Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 04 Juni 2021

Cinta Membuat Gila (Bagian 6)

Mereka pergi makan malam di mall terdekat dari hotel. Ternyata memang banyak sekali warga yang sudah mengetahui berita tentang penculikan itu. Sehingga membuat mereka terganggu saat berjalan di dalam mall dan saat makan malam di sebuah tempat makan cepat saji. Saat makan mereka semua tidak bisa santai dan menikmati makan malam karena banyak mata yang melihat ke arah meteka dan juga banyak orang yang mengarahkan kamera telepon genggamnya ke arah mereka.



     "Terus terang mama agak canggung nih, kalau makan dilihatin oleh banyak orang kayak begini."

     "Habis, mau bagaimana lagi mah, anak mama sekarang sudah jadi artis ngetop" Sahut Robert..

     "Huss.. enak saja" Monita berkata..

     "Terus apa dong"

     "Apa ya? Terserah kamu saja deh"

     "Sudah-sudah, makan dulu.. habiskan cepat.. papa juga tidak enak nih, kita dilihatin banyak mata kayak begini. Habiskan makanannya, terus kita pulang deh"

Mereka fokus, menghabiskan hidangan yang ada di depan mata mereka. Bersyukur pihak tempat makan bisa menjaga pengunjung untuk tidak masuk ke rumah makan bahkan juga foto. Pihak tempat makan juga membebaskan semua tagihan (gratis).

     "Kenapa kami dikasih makan gratis mas?"

     "Iya bu Monita, ini karena kepedulian tempat makan kami terhadap anda"

     "Oh begitu.. terima kasih atas semua jamuan makan malamnya ya!"

     "Sama-sama bu Monita.. hati-hati dijalan"

     "Oke.." (dalam hati Monita 'iya gratis gara-gara gua tempat makannya jadi rame, terus semua orang yang lewat pasti melihat tempat itu. Anggap aja gua yang iklanin tempat itu.. hehehe)

Mereka meninggalkan mall dan segera berjalan ke hotel. 3 jam lamanya kedua orang tua monita, bergabung dan ngobrol di kamar Monita.

     "Kalau mama papa, jalan sama kamu Mon.. pasti mama papa, ikutan ngetop juga" mamanya berbicara..

     "Iya, ngetopnya tapi tidak enak!" Papaku, juga berkata..

     "Emang kenapa?"

     "Ngetop karena kasus"

     "Iya.. ternyata ngetop itu tidak enak ya.. jadi pusat perhatian, kemana-mana selalu dilihatin orang" jawab Robert..

     "Sudah ah, sudah malam nih.. mama sudah ngantuk.. yuk ke kamar pah, kita tidur"

Mama dan papa Monita keluar kamar dan langsung masuk ke dalam kamarnya yang kebenaran pintu kamarnya berseberangan dengan kamar anaknya. Sedang Monita masih melanjutkan ceritanya dengan Robert.

     "Aku bingung sama kamu sayang!"

     "Bingung kenapa?"

     "Iya, biasanya nih.. orang yang habis diculik tuh ada yang trauma, sedih, sakit, kecewa, murung, menyendiri, bingung, khawatir, takut"

     "Terus kenapa?"

     "Iya.. ini mah kamu kayak tidak pernah terjadi apa-apa. Masih bisa bercanda, ketawa, ngobrol, pokoknya ceria banget deh.. tapi bagus juga sih. Jadi aku kebawa sampai lupa dengan apa yang sudah terjadi"

     "Awalnya saat 3 bulan pertama aku benci banget sama keadaanku, aku diam, aku nangis.. tapi apa? Percuma juga, tidak ada yang tahu dan juga tidak ada yang perduli. Kemudian aku coba mengerti keadaan Lina dan coba mendalami apa yang dia rasakan serta mengerti keadaannya. Mencari latar belakangnya kenapa bisa melakukan hal ini"

     "Terus apa yang kamu dapat dari dia?"

     "Iya.. sekarang aku bisa tahu arti cinta sesungguhnya. Cinta yang selalu diagung-agungkan oleh banyak orang. Cinta yang memiliki kekuatan hati dan pikiran"

     "Lalu!"

