Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 30 Oktober 2020

Cinta Remaja (Bagian 13)

Saat kita masuk ke dalam kereta, dalam kondisi pakaian yang sangat basah, aku sangat malu jadi perhatian banyak orang. Pakaian, rambut kami basah semua, selama di dalam perjalanan kami cuek saja dengan pandangan orang.
 
 Akhir Tahun Ini, Kereta Api Bogor-Bandung Beroperasi | Republika Online
 
Sampai di stasiun Lenteng Agung, kami berdua menaiki ojek motor untuk sampai ke rumah dengan sesegera mungkin.  Kami segera mandi, bergantian, terpaksa aku meminjam baju kaos Lisa dengan celana training yang dia punya. 
Di ruang tamunya kami berbicara berdua mengenai kejadian hari ini yang sangat aneh dan bingung saja. Sambil minum teh manis hangat dan tahu goreng.
Sempat ibunya Lisa menanyakan mengenai kemana kepergian kita hari ini.

     "Kalian dari mana basah kuyup begitu?"

     "Jalan-jalan saja bu ke Bogor"

     "Kayaknya deres banget hujan di sana?"

     "Memang iya, sudah gitu sebentar pula"

     "Terus saat di jalan banyak yang kebasahan?"

      "Enggak. Cuma kita berdua"

     "Kok bisa?"

     "Hujannya lokal, cuma sebagian wilayah saja"

     "Oh, begitu!"

Kami awalnya tidak mau menceritakan secara rinci, kita pergi ke mana, namun akhirnya kita menceritakan juga karena ibunya Lisa penasaran, itu karena di rumah hari ini cuacanya sangat terang.
Hubunganku dengan Lisa kembali baik setelah renggang waktu itu. Keluarganya pun sangat percaya dengan aku. Akupun senang dengan hubunganku dengan keluarganya serta sebaliknya.
Hingga akhirnya aku lulus dan melanjutkan kuliah di bagian mesin juga. Saat melanjutkan kuliah, aku dan Lia bersama membesarkan bengkel peninggalan ayahnya. Bersyukur berjalan 1 tahun kemajuan dari bengkel tersebut sudah kelihatan.
Lisa pun akhirnya lulus dari SMEA dan melanjutkan kuliah di Universitas yang tidak jauh dari rumahnya. Aku sangat yakin dengan kemampuan otaknya yang encer, Lisa memang anak yang pintar, dia juga pintar memasak dan bisa mencari uang dengan buka usaha sendiri tetapi itu tidak dia lakukan. Dia fokus untuk mencari ilmu dahulu.
Saat-saat sudah kuliah aku melihat, dia banyak sekali dekat dengan cowok. Aku sesekali melihat kedekatan mereka, aku merasa cemburu dengannya. Awal aku merasa biasa lama kelamaan kok rasa cemburu ini semakin besar. Dalam hatiku 'apakah sebegitu besar cintaku kepadanya'.
Sejak itu aku sering bertengkar dengannya. Yang terparah adalah saat aku akan pergi kuliah, aku melewati kampusnya. Aku melihatnya akan pulang kuliah dengan berboncengan dengan seorang cowok. Aku langsung segera turun dari angkutan umum kemudian mendekatinya. Diapun sempat duduk di atas motor vespa tersebut, kemudian turun kembali melihat kedatanganku.
 
 Bukan Sekadar Ngangkang, Ini Posisi Ideal Bonceng Motor

     "Kamu mau ke mana?"

     "Pulang"

     "Kok, gak bareng teman-teman saja.. naik angkutan umum"

     "Tadi aku bareng teman naik motor, karena kita satu arah"

     "Bener?"

     "Iya, masa' aku bohong sih"

     "Aku gak suka yah dibohongi!"

