Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 05 Oktober 2018

Kepergian Cinta

Aku seorang papa dari 2 anak yang ganteng dan cantik, saat ini anakku berumur 5 tahun dan 3 tahun. Aku bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan keuangan ternama di daerah Jakarta Pusat. Rutinitasku sehari-hari adalah rumah kantor dengan menggunakan kendaraan berupa motor. Pagi hari jam 6.00 aku sudah berangkat dari rumahku di Citayam (Bogor) dan pulang kerja aku sampai rumah sudah jam 7.00 malam. Begitulah rutinitasku setiap hari tanpa lelah.. walau terkadang memang lelah, untungnya hari sabtu dan minggu aku libur. Di hari itu lah aku menghabiskan waktu bersama kedua anakku dan istriku berlibur ke tempat wisata atau berenang atau nonton film di bioskop atau belanja di mall atau hanya sekedar makan-makan saja.
Pernah pada suatu hari aku dan istriku kelimpungan mencari si bontot yang entah berada dimana. Ceritanya kami sekeluarga sedang berlibur ke Ancol dan berenang di pantainya. Nah kami yang asik berenang dan bermain pasir lengah terhadap si bontot. Begitu sadar bahwa dia sudah tidak bersama kami, kami panik dan berpencar mencarinya. Istriku dan anak pertamaku mencari ke arah kanan sedangkan aku mencari ke arah kiri. Kami berjalan menyusuri pinggir pantai sambil berteriak memanggil namanya. Sejam sudah kami mencarinya, hingga kami lelah dan pasrah kemudian kembali ke tempat asal kita berenang tadi. Ternyata anakku ada di tempat kita berenang tadi, dia asik membangun pasir pantai dengan teman barunya yang memang seumuran dengannya. Saat kami Hampiri dia hanya tersenyum.

 

     "Kamu ke mana saja dee?" (kami memanggil dia de, maksudnya adik bukan namanya) istriku berkata kepada anakku..

     "Aku di sini dari tadi mah, main pasir sama dia-dia" dia berkata sambil menunjuk teman-temannya..
     lalu dia melanjutkan bicaranya "mama papa kakak aku cariin dari tadi.. ke mana ayo.. karena pada gak ada ya sudah aku main lagi disini.."

     "Lain kali.. kamu bilang mama papa dulu ya dee.. kalau mau ke mana-mana" istriku memeluk erat anaknya sambil menitikkan air mata..

     Namanya anak kecil dia tetap menjawab terus perkataan dari mamanya "kan aku gak kemana-mana mah.. aku dari tadi disini kok"
     Istriku melepaskan pelukannnya dan dia melihat mamanya mengeluarkan air mata hingga ia berkata "mama kok menangis, aku salah yah.. maafin aku yah mah sudah bikin mama sedih.. lain kali aku janji akan bilang mama papa dulu deh ke manapun aku pergi.. maafin aku yah mah.

     "Iya mama maafin kali ini.. yuk kita pulang de" sambil menggendong dia ke arah kamar mandi untuk bebersih

Melihat situasi ini sampai aku juga meneteskan air mata, aku terharu mendengar perkataannya yang polos dan gak tahu bahwa mama papanya khawatir akan kehilangan dia tadi. Setelah selesai mandi aku langsung pacu kendaraanku menuju ke rumah.
Istriku adalah seorang ibu rumah tangga yang telaten, dia sangat rajin mengurus rumah dan juga berjualan online (hanya kecil-kecilan dan sampingan saja). Sebelum azan subuh dia sudah terbangun lalu memasak makanan buat kami dan membersihkan rumah, kami tidak mempunyai asisten rumah tangga, semua diselesaikan dengan baik oleh istriku, terkadang hal yang ringan dibantu oleh kedua anaknya. Syukurnya anak-anak kami mengerti semua dengan apa yang kita suruh dan mereka cepat bertindak.
Saat makan malam kami sering bertanya ke mereka sampai akhirnya kita semua tertawa lepas mendengar perkataan yang keluar dari mereka (kakak dan adik). Kami juga selalu mengajarkan mereka untuk berdoa terlebih dahulu sebelum makan, dan kami pun selalu bersama-sama mengucapkan doa makan sebelum memulai makan.