     "Cinta itu menurutku tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Cinta yang berlebihan hanya untuk Allah SWT dan juga orang tua kita. Karena cinta yang teramat sangat bisa membuat orang lupa dan nekat. Tahu tidak kenapa orang bisa bunuh diri? Orang bisa gila? Orang bisa membunuh? Bahkan rela memberikan semua hartanya. Karena dia lupa akan Tuhannya, karena dia terlena akan hatinya yang sudah mengagungkan seseorang. Menganggap orang itu segalanya dan tidak ada yang lebih baik dari orang tersebut. Maka dari itu jika dia sudah kehilangan orang yang sangat dia cintai itu, dia akan rela melakukan segalanya asalkan orang yang dicintainya itu kembali kepadanya."

     "Oh.. ya..!"

     "Iya, aku beneran kok.. coba deh kamu pikirkan apa yang sudah aku katakan tadi!"

     "Iya.. yah.. bener juga kamu"

     "Makanya jika jatuh cinta, coba jangan terlalu berlebihan. Berikan apa yang seharusnya saja, cintai dia maksimal hanya 70% deh, agar ketika kita kehilangannya.. kita tidak merasakan kesedihan yang mendalam"

     "Terus kalau kita mencintainya biasa saja bahkan kurang dari 50%?"

     "Kalau itu juga jangan.. akibatnya kita akan masa bodo.. kita tidak peduli dengan cinta itu sendiri. Nantinya kita akan mudah putus cinta, mudah bercerai jika sudah menikah dan tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah. Atau bisa jadi malah tidak akan dapat jodoh, karena tidak ada perjuangan untuk mendapatkan cintanya kembali."

     "Jadi orang yang tidak dapat jodoh itu karena cintanya yang tidak besar? Cintanya yang tidak kuat?"

     "Bukan juga karena itu semata, itu hanya faktor pendukung. Semuanya pasti ada faktor-faktor lainnya. Contohnya, dia judes, galak, sering ngatur, cemburuan, pelit, bau badan, tidak modis, tidak pernah dandan, tidak pernah mandi, pemalas, dan sebagainya."

     "Hebat.. hebat.. hebat banget kamu, kalau kayak begini bisa jadi seorang motivator cinta nih!"

     "Ah kamu mah.. malah ngeledek"

     "Bukan ngeledek.. aku mah beneran.. kamu sekarang beda semakin pintar dan menarik"

     "Apa maksudnya?"

     "Enggak!"

     "Apa.. apa?" Mereka tertawa bersama sambil bercanda ria..

     "Aku tanya lagi deh?"

     "Apa?"

     "Jadi orang itu tidak boleh cemburu yah?"

     "Boleh, asal tidak berlebihan dan lebih banyak bertanya bukan menuduh atau juga langsung menghakimi. Apalagi sampai memukul atau menyiksa pasangan kita"

     "Oh, begitu"

     "Kamu mau tanya apa lagi?"

     "Apa ya? Kamu kaya bimbingan konseling saja.. hahaha" Robert tertawa.. disambut istrinya yang tersenyum

Mereka berbicara hingga larut malam. Banyak hal yang mereka bicarakan hingga perencanaan kehidupan mereka ke depannya.
2 hari setelah itu dia mendapat kabar dari kepolisian jika Lina sudah sehat dan sudah bisa bertemu. Pagi itu Robert sangat bersemangat karena ingin segera bertemu dan mengetahui 'siapa sih Lina!". Pagi itu dengan menggunakan taksi dia berdua dengan istrinya berangkat menuju kantor polisi.

     "Selamat pagi pak"

     "Pagi.. silahkan duduk Pak Robert.. Bu Monita"

     "Terima kasih pak"

     "Tadi, saya sudah mengunjungi Bu Lina.. saya sudah mengatakan kepadanya jika Pak Robert ingin berbicara dengannya hari ini. Awalnya dia menolak.. malu katanya.. namun akhirnya dia bisa kami bujuk dan mau bertemu dengan Pak Robert"

     "Iya, terima kasih pak"

     "Sama-sama.. mau bertemu sekarang?"

     "Oh, boleh"

     "Yuk"




Robert dan Monita berjalan di belakang Pak Polisi, dia mengikuti sampai ke ruang pertemuan di dalam gedung tersebut. Ketika masuk pintu ruangan, terlihat Lina sudah duduk di bangku ruangan dalam keadaan tangan terborgol ke depan dan memakai baju tahanan. Robert melangkah masuk, diikuti oleh istrinya, kemudian duduk tepat di hadapan Lina.

     "Hai" Robert memulai omongan..
     "Apakah kita pernah kenal?"

