Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 22 Februari 2019

Cinta Nyawa kita

Di dalam kehidupan ini, manusia dituntut untuk banyak beraktifitas, bergerak dari suatu lokasi ke suatu lokasi lainnya dengan cepat, aman dan mudah. Karena hal itulah kita membutuhkan sebuah alat transportasi darat yaitu berupa motor ataupun mobil. Bagaimana kita bisa memberoleh itu semua? Di jaman serba canggih saat ini untuk mendapatkan kendaraan sangat mudah sekali. 

Saat ini banyak sekali program cicilan dengan uang muka kecil, sehingga semua orang bisa mendapatkan kendaraan dengan mudah. Saking mudahnya, terkadang satu orang bisa mempunyai lebih dari satu motor dan yang kalangan menengah ke atas bisa memiliki 2 mobil atau lebih. Entah kenapa saat ini manusia lebih menonjolkan harta dari pada iman. Banyak orang berlomba-lomba untuk pamer kekayaan yang dia miliki.


Setiap hari saya menggunakan kendaraan dari tempat tinggal saya di Depok sampai dengan tempat kerja saya di daerah Tebet. Sebelum berangkat seperti biasa saya menecek kelengkapan yang akan dibawa kemudian kesiapan dari kendaraan saya. Saya cek lampu, ban dan sebagainya. Jangan lupa juga pakai helm.. bagi yang menggunakan motor dan siapkan jas hujan, jika seandainya di jalan turun hujan.

Lampu Sen adalah benda yang sangat penting dalam berkendara. Saya setiap kali akan belok pasti akan menghidupkan lampu sen terlebih dahulu, bahkan lampu sen sudah saya hidupkan dari jauh sebelum saya akan belok (entah itu belok ke jalan lain atau hanya berganti posisi saja). Lampu sen menurut saya adalah alat komunikasi kepada pengendara lain bahwa kita akan belok atau ganti posisi ke kanan atau ke kiri. Saking pentingnya lampu sen, lampu tersebut menurut saya tidak boleh pecah atau mati. Lampu sen juga harus jelas warnanya. Kenapa harus jelas warnanya? agar pengendara lain bisa melihat dengan jelas dari kejauhan. Setelah menghidupkan lampu sen segera matikan jika posisi kendaraan sudah sesuai dari perencanaan kita. Dan jangan salah jika akan menghidupkan lampu sen, pastikan lampu sen yang dihidupkan sesuai dengan arah kita berbelok.

Sekarang ini enggak mobil atau motor semua sama, banyak yang tidak mau menggunakan lampu sen mereka. Dalam hatiku 'apakah mereka tidak perduli dengan nyawanya sendiri dan juga nyawa orang lain?'. Ya itu lah sebagain besar pengendara.. semoga anda bukan salah satu dari mereka.

Tak lupa sebelum mengambil keputusan belok, kita harus melihat kaca spion, kaca spion penting untuk mengetahui posisi kendaraan yang ada di belakang kita dan di samping kita. Saya sering sekali melihat kaca spion orang yang rusak atau tidak dipakai (saya tahu tidak dipakai karena arah kaca spionnya salah atau ditekuk gitu aja, menghadap ke atas atau ke bawah). Sudah tahu rusak seharusnya segera diganti, setahu saya harga spion motor sangat murah, harganya hanya dibawah Rp 30.000.

Jaman sekarang kendaraan sudah sangat canggih, setiap kendaraan memiliki tombol-tombol yang banyak dan hebat yaitu berguna untuk membantu si pengendara untuk berinteraksi, memberi tanda-tanda dan mempermudah hubungan dengan pengendara lain. Seseorang diberikan kendaraan dengan tombol-tombol yang memudahkan dan sangat efisien, itupun sepertinya kebanyakan orang sangat sulit sekali memakainya atau tidak mau memakainya? gimana menurut anda? Padahal fungsi dan kegunaannya sangat membantu kita.

Di Indonesia, untuk motor.. saat siang hari harus menggunakan lampu depan atau lampu utama sedangkan mobil tidak harus melakukannya. Karena hal ini sudah ada dalam undang-undang yaitu Undang-undang  Pasal 293 ayat (2) jo Pasal 107 ayat (2) UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) yang berbunyi.. Pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari didenda dengan denda maksimal Rp 100.000,-. Sebenarnya penerapan menyalakan lampu motor saat siang hari di Eropa dan Amerika sudah dilakukan sejak lama sekali.

Nih yah.. yang paling menyebalkan adalah mobil yang sering menggunakan lampu dim (lampu tembak), menurut saya hal itu tidak perlu dilakukan jika belum sangat membahayakan kita atau mengganggu jalannya kendaraan kita.

Yang Salah:









Hasil carian imej untuk ‪salah belok‬‏



Imej yang berkaitan


Hasil carian imej untuk ‪salah belok‬‏




















Yang Benar:
Imej yang berkaitan
Imej yang berkaitan
Saya adalah seseorang yang sangat peduli dengan semuanya, bagi saya bagaimana orang berkomunikasi dengan pengguna kendaraan lain jika dia tidak mau melakukan hal yang mudah. Setidaknya hal yang saya lakukan adalah memperkecil kecelakaan dan juga bisa mengurangi angka kematian.

Ini saja cerita dari saya, semoga lalu lintas di Indonesia semakin baik dan teratur. (O)

-- DH --

Jumat, 15 Februari 2019

Cinta Lama Datang Kembali

Hari itu.. sepulang dinas luar, aku kembali ke kantor ku..
Masuk ke dalam kantor aku melihat wanita yang terlihat olehku sangat cemas dan sedih. Dari jauh aku melihat sepertinya aku sangat mengenalnya. Dia yang sedang duduk di depan ruang pelaporan, ditemani seorang pria kekar dan tegap. Dari jauh aku seperti mengenal baik wajahnya.. semakin dekat aku melangkah aku sangat meyakini bahwa dia adalah teman SMU (Sekolah Menengah Umum) ku, yang sudah lama tidak berjumpa.

      "Hai.. Bel.. apa kabar?"

     "Hai Yud.. kabarku lagi baik tapi keadaanku lagi kurang baik ni. kamu dinas di sini?"

     "Iya, aku dinas di sini.. maksudnya keadaan kurang baik gimana?"

     "Ya kamu tanyakan saja kepada teman kamu, aku sudah ceritakan mengenai apa yang ku alami pagi ini"

     "Oke entar aku cari tahu sama temanku di dalam"

     "Laporan kamu sudah selesai? Sekarang kamu lagi tunggu apa?" 

     "Sudah Yud.. lagi tunggu keadaan aman, karena pengawalku belum balik yang satu lagi"

     "Oh, gitu.. gimana kalau aku kawal dengan motor patroli?"

     "Memang boleh?"

     "Boleh.. entar aku bilang atasan dulu yah!"

     "Oke.. terima kasih yah"

Hasil carian imej untuk ‪kantor polisi jakarta‬‏

Akupun mengawalnya sampai halaman kantornya. Aku masih menunggunya sampai menurutku keadaannya sudah benar-benar aman. Saat siang tiba, Bella ke luar kantor, Aku melihatnya dari kejauhan, dia sangat cantik. Berjalan ke arahku dengan rambut panjangnya yang melambai tertiup angin.

     "Hai Yud, masih di sini?"

     "Iya kan aku mau memastikan sampai keadaannya benar-benar aman"

     "Kalau begitu, yuk temenin aku makan!"

     "Mau makan dimana nih?"

     "Terserah, kamu ada tempat bagus gak?"

