Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 01 Februari 2019

Cinta Bella (Bagian 1)

Kehidupanku yang kini sangat berbeda, membuat kehidupanku tidak tenang. Kata orang 'banyak uang itu bisa membuat kita bahagia'.. itulah kata orang sedangkan aku adalah seorang yang menjalaninya, hal tersebut tak selamanya benar.. kenapa? karena penampilan orang akan menjadi sorotan di masyarakat, jika masyarakat tahu kita seorang yang kaya raya.. jika tidak berpakaian yang sedikit mewah maka akan jadi pergunjingan atau omongan di masyarakat. Semua disorot oleh orang, apa yang kita lakukan juga akan menjadi sorotan. Ah, tapi kita ngapain juga ngomongin hal ini.. mari kita kembali ke cerita tentangku selanjutnya.
Seminggu setelah meninggalnya suamiku, keluarganya mulai mengusik kehidupanku. Mereka mulai meragukan keabsahanan pernikahan ku. Padahal, waktu itu kami undang mereka untuk menghadiri pernikahan kami namun mereka semua tidak ada yang datang. Walau saya sudah menunjukkan buku nikah dan foto serta saksi mereka tetap mengusik kehidupanku. Dimana mereka ingin menguasai harta suamiku. Saya ingat sekali pesan almarhum, bahwa beliau berpesan kepadaku agar 'hartanya dijaga dengan baik olehku dan dipergunakan dengan baik untuk amalnya (Hanafi) di dunia untuk akhirat.
Dua bulan berjalan, pengacara kepercayaan suamiku datang ke rumah untuk menyerahkan semua berkas bukti kepemilikan seluruh harta bapak kepada saya. 

     "Bu, ini adalah semua berkas yang Pak Hanafi titipkan kepada saya dan untuk diserahkan kepemilikannnya kepada ibu"

     "Terima kasih banyak ya Pak"

     "Sebagian besar sudah dialihkan ke nama bu Bella"

     "Iya pak, terima kasih atas bantuannya selama ini"

Pengacara Hanafi sudah meninggalkan rumah, segera aku ke kamarku untuk menaruh semua berkas dan menyimpannya ke brankas besi.
Keesokan harinya, rumahku di datangi oleh keluarga Hanafi, mereka mengacak-acak seisi kamar dan mencoba membuka lemari besi, namun tidak berhasil. Hal ini akhirnya aku laporkan kepada tim pengacara perusahaan. Mereka memberi masukan kepada saya untuk mengamankan seluruh benda berhaga di rumah kemudian dititipkan ke bank. Akupun segera melaksanakan hal tersebut untuk keamanan harta benda Hanafi.
Hari-hariku saat beraktifitas merasa selalu diawasi oleh beberapa pasang mata. Akupun kembali menghubungi tim pengecara.

     "Pak Pengacara, saya selalu merasa diawasi dimanapun. Saya merasa terancam"

     "Apakah prihal yang saya beritahu kemarin, mengenai surat berharga, emas dan sebagainya sudah diamankan ke bank bu Bella?"

     "Sudah Pak"

     "Oke.. kalau begitu, ibu mau tidak saya tambah keamanan 3 lagi. Saya akan carikan orang yang berotot besar untuk menjaga ibu 24 jam. Dimana 2 akan mengikuti ibu kemanapun dan 1 lagi akan menjaga di dalam rumah"

     "Ya Pak.. boleh juga.. terima kasih yah atas bantuannya.. saya akan menaikkan gaji bulanan bapak"

     "Ya Bu, terima kasih.. tapi sebenarnya gak usah seperti itu juga Bu.. kan gaji saya sudah naik awal tahun ini"

     "Gak papa Pak.. saya sudah banyak dibantu, saya pasti akan kasih lebih kepada orang-orang yang membantu banyak seperti bapak"

Dua hari kemudian, datang ke rumah 3 pria tegap, yang mengaku dikirim oleh tim pengacara perusahaan. ketiganya aku interview sebentar di ruang tamu, hingga akhirnya aku mengenal latar belakang kehidupan mereka dan merasa aman mereka berada di sisi aku.
Setelah hari itu, aku merasa nyaman menjalani kehidupan ini.. tak ada yang mengusikku lagi. Selama di perjalanan selalu 1 keamanan duduk di sebelah sopir dan yang 1 lagi mengikuti dibelakang dengan menggunakan motor.
Pernah suatu ketika pengawalku, mengejar orang yang mencurigakan karena mobilnya selalu membuntutiku.. untuk mencegah terjadinya sesuatu tindakan yang tidak diinginkan maka saat itu, mobilku masuk ke dalam halaman kantor polisi. Kami memang mencurigai mobil yang selalu menempel di belakang mobilku, begitu kami belokkan mobil ke dalam kantor polisi, mobil yang tadi tepat dibelakangku segera tancap gas secara berutal. Disitulah kami semakin yakin jika mobil tersebut akan mencelakakanku.
Saat berada di kantor polisi, aku ditanyakan beberapa hal mengenai kejadian ini. Akupun menjelaskan apa adanya kejadian ini secara runtun. Usai membuat laporan aku menunggu di depan ruang pelaporan tersebut. Ada laki-laki berseragam polisi lengkap memanggilku dari dalam kantor. Setelah semakin mendekat aku baru melihat itu adalah teman SMU (Sekolah Menengah Umum) aku di Depok.

      "Hai.. Bel.. apa kabar?"

     "Hai Yud (nama sebenarnya Wahyudi).. kabarku lagi baik tapi keadaanku lagi kurang baik ni. kamu dinas di sini?"

     "Iya, aku dinas di sini.. maksudnya keadaan kurang baik gimana?"

     "Ya kamu tanyakan saja kepada teman kamu, aku sudah ceritakan mengenai apa yang ku alami pagi ini"

     "Oke entar aku cari tahu sama temanku di dalam"

     "Laporan kamu sudah selesai? Sekarang kamu lagi tunggu apa?" 

     "Sudah Yud.. lagi tunggu keadaan aman, karena pengawalku belum balik yang satu lagi"

     "Oh, gitu.. gimana kalau saya kawal dengan motor patroli?"

     "Memang boleh?"

     "Boleh.. entar saya bilang atasan dulu yah!"

     "Oke.. terima kasih yah"



Akupun dikawal oleh Polisi Wahyudi sampai di kantorku. Wahyudi menunggu di bawah sampai makan siang tiba.

     "Hai Yud, masih di sini?"

     "Iya kan saya mau memastikan sampai keadaannya benar-benar aman"

     "Kalau begitu, yuk temenin aku makan!"

     "Mau makan dimana nih?"

     "Terserah, kamu ada tempat bagus gak?"

     "Kok, terserah saya.. saya mah ikut kamu saja deh"


