Teman-teman aku mau cerita mengenai cintaku yang harus direlakan karena ketidak jujuran dalam keluargaku. Kira-kira beginilah ceritanya..
Aku dibesarkan oleh keluarga yang berkecukupan, dibilang kaya banget sih enggak. Saat kecil sampai besar, aku sangat diperhatikan dan disayang oleh mama dan papaku. Akupun mempunyai 2 adik perempuan, yang terpaut jauh umurnya denganku. Tak ada yang beda diantara semua yang kulihat dan kurasakan di dalam keluargaku.
Saat aku mulai memasuki masa kuliah, aku mulai mencari-cari perkerjaan, maksudnya agar aku dapat penghasilan sambil kuliah.. syukur-syukur dapat kerjaan bagus sehingga begitu tamat tidak perlu memikirkan kerjaan lagi. Aku coba mencari pekerjaan paruh waktu namun sangat susah aku dapat. Sampai akhirnya aku dikenalkan oleh temanku mengenai bisnis yang tidak membutuhkan banyak uang tapi berpenghasilan besar dan mempunyai banyak waktu luang. Timbul rasa penasaranku akan bisnis tersebut, hingga aku akhirnya di ajak ke kantor temanku itu. Ternyata bisnis yang dimaksud adalah bekerja sebagai agen asuransi Prudential. Aku coba untuk mengikuti cara dan sistem kerja di sana hingga aku tahu benar bagaimana cara menawarkan orang-orang yang belum mempunyai perlindungan jiwa dan kesehatannya. Ternyata karir ku disini cepat naik hingga dalam 2 tahun aku sudah mencapai Agency Director. Prestasi yang cukup membanggakan bagiku dengan kuliahku yang tidak pernah aku tinggalkan.
Disaat aku lulus kuliah, aku belum mempunyai tambatan hati juga, padahal aku memiliki teman wanita yang banyak di kampus, rumah dan kantor. Saat aku menjadi pembicara motivasi di kantor agency lain, aku melihat sosok wanita yang duduk dihadapanku. Karena kecantikannya dan juga sangat anggun, hingga aku grogi dibuatnya. Selesai acara ternyata dia berkeinginan berfoto denganku. Aku berbincang sebentar dengannya, ternyata dia sudah mencapai Associate Agency Director. Kita pun saling tukar nomor handphone saat itu.
Berjalannya waktu, kami sering bertemu di acara-acara yang diadakan oleh Prudential. Sehingga membuat kami semakin dekat. Aku merasa seperti berbicara dan berteman dengan adik sendiri, ini dikarenakan banyaknya persamaan dalam diri kita serta sifat-sifat kita.
Semakin dekatnya hubungan kami, akhirnya aku memutuskan untuk serius dengannya. Tanpa lama-lama aku menyatakan mau bertemu dengan bapaknya. Syukurlah dia mau mencari waktu untuk aku bertemu dengan keluarganya. Malam itu yaitu malam minggu, aku bertemu bapak dan ibu calon istriku, mereka sangat ramah dan baik. Kehangatan dan keramahan dalam keluarganya sangat berkesan, bahkan mereka juga menyiapkan hidangan istimewa untukku. Mereka juga setuju terhadap rencana aku ingin meminang anaknya untuk menjadi istriku. Semoga bukan karena hari itu aku masih memakai pakaian jas lengkap karena selesai training langsung meluncur ke sana, sehingga aku tampak rapi, ganteng dan luar biasa.. hehehe..
Rencananya aku akan melamarnya bulan depan bersama dengan keluarga besarku. Hal ini juga segera aku beritahukan keluargaku, dengan mengajak Prita (calon istriku) ke rumah. Begitupun dengan Keluargaku, mereka sangat menyetujui rencanaku ini, karena menurut keluargaku kami sudah seharusnya menikah karena umur yang sudah cukup, akupun sudah menjadi sarjana serta pekerjaan ku yang sudah baik.
Dengan begitu maka kami memutuskan akan segera melamar Prita bulan depan yaitu tanggal 14 Februari. Persiapan menuju hari lamaran sudah semua dilakukan bahkan saudara dari luar kota pun kami undang untuk ikut dalam lamaran tersebut. Saat hari lamaran, tak satupun saudara kami yang tidak datang, bahkan seserahan sangat banyak sekali, itu semua karena hubungan baik kami dengan kelauraga, sehingga mereka rela berkenan hadir dalam acara lamaranku.