     "Gimana enak ayam gorengnya kak? istriku menanyakan pada anak pertamanya..

     "Enak banget mah" si kecil menjawab dengan pelan dan cadel

     "Enak mah" jawab kakaknya 

     "Mah, masakan mama emang paling enak kok" aku coba ikutan bicara untuk membuat suasana lebih hidup lagi

     "Syukurlah kalau kalian semua suka dengan masakan mama" jawab istriku..

     "Trus kalau mama gak ada kita makan apa ya kak? tanya si kecil

     "Ya, beli di luar lah.. kan banyak juga makanan.." kakaknya menjawab

     "Iya yah.." si kecil terus berbicara

Kami terus berlanjut berbincang apa saja sambil diselingi tertawa, kami sangat senang melihat anak kami yang pintar dan semakin besar.
Usai makan seperti biasa kami lanjutkan di ruang keluarga, kami menonton televisi bersama. Kami sangat memilih acara apa yang akan ditonton saat ada anak-anak dan juga kami tidak pernah bermain handphone saat bersama mereka. Handphone selalu kami taruh kamar dengan nada yang dibuat maksimal, agar terdengar saat kami berada di luar kamar.
Anak-anak biasanya jika tidak ada film kartun atau film untuk seusianya, mereka pergi bermain di kamarnya, yang laki-laki bermain mobilan dan robotan sedangkan anak kami yang perempuan bermain boneka berbie
Saat pulang kerja, ketika motorku memasuki garasi rumah, biasanya mereka sudah membukakan pintu rumah dan keluar dengan berlarian menyambutku. Mereka menanyakan "Papa bawa apa?", mereka senang sekali jika aku membawa buah tangan, beda hal jika aku bilang "gak bawa apa-apa". Pasti mereka langsung menjawab serentak "yahhhhhh papa". Terkadang sedih aku melihatnya, tapi apa boleh buat, karena jika aku tidak bawa apa-apa berarti, mamanya sudah menyiapkan makanan banyak dirumah. Itu juga agar makanan yang mereka makan bisa lebih higienis karena makan-makanan rumah buatan mama-nya.
Saat itu hari sabtu pagi, kami tidak ada rencana akan ke luar rumah. Sehingga kami berada di dapur untuk membuat makanan ringan untuk paginya dan makanan berat untuk siang dan malam. Kami semua berada di dapur mencicipi makanan yang telah jadi sambil mendengarkan musik. saat itu lah anak kami keduanya mau membantu ibunya, mereka membantu mengaduk adonan bakwan dan pisang goreng. Namun apa yang terjadi mereka berdua malah lempar-lamparan tepung sehingga membuat dapur kami belepotan tepung di mana-mana dan begitupun dengan wajah dan baju anak kami. Segera kami ambil sisa adonan tersebut dan menyuruh mereka segera pergi ke kamar mandi.
Saat di kamar mandi mereka berdua bermain cipratan air sehingga menjadi becek semua. Begitulah anak-anak, kami tidak pernah memarahi mereka.. yang kami lakukan hanya mengingatkan mereka mengenai bahaya dan dampak buruk akibat apa yang dia sudah lakukan.
Kembali ke kamar mereka, mereka mengenakan pakaian dan segera bergabung dengan kami di dapur. sampai siang kami menghabiskan waktu di dapur sambil duduk di tepi kolam ikan koi yang berada di sisi kanan dapur kami. Ikan koi kami sangat nurut semua, saat kita berada di dekatnya pasti semua ikannya berkerubung mendekati kami. Kamipun memberi makan langsung dengan tangan kami. kolam kami berbentuk kotak dengan ukuran 2m x 2m dengan jumlah koi sebanyak 15 ekor dan berwarna warni.
Aktifitasku selama seminggu hilang saat sabtu dan minggu bersama istri dan kedua anakku. Terkadang saat lelah, sabtu dan minggu hanya aku habiskan tiduran di kamar. Pernah suatu hari ke dua anakku dan istriku berkomplot mengerjaiku saat tidur siang mereka memberi garam ke mulutku yang sedang tidur. Saat tidur sih tidak berasa apa-apa, namun setelah aku terbangun dari tidurku.. kok ada rasa asin di bibirku. aku langsung mengejar kedua anakku sambil mengatakan "kalian ngerjain papa pakai garam dapur yah?". Mereka berlarian keliling rumah menghindari tangkapanku terhadap mereka. mereka berlari sambil tertawa-tawa dan berteriak. Aku menangkap mereka dan mengelitiki badan mereka.
Saat tidur malam, aku sering berbincang dengan istriku tentang masa depan kita berdua dan anak-anak kita saat mereka besar nanti.