Hasil carian imej untuk ‪wanita dibonceng motor polisi‬‏




















Kami akhirnya makan di sebuah tempat makan di dekat kantor, kami ke sana dengan menggunakan motor polisi. Selama makan aku banyak bercerita mengenai terorku akhir-akhir ini. Namun aku belum mengungkapkan semuanya. Karena aku baru pertama kali bertemu dengannya setelah terakhir tamat sekolah. Aku juga menyelingi obrolan tentang masa-masa SMU dulu dan akhirnya saling tukar nomor telepon.
Sejak saat itu aku dan Yudi menjadi dekat, kami sering bertemu. Entah kenapa aku merasa nyaman dengannya, bukan karena pekerjaannya tapi lebih menilai dari cara bicaranya yang santun dan ucapannya yang sopan serta dia rajin ibadah. Aku belum pernah mengajaknya ke rumah, hanya sekali dia pernah mengantarkanku, itupun ke rumah orang tuaku. Walau sudah 6 bulan dekat dengannya, aku masih belum terbuka banyak mengenai diriku.
Berarti sudah 8 bulan, ketiga pengawalku bekerja bersamaku, ada kecurigaanku kepada 3 pengawalku, karena aku pernah mendapati barang dikamarku berpindah tempat. Aku coba tanya kepada pembantu, mereka bilang gak pernak masuk ke kamarku, tapi dia pernah melihat pengawalku yang bertugas menjaga rumah masuk ke kamarku. Namun pembantuku tidak curiga karena mereka pikir, aku yang menyuruhnya masuk ke kamar untuk mengambil sesuatu. Sejak saat itu kamar selalu aku konci. Pernah juga saat aku pergi keluar kota, pengawal yang menjaga di dalam mobil tiba-tiba mengagetkan supirku, hingga di banting stir dan hampir masuk ke jurang. Sopirku juga pernah bilang hati-hati kepada 3 pengawalku, karena sopirku pernah mendengar ada rencana buruk pengawalku kepada diriku. Waktu itu memang aku pandang sebelah mata karena tak ada yang janggal dari semuanya.
Namun setelah kejadian-kejadian itu aku ceritakan ke Yudi, dia mulai menyelidiki semuanya. Hingga akhirnya Sebulan kemudian aku berhentikan mereka semua dengan alasan aku sudah aman tanpa penjagaanpun tidak apa-apa.
Nah, saat itu aku di telpon oleh pengecara perusahaan, dia marah-marah aku memutuskan hubungan kerja dengan orang-orang yang sudah diberikannya. Sampai dia mengancam akan berhenti memegang perusahaanku. Akupun menjadi bertanya-tanya atas sikapnya yang sangat kasar, disini aku mulai berfikir jika pengacaraku ingin mengambil perusahaanku dan harta-hartaku. Karena dia lebih banyak tahu mengenai Hanafi dan perusahaan yang dirintisnya.
Ancamannya akan keluar dari perusahaan ternyata hanya geretakannya saja, dia tetap memegang perusahaanku. Yudi sudah mengingatkanku agar lebih berhati-hati.
Pagi di hari minggu yang indah, aku pergi bersama Yudi ke sebuah danau di daerah Jakarta Timur. Dia menyatakan cintanya kepadaku, dia ingin serius menjalani hubungan bersamaku.

     "Bel, sengaja saya mengajakmu ke sini, biar suasana hati ini damai karena tempat yang indah ini. Saya ingin mengutarakan isi hati yang selama ini bisu kepada kamu. Saya sangat mencintai kamu, sebenarnya perasaan ini sudah ada sejak SMU dulu. Namun saat itu saya sangat malu untuk  mengatakannya, namun lebih sering hanya melihatmu dari kejauhan. Dulu saya sangat mengimpikanmu jadi pacar saya, sampai-sampai saya menyimpan fotomu saat itu"

     "Dari mana kamu dapat fotoku?"

     "Saya foto kamu, diam-diam dari HP saya"

     "Waduh.. berarti kamu penggemar rahasiaku ya? hehehe"

     "Iya Bel.. makanya saat pertama kali ketemu kamu di kantor waktu itu, saya senang sekali.. dag.. dig.. dug.. rasanya hati ini melihat wajah kamu. Apalagi kamu sekarang semakin cantik. Tapi jujur saya masih suka kamu yang dulu, cantiknya natural"

     "Ah, kamu bisa aja Yud.. tapi kamu belum banyak mengetahui bagaimana aku yang sekarang!"

     "Memang kamu kenapa?"

     "Mau dengar cerita ku? cerita mengenai aku yang menjadi seperti saat ini? aku yang sudah menjadi janda"

     "Apa? kamu sudah janda? bukannya kamu belum punya anak yah?"

     "Nah kan.. kamu belum tahu mengenai jati diriku sebenarnya.. memang aku belum mempunyai anak"

     "Ya, sudah insyaAllah saya akan menerima kamu apa adanya.. silahkan saja jika kamu bersedia bercerita.. saya akan dengar semuanya.. walau ceritanya sangat panjang"

     "Aku adalah seorang anak miskin yang tinggal di rumah sederhana, kamu pernah aku ajak ke rumahku. Kemudian aku bekerja di sebuah toko dan akhirnya mengenal suamiku. Aku mengenalnya karena aku membantu mengangkatnya ke mobil saat dia terjatuh di depan toko ku. Hingga aku ditawarinya bekerja dirumahnya. Setelah istrinya meninggal, dia melamarku dan kemudian aku menikah. Umur perkawinanku hanya 1 tahun lebih."

     "Saya sangat mengerti keadaan kamu, tak ada yang ku harap dari kamu kecuali cintamu, kebersamaan kita, kejujuran serta kesetiaanmu. Tak perlu ada lagi kamu tutup-tutupi.. katakan saja semuanya. InsyaAllah aku yang sekarang dan aku yang nanti-nanti akan sama"

     "Benar kamu akan mencintaiku apa adanya Yud?"