     "Iya, ya sudah sana jalan ke kampus"

     "Aku bolos saja deh, nemenin kamu"

Aku terpaksa bolos, karena aku dengar tadi mereka berbisik, tunggu ditempat biasa ya. Padahal hari ini aku ada ulangan di kampus. 
Aku dengannya naik angkutan umum, namun dia berkata ingin mampir ke tempat temannya dulu. Akupun mengikutinya, rasanya malas sekali mendengar mereka berbicara berdua di ruang tamu rumah temannya, dalam hatiku 'coba tadi tetap jalan ke kampus dan menghiraukan apa yang aku lihat'
1 jam sampai 2 jam lamanya di rumah temannya tersebut, hingga kamipun pulang. Kami makan pekmpek dulu sebelum sampai ke rumahnya. Terlihat dia masih marah kepadaku.

     "Kak Adi, harus percaya sama Lisa. Lisa tidak ada siapa-siapa selain kakak. Aku ingin kakak adalah cinta pertama dan terakhirku. Jadi kakak tidak usah khawatir yah"

     "Iya sayang, maafin aku yah"

     "Iya kak, aku tahu kakak cemburu tapi jangan berlebihan juga, walaupun aku tahu cemburu itu tandanya kakak sangat sayang kepadaku"

     "Iya.. aku tahu sayang. Aku coba untuk mempercayai cinta kamu. Semoga kamu memang tidak menghianatiku"

     "Iya kak. Aku sayang sama kakak sepenuh hatiku"

     "Terima kasih ya"

     "Iya kak"

Selesai makan, aku mengantar Lisa pulang. Tidak lama berada di rumahnya aku langsung pamit. Orang rumah tidak mengetahui jika hari itu aku tidak kuliah, karena aku sampai rumah sudah maghrib.
Berjalannya waktu, Entah kenapa semakin lama hubunganku semakin hambar, aku semakin tidak mengenal Lisa dan semakin jauh darinya. Hingga pada malam itu aku telepon rumahnya, saat itu ibunya yang mengangkat telepon.
"Asalamu alaikum.. Lisa ada bu?"
"Wa'alaikum salam.. ini Adi yah, kok lama gak kesini sih. memang gak kangen sama Lisa?"
"Iya bu, ibu Sehat?"
"Alhamdulillah sehat, maen ke sini di. Itu si Lisa sekarang sering diantar jemput cowok lain, kirain kamu sudah tidak sama Lisa lagi"
Seperi disambar kilatan petir, bertubi-tubi.. hati ini Gundah, pikiran kacau, badan lemes. seperti orang gak makan seminggu.
"Oh gitu ya bu, sejak kapan?"
"Semenjak kamu sering gak datang lagi saja"
"Ya sudah deh bu, terima kasih.. Asalamu alaikum"
"Wa'alaikum salam.. makanya kamu maen dong ke sini.."
"Iya bu.."
Aku pun berfikir untuk segera pergi ke rumah Lisa. Sesampainya di rumahnya, Aku langsung membicarakan kabar yang aku dengar dari ibunya Lisa.
"Lis, kamu sudah ada yang lain yah?"
"Tidak ada Ada, pacarku hanya kamu seorang"
"Aku tidak suka kamu bohongi.. kamu bilang sama aku deh, kalau kamu sudah ada yang lain. Aku tidak apa-apa kok, asal kamu bahagia"
 "Tidak ada kok.. bener.. bener.." (sambil menangis.. dia berkata)
"Kan aku sudah bilang dulu, setiap orang akan mencari yang terbaik untuk dijadikan teman hidupnya. Bahkan yang sudah dapat yang baik aja masih mencari yang terbaik. Yah sudah.. sampai disini saja hubungan kita semoga pilihan kamu adalah yang terbaik. Aku akan bahagia jika kamu bahagia"
Aku meninggalkan rumahnya, diperjalanan aku sedih hubunganku sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Seminggu lamanya aku sakit deman, aku hanya di kamar. Hingga dihari ke 7 aku kuatkan diriku sendiri. Aku berkata dalam hati 'masih banyak cewek cantik diluar sana yang bisa aku cintai, aku harus bangkit dan selalu berfikir positif untuk melangkah ke depan'.
Akhirnya aku bisa beraktifitas kembali seperti biasanya. Tidak ada yang tahu jika aku sudah putus dari Lisa. Setahun lamanya aku membuka diri, bayangan Lisa masih terngiang-ngiang. Aku masih mencari sosok seperti Lisa. Setiap melihat wanita yang aku suka, pasti melihatnya secara fisik dan juga kemiripan wajah. Hanya ada 2 wanita yang aku sukai di kampus karena kesamaan wajahnya dengan Lisa. 
Wanita pertama hanya aku kagumi dari kejauhan saja, sampai akhirnya dia menghilang dari perhatianku. Sedangkan yang kedua aku berhasil mendekatinya namun tidak berani mengungkapkannya. 
Aku pun akhirnya berpacaran dengan wanita bernama Laras. Dia bukan teman kampusku melainkan tetangga rumahku. Laras adalah sosok yang lembut dan sangat santun. Saat ini dia masih kelas 3 SMA (Sekolah Menengah Atas), terkadang aku suka menjemputnya di sekolah.
Laras sering aku ajak ke kampus, aku mengajaknya ke kampus dengan menaiki bus kota. Saat di kampus aku kenalkan dia dengan teman-teman kampusku. Awalnya teman akrabku bingung saat aku kenalkan Laras kepadanya.

     "Di, lo duain Lisa ya? Ini siapa lagi anak kecil lo bawa-bawa ke kampus? Apa dia saudara lo?"

     "Dia teman gua"

     "Serius! Tapi kenapa selalu nempelin lo terus ya?"

     "Iya deh, dia itu suka sama gua. Trus lo suka juga sama dia? Menurut gua sih dia biasa saja"

     "Gak tahu deh, gua suka sama dia atau tidak! Gua cuma cari wanita terbaik saja buat gua. Entah siapa itu"

     "Terus yang ini apakah sudah terbaik?"

     "Jujur.. belum"

     "Trus?"

     "Ya, gua jalanin saja dulu, sampai dimana akhirnya nanti"

     "Gua ingetin yah ke lo, jangan pernah main api"

     "Iya, gua ngerti kok"

Ternyata hubungan aku dengan Laras tidak berlangsung lama. Belum genap setahun kami bubar begitu saja. Tanpa pembicaran, tanpa pesan dan tanpa pertengkaran.
Aku rasa ini namanya hubungan tanpa cinta. (KK)

--- DH ---

 

Jumat, 16 Oktober 2020

Cinta Remaja (Bagian 12)

Sepulangnya aku dari rumah sakit aku masih beristirahat di rumah. Selama 7 hari aku hanya berada di kamarku, makan, tidur dan diselingi main playstation di dalam kamarku. Bosan sekali berada di rumah, tidak ada pacar yang memperhatikanku. Aku benar-benar bingung dengan Lisa, kenapa dia sampai semarah itu denganku. Dia sudah tidak menelponku bahkan bertemupun tidak.
 
 قضايا الاحتيال تتكرر بطرق مختلفة .. مليوني دولار مقابل اقل من سعره الحقيقي  .. “تفاصيل” | الرمثا نت
 
Dahulu saat bersamanya dia selalu kangen kepadaku, dia sering meneleponku dan ingin sering bertemu denganku.
Di hari Minggu itu saat aku asik bermain game, ada yang mencium pipiku dari belakang.

     "Hai, kamu tidak kangen denganku?"

     "Hai, Lisa.. kok kami bisa tiba-tiba ada di sini?"

     "Ya bisa lah.. kenapa kamu gak telepon aku? Bahkan main ke rumahpun tidak!"

     "Aku sering telepon kamu, tapi kamu tidak mau angkat"

     "Kapan kamu telepon? Coba kasih tahu aku setelah malam itu berapa kali kamu telepon aku?"

     "Pokoknya sering deh?"

     "Ya seringnya  berapa kali? Paling 5 kali kan? Ga ada usahanya banget sih! Katanya sayang sama Lisa.. cinta.. mana perjuangannya!"