     "Aku senang anak kita sudah besar, penurut, periang dan rajin beribadah yah mah.."

     "Iya pah, aku juga sangat senang melihat mereka cepat tumbuh"

     "Aku ingin mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik, dan mengembangkan bakat serta prestasi yang menonjol dari mereka"

     "Iya pah, suatu saat nanti mereka Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perguruan tinggi, mereka bisa memilih sendiri jurasan pendidikan yang mereka sangat sukai".

     "Bener banget mah.. kita tidak boleh memaksakan kehendak kita ke mereka, namun kita harus mendorong dan mengiyakan semua yang baik untuk mereka".
     "Bagus juga mereka sudah tidur di kamar masing-masing tanpa ada rasa takut dan juga sudah mandiri jika mengerjakan sesuatu".

     "Iyaaa Pah.. aku sayang banget sama mereka"

     "Kok.. sama mereka doang! sama aku enggak nii.."

     "Iyalah sama papa juga.. bahkan sayang banget-banget"

Hari-hari kami lalui dengan suka cita, kita lalui bersama tanpa mengeluh dan selalu berkomunikasi jika ada masalah yang terjadi.
Di minggu berikutnya aku merapikan kebun belakang rumah bersama istri dan anakku. Kami menanam Cabe, tomat dan segala bumbu dapur. lagi-lagi anakku saat mereka disuruh menyiram semua tanaman, mereka malah berebut selang dan airnya mengenai kami semua sehingga membuat becek di mana-mana. segera kami akhiri semua dan pergi mandi.
  
Keesokan harinya, hari senin.. rasanya aku malas berangkat ke kantor, ingin rasanya melanjutkan tidurku. Namun istriku selalu ke kamar berteriak mengingatkanku sudah jam berapa saat ini. Dengan berat hati, aku pergi ke kamar mandi dan segera menuju ruang makan. Usai itu aku menyiapkan motor dan berangkat menuju kantor. Saat makan tadi istriku sempat berkata ingin ke rumah orang tuanya setelah mengantarkan anak pertamaku sekolah TK (Taman Kanak-kanak).
Sesampainya dikantor jam 7.30 aku langsung bekerja dan menyelesaikan pekerjaan yang tertunda dari minggu lalu. Tepat pukul 9.00 aku mendapat telepon dari rumah sakit, aku disuruh segera ke sana. Sebelum berangkat aku meminta izin ke atasanku dan segera bergerak menuju rumah sakit yang dimaksud.
Sesampainya di sana aku bergegas masuk ke ruang UGD (Unit Gawat Darurat). Dokter memberikanku banyak keterangan dan diakhiri dengan kata 'bapak yang sabar yah.. semua sudah kehendak Allah'. Aku langsung lemas di buatnya, aku dengan sisa tenaga yang memang sudah tidak ada lagi.. menuju ke ruang kamar jenazah. Aku langsung diperlihatkan ke istriku yang sudah terbujur kaku di atas tempat tidur dorong. Ku lihat mukanya tersenyum menghadapku dengan masih terlihat darah yang mengalir di kepalanya. Aku tertunduk dan terjatuh di lantai tidak sadarkan diri.
Saat ku terbangun aku sudah berada di sebuah ruangan di rumah sakit tersebut, aku melihat di sekelilingku ada mertuaku yang sudah sangat tua dan kedua anakku. Ada seorang asing yang mukanya belum pernah ku lihat selama ini, dia menyalamiku dan berkata..