     "Kok, terserah aku.. aku mah ikut kamu saja deh"

Dalam hatiku.. senang sekali bisa makan berdua Bella, seorang wanita pujaan hatiku sejak SMU dulu. Bella langsung ku bonceng dengan motorku, aku mengikuti arahannya untuk makan di tempat Favoritnya.
Saat di tempat makan, dia sedikit bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, aku mendengarkannya dengan baik, sambil melihat matanya dan wajahnya yang manis terkadang aku tidak konsentrasi mendengarnya. Aku menilai dari pembicaraannya masih banyak yang dia tutup-tutupi karena terkadang dia berbicara tidak singkron saat ku tanya balik. Tetapi aku berfikir ya sudahlah, mungkin dia tidak mau aku tahu lebih banyak atau memang dia sengaja menyembunyikan sebagian ceritanya karena belum mengenalku dengan baik, karena memang baru kali ini aku bertemu dengannya kembali.
Hari sudah semakin sore, setelah bertukaran nomor handphone.. kami memutuskan kembali ke kantor kami masing-masing. Sore itu aku mengantarkannya kembali sampai depan lobby kantor, kemudian aku langsung meluncur ke kantorku.
Sesampainya di kantor, aku menanyakan mengenai pelaporan seorang wanita bernama Bella.

     "Man.. (Firman nama temanku yang bertugas di unit pelaporan) tadi wanita bernama Bella melaporkan tentang apa saja?"

     "Memang dia siapa lo Yud?"

     "Calon istri gua donk?"

     "Ah, bisa aja lo, tadi gua dengar saat lo bertemu diluar.. gua dengar lo sudah lama tidak bertemu dengannya dan baru saja ketemu tadi. Bisa aja lo ngarang cerita.. nanti dosa loh! lagi pula sepertinya dia orang mampu, terlihat dari pakaiannya dan mobil yang digunakannya. dia juga punya pengawal khusus dan juga sopir"

     "Ah gua mah masa bodo' dia mau orang kaya atau orang miskin sama saja. Kan yang gua cinta orangnya bukan hartanya"

     "Nah ni yang gua suka dari lo? pantesan selama ini lo jomlo yah! ternyata nunggu yang tadi itu toh"

     "Ah, lo bisa aja.. cepetan deh cerita mengenai kasus yang dia laporkan tadi"

     "Mau tahu banget apa mau tahu aja?

     "Ah, gua serius ni Man.. mau gua ceritain hubungan gua dengan dia?"
     "Dia itu adalah cinta pertama gua saat SMU dulu, waktu itu gua masih belum berani menyatakan cinta kepada dia, jangankan menyatakan hal itu. Dekat sama dia juga gua gak berani. Nah sekarang saat gua dipertemukan lagi sama Allah, apa salahnya jika gua coba deketin dia lagi"

     "Lah jadi lo di SMU dulu cuma liatin dia doank dari jauh? pantesan lo jomlo terus"

     "Ah, lo enggak usah ngomong 'jomlo' deh. Lo sendiri gimana?"

     "Ya sudah, nih gua ceritain mengenai pelaporan dia tadi, dia itu sekarang lagi dikejar-kejar orang yang mau mengambil harta kekayaan dia. Dia bilang kemungkinannya dari keluarga dekat suaminya. Makanya sekarang dia di jaga 3 pengawal pribadinya. Tadi saat berangkat menuju kantor, dia diikuti sebuah mobil yang kemudian di kejar oleh pengawalnya yang menggunakan motor.. Begitu"

     "Lah terus, suaminya kemana?"

     "Suaminya sudah meninggal beberapa bulan yang lalu"

     "Oh, gitu.. oke.. terima kasih ya Man"

Keluar dari ruangan, aku langsung pulang menuju ke rumahku di daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Saat malamnya aku tidak bisa tidur karena memikirkan seorang wanita yang ku temui di kantor tadi. Teringat kembali tentang masa-masa SMU dulu. Dia sekarang ini sangat cantik dibandingkan saat masih sekolah dulu.
Beberapa hari kemudian aku mulai mengirim pesan singkat kepadanya, hingga kami akhirnya menjadi sangat akrab. Terkadang aku menelepon dia hingga berjam-jam lamanya. Pernah sesekali aku menelepon dia dari malam hingga masuk waktu subuh, banyak canda tawa yang aku dengannya bicarakan, hingga lupa bahwa kita harus tidur dan beristirahat. Memang benar kata orang kalau sudah cinta apapun terasa indah bahkan asal dilakukan bersama kita bahagia terus perasaannya.
Sesekali aku mengajaknya menonton film di bioskop, ternyata dia mau.. Aku senang sekali saat itu. Kami menonton film dengan judul 'Aach... Aku Jatuh Cinta', saat itu kami akan menonton jam 19.30. Sebelumnya pukul 17.00 aku menjemput bella di lobby kantornya, 30 menit lamanya perjalanan menuju tempat kami menonton. Di sebuah mall tersebut kami mencari tempat makan yang asik untuk kita makan dan menobrol, kemudian kita sholat dan segera ke bioskop untuk membeli 2 tiket nonton. Setelah nonton aku mengantarkannya pulang sampai depan pintu rumahnya, waktu itu sampai rumahnya sudah jam 11 malam. terlahat mobilnya parkir di depan rumah dan tak lama terlihat bapaknya membukakan pintu, aku pun menyalami Bapaknya dan langsung pamit pulang.

 Imej yang berkaitan

Di perjalanan, ku lihat ada yang aneh dengan Bella, karena ku lihat sopirnya masih berada di dalam mobil, yang jadi pertanyaan hatiku 'kenapa sopirnya tidak pulang saja? apa sampai pagi menunggu di dalam mobil?'.
Sudah lama aku mengenal Bella, mungkin sudah setengah tahun lamanya. Namun Bella masih belum banyak bercerita mengenai dirinya dan kehidupannya. Bila aku banyak menanyakan sesuatu yang pribadi kepada dirinya, aku melihat gelagat tubuhnya yang kurang menyukai pertanyaan ku dan cenderung menghindar. Aku merasa aku yang harus mengikuti perasaan dan gayanya, karena aku juga takut dia menjauh dariku dan akhirnya aku akan kehilangan dirinya.
Saat hari minggu, aku pernah juga mengajaknya jalan.. kami pergi ke puncak dengan menggunakan mobilku. Seperti biasa aku menjemputnya di rumah, aku pamit kepada Bapak dan ibunya. Saat pergi liburan bersama, dia juga banyak diam dan senyum seadanya. Kami duduk-duduk di tempat paralayang.

     "Bel, kamu sakit atau lagi kecapean?"

     "Gak papa Yud, cuma lagi banyak pikiran saja"

     "Sudah buang dulu pikirannya, kita bergembira dan tertawa lepas.. atau kalau kamu mau kamu bisa berteriak sekeras-kerasnya ke arah kebun teh, kamu buang beban yang ada di hati dan pikiran kamu.."

     "Enggak ah, aku malu"

     "Ya gak usah malu, kan di sini gak ada yang kamu kenal"

     "Kamu tuh seperti bunga yang gagal mekar.. bukannya mekar malah merunduk layu"
     "Ayo.. semangat.. senyum.."

     "Ah.. kamu bisa aja Yud.. Terima kasih ya sudah mau mengajakku ke sini!"

     "Iya sama-sama"

Tak banyak yang kami bicarakan saat itu, paling tidak saat ku ajak bercanda dia bisa tersenyum lepas.
Berjalannya waktu, tak banyak yang berubah dari hubunganku bersamanya, kami hanya sebatas teman saja. Namun aku sudah menyiapkan waktu untuk segera menyatakan cinta kepadanya.

Di pagi hari minggu yang indah itu, aku pergi bersama Bella ke sebuah danau di daerah Jakarta Timur. Aku menyatakan cintanya kepadanya, aku ingin serius menjalani hubungan bersamanya.
 Imej yang berkaitan
     "Bel, sengaja aku mengajakmu ke sini, biar suasana hati ini damai karena tempat yang indah ini. Aku ingin mengutarakan isi hati yang selama ini bisu kepada kamu. Aku sangat mencintai kamu, sebenarnya perasaan ini sudah ada sejak SMU dulu. Namun saat itu aku sangat malu untuk  mengatakannya, namun lebih sering hanya melihatmu dari kejauhan. Dulu aku sangat mengimpikanmu jadi pacarku, sampai-sampai aku menyimpan foto dirimu saat itu"
    
     "Dari mana kamu dapat fotoku?"
    
     "Aku foto kamu, diam-diam dari HP"
     
      "Waduh.. berarti kamu penggemar rahasiaku ya? hehehe"
     
      "Iya Bel.. makanya saat pertama kali ketemu kamu di kantor waktu itu, aku senang sekali.. dag.. dig.. dug.. rasanya hati ini melihat wajah kamu. Apalagi kamu sekarang semakin cantik. Tapi jujur aku masih suka kamu yang dulu, cantiknya natural"
     
      "Ah, kamu bisa aja Yud.. tapi kamu belum banyak mengetahui bagaimana aku yang sekarang!"
     
      "Memang kamu kenapa?"
     
     "Mau dengar cerita ku? cerita mengenai aku yang menjadi seperti saat ini? aku yang sudah menjadi janda"
     
     "Apa? kamu sudah janda? bukannya kamu belum punya anak yah?" aku pura-pura kaget.. biar dia mau cerita banyak.. padahal sih aku sudah tahu dari temanku Firman
    
     "Nah kan.. kamu belum tahu mengenai jati diriku sebenarnya.. memang aku belum mempunyai anak"
    
     "Ya, sudah insyaAllah saya akan menerima kamu apa adanya.. silahkan saja jika kamu bersedia bercerita.. saya akan dengar semuanya.. walau ceritanya sangat panjang"
   
     "Aku adalah seorang anak miskin yang tinggal di rumah sederhana, kamu pernah aku ajak ke rumahku. Kemudian aku bekerja di sebuah toko dan akhirnya mengenal suamiku. Aku mengenalnya karena aku membantu mengangkatnya ke mobil saat dia terjatuh di depan toko ku. Hingga aku ditawarinya bekerja dirumahnya. Setelah istrinya meninggal, dia melamarku dan kemudian aku menikah. Umur perkawinanku hanya 1 tahun lebih."
    
    "Aku sangat mengerti keadaan kamu, tak ada yang ku harap dari kamu kecuali cintamu, kebersamaan kita, kejujuran serta kesetiaanmu. Tak perlu ada lagi kamu tutup-tutupi.. katakan saja semuanya. InsyaAllah aku yang sekarang dan aku yang nanti-nanti akan sama"
   
     "Benar kamu akan mencintaiku apa adanya Yud?"
  
     "Benar tidak kurang suatu apapun"
  
     "Syukurlah, kita jalanin dulu aja yah"
     
     "Iya.. setelah ini saya akan memperkenalkanmu kepada kedua orang tua saya di rumah. Apakah kamu bersedia?"
   
     "Ya"

Kami beranjak pergi ke rumahku, butuh hanya 30 menit untuk sampai di rumahku..
   
     "Kok ramai sekali rumah kamu Yud?"
   
      "Iya ada acara keluarga"
    
     "Oh gitu.. acara arisan atau apa?"
    
     "Acara perkenalan calon istriku" padahal sih memang lagi ada acara arisan keluarga besar dari Bapakku..
   
     "Maksud kamu.. ngenalin aku kepada seluruh keluarga kamu?"
    
      "Ya iya lah.. memang siapa lagi, pake dipertegas gitu sih.. kayak gak yakin aja"
    
     "Bukan begitu, kamukan barusan aja menyatakannya kepadaku.. masak tiba-tiba sudah begini.. kayaknya yakin banget yah aku bakal terima cinta kamu.. hehehe"
    
      "Yakin lah, aku kan bisa nilai bagaimana pandangan kamu ke aku"
    
      "PD (Percaya Diri) banget yah kamu.. hehehe"
     
      "Ya haruslah"

Setelah masuk ke dalam, Bella disambut oleh Bapak dan Ibuku, kami berbincang dan bercanda di ruang tamu sambil memakan hidangan yang sudah disediakan.

      "Mah.. Pah.. Kenalin nih calon istri Wahyudi!" aku berkata ke arah orang tuaku yang saat itu sedang duduk-duduk di ruang keluarga

      "Nama ku Isabella Indah Pertiwi.. sering dipanggil Bella Bu.. Pak.."

      "Oh iya" jawab kedua orangtuaku..

    "Silahkan duduk" kata ibuku..

Setelah duduk ibuku langsung bertanya kembali kepada Bella. Seolah-olah dia ingin tahu banyak mengenai Bella..

       "Kamu kerja di mana Bel" tanya Ibu..

      "di perusahaan yang bergerak di segala bidang bu"

      "Wah di perusahaan besar yah" tanya Bapak menyambung..

      "Alhamdulillah pak"

Banyak yang kita obrolkan, hingga kita semakin larut dengan suasana dan ku lihat Bella jadi semakin akrab.

     "Bel, kamu dengan Yudi sudah serius ingin berumah tangga? kalian sudah pacaran berapa lama?"

    "Aku sih, pengennya serius.. tapi langsung tanyakan kepada Yudi saja ya Bu"

     "Ibu sih sudah sering bicara sama Yudi begitupun dengan Bapak.. tapi Yudi bilang nanti dulu.. nanti dulu.. hingga Ibukan jadi bingung ni."

     "Iya bu aku dan Bella insyaAllah akan serius dan segera menikah, namun kita masih belum bisa menentukan kapan waktu yang tepat. Karena ada pekerjaan dan masalah yang selama ini masih belum terselesaikan" kataku

     "Waktu mah kapan aja Yud Bel.. tinggal kaliannya aja.. apalagi masalah.. gak kan ada habisnya.. mau nunggu sampai kapan kalian?"

     "Iya bu sabar yah"

Sore itu Bella pamit pulang kepada semua keluargaku. Aku kembali mengantarkannya sampai depan rumahnya.
Keesokan harinya aku menelepon Bella, aku ingin sekali main ke rumahnya, berbicara banyak, bercanda dan tertawa. Namun Bella tidak mau ditemui katanya dia ingin berada di rumah saja, menghabiskan waktu sambil menonton televisi dan dia juga berkata ingin sendirian menghabiskan waktu saat ini.
Aku sering menelepon dia dan mangajaknya jalan, namun dia berkata 'lagi banyak pekerjaan ni, nanti kalau sudah ada waktu senggang aku pasti mau jalan dengan kamu'. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya meneleponnya. Sebulan lebih aku hanya berhubungan melalui telepon. Hingga malam itu sepulang kerja aku janjian di mall dekat rumahnya, selesai makan malam kami langsung nonton film yang mulai jam 20.30. Agak malam sih tapi gak papa deh, sudah lama aku gak pernah nonton bareng lagi dengannya.
Hari-hari selanjutnya aku sering menghubunginya dan selalu ingin ketemu, namun dia tetap tidak mau bertemu.. hingga akhirnya di hari minggu itu kesabaranku mulai habis. Aku nekat datang ke rumahnya, Namun yang ku dapati hanya Ibu dan Bapaknya. 

     "Pagi Pak Bu! Bella ada?"

     "Gak ada.. pergi sama temannya"

     "Masa iya bu, tadi saya telepon katanya mau di rumah saja. Sebenarnya Bella tinggal di mana sih bu? Tolong kasih tahu saya bu.. saya sangat cinta dengan anak Bapak dan Ibu. Saya dengan dia tidak mau main-main. Saya tidak peduli dia janda atau bukan, yang penting Bella orang baik dan mencintai saya juga. Apa perlu saya berlutut di kaki Bapak dan Ibu?"

Aku berlutut dan bersujud di depan kaki Ibunya, hingga akhirnya Ibunya segera membangunkanku. Akupun berdiri kembali.

     "Yuk, kita masuk dulu Nak, kita duduk di ruang tamu" Ibunya berkata..

Aku pun masuk ke dalam rumah bersama kedua orang tuanya, setelah kami semua duduk.. kami kembali berbicara.

     "Ibu akan katakan kepadamu Alamat Bella, tapi ada hal yang ingin Ibu Bapak Tanyakan!"

      "Iya bu silahkan.. Ibu atau Bapak mau tanya apa kepada saya?"

     "Kamu kerja di mana?"

     "Saya anggota kepolisian, bekerja di daerah Jakarta Bu"

     "Sejak kapan kenal anak saya?"

     "Saya kenal waktu SMU dulu kemudian baru ketemu kembali sekitar 7 bulan yang lalu. Saat dia berada di kantor saya, untuk melaporkan dugaan perbuatan pengambilan hak secara paksa di jalan dan di rumahnya oleh keluarga mantan suaminya"

     "Oh begitu, berarti kalian kenal sudah lama yah. Tapi baru bertemu kembali. Nah itu yang Bella laporkan kok Ibu gak pernah tau kasusnya"

     "Iya bu.. kami sudah kenal lama. Untuk masalah pelaporan tersebut, mungkin Bella tidak mau apa yang sedang dihadapinya menjadi pikiran Ibu dan Bapak"

     "Iya.. emang Bella anak baik, dari dulu selalu berfikir untuk bantu Ibu Bapaknya dan juga anaknya gak pernah mau ngerepotin Ibu Bapaknya"

     "Kami berdua tenang, setelah mengetahui hal sebenarnya tentang kamu. Terlebih lagi kamu adalah seorang polisi.. setidaknya bisa melindungi anak kami" Kata Bapak Bella..

     "Iya Pak"

     "Kalau Bapak boleh tanya, seberapa besar cinta kamu ke Bella?"

     "Bapak Ibu tidak perlu meragukan cinta saya.. saya tulus mencintainya dari hati yang terdalam.. bukan karena harta yang dia miliki. Saya juga tidak peduli kalau dia Janda, saya hanya peduli mengenai cintanya kepadaku dan saya mau membahagiakan dia. Saya melihat sekarang dia menjadi orang tertutup dan tidak ceria. Saya mau mengembalikan ke ceriaan dia dan melindungi dia. Saya pun rela jika memang dia orang kaya dan mau menyumbangkan kekayaannya kemudian hanya menjadi istriku dan hanya mengurusi rumah tangga saja. Saya mampu menafkahi dia dan keluarga ku kelak. Karena saya memang sudah mencintainya sejak SMU dulu"

     "Oh begitu. Oke Bapak akan kasih kamu alamat rumah Bella yang sebenarnya. Tapi kamu harus janji selalu mencintai dan menjaga anak kami"

     "Iya pak saya berjanji dihadapan Bapak Ibu, akan selalu mencintai Bella apa adanya dan menjaganya dimanapun dan kapanpun serta tak akan menyakitinya sampai kapanpun. Semoga Cintaku dengannya bisa bertahan hingga ajal kami tiba suatu saat nanti."

     "Aamiin.. terima kasih ya nak" Bapaknya langsung menyalamiku dan memelukku

Begitupun dengan ibunya dia menyalamiku dan berkata 'Titip Bella ya nak'

Bapak Bella memberikan kepadaku secarik kertas berisi alamat rumah Bella, aku pun segera pamit dan pergi ke alamat yang tertera di kertas tersebut. Sampai di depan rumahnya, segera aku tanyakan satpam yang menjaga rumahnya, diapun segera masuk dan memanggil Bella.. hingga Bella keluar menemuiku..

   "Hai Bel"

     "Kok kamu tahu alamat rumahku?"

     "Iya dari Bapak dan Ibu kamu.. barusan aku dari sana"

     "Bel, maaf kalau sikap aku begini.. aku tidak bisa hidup tanpa kamu Bel.. aku juga tidak bisa tidak melihat kamu sehari saja.. Bel aku benar-benar sayang sama kamu"

     "Aku lagi ingin sendirian Yud.. bukannya enggak mau ketemu kamu"

     "Oh.. mungkin kamu takut aku cinta kamu karena harta kamu yah atau kamu takut aku mau memanfaatkan kamu atau aku hanya mau main-main saja sama kamu.. enggak Bel, kalau kamu mau.. kamu tinggalkan saja semua kemewahan ini. Aku akan terima kamu apa adanya"

     "Oke.. aku akan cerita banyak kepada kamu.. aku adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja dan memang aku benar-benar sibuk selama 2 bulan terakhir ini. Karena banyaknya tender dan barang yang keluar masuk. Disamping itu juga aku masih kuliah"

     "Bel.. kamukan pemilik perusahaan.. jangan semuanya kamu pegang Bel.. Kan ada banyak karyawan-karyawan kamu suruh mereka dong, jadi kamu tinggal ngecek aja bisa kan!. Nanti kamu akan kecapean terus.. sudah kerja.. sudah kuliah.. kapan waktu kamu senang-senangnya?"
     "Saat kamu menikah nanti kamu akan punya anak.. kamu juga harus perhatikan mereka di samping kamu perhatikan aku"

     "Apa.. Aku.. Yakin banget sih"

     "Yakin dong.. hehehe"

     "Iya Yud, aku cepek banget ni, makanya pengennya kalau hari libur sendiri dirumah saja"

     "Mau aku pijitin?

     "Hus.. belum muhrim.."

     "Bel, aku bolehkan sering main ke sini"

     "Ya, apa boleh buat.. kamu sudah terlanjur tahu rumahku.. ya silahkan saja"

     "Terima kasih yah Bel"

Hari itu aku banyak bercanda dengannya, aku bahagia dan tertawa lepas.
Sejak saat itu kami semakin akrab, bahkan keluarga kami pun sudah sangat dekat dan saling kenal. Setahun kemudian Bella tamat dari kuliah S1 nya dan langsung lanjut kuliah S2. Kami pun mulai serius membicarakan kelanjutan hubungan kita. Hingga akhirnya aku melamar Bella tepat di hari ulang tahunnya.. aku bersama keluargaku datang di hari sabtu pagi yang cerah itu ke rumah Bella. Sesampainya di sana Aku dan keluargaku disambut hangat oleh keluarga Bella. Di ruang tamunya yang besar, kami 2 keluarga dipersatukan dan saling berbaur. Suasana menjadi sangat ceria dan menyenangkan. Banyak celotehan, canda dan tawa yang membuat riuh seisi ruangan. Teman-temanku sesama anggota juga ikut hadir, cuma mereka hanya duduk-duduk di teras rumah Bella.
Rencananya aku akan menikah dengannya tepat di hari ulang tahunku yaitu 3 bulan kemudian. Nikahnya pagi di masjid dekat rumah Bella kemudian siangnya langsung resepsi yang akan dilaksanakan pada hari minggu di Hotel. Kami juga berembuk mengenai panitia pelaksanaan resepsi, semua dikerjakan oleh Karyawannya Bella, saudaraku dan saudara Bella. Aku dan Bella hanya pemilihan baju dan bentuk undangan saja.
Saat yang dinanti tiba, semua berjalan lancar dan baik. Begitupun saat aku mengucapkan ijab kabul. Saat resepsipun semua kerabat dan saudara dari aku dan Bella semuanya hadir memenuhi seisi ruang gedung. Terlihat Bella sangat senang dan selalu tersenyum.
Inilah ceritaku.. (KK)

-- DH --

Jumat, 08 Februari 2019

Cinta Bella (Bagian 2)

Yudi melamarku tepat di hari ulang tahunku.. dia bersama keluarganya datang di hari sabtu pagi. Dengan membawa keluarga besarnya, berkumpul di rumahku. Di ruang tamu yang besar, kami 2 keluarga dipersatukan. Suasana menjadi sangat ceria dan menyenangkan. Tak lupa aku juga sudah menyiapkan hidangan istimewa untuk makan siang bersama, makanan tersebut aku pesan dari restoran kesukaanku.
Alhamdulillah semua berjalan lancar, hanya ada kejadian kecil di akhir acara. Ada keluarga mantan suamiku yang datang. Mereka mengamuk karena tidak diundang ke acaraku, aku memang sebelumnya sudah berfikir untuk mengundang mereka, namun tidak jadi karena ini acara baru lamaran. Aku berfikir nanti saja mengundang mereka.. saat resepsi di Hotel. Untung saja semua bisa teratasi, karena banyak teman suamiku yang berseragam lengkap berada di teras rumah.
Di sela-sela saat bercerita, bercengkrama, canda dan tawa, banyak cerita yang terungkap di hari itu, pada ingat gak cerita sebelumnya.. bahwa Yudi tiba-tiba tahu rumahku!. Ternyata di saat dia ke rumah orang tuaku, dia bersujud di kaki orang tuaku agar diberikan alamat rumahku yang sebenarnya dan ternyata pula dia juga berjanji dengan orang tuaku bahwa benar-benar mencintaiku dan akan membahagiakanku selamanya. Waw.. jadi terharu mendengarkannya.. begitu indah banget dunia ini yah..
Balik lagi ah ke acara lamarannya.. rencananya nih aku akan menikah tepat di hari ulang tahun Yudi yaitu 3 bulan dari sekarang. Nikahnya pagi di masjid dekat rumahku kemudian siangnya langsung resepsi yang akan dilaksanakan pada hari minggu di Hotel Bumi Wiyata Depok. Kami juga berembuk mengenai panitia pelaksanaan resepsi, semua dikerjakan oleh orang-orangku bahkan ada saudaraku dan saudara dari suamiku yang ikut membantu. Aku dan Yudi hanya pemilihan baju dan bentuk undangan saja.




Imej yang berkaitan



Tak terasa hari yang dinanti tiba, semua berjalan baik dan sesuai dengan rencana. Banyak saudara-saudaraku yang datang begitupun keluarga dari mantan suamiku serta keluarga suamiku yang sekarang.
2 hari berselang kami langsung pergi berlibur ke Pulau Bali dan Lombok, kalau kata orang kebanyakan ya.. bulan madu lah. Aku sangat senang sekali, baru kali ini aku sangat bahagia seperti ini. Banyak yang kita bicarakan dan impikan selama liburan ke Bali dan Lombok.

   Bali
Hasil carian imej untuk ‪bali‬‏
   
         Lombok
     Imej yang berkaitan

"Bel, aku sangat bahagia sekali bisa memiliki kamu seutuhnya.. hal ini sudah aku impikan sejak SMA dulu, yang akhirnya bisa terwujud saat ini. Terima kasih yah sayang.. sudah menjadi bagian dari hidupku. Aku Sayang kamu.. cinta kamu.. kamu adalah segalanya bagiku."

     "Iya sayang aku juga cinta kamu.. semoga kebersamaan kita bisa selama-lamanya.. sampai nanti saat kita menjadi kakek dan nenek"

     "Oh, Iya.. kamu mau kita nanti punya anak berapa sayang?"

     "Aku mau sebanyak-banyaknya.. biar rumah kita ramai dan penuh canda tawa"

     "Gak dua anak saja tapi sepasang"

     "Ya semoga Allah memberikan yang terbaik aja buat kita.. mau berapapun terserah Allah yang memberinya"

     "Iya"

     "Mau tahu enggak Yud.. aku punya rahasia besar yang ku simpan selama ini.. aku nggak tau kamu sudah tahu atau belum"

     "Apa tuh..?"

     "Tebak donk!"

     "Ah, susah.. kamu gak kasih tahu klu-nya.. klo global mah susah jawabnya atuh"

    "Ya sudah ni aku kasih tahu.. Aku tuh tidak pernah disentuh oleh Hanafi, dia sangat menjagaku selama ini.. aku menikah dengannya hanya sebuah setatus pernikahan saja, Pak Hanafi bilang agar aku bisa memiliki hartanya sepenuhnya. Dia mau menitipkan hartanya kepadaku agar tidak menjadi perebutan di keluarganya. Jadi aku adalah Janda perawan.. aneh ya mengatakannya tapi itulah aku."

     "Alhamdulillah.. enggak aneh kok"

     "Hehehe.."

Sekembalinya aku ke Jakarta, aku memasuki rutinitas seperti sebelumnya. Aku kembali disibukkan dengan urusan kantor dan S2 ku. Untungnya saat ini rumah tanggaku aman dan tidak ada gangguan, mungkin karena suamiku sekarang adalah seorang anggota kepolisian.
Namun tetap muncul ke khawatiran di diriku, bahwa harta Pak Hanafi akan diambil oleh pihak keluarga Pak Hanafi, oleh karena aku tidak mempunyai anak dari Pak Hanafi. Namun hal itu selalu aku tepis karena ada suamiku yang selalu menjagaku. Seandainya harus dibagi hartanya, aku rela asal sesuai syariah agama dan pemikiran yang terbaik.
Tim pengacara di kantorku pun sudah sangat banyak membantuku, hingga akhirnya aku mengetahui dari dirinya bahwa ia benar-benar tulus membantu aku dan perusahaanku. Dia bercerita waktu itu dia pernah kesal karena aku memberhentikan orang suruhannya untuk melindungiku. Dia kesal karena takut apa yang sudah diperjuangkan Pak Hanafi selama ini menjadi tidak berarti apa-apa. Aku sempat menanyakan prihal orangnya yang pernah masuk ke kamar pribadiku, pengacaraku menjawab dengan tegas bahwa orangnya waktu itu mengatakan kepadanya ada suara aneh di dalam kamarku, namun saat di cek tidak ada apa-apa. Yah begitulah kejadiannya. Dia juga mengatakan bahwa 'Untunglah aku menikah dengan polisi katanya.. jadi dia sedikit lega'. Dia juga berharap banyak dengan suamiku yang sekarang, semoga dia benar-benar tulus mencintaiku.
Berjalannya waktu aku sangat sibuk dengan rutinutas pekerjaanku begitupun dengan suamiku. Kami menjadi jarang bertemu. Namun di hari libur kami dan keluarga sering berkunjung ke Villa di Puncak. Pernah 2 bulan setelah menikah aku berkunjung ke sana, banyak orang di sana menanyakan mengenai Pak Hanafi.

     "Lama tidak ke sini Bu Bella" penjaga Villa bertanya kepadaku

     "Iya Pak, banyak kesibukan di Jakarta, apalagi waktu itu Pak Hanafi sakit kemudian meninggal setelah kurang lebih 3 minggu dirawat di rumah sakit"

     "Iya banyak warga di sini yang menanyakan bapak, apalagi setelah mereka mendengar jika bapak sudah meninggal"

     "Iya pak.. doakan saja yang terbaik untuk Pak Hanafi yah.. semoga dia ditempatkan di sisi Allah dengan sebaik-baiknya, dilapangkan kuburnya, di terima segala amal ibadahnya ya Pak.."

     "Aamiin.. Maaf ya bu jika saya menanyakan hal ini"

     "Iya gak papa pak.. Oh iya kenalin ini suami saya"

     "Wahyudi.." suami saya menyebutkan namanya sambil berjabatan tangan dengan penjaga villa

     "Maaf ya pak.. tadi saya banyak menanyakan mengenai Pak Hanafi kepada Bu Bella"

     "Oh, gak apa-apa.. gimana  pak di sini aman?" suamiku berkata

     "Aman pak.. warga di sini gak ada yang iseng.. karena pak Hanafi orangnya baik begitu juga istrinya yang dulu.. apalagi bu Bella, kalau saya telepon ke Ibu Bella langsung di respon loh trus bantuannya langsung datang.. terima kasih Pak Bu"

Seperti biasa aku selalu mengajak pembantu dan sopir jika liburan ke Villa. dan seperti biasa pula, kita mengadakan bakar-bakar ikan dan jagung. Kali ini aku juga mengajak keluarga besarku dan keluarga besar suami ku. Alhamdulillah 2 keluarga kami sangat dekat dan bisa saling kompak.