Sampai di rumah Prita, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Hiasan dekorasi rumahnya sederhana namun sangat indah. Saat orang tua kami berhadapan, terlihat mereka sangat kaget dan seperti sudah kenal. Acara terhenti oleh ucapan bapak Prita..
"Para Hadirin semua, mohon maaf jika acara kami tunda sebentar.. Ada yang ingin kami klarifikasi diantara keluarga saya dan colon besan".
Semua hening dan bapak Prita menunjuk aku, Prita, kedua orang tua ku, perwakilan keluarga ku serta perwakilan dari keluarganya.
Ternyata inilah yang terjadi, bahwa aku adalah anak kandung dari Bapak Prita, jadi aku adalah saudara kandung dari calon istriku. Aku bingung mendapat penjelasan ini, karena mama papa tidak pernah membicarakan hal ini kepadaku. Bahkan setahuku dari SD terlihat akte lahirku atas nama papa dan mama. Sehingga aku tak curiga.
Tak banyak kata yang keluar dariku, aku mengajukan akan tes DNA besok di rumah sakit terdekat. Esok Harinya aku di temani mama papaku serta Bapak dan ibu Prita mendatangi rumah sakit terdekat, untuk kami melakukan tes DNA. Akan tetapi hasilnya tidak dapat keluar hari itu juga, namun kami harus menunggu selama 7 hari lagi.
Setelah hasil tes DNA dikeluarkan oleh rumah sakit.. rumah sakit menyatakan bahwa aku positif adalah anak kandung dari bapak dan ibunya Prita.
Dalam benakku.. 'Jadi aku adalah kakak kandung dari Prita dan aku benar-benar tidak bisa menikahi Prita sebagai istriku'
Bantinku tersentak, kaget dan merasa aneh akan keadaan ini. namun ini lah yang terjadi. Mamaku sedikit menjelaskan
"Dulu.. 26 Tahun yang lalu, Bapak Sobri (bpk Prita) mendatangi ku, dia meminta kami untuk memelihara bayi yang sudah dilahirkan istrinya di Rumah sakit. Saat itu beliau tidak punya biaya untuk mengeluarkan mu dari rumah sakit, sebagai gantinya Mama dan papa diberi amanat untuk menjagamu. Berhubung saat itu kami belum memiliki momongan yang sudah menjalani pernikahan selama lebih dari 5 tahun, maka kami meng-iyakan apa yang dikatakan pak Sobri. Dan akhirnya kamu dibesarkan oleh mama dan papa."
"Trus kenapa akte kelahiranku atas nama papa dan mama bukan atas nama bapak dan ibu kandungku? kenapa mama palsukan?"
"waktu itu saat mengisi form pembuatan akte lahir, kami memang mengisi nama kami. Dan ternyata itu tidak dipermasalahkan, sehingga jadilah akte lahir tersebut. Akte lahir itupun tidak palsu karena memang resmi dikeluarkan oleh negara"
"Trus kenapa Papa Mama tidak bilang dari dulu, sebelum ini terjadi. Kan malu kepada kedua keluarga, kalau ini sudah aku ketahui dari sebelumnya, mungkin lebih menerima dari pada harus malu seperti ini"
"Maafkan kami nak.. maafin papa dan mama kamu ini yah" mama sambil merangkul bahu papaku pelan..
"Ya sudahlah mah, aku seharusnya bersyukur karena selama ini sudah di urus dan dibesarkan oleh mama dan papa dengan baik tanpa berbedaan dengan adik-adikku yang merupakan anak kandung dari mama dan papa asli.. kita sudahi aja perdebatan ini.. aku akan menerima semua kejadian ini dengan ikhlas"
Aku menyalami papa sambil berkata 'terima kasih Pah sudah merawat dan membesarkanku selama ini' kemudian mamapun aku salami dan aku berkata 'terima kasih ya mah, semoga aku bisa membalas budi baik kalian dan izinkan aku tetap memanggil kalian papa dan mama'
Tak lupa aku menyalami bapak dan ibuku kandungku serta memeluk mereka, begitupun dengan Prita dan adiknya serta Adik-adikku.
Sejak saat itu aku memilih untuk tinggal di Perumahan yang sudah aku beli 1 tahun yang lalu. Aku mulai hidup mandiri, sesekali aku berkunjung ke rumah orang tua Kandungku dan juga orangtua angkatku. (KK)
-- DH --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar