalam mobil, yang jadi pertanyaan hatiku 'kenapa sopirnya tidak pulang saja? apa sampai pagi menunggu di dalam mobil?'.
Sudah lama aku mengenal Bella, mungkin sudah setengah tahun lamanya. Namun Bella masih belum banyak bercerita mengenai dirinya dan kehidupannya. Bila aku banyak menanyakan sesuatu yang pribadi kepada dirinya, aku melihat gelagat tubuhnya yang kurang menyukai pertanyaan ku dan cenderung menghindar. Aku merasa aku yang harus mengikuti perasaan dan gayanya, karena aku juga takut dia menjauh dariku dan akhirnya aku akan kehilangan dirinya.
Saat hari minggu, aku pernah juga mengajaknya jalan.. kami pergi ke puncak dengan menggunakan mobilku. Seperti biasa aku menjemputnya di rumah, aku pamit kepada Bapak dan ibunya. Saat pergi liburan bersama, dia juga banyak diam dan senyum seadanya. Kami duduk-duduk di tempat paralayang.

     "Bel, kamu sakit atau lagi kecapean?"

     "Gak papa Yud, cuma lagi banyak pikiran saja"

     "Sudah buang dulu pikirannya, kita bergembira dan tertawa lepas.. atau kalau kamu mau kamu bisa berteriak sekeras-kerasnya ke arah kebun teh, kamu buang beban yang ada di hati dan pikiran kamu.."

     "Enggak ah, aku malu"

     "Ya gak usah malu, kan di sini gak ada yang kamu kenal"

     "Kamu tuh seperti bunga yang gagal mekar.. bukannya mekar malah merunduk layu"
     "Ayo.. semangat.. senyum.."

     "Ah.. kamu bisa aja Yud.. Terima kasih ya sudah mau mengajakku ke sini!"

     "Iya sama-sama"

Tak banyak yang kami bicarakan saat itu, paling tidak saat ku ajak bercanda dia bisa tersenyum lepas.
Berjalannya waktu, tak banyak yang berubah dari hubunganku bersamanya, kami hanya sebatas teman saja. Namun aku sudah menyiapkan waktu untuk segera menyatakan cinta kepadanya.

Di pagi hari minggu yang indah itu, aku pergi bersama Bella ke sebuah danau di daerah Jakarta Timur. Aku menyatakan cintanya kepadanya, aku ingin serius menjalani hubungan bersamanya.
 Imej yang berkaitan
     "Bel, sengaja aku mengajakmu ke sini, biar suasana hati ini damai karena tempat yang indah ini. Aku ingin mengutarakan isi hati yang selama ini bisu kepada kamu. Aku sangat mencintai kamu, sebenarnya perasaan ini sudah ada sejak SMU dulu. Namun saat itu aku sangat malu untuk  mengatakannya, namun lebih sering hanya melihatmu dari kejauhan. Dulu aku sangat mengimpikanmu jadi pacarku, sampai-sampai aku menyimpan foto dirimu saat itu"
    
     "Dari mana kamu dapat fotoku?"
    
     "Aku foto kamu, diam-diam dari HP"
     
      "Waduh.. berarti kamu penggemar rahasiaku ya? hehehe"
     
      "Iya Bel.. makanya saat pertama kali ketemu kamu di kantor waktu itu, aku senang sekali.. dag.. dig.. dug.. rasanya hati ini melihat wajah kamu. Apalagi kamu sekarang semakin cantik. Tapi jujur aku masih suka kamu yang dulu, cantiknya natural"
     
      "Ah, kamu bisa aja Yud.. tapi kamu belum banyak mengetahui bagaimana aku yang sekarang!"
     
      "Memang kamu kenapa?"
     
     "Mau dengar cerita ku? cerita mengenai aku yang menjadi seperti saat ini? aku yang sudah menjadi janda"
     
     "Apa? kamu sudah janda? bukannya kamu belum punya anak yah?" aku pura-pura kaget.. biar dia mau cerita banyak.. padahal sih aku sudah tahu dari temanku Firman
    
     "Nah kan.. kamu belum tahu mengenai jati diriku sebenarnya.. memang aku belum mempunyai anak"
    
     "Ya, sudah insyaAllah saya akan menerima kamu apa adanya.. silahkan saja jika kamu bersedia bercerita.. saya akan dengar semuanya.. walau ceritanya sangat panjang"
   
     "Aku adalah seorang anak miskin yang tinggal di rumah sederhana, kamu pernah aku ajak ke rumahku. Kemudian aku bekerja di sebuah toko dan akhirnya mengenal suamiku. Aku mengenalnya karena aku membantu mengangkatnya ke mobil saat dia terjatuh di depan toko ku. Hingga aku ditawarinya bekerja dirumahnya. Setelah istrinya meninggal, dia melamarku dan kemudian aku menikah. Umur perkawinanku hanya 1 tahun lebih."
    