Lina tetap diam dan menunduk.

     "Aku tidak akan marah ke kamu, aku hanya ingin tahu kenapa kamu culik istriku"

Lina tidak bergeming dan tetap pada posisinya sejak awal tadi.

     "Hai Lina, kalau kamu begini bagaimana saya tahu kamu.. tadi kata Pak polisi kamu mau bicara denganku?"
     "Ayo dong.. angkat wajah kamu.. tatap aku!"

Semua hening dan terdiam..
Lina mengangkat wajahnya dan menatap Robert dengan tatapan kosong.

     "Maafkan aku mas! Aku tidak bermaksud menyakitinya..."

Robert fokus terhadap wajah Lina dan menatap sambil mengingat-ingat siapa dia dan kapan pernah bertemu.

     "Mas..mas Robert.. mas Robert" Monita menegur Robert dan menggoyang-goyang pundaknya.. barulah Robert tersentak dari bengongnya..

     "Iya"

     "Kamu kenapa mas?" Tanya Monita

Ternyata Robert tidak sadar jika dia terlalu dalam berfikir dan menatap Lina, sehingga dia tidak mendengar apa yang baru saja Lina katakan.

     "Maaf, aku bengong.. boleh ulangi apa yang kamu katakan tadi"

      "Kamu masih ingat saya?" Lina berkata..

     "Tidak.. kamu siapa ya?"

     "Teman masa kecil kamu, aku memang tidak terlalu sering bermain bersamamu. Tapi kita pernah bermain bersama waktu dulu. Aku adalah teman 1 komplek rumah dengan kamu."

     "Kok aku tidak ingat ya!"

     "Aku tinggal 5 rumah dari kamu. Saat kelas 2 SMP (Sekolah Menengah Pertama) kamu pindah rumah. Coba kamu ingat-ingat lagi deh.."

Robert mengingat keras, tetapi tidak terlintas sedikitpun wajah Lina saat dia kecil dulu.

     "Maaf Lin, aku benar-benar lupa. Tidak  terlintas sedikitpun diingatanku saat kita kecil dulu"




     "Ternyata kamu benar-benar lupa kepadaku Bert, dulu kamu pernah membantu mengobatiku saat aku jatuh dari sepeda, kamu juga yang menolongku saat aku diledek oleh teman-teman saat kita bermain petak umpet, kamu juga orangnya tidak pelit, aku sering kamu jajanin saat itu."

     "Oh, iya.. aku ingat sedikit.. oh jadi kamu Lina waktu kecil itu. Maaf waktu itu aku tidak mengetahui nama kamu. Jadi aku tidak tahu kamu siapa"

     "Karena kebaikanmu itu, aku selalu mengingat kamu, aku kagum dengan kamu. Sejak itu aku selalu membandingkan kamu dengan anak laki-laki lainnya. Bahkan aku sempat berpacaran juga membandingkannya dengan kamu"

     "Aku tidak menyangka, kenangan masa kita kecil dulu, terlalu membekas di kamu. Terus bagaimana kamu bisa tahu aku ada di Bali?"

     "Aku selalu mengikuti sosial media kamu. Aku senang bisa melihat kondisi terbaru kamu. Aku juga pernah menyapa kamu di instagram tetapi kamu cuekin cetingan aku"

     "Masa sih? Mungkin aku lagi sibuk banget. Aku selalu menjawab chat orang yang DM (Direct Message) ke aku, walaupun aku tidak kenal"

     "Buktinya begitu kan.. terlebih lagi saat aku tahu kamu akan menikah. Hatiku hancur berkeping-keping.. setisp hari aku marah-marah kepada siapa pun, apapun. Aku tidak kuasa menahan emosi dan pikiranku sangat kacau. Memikirkan akan kehilangan kamu"

     "Kenapa selama ini kamu tidak berusaha menemui aku?"

     "Aku tidak punya daya, upaya.. aku takut kamu menolak aku"

     "Kan kita bisa mulai dari teman dulu"

     "Rasa takutku sangat tinggi, jadi tidak mungkin kita mulai dari teman"

     "Oke aku paham sekarang"

     "Aku beda Bert, aku tidak bisa kamu jadikan orang kedua, aku tidak bisa melihat orang yang aku cintai dekat dengan wanita lain"

Robert telihat sedikit mundur dan menjaga jarak dengan ekspresi muka yang sedikit takut. (KK)

--- DH ---



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...