     "Maaf pak, saya adalah orang yang membawa isti bapak ke rumah sakit ini, jika bapak mau tahu kejadian sebenarnya saya akan ceritakan secara lengkap. Namun itu juga jika bapak sudah benar-benar siap mendengarkannya."

     "Ya mas, saya siap.. silahkan saja berbicara.. biar semua saudaraku juga mendengar kejadian yang sebenarnya"

     "Tadi saya sudah bercerita juga dengan orang tua istri anda.. jika berkenan saya akan mengulanginya dari awal. Begini ceritanya.. Waktu itu saat istri anda melintas di jalan raya dan berboncengan dengan anak anda yang kecil. Dari belakang motor istri anda ada Motor yang mendekat dengan pelan merebut tas istri anda yang di selempang ke belakang. Orang yang dibonceng pada motor itu mencoba merebut tas istri anda yang sedang berjalan di jalur tengah. Motor istri anda sempat oleng ke arah pemotor tersebut namun istri anda tetap menyeimbangkan motornya karena ada anak anda yang paling kecil berada di depan motor (berpegangan pada stang motor). Terdengar istri anda menyuruh anak anda memegang erat-erat stang motor. Motor tersebut akhirnya jatuh dan istri anda terseret aspal, sedangkan anak anda terjatuh di atas ibunya. Istri anda terluka parah pada bagian kepalanya karena helm yang digunakan terlepas sedangkan anak anda masih menggunakan helm saat terjatuh diatas istri anda. Walau tas istri anda tidak berhasil didapatkan perampok tersebut, namun uang yang ada didalamnya tercecer di jalanan dengan jumlah yang sangat banyak. Kami warga mencoba mengumpulkan uang tersebut dari tangan jahil dan segera membawa istri anda ke rumah sakit ini. Polisi juga sudah mengetahui hal ini, semua benda berharga dan motor istri anda sudah diamankan pihak kepolisisan. Kurang lebih begitu ceritanya pak."

     "Oh, begitu yah pak.. terima kasih banyak pak sudah membantu istri dan anak saya, sampaikan ucapan terima kasih saya kepada penduduk di sana yang sudah membantu kami."

     "Iya pak.. nanti saya akan sampaikan ke mereka semua, saya pamit ke luar ruangan pak" dia bergegas menuju pintu keluar dan kembali menutup pintu ruangan setelah membukanya

Aku bangun dari tempat tidurku, menyalami kedua mertuaku yang sudah sangat tua, aku juga menyalami semua saudara-saudaraku yang hadir di rumah sakit sambil mengucap banyak terima kasih atas semua bantuannya dan memeluk kedua anakku dengan sangat sedih di dada. Rupanya anak pertamaku di jemput oleh adik istriku ke sekolahannya setelah mendengar kakak kandungnya kecelakaan. Dia mau mempertemukan anakku dengan mamanya.
Sehari setelah penguburan, aku masih terngiang perkataan pagi itu, saat dia terus mengiangatkanku untuk bangun dan segera berangkat ke kantor. Teringat juga kenangan-kenangan manis bersamanya tak terasa air mata jatuh membasahi pipiku dan rasanya badan ini malas untuk melakukan aktifitas sampai-sampai perut ini tidak merasakan lapar. Ku melihat masih banyak saudaraku dan saudara istriku yang berada di rumahku.
Hingga pada hari ke tiga, mereka semua sudah tidak berada lagi di rumahku. Di hari itulah aku mulai benar-benar merasa kehilangan istriku. Anak-anakku meminta makan dan aku harus memasakkannya hingga menyiapkan pakaian sampai memakaikan pakaiannya. Tidak hanya sampai disitu, aku juga memandikan mereka dan mengantarkan anak pertamaku ke sekolah. Sedangkan si kecil mau gak mau aku tinggalkan sendirian di rumah selagiku bekerja. Si kecil aku ajari agar tidak keluar rumah dan tidak membukakan pintu jika ada orang datang ke rumah. Aku juga sudah menyiapkan makanan mereka di meja makan hingga untuk 3x mereka makan.
Semakin hari aku semakin sulit membagi waktu. Agar tidak terlambat ke kantor sebelum subuh aku sudah bangun, aku menyapu seluruh isi rumah yang kotor dan berantakan lalu aku masak nasi goreng atau mie untuk aku dan ke dua anakku. Setelah selesai semua, aku pergi mandi dan menyapkan pakaian untuk aku dan anak-anakku. Jam setengah 7 aku sudah berangkat dari rumah dan anakku yang pertama terpaksa menggunakan sepeda menuju sekolahnya yang kira-kira hanya 3 menit jika berjalan kaki dari rumah.

 Hasil carian imej untuk ‪anak naik sepeda kesekolah tk‬‏

Saat sampai kantor aku sangat merasa lelah, bahkan terasa sangat ngantuk berada di depan komputer. Saat ngantuk itu tiba aku segera membuat kopi atau ke toilet membasahi mukaku. Dalam hatiku 'aku harus selalu semangat bekerja untuk membesarkan kedua anakku'.  Berjalannya waktu, anakku mulai rewel terhadap makanan yang hanya itu-itu aja. Hingga akhirnya aku selalu menyuruh anakku yang tertua membeli makanan di warteg atau restoran padang saat dia pulang sekolah. Walau saat aku tanyakan 'kakak makan apa tadi?'.. terkadang aku mendengar dari mulutnya mengatakan dia hanya beli jajanan warung saja.
Sesekali saat bekerja beberes rumah atau memasak, aku terbayang akan pekerjaan istriku yang sangat banyak di rumah ini dan sekarang aku mesti berbagi pekerjaan kepada anak-anakku. Kami mengambil peran dari istriku yang telah tiada seperti memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, menyapu rumah, mengepel rumah, mandiin anak serta memakaikan mereka baju, belum lagi mencuci mobil dan motor, menguras kolam ikan, menyiram tanaman, menyikat kamar mandi, mencuci sepatu anak, benerin segala yang rusak dalam rumah dan sebagainya. Saat lelah mengerjakan pekerjaan rumah, aku sering terbayang dan memikirkan bagaimana istriku bisa mengurusi seisi rumah ini.. hal ini membuatku meneteskan air mata. Aku juga bingung harus berbuat apa terhadap anak-anakku yang terpaksa menjadi dewasa lebih cepat.

Kasus kecelakaan istriku sampai saat ini masih diselidiki oleh pihak kepolisian Jakarta Selatan, semoga terungkap semua dan ditangkap penjahat yang telah membunuh istriku.

Selamat jalan istriku tercinta.. Semoga kamu mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya. Kami sangat kehilangan peranmu di rumah ini.. awalnya aku sangat bingung harus berbuat apa.. aku tak dapat membagi waktu antara pekerjaan rumah dan kantor serta mengurusi anak-anak.. saat awal aku kehilanganmu aku sering terlambat sampai di kantor dan si kecil belum terbiasa sendiri di rumah hingga dia sering menelpon Handphone ku. Aku menyadari sih, memang si kecil selalu bersamamu kemanapun. Sampai sekarang yang tak bisa aku hilangkan adalah kekhawatiranku kepada kedua anak kita saat aku ada di kantor, karena banyak sekali orang jahat yang bisa saja mengetahui keadaan rumah tanggaku. (KK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...