     "Iya sih, abis aku sudah males tiap ditelepon tidak ada orangnya"

     "Saat kamu telepon pertama kali aku memang tidak mau angkat, karena masih kesel sama kamu. Tapi selanjutnya memang aku lagi tidur, mandi dan memang belum pulang sekolah. Aku tahu kok kamu telepon aku, karena orang rumah pasti kasih tahu jika kamu telepon."

     "Terus kenapa kamu tidak telepon balik atau langsung main ke rumah?"

     "Aku telepon kamu kok, Yani yang angkat.. terus kita bekerja sama deh untuk bikin kamu khawatir dan gantungin kamu"

     "Oh, jadi kalian selama ini bekerja sama untuk bikin aku bimbang dan resah"

     "Lah, habis kamunya sendiri yang tidak ada usahanya"

     "Usaha apa emang buka toko?"

     "Kok buka toko sih, kamu mah tidak nyambung"

     "Ya sambungin dong"

      "Ya sudah ah, aku mau pulang saja"

      "Kok, pulang sih!" Saat dia berdiri dan akan berjalan ke luar kamar aku menarik tangannya dengan kuat, badannya terjatuh dipelukanku yang saat itu sedang duduk di lantai. Dia jatuh dengan mukanya tepat dihadapan mukaku. Rambutnya yang panjang tergerai jatuh dimukaku, tercium wangi khas dari dirinya..

     "Ehem.. ehem.." dari luar terdengar suara Yani
     "Cie.. cie.. yang sudah baikan..jangan mesum di kamar ya!"

     "Apaan sih lo dek. Lo bersekongkol ya dengan Lisa untuk ngerjain gua?"

     "Bersekongkol apaan?"

     "Iya ngejauhin aku denga Lisa"

     "Oh itu.. Iya, habis gua sebagai wanita kesel denger Lisa cerita kalau lo gandeng-gandeng Lia dan Lo berduaan ngobrol dengan Citra di tempat gelap"

     "Kok ngobrol berdua Citra sih!, kan gua sudah bilang sama lo kalau gua narik Citra dari depan anak-anak biar dia tidak malu dengan penolakan gua"

     "Masa sih?"

     "Iya, lagi pula nih. Citra itu cinta banget sama gua, malam itu mungkin sudah 3 kali gua tolak cintanya. Tapi apa, gua tetap sama Lisa kan."

     "GR banget sih lo? Kayak kegantengan banget"

     "Kan, emang ganteng.. iya gak Lis?"

     "Bodo amat"

     "Kok ngomongnya gitu sih!, Oh iya kalian kok bisa ya, bekerja sama untuk ngerjain kakak?"

     "Supaya kakak kapok dan tidak lagi berbuat yang macem-macem"

     "Macem-macem gimana?"

     "Pikir saja sendiri!"

     "Lisa sayang, aku tuh selama ini cuma punya kamu, tidak ada yang lain. Kalaupun waktu itu kamu lihat aku lagi pegang tangan Lia, itu karena ketidak sengajaan. Lagian yah kalau memang aku cinta Lia ataupun Citra aku pasti sudah masa bodo', kamu tinggalin, toh masih ada cewek lain yang bisa gantiin kamu. Iya gak?"

     "Iya deh"

     "Emang kamu tidak kangen sama aku yah?"

     "Kangen sih, tapi aku tahan. Makanya aku sedih banget saat kakak tidak sadarkan diri kemarin"

     "Kok kenapa setelah aku sadar baru hari ini kamu main ke sini?"

     "Kan aku lagi ujian kak, ya fokus belajar dulu lah. Baru jum'at kemarin ujian terakhirnya"

     "Oh, begitu.. ya sudah kalau begitu"

     "Kak, keluar yuk, kita makan ketoprak di taman?"

     "Ayuk.. kita jalan kaki saja?"