Tak terasa sudah setahun lamanya aku bersama Yudi, namun belum ada tanda-tanda aku diberikan keturunan. Apakah karena aku kecapean yah? atau suamiku yang kelelahan? Hingga akhirnya aku fokus bersama-sama memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan di daerah Duren Tiga Jakarta Selatan. Hampir setahun juga kami bolak balik ke rumah sakit, semua hasil pemeriksaan adalah baik dan kami berdua sehat serta tidak ada yang perlu di khawatirkan.
Memasuki tahun ke tiga kami mulai berfikir untuk mencari pengobatan alternatif selain dokter. Banyak masukan juga dari saudara-saudara dan teman. Urut sampai terapi kami jalani pernah juga akupuntur bahkan juga menjaga pola makan.. tapi tetap tidak membuahkan hasil.
Berjalannya waktu, hal ini terlupakan oleh kita. Masuk tahun ke lima aku mulai kepikiran lagi dan mulai panik. Terlebih lagi jika bertemu teman atau saudara mereka selalu menanyakan mengenai momongan.
Akupun mulai berfikir keras untuk berhenti kerja sementara dan banyak beristirahat di rumah, semua pekerjaan ku serahkan kepada karyawan-karyawanku dan jika mereka ada perlu dengan ku, mereka ku suruh datang ke rumah.
9 bulan aku benar-benar istirahat di rumah, akhirnya tepat di bulan Oktober aku terlambat datang bulan yang akhirnya aku bersama suamiku segera datang ke rumah sakit terdekat. Lama menunggu antrian masuk ke dokter SPOG, akhirnya namaku dipanggil untuk masuk ke ruang dokter. Saat cek menggunakan USG, kandunganku belum terlihat, untuk meyakinkan dokter, aku disuruh ke laboraturium dan tes urin. Setengah jam lamanya aku menunggu dan masuk kembali menemui dokter. alhamdulillah dokter menyatakan aku positif hamil. Aku bahagia sekali hari itu, anak yang ku nanti sekian lama.. Akhirnya aku mengandungnya. Terima kasih ya Allah.. ucapku senang saat itu..
Aku melahirkan anak laki-laki di sebuah rumah sakit terkenal di Depok dengan kelahiran normal. Terlihat kebahagiaan di raut muka semua keluarga ku dan suamiku yang datang menjengukku di rumah sakit. Dan yang lebih membahagiakan lagi ternyata aku melahirkan anak kembar. Terbersit di pikiranku 'kok bisa kembar yah?' kan saat di USG hanya 1.. tapi inilah rencana Allah'.

Hasil carian imej untuk ‪bayi laki-laki lucu‬‏

Allah punya rencana yang indah, kami hidup bahagia dengan anakku, kami juga sering pergi ke puncak atau tempat wisata yang ada di Indonesia. (KK)

-- DH --

Jumat, 01 Februari 2019

Cinta Bella (Bagian 1)

Kehidupanku yang kini sangat berbeda, membuat kehidupanku tidak tenang. Kata orang 'banyak uang itu bisa membuat kita bahagia'.. itulah kata orang sedangkan aku adalah seorang yang menjalaninya, hal tersebut tak selamanya benar.. kenapa? karena penampilan orang akan menjadi sorotan di masyarakat, jika masyarakat tahu kita seorang yang kaya raya.. jika tidak berpakaian yang sedikit mewah maka akan jadi pergunjingan atau omongan di masyarakat. Semua disorot oleh orang, apa yang kita lakukan juga akan menjadi sorotan. Ah, tapi kita ngapain juga ngomongin hal ini.. mari kita kembali ke cerita tentangku selanjutnya.
Seminggu setelah meninggalnya suamiku, keluarganya mulai mengusik kehidupanku. Mereka mulai meragukan keabsahanan pernikahan ku. Padahal, waktu itu kami undang mereka untuk menghadiri pernikahan kami namun mereka semua tidak ada yang datang. Walau saya sudah menunjukkan buku nikah dan foto serta saksi mereka tetap mengusik kehidupanku. Dimana mereka ingin menguasai harta suamiku. Saya ingat sekali pesan almarhum, bahwa beliau berpesan kepadaku agar 'hartanya dijaga dengan baik olehku dan dipergunakan dengan baik untuk amalnya (Hanafi) di dunia untuk akhirat.
Dua bulan berjalan, pengacara kepercayaan suamiku datang ke rumah untuk menyerahkan semua berkas bukti kepemilikan seluruh harta bapak kepada saya. 

     "Bu, ini adalah semua berkas yang Pak Hanafi titipkan kepada saya dan untuk diserahkan kepemilikannnya kepada ibu"

     "Terima kasih banyak ya Pak"

     "Sebagian besar sudah dialihkan ke nama bu Bella"

     "Iya pak, terima kasih atas bantuannya selama ini"

Pengacara Hanafi sudah meninggalkan rumah, segera aku ke kamarku untuk menaruh semua berkas dan menyimpannya ke brankas besi.
Keesokan harinya, rumahku di datangi oleh keluarga Hanafi, mereka mengacak-acak seisi kamar dan mencoba membuka lemari besi, namun tidak berhasil. Hal ini akhirnya aku laporkan kepada tim pengacara perusahaan. Mereka memberi masukan kepada saya untuk mengamankan seluruh benda berhaga di rumah kemudian dititipkan ke bank. Akupun segera melaksanakan hal tersebut untuk keamanan harta benda Hanafi.
Hari-hariku saat beraktifitas merasa selalu diawasi oleh beberapa pasang mata. Akupun kembali menghubungi tim pengecara.

     "Pak Pengacara, saya selalu merasa diawasi dimanapun. Saya merasa terancam"

     "Apakah prihal yang saya beritahu kemarin, mengenai surat berharga, emas dan sebagainya sudah diamankan ke bank bu Bella?"

     "Sudah Pak"

     "Oke.. kalau begitu, ibu mau tidak saya tambah keamanan 3 lagi. Saya akan carikan orang yang berotot besar untuk menjaga ibu 24 jam. Dimana 2 akan mengikuti ibu kemanapun dan 1 lagi akan menjaga di dalam rumah"

     "Ya Pak.. boleh juga.. terima kasih yah atas bantuannya.. saya akan menaikkan gaji bulanan bapak"

     "Ya Bu, terima kasih.. tapi sebenarnya gak usah seperti itu juga Bu.. kan gaji saya sudah naik awal tahun ini"

     "Gak papa Pak.. saya sudah banyak dibantu, saya pasti akan kasih lebih kepada orang-orang yang membantu banyak seperti bapak"

Dua hari kemudian, datang ke rumah 3 pria tegap, yang mengaku dikirim oleh tim pengacara perusahaan. ketiganya aku interview sebentar di ruang tamu, hingga akhirnya aku mengenal latar belakang kehidupan mereka dan merasa aman mereka berada di sisi aku.
Setelah hari itu, aku merasa nyaman menjalani kehidupan ini.. tak ada yang mengusikku lagi. Selama di perjalanan selalu 1 keamanan duduk di sebelah sopir dan yang 1 lagi mengikuti dibelakang dengan menggunakan motor.
Pernah suatu ketika pengawalku, mengejar orang yang mencurigakan karena mobilnya selalu membuntutiku.. untuk mencegah terjadinya sesuatu tindakan yang tidak diinginkan maka saat itu, mobilku masuk ke dalam halaman kantor polisi. Kami memang mencurigai mobil yang selalu menempel di belakang mobilku, begitu kami belokkan mobil ke dalam kantor polisi, mobil yang tadi tepat dibelakangku segera tancap gas secara berutal. Disitulah kami semakin yakin jika mobil tersebut akan mencelakakanku.
Saat berada di kantor polisi, aku ditanyakan beberapa hal mengenai kejadian ini. Akupun menjelaskan apa adanya kejadian ini secara runtun. Usai membuat laporan aku menunggu di depan ruang pelaporan tersebut. Ada laki-laki berseragam polisi lengkap memanggilku dari dalam kantor. Setelah semakin mendekat aku baru melihat itu adalah teman SMU (Sekolah Menengah Umum) aku di Depok.