    "Aku sangat mengerti keadaan kamu, tak ada yang ku harap dari kamu kecuali cintamu, kebersamaan kita, kejujuran serta kesetiaanmu. Tak perlu ada lagi kamu tutup-tutupi.. katakan saja semuanya. InsyaAllah aku yang sekarang dan aku yang nanti-nanti akan sama"
   
     "Benar kamu akan mencintaiku apa adanya Yud?"
  
     "Benar tidak kurang suatu apapun"
  
     "Syukurlah, kita jalanin dulu aja yah"
     
     "Iya.. setelah ini saya akan memperkenalkanmu kepada kedua orang tua saya di rumah. Apakah kamu bersedia?"
   
     "Ya"

Kami beranjak pergi ke rumahku, butuh hanya 30 menit untuk sampai di rumahku..
   
     "Kok ramai sekali rumah kamu Yud?"
   
      "Iya ada acara keluarga"
    
     "Oh gitu.. acara arisan atau apa?"
    
     "Acara perkenalan calon istriku" padahal sih memang lagi ada acara arisan keluarga besar dari Bapakku..
   
     "Maksud kamu.. ngenalin aku kepada seluruh keluarga kamu?"
    
      "Ya iya lah.. memang siapa lagi, pake dipertegas gitu sih.. kayak gak yakin aja"
    
     "Bukan begitu, kamukan barusan aja menyatakannya kepadaku.. masak tiba-tiba sudah begini.. kayaknya yakin banget yah aku bakal terima cinta kamu.. hehehe"
    
      "Yakin lah, aku kan bisa nilai bagaimana pandangan kamu ke aku"
    
      "PD (Percaya Diri) banget yah kamu.. hehehe"
     
      "Ya haruslah"

Setelah masuk ke dalam, Bella disambut oleh Bapak dan Ibuku, kami berbincang dan bercanda di ruang tamu sambil memakan hidangan yang sudah disediakan.

      "Mah.. Pah.. Kenalin nih calon istri Wahyudi!" aku berkata ke arah orang tuaku yang saat itu sedang duduk-duduk di ruang keluarga

      "Nama ku Isabella Indah Pertiwi.. sering dipanggil Bella Bu.. Pak.."

      "Oh iya" jawab kedua orangtuaku..

    "Silahkan duduk" kata ibuku..

Setelah duduk ibuku langsung bertanya kembali kepada Bella. Seolah-olah dia ingin tahu banyak mengenai Bella..

       "Kamu kerja di mana Bel" tanya Ibu..

      "di perusahaan yang bergerak di segala bidang bu"

      "Wah di perusahaan besar yah" tanya Bapak menyambung..

      "Alhamdulillah pak"

Banyak yang kita obrolkan, hingga kita semakin larut dengan suasana dan ku lihat Bella jadi semakin akrab.

     "Bel, kamu dengan Yudi sudah serius ingin berumah tangga? kalian sudah pacaran berapa lama?"

    "Aku sih, pengennya serius.. tapi langsung tanyakan kepada Yudi saja ya Bu"

     "Ibu sih sudah sering bicara sama Yudi begitupun dengan Bapak.. tapi Yudi bilang nanti dulu.. nanti dulu.. hingga Ibukan jadi bingung ni."

     "Iya bu aku dan Bella insyaAllah akan serius dan segera menikah, namun kita masih belum bisa menentukan kapan waktu yang tepat. Karena ada pekerjaan dan masalah yang selama ini masih belum terselesaikan" kataku

     "Waktu mah kapan aja Yud Bel.. tinggal kaliannya aja.. apalagi masalah.. gak kan ada habisnya.. mau nunggu sampai kapan kalian?"

     "Iya bu sabar yah"

Sore itu Bella pamit pulang kepada semua keluargaku. Aku kembali mengantarkannya sampai depan rumahnya.
Keesokan harinya aku menelepon Bella, aku ingin sekali main ke rumahnya, berbicara banyak, bercanda dan tertawa. Namun Bella tidak mau ditemui katanya dia ingin berada di rumah saja, menghabiskan waktu sambil menonton televisi dan dia juga berkata ingin sendirian menghabiskan waktu saat ini.
Aku sering menelepon dia dan mangajaknya jalan, namun dia berkata 'lagi banyak pekerjaan ni, nanti kalau sudah ada waktu senggang aku pasti mau jalan dengan kamu'. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya meneleponnya. Sebulan lebih aku hanya berhubungan melalui telepon. Hingga malam itu sepulang kerja aku janjian di mall dekat rumahnya, selesai makan malam kami langsung nonton film yang mulai jam 20.30. Agak malam sih tapi gak papa deh, sudah lama aku gak pernah nonton bareng lagi dengannya.
Hari-hari selanjutnya aku sering menghubunginya dan selalu ingin ketemu, namun dia tetap tidak mau bertemu.. hingga akhirnya di hari minggu itu kesabaranku mulai habis. Aku nekat datang ke rumahnya, Namun yang ku dapati hanya Ibu dan Bapaknya. 

     "Pagi Pak Bu! Bella ada?"

     "Gak ada.. pergi sama temannya"

     "Masa iya bu, tadi saya telepon katanya mau di rumah saja. Sebenarnya Bella tinggal di mana sih bu? Tolong kasih tahu saya bu.. saya sangat cinta dengan anak Bapak dan Ibu. Saya dengan dia tidak mau main-main. Saya tidak peduli dia janda atau bukan, yang penting Bella orang baik dan mencintai saya juga. Apa perlu saya berlutut di kaki Bapak dan Ibu?"

Aku berlutut dan bersujud di depan kaki Ibunya, hingga akhirnya Ibunya segera membangunkanku. Akupun berdiri kembali.

     "Yuk, kita masuk dulu Nak, kita duduk di ruang tamu" Ibunya berkata..

Aku pun masuk ke dalam rumah bersama kedua orang tuanya, setelah kami semua duduk.. kami kembali berbicara.

     "Ibu akan katakan kepadamu Alamat Bella, tapi ada hal yang ingin Ibu Bapak Tanyakan!"

      "Iya bu silahkan.. Ibu atau Bapak mau tanya apa kepada saya?"

     "Kamu kerja di mana?"

     "Saya anggota kepolisian, bekerja di daerah Jakarta Bu"

     "Sejak kapan kenal anak saya?"

     "Saya kenal waktu SMU dulu kemudian baru ketemu kembali sekitar 7 bulan yang lalu. Saat dia berada di kantor saya, untuk melaporkan dugaan perbuatan pengambilan hak secara paksa di jalan dan di rumahnya oleh keluarga mantan suaminya"

     "Oh begitu, berarti kalian kenal sudah lama yah. Tapi baru bertemu kembali. Nah itu yang Bella laporkan kok Ibu gak pernah tau kasusnya"

     "Iya bu.. kami sudah kenal lama. Untuk masalah pelaporan tersebut, mungkin Bella tidak mau apa yang sedang dihadapinya menjadi pikiran Ibu dan Bapak"

     "Iya.. emang Bella anak baik, dari dulu selalu berfikir untuk bantu Ibu Bapaknya dan juga anaknya gak pernah mau ngerepotin Ibu Bapaknya"

     "Kami berdua tenang, setelah mengetahui hal sebenarnya tentang kamu. Terlebih lagi kamu adalah seorang polisi.. setidaknya bisa melindungi anak kami" Kata Bapak Bella..

     "Iya Pak"

     "Kalau Bapak boleh tanya, seberapa besar cinta kamu ke Bella?"

     "Bapak Ibu tidak perlu meragukan cinta saya.. saya tulus mencintainya dari hati yang terdalam.. bukan karena harta yang dia miliki. Saya juga tidak peduli kalau dia Janda, saya hanya peduli mengenai cintanya kepadaku dan saya mau membahagiakan dia. Saya melihat sekarang dia menjadi orang tertutup dan tidak ceria. Saya mau mengembalikan ke ceriaan dia dan melindungi dia. Saya pun rela jika memang dia orang kaya dan mau menyumbangkan kekayaannya kemudian hanya menjadi istriku dan hanya mengurusi rumah tangga saja. Saya mampu menafkahi dia dan keluarga ku kelak. Karena saya memang sudah mencintainya sejak SMU dulu"

     "Oh begitu. Oke Bapak akan kasih kamu alamat rumah Bella yang sebenarnya. Tapi kamu harus janji selalu mencintai dan menjaga anak kami"

     "Iya pak saya berjanji dihadapan Bapak Ibu, akan selalu mencintai Bella apa adanya dan menjaganya dimanapun dan kapanpun serta tak akan menyakitinya sampai kapanpun. Semoga Cintaku dengannya bisa bertahan hingga ajal kami tiba suatu saat nanti."

     "Aamiin.. terima kasih ya nak" Bapaknya langsung menyalamiku dan memelukku

Begitupun dengan ibunya dia menyalamiku dan berkata 'Titip Bella ya nak'

Bapak Bella memberikan kepadaku secarik kertas berisi alamat rumah Bella, aku pun segera pamit dan pergi ke alamat yang tertera di kertas tersebut. Sampai di depan rumahnya, segera aku tanyakan satpam yang menjaga rumahnya, diapun segera masuk dan memanggil Bella.. hingga Bella keluar menemuiku..

   "Hai Bel"

     "Kok kamu tahu alamat rumahku?"

     "Iya dari Bapak dan Ibu kamu.. barusan aku dari sana"

     "Bel, maaf kalau sikap aku begini.. aku tidak bisa hidup tanpa kamu Bel.. aku juga tidak bisa tidak melihat kamu sehari saja.. Bel aku benar-benar sayang sama kamu"

     "Aku lagi ingin sendirian Yud.. bukannya enggak mau ketemu kamu"

     "Oh.. mungkin kamu takut aku cinta kamu karena harta kamu yah atau kamu takut aku mau memanfaatkan kamu atau aku hanya mau main-main saja sama kamu.. enggak Bel, kalau kamu mau.. kamu tinggalkan saja semua kemewahan ini. Aku akan terima kamu apa adanya"

     "Oke.. aku akan cerita banyak kepada kamu.. aku adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja dan memang aku benar-benar sibuk selama 2 bulan terakhir ini. Karena banyaknya tender dan barang yang keluar masuk. Disamping itu juga aku masih kuliah"

     "Bel.. kamukan pemilik perusahaan.. jangan semuanya kamu pegang Bel.. Kan ada banyak karyawan-karyawan kamu suruh mereka dong, jadi kamu tinggal ngecek aja bisa kan!. Nanti kamu akan kecapean terus.. sudah kerja.. sudah kuliah.. kapan waktu kamu senang-senangnya?"
     "Saat kamu menikah nanti kamu akan punya anak.. kamu juga harus perhatikan mereka di samping kamu perhatikan aku"

     "Apa.. Aku.. Yakin banget sih"

     "Yakin dong.. hehehe"

     "Iya Yud, aku cepek banget ni, makanya pengennya kalau hari libur sendiri dirumah saja"

     "Mau aku pijitin?

     "Hus.. belum muhrim.."

     "Bel, aku bolehkan sering main ke sini"

     "Ya, apa boleh buat.. kamu sudah terlanjur tahu rumahku.. ya silahkan saja"

     "Terima kasih yah Bel"

Hari itu aku banyak bercanda dengannya, aku bahagia dan tertawa lepas.
Sejak saat itu kami semakin akrab, bahkan keluarga kami pun sudah sangat dekat dan saling kenal. Setahun kemudian Bella tamat dari kuliah S1 nya dan langsung lanjut kuliah S2. Kami pun mulai serius membicarakan kelanjutan hubungan kita. Hingga akhirnya aku melamar Bella tepat di hari ulang tahunnya.. aku bersama keluargaku datang di hari sabtu pagi yang cerah itu ke rumah Bella. Sesampainya di sana Aku dan keluargaku disambut hangat oleh keluarga Bella. Di ruang tamunya yang besar, kami 2 keluarga dipersatukan dan saling berbaur. Suasana menjadi sangat ceria dan menyenangkan. Banyak celotehan, canda dan tawa yang membuat riuh seisi ruangan. Teman-temanku sesama anggota juga ikut hadir, cuma mereka hanya duduk-duduk di teras rumah Bella.
Rencananya aku akan menikah dengannya tepat di hari ulang tahunku yaitu 3 bulan kemudian. Nikahnya pagi di masjid dekat rumah Bella kemudian siangnya langsung resepsi yang akan dilaksanakan pada hari minggu di Hotel. Kami juga berembuk mengenai panitia pelaksanaan resepsi, semua dikerjakan oleh Karyawannya Bella, saudaraku dan saudara Bella. Aku dan Bella hanya pemilihan baju dan bentuk undangan saja.
Saat yang dinanti tiba, semua berjalan lancar dan baik. Begitupun saat aku mengucapkan ijab kabul. Saat resepsipun semua kerabat dan saudara dari aku dan Bella semuanya hadir memenuhi seisi ruang gedung. Terlihat Bella sangat senang dan selalu tersenyum.
Inilah ceritaku.. (KK)

-- DH --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...