     "Benar tidak kurang suatu apapun"

     "Syukurlah, kita jalanin dulu aja yah"

     "Iya.. setelah ini saya akan memperkenalkanmu kepada kedua orang tua saya di rumah. Apakah kamu bersedia?"

     "Ya"

Kami beranjak pergi ke rumah Wahyudi, sesampainya di sana rumahnya sudah sangat ramai dan tersedia juga aneka makanan. Ternyata Yudi sudah menyiapkan semua untukku.

     "Kok ramai sekali rumah kamu Yud?"

     "Iya ada acara keluarga"

     "Oh gitu.. acara arisan atau apa?"

     "Acara perkenalan calon istriku"

     "Maksud kamu.. ngenalin aku kepada seluruh keluarga kamu?"

     "Ya iya lah.. memang siapa lagi, pake dipertegas gitu sih.. kayak gak yakin aja"

     "Bukan begitu, kamukan barusan aja menyatakannya kepadaku.. masak tiba-tiba sudah begini.. kayaknya yakin banget yah aku bakal terima cinta kamu.. hehehe"

     "Yakin lah, aku kan bisa nilai bagaimana pandangan kamu ke aku"

     "PD (Percaya Diri) banget yah kamu.. hehehe"

     "Ya haruslah"

Setelah masuk ke dalam, aku disambut oleh Bapak dan Ibunya, kami berbincang dan bercanda di ruang tamu sambil memakan hidangan yang sudah disediakan.

     "Mah.. Pah.. Kenalin nih calon istri Wahyudi!" dia mengatakan dengan lantang ke arah orang tuanya yang saat itu sedang duduk-duduk di ruang keluarga"

     "Nama ku Isabella Indah Pertiwi.. sering dipanggil Bella Bu.. Pak.."

     "Oh iya" keduanya menjawab..
     "Silahkan duduk" kata ibunya sopan..

Setelah duduk ibunya langsung bertanya kembali kepadaku. Seolah-olah dia ingin tahu banyak mengenaiku.. sepertinya di penasaran dengan ku.. mungkin Yudi sudah bercerita banyak mengenai aku.

     "Kamu kerja di mana Bel" tanya Ibu..

     "di perusahaan yang bergerak di segala bidang bu"

     "Wah di perusahaan besar yah" tanya Bapak menyambung..

     "Alhamdulillah pak"

Banyak yang kami obrolkan, hingga kami semakin larut dengan suasana dan semakin akrab.

     "Bel, kamu dengan Yudi sudah serius ingin berumah tangga? kalian sudah pacaran berapa lama?"

     "Aku sih, pengennya serius.. tapi langsung tanyakan kepada Yudi saja ya Bu"

     "Ibu sih sudah sering bicara sama Yudi begitupun dengan Bapak.. tapi Yudi bilang nanti dulu.. nanti dulu.. hingga Ibukan jadi bingung ni."

     "Iya bu saya dan Bella insyaAllah akan serius dan segera menikah, namun kita masih belum bisa menentukan kapan waktu yang tepat. Karena ada pekerjaan dan masalah yang selama ini masih belum terselesaikan"

     "Waktu mah kapan aja Yud Bel.. tinggal kaliannya aja.. apalagi masalah.. gak kan ada habisnya.. mau nunggu sampai kapan kalian?"

     "Iya bu sabar yah"

Sore itu aku pamit pulang kepada semua keluarganya. Aku diantar Yudi sampai rumah mama ku. Karena aku tidak mau Yudi tahu dulu rumahku yang sebenarnya. Malam itu setelah Yudi pulang, aku meminta sopir untuk menjemputku di rumah orang tuaku.

Keesokan harinya aku banyak berada di rumah saja, menghabiskan waktu sambil menonton televisi. Yudi menelpon ku, dia ingin main ke rumah sambil mengobrol katanya. Namun ku tolak, aku ingin sendirian menghabiskan waktu saat ini.