      "Hai.. Bel.. apa kabar?"

     "Hai Yud (nama sebenarnya Wahyudi).. kabarku lagi baik tapi keadaanku lagi kurang baik ni. kamu dinas di sini?"

     "Iya, aku dinas di sini.. maksudnya keadaan kurang baik gimana?"

     "Ya kamu tanyakan saja kepada teman kamu, aku sudah ceritakan mengenai apa yang ku alami pagi ini"

     "Oke entar aku cari tahu sama temanku di dalam"

     "Laporan kamu sudah selesai? Sekarang kamu lagi tunggu apa?" 

     "Sudah Yud.. lagi tunggu keadaan aman, karena pengawalku belum balik yang satu lagi"

     "Oh, gitu.. gimana kalau saya kawal dengan motor patroli?"

     "Memang boleh?"

     "Boleh.. entar saya bilang atasan dulu yah!"

     "Oke.. terima kasih yah"



Akupun dikawal oleh Polisi Wahyudi sampai di kantorku. Wahyudi menunggu di bawah sampai makan siang tiba.

     "Hai Yud, masih di sini?"

     "Iya kan saya mau memastikan sampai keadaannya benar-benar aman"

     "Kalau begitu, yuk temenin aku makan!"

     "Mau makan dimana nih?"

     "Terserah, kamu ada tempat bagus gak?"

     "Kok, terserah saya.. saya mah ikut kamu saja deh"


Hasil carian imej untuk ‪wanita dibonceng motor polisi‬‏




















Kami akhirnya makan di sebuah tempat makan di dekat kantor, kami ke sana dengan menggunakan motor polisi. Selama makan aku banyak bercerita mengenai terorku akhir-akhir ini. Namun aku belum mengungkapkan semuanya. Karena aku baru pertama kali bertemu dengannya setelah terakhir tamat sekolah. Aku juga menyelingi obrolan tentang masa-masa SMU dulu dan akhirnya saling tukar nomor telepon.
Sejak saat itu aku dan Yudi menjadi dekat, kami sering bertemu. Entah kenapa aku merasa nyaman dengannya, bukan karena pekerjaannya tapi lebih menilai dari cara bicaranya yang santun dan ucapannya yang sopan serta dia rajin ibadah. Aku belum pernah mengajaknya ke rumah, hanya sekali dia pernah mengantarkanku, itupun ke rumah orang tuaku. Walau sudah 6 bulan dekat dengannya, aku masih belum terbuka banyak mengenai diriku.
Berarti sudah 8 bulan, ketiga pengawalku bekerja bersamaku, ada kecurigaanku kepada 3 pengawalku, karena aku pernah mendapati barang dikamarku berpindah tempat. Aku coba tanya kepada pembantu, mereka bilang gak pernak masuk ke kamarku, tapi dia pernah melihat pengawalku yang bertugas menjaga rumah masuk ke kamarku. Namun pembantuku tidak curiga karena mereka pikir, aku yang menyuruhnya masuk ke kamar untuk mengambil sesuatu. Sejak saat itu kamar selalu aku konci. Pernah juga saat aku pergi keluar kota, pengawal yang menjaga di dalam mobil tiba-tiba mengagetkan supirku, hingga di banting stir dan hampir masuk ke jurang. Sopirku juga pernah bilang hati-hati kepada 3 pengawalku, karena sopirku pernah mendengar ada rencana buruk pengawalku kepada diriku. Waktu itu memang aku pandang sebelah mata karena tak ada yang janggal dari semuanya.
Namun setelah kejadian-kejadian itu aku ceritakan ke Yudi, dia mulai menyelidiki semuanya. Hingga akhirnya Sebulan kemudian aku berhentikan mereka semua dengan alasan aku sudah aman tanpa penjagaanpun tidak apa-apa.
Nah, saat itu aku di telpon oleh pengecara perusahaan, dia marah-marah aku memutuskan hubungan kerja dengan orang-orang yang sudah diberikannya. Sampai dia mengancam akan berhenti memegang perusahaanku. Akupun menjadi bertanya-tanya atas sikapnya yang sangat kasar, disini aku mulai berfikir jika pengacaraku ingin mengambil perusahaanku dan harta-hartaku. Karena dia lebih banyak tahu mengenai Hanafi dan perusahaan yang dirintisnya.
Ancamannya akan keluar dari perusahaan ternyata hanya geretakannya saja, dia tetap memegang perusahaanku. Yudi sudah mengingatkanku agar lebih berhati-hati.
Pagi di hari minggu yang indah, aku pergi bersama Yudi ke sebuah danau di daerah Jakarta Timur. Dia menyatakan cintanya kepadaku, dia ingin serius menjalani hubungan bersamaku.

     "Bel, sengaja saya mengajakmu ke sini, biar suasana hati ini damai karena tempat yang indah ini. Saya ingin mengutarakan isi hati yang selama ini bisu kepada kamu. Saya sangat mencintai kamu, sebenarnya perasaan ini sudah ada sejak SMU dulu. Namun saat itu saya sangat malu untuk  mengatakannya, namun lebih sering hanya melihatmu dari kejauhan. Dulu saya sangat mengimpikanmu jadi pacar saya, sampai-sampai saya menyimpan fotomu saat itu"

     "Dari mana kamu dapat fotoku?"

     "Saya foto kamu, diam-diam dari HP saya"

     "Waduh.. berarti kamu penggemar rahasiaku ya? hehehe"

     "Iya Bel.. makanya saat pertama kali ketemu kamu di kantor waktu itu, saya senang sekali.. dag.. dig.. dug.. rasanya hati ini melihat wajah kamu. Apalagi kamu sekarang semakin cantik. Tapi jujur saya masih suka kamu yang dulu, cantiknya natural"

     "Ah, kamu bisa aja Yud.. tapi kamu belum banyak mengetahui bagaimana aku yang sekarang!"

     "Memang kamu kenapa?"

     "Mau dengar cerita ku? cerita mengenai aku yang menjadi seperti saat ini? aku yang sudah menjadi janda"

     "Apa? kamu sudah janda? bukannya kamu belum punya anak yah?"

     "Nah kan.. kamu belum tahu mengenai jati diriku sebenarnya.. memang aku belum mempunyai anak"

     "Ya, sudah insyaAllah saya akan menerima kamu apa adanya.. silahkan saja jika kamu bersedia bercerita.. saya akan dengar semuanya.. walau ceritanya sangat panjang"

     "Aku adalah seorang anak miskin yang tinggal di rumah sederhana, kamu pernah aku ajak ke rumahku. Kemudian aku bekerja di sebuah toko dan akhirnya mengenal suamiku. Aku mengenalnya karena aku membantu mengangkatnya ke mobil saat dia terjatuh di depan toko ku. Hingga aku ditawarinya bekerja dirumahnya. Setelah istrinya meninggal, dia melamarku dan kemudian aku menikah. Umur perkawinanku hanya 1 tahun lebih."

     "Saya sangat mengerti keadaan kamu, tak ada yang ku harap dari kamu kecuali cintamu, kebersamaan kita, kejujuran serta kesetiaanmu. Tak perlu ada lagi kamu tutup-tutupi.. katakan saja semuanya. InsyaAllah aku yang sekarang dan aku yang nanti-nanti akan sama"

     "Benar kamu akan mencintaiku apa adanya Yud?"

     "Benar tidak kurang suatu apapun"

     "Syukurlah, kita jalanin dulu aja yah"

     "Iya.. setelah ini saya akan memperkenalkanmu kepada kedua orang tua saya di rumah. Apakah kamu bersedia?"

     "Ya"

Kami beranjak pergi ke rumah Wahyudi, sesampainya di sana rumahnya sudah sangat ramai dan tersedia juga aneka makanan. Ternyata Yudi sudah menyiapkan semua untukku.

     "Kok ramai sekali rumah kamu Yud?"

     "Iya ada acara keluarga"

     "Oh gitu.. acara arisan atau apa?"

     "Acara perkenalan calon istriku"

     "Maksud kamu.. ngenalin aku kepada seluruh keluarga kamu?"

     "Ya iya lah.. memang siapa lagi, pake dipertegas gitu sih.. kayak gak yakin aja"

     "Bukan begitu, kamukan barusan aja menyatakannya kepadaku.. masak tiba-tiba sudah begini.. kayaknya yakin banget yah aku bakal terima cinta kamu.. hehehe"

     "Yakin lah, aku kan bisa nilai bagaimana pandangan kamu ke aku"

     "PD (Percaya Diri) banget yah kamu.. hehehe"

     "Ya haruslah"

Setelah masuk ke dalam, aku disambut oleh Bapak dan Ibunya, kami berbincang dan bercanda di ruang tamu sambil memakan hidangan yang sudah disediakan.

     "Mah.. Pah.. Kenalin nih calon istri Wahyudi!" dia mengatakan dengan lantang ke arah orang tuanya yang saat itu sedang duduk-duduk di ruang keluarga"

     "Nama ku Isabella Indah Pertiwi.. sering dipanggil Bella Bu.. Pak.."

     "Oh iya" keduanya menjawab..
     "Silahkan duduk" kata ibunya sopan..

Setelah duduk ibunya langsung bertanya kembali kepadaku. Seolah-olah dia ingin tahu banyak mengenaiku.. sepertinya di penasaran dengan ku.. mungkin Yudi sudah bercerita banyak mengenai aku.

     "Kamu kerja di mana Bel" tanya Ibu..

     "di perusahaan yang bergerak di segala bidang bu"

     "Wah di perusahaan besar yah" tanya Bapak menyambung..

     "Alhamdulillah pak"

Banyak yang kami obrolkan, hingga kami semakin larut dengan suasana dan semakin akrab.

     "Bel, kamu dengan Yudi sudah serius ingin berumah tangga? kalian sudah pacaran berapa lama?"

     "Aku sih, pengennya serius.. tapi langsung tanyakan kepada Yudi saja ya Bu"

     "Ibu sih sudah sering bicara sama Yudi begitupun dengan Bapak.. tapi Yudi bilang nanti dulu.. nanti dulu.. hingga Ibukan jadi bingung ni."

     "Iya bu saya dan Bella insyaAllah akan serius dan segera menikah, namun kita masih belum bisa menentukan kapan waktu yang tepat. Karena ada pekerjaan dan masalah yang selama ini masih belum terselesaikan"

     "Waktu mah kapan aja Yud Bel.. tinggal kaliannya aja.. apalagi masalah.. gak kan ada habisnya.. mau nunggu sampai kapan kalian?"

     "Iya bu sabar yah"

Sore itu aku pamit pulang kepada semua keluarganya. Aku diantar Yudi sampai rumah mama ku. Karena aku tidak mau Yudi tahu dulu rumahku yang sebenarnya. Malam itu setelah Yudi pulang, aku meminta sopir untuk menjemputku di rumah orang tuaku.

Keesokan harinya aku banyak berada di rumah saja, menghabiskan waktu sambil menonton televisi. Yudi menelpon ku, dia ingin main ke rumah sambil mengobrol katanya. Namun ku tolak, aku ingin sendirian menghabiskan waktu saat ini.

Hasil carian imej untuk ‪gedung bertingkat‬‏

Aku semakin sibuk dengan rutinitas pekerjaanku, hingga tak terasa sudah satu bulan aku tidak bertemu Yudi, paling hanya telepon-teleponan saja. Lama tidak ketemu.. Yudi mengajakku nonton film di bioskop, akupun mengiyakannya. Malam itu sepulang kerja aku janjian di mall dekat rumahku, selesai makan malam kami langsung nonton film yang mulai jam 20.30. Agak malam sih tapi gak papa deh, sudah lama aku gak pernah nonton bareng. Sambil menonton Yudi banyak menanyakan hal yang menurutnya, aku setelah pertemuan dengan orang tuanya lebih banyak menghindar, namun aku tegaskan itu hanya pendapatnya saja, karena memang aku sangat sibuk dengan pekerjaan kantor.
Yudi sangat cinta kepadaku.. dia ingin sering bertemu denganku.. tidak hanya sebulan sekali seperti ini. Dia bilang sangat kangen kepadaku.. rasanya sulit untuk menunggu waktu lama untuk bertemu.. bisa meriang katanya..
Aku bingung harus bagaimana dengan Yudi.. di satu sisi aku ingin merahasiakan identitasku namun di satu pihak aku harus jujur semua kepadanya. Aku menghadapi dilema yang luar biasa hingga aku lebih ingin menyendiri.
Hari-hari selanjutnya Yudi sering menghubungiku dan selalu ingin ketemu, namun waktuku yang tidak ada dan seperti yang aku katakan bahwa aku ingin sendirian dan istirahat di rumahku. Hingga di hari minggu itu dia datang ke rumah. Dan mau tidak mau aku terima.

     "Hai Bel"

     "Kok kamu tahu alamat rumahku?"

     "Iya dari Bapak dan Ibu kamu.. barusan aku dari sana"

     "Bel, maaf kalau sikap saya begini.. saya gak bisa hidup tanpa kamu Bel.. saya juga gak bisa gak ngelihat kamu sehari saja.. Bel saya benar-benar sayang sama kamu"

     "Aku lagi ingin sendirian Yud.. bukannya enggak mau ketemu kamu"

     "Oh.. mungkin kamu takut saya cinta kamu karena harta kamu yah atau kamu takut saya mau memanfaatkan kamu atau saya hanya mau main-main saja sama kamu.. enggak Bel, kalau kamu mau.. kamu tinggalkan saja semua kemewahan ini. Aku akan terima kamu apa adanya"

     "Oke.. aku akan cerita banyak kepada kamu.. aku adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja dan memang aku benar-benar sibuk selama 2 bulan terakhir ini. Karena banyaknya tender dan barang yang keluar masuk. Disamping itu juga aku masih kuliah"

     "Bel.. kamukan pemilik perusahaan.. jangan semuanya kamu pegang Bel.. Kan ada banyak karyawan-karyawan kamu suruh mereka dong, jadi kamu tinggal ngecek aja bisa kan!. Nanti kamu akan kecapean terus.. sudah kerja.. sudah kuliah.. kapan waktu kamu senang-senangnya?"
     "Saat kamu menikah nanti kamu akan punya anak.. kamu juga harus perhatikan mereka di samping kamu perhatikan saya"

     "Apa.. saya.. Yakin banget sih"

     "Yakin dong.. hehehe"

     "Iya Yud, aku cepek banget ni, makanya pengennya kalau hari libur sendiri dirumah saja"

     "Mau aku pijitin?

     "Hus.. belum muhrim.."

     "Bel, aku bolehkan sering main ke sini"

     "Ya, apa boleh buat.. kamu sudah terlanjur tahu rumahku.. ya silahkan saja"

     "Terima kasih yah Bel"

Hari itu aku banyak bercanda dengannya, aku bahagia dan tertawa lepas.

Setahun sudah waktu berlalu, dia sudah semakin banyak tahu mengenai aku. Bahkan aku dan dia sudah semakin akrab dengan keluarga masing-masing. Aku juga sudah lulus S1 dan langsung melanjutkan S2 ku.
Karena keluarga kami sudah saling tahu dan akrab akhirnya kami memutuskan untuk menikah, kami menikah di sebuah hotel di Depok.
Kita lanjut lagi di bagian ke dua yah..
selanjutnya aku akan cerita mengenai perjalanan penikahanku hingga aku mempunyai anak. (KK)

-- DH --

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...