Hasil carian imej untuk ‪gedung bertingkat‬‏

Aku semakin sibuk dengan rutinitas pekerjaanku, hingga tak terasa sudah satu bulan aku tidak bertemu Yudi, paling hanya telepon-teleponan saja. Lama tidak ketemu.. Yudi mengajakku nonton film di bioskop, akupun mengiyakannya. Malam itu sepulang kerja aku janjian di mall dekat rumahku, selesai makan malam kami langsung nonton film yang mulai jam 20.30. Agak malam sih tapi gak papa deh, sudah lama aku gak pernah nonton bareng. Sambil menonton Yudi banyak menanyakan hal yang menurutnya, aku setelah pertemuan dengan orang tuanya lebih banyak menghindar, namun aku tegaskan itu hanya pendapatnya saja, karena memang aku sangat sibuk dengan pekerjaan kantor.
Yudi sangat cinta kepadaku.. dia ingin sering bertemu denganku.. tidak hanya sebulan sekali seperti ini. Dia bilang sangat kangen kepadaku.. rasanya sulit untuk menunggu waktu lama untuk bertemu.. bisa meriang katanya..
Aku bingung harus bagaimana dengan Yudi.. di satu sisi aku ingin merahasiakan identitasku namun di satu pihak aku harus jujur semua kepadanya. Aku menghadapi dilema yang luar biasa hingga aku lebih ingin menyendiri.
Hari-hari selanjutnya Yudi sering menghubungiku dan selalu ingin ketemu, namun waktuku yang tidak ada dan seperti yang aku katakan bahwa aku ingin sendirian dan istirahat di rumahku. Hingga di hari minggu itu dia datang ke rumah. Dan mau tidak mau aku terima.

     "Hai Bel"

     "Kok kamu tahu alamat rumahku?"

     "Iya dari Bapak dan Ibu kamu.. barusan aku dari sana"

     "Bel, maaf kalau sikap saya begini.. saya gak bisa hidup tanpa kamu Bel.. saya juga gak bisa gak ngelihat kamu sehari saja.. Bel saya benar-benar sayang sama kamu"

     "Aku lagi ingin sendirian Yud.. bukannya enggak mau ketemu kamu"

     "Oh.. mungkin kamu takut saya cinta kamu karena harta kamu yah atau kamu takut saya mau memanfaatkan kamu atau saya hanya mau main-main saja sama kamu.. enggak Bel, kalau kamu mau.. kamu tinggalkan saja semua kemewahan ini. Aku akan terima kamu apa adanya"

     "Oke.. aku akan cerita banyak kepada kamu.. aku adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja dan memang aku benar-benar sibuk selama 2 bulan terakhir ini. Karena banyaknya tender dan barang yang keluar masuk. Disamping itu juga aku masih kuliah"

     "Bel.. kamukan pemilik perusahaan.. jangan semuanya kamu pegang Bel.. Kan ada banyak karyawan-karyawan kamu suruh mereka dong, jadi kamu tinggal ngecek aja bisa kan!. Nanti kamu akan kecapean terus.. sudah kerja.. sudah kuliah.. kapan waktu kamu senang-senangnya?"
     "Saat kamu menikah nanti kamu akan punya anak.. kamu juga harus perhatikan mereka di samping kamu perhatikan saya"

     "Apa.. saya.. Yakin banget sih"

     "Yakin dong.. hehehe"

     "Iya Yud, aku cepek banget ni, makanya pengennya kalau hari libur sendiri dirumah saja"

     "Mau aku pijitin?

     "Hus.. belum muhrim.."

     "Bel, aku bolehkan sering main ke sini"

     "Ya, apa boleh buat.. kamu sudah terlanjur tahu rumahku.. ya silahkan saja"

     "Terima kasih yah Bel"

Hari itu aku banyak bercanda dengannya, aku bahagia dan tertawa lepas.

Setahun sudah waktu berlalu, dia sudah semakin banyak tahu mengenai aku. Bahkan aku dan dia sudah semakin akrab dengan keluarga masing-masing. Aku juga sudah lulus S1 dan langsung melanjutkan S2 ku.
Karena keluarga kami sudah saling tahu dan akrab akhirnya kami memutuskan untuk menikah, kami menikah di sebuah hotel di Depok.
Kita lanjut lagi di bagian ke dua yah..
selanjutnya aku akan cerita mengenai perjalanan penikahanku hingga aku mempunyai anak. (KK)

-- DH --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...