     "Iya.. santai saja"

Dijalan, Lisa banyak cerita mengenai 2 bulan selama ini. Sebenarnya dia tidak kuat menjalani semua. Tetapi demi untuk memberi pelajaran buatku makanya dia coba menahan rindunya. Aku senang sekali malam itu bisa melihat senyumanya kembali. Aku bisa bercanda dengannya dan diapun terlihat manja kepadaku.
 
 Ovan Story: Ketoprak Enak Telah Pergi
 
Didalam perjalanan, tidak sedikit tetangga dan teman yang menanyakan keadaanku. Bahkan saat di tamanpun masih bertemu teman yang kemudian juga menanyakan keadaanku. Kebahagiaanku sekarang sudah kembali dan rasanya tidak ingin aku melepasnya lagi.

     "Kak, aku boleh tanya sesuatu tidak?"

     "Tanya apa?"

     "Tapi kak Adi jawab dengan jujur yah?"

     "Iya.. mau tanya apa?"

     "Kakak bisa ceritakan tentang Citra?"

     "Oh itu"

     "Iya, aku bingung deh kenapa dia bisa cinta sekali dengan kakak!"

     "Waktu itu dia pernah tanya sama kakak, tipe cewek seperti apa yang kakak suka? Ya kakak jawab 'cewek yang mempunyai rambut yang sangat panjang'. Hingga akhirnya dia memanjangkan rambutnya dan datang ke kakak, jika dia sudah menuruti apa yang kakak mau. Aku tidak tahu jika dia sangat suka kakak. Walau jujur kakak memang sempat curiga dengan tingkah lakunya yang waktu itu sering banget jalan bareng ke sekolah dan selalu ingin main dengan kakak saat di rumah"

     "Oh, begitu terus?"

     "Terus dia kembali lagi menemui kakak. Ya kakak bilang 'kakak sudah punya kamu (Lisa), reaksinya memang sangat kesal waktu itu karena dia merasa sudah berkorban banyak untuk kakak. 3 kali dia coba menyatakan cintanya. Dan selalu kakak tolak dengan alasan sudah punya kamu (Lisa)"

     "Terus kalau Lia?"

     "Lia ituuu.. ah sudah lah.. itukan cuma teman sekolah saja"

     "Tadi kak Adi bilang mau jujur sama Lisa?"

     "Iya Lia sudah lama cinta kakak, tapi lagi-lagi kakak tidak bisa terima cintanya karena ada kamu (Lisa) di hati kakak. Kakak punya prinsip kalau cinta tidak pernah akan ada yang kedua. Karena jika kita di duakan pasti akan merasakan sakit juga. Makanya kakak hanya mau kamu (Lisa) seorang"

     "Iya kak.. aku sayang sekali sama kakak"

     "Iya kak Adi juga"

     "Juga apa?"

     "Kak Adi saaaayang sama Lisa"

Aku merangkulnya dan memegang tangannya. Malam itu adalah malam terindah yang aku rasakan. Sampai-sampai saat tidur malam itu aku tersenyum sendiri di atas tempat tidur, karena memikirkan kejadian di taman tadi.
Waktu berjalan sebagaimana mestinya, seminggu kemudian aku dengannya jalan ke Kebun Raya Bogor. Sebelum siang aku sudah siap dan kemudian berjalan ke rumahnya, saat di rumahnya dia pun terlihat sangat cantik dan kami pun berangkat dengan berpamitan kepada kedua orang tuanya. Kami berjalan menuju stasiun kereta, bersyukur hari ini cuacanya tidak terlalu panas. Di dalam kereta cukup padat dengan orang namun masih bisa dibilang longgar. Turun di stasiun Bogor, aku dan Lisa memutuskan untuk berjalan kaki menuju Kebun Raya. Aku senang dia tersenyum bahagia selama diperjalanan, diselingi canda dan tawa riang darinya. Ternyata tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di pintu gerebang Kebun Raya. Kami masuk setelah membeli tiket dan berjalan direrindangan pohon-pohon besar. Melewati jembatan hingga kemudian duduk di atas akar pohon, di sanalah kami banyak bercerita.
 
 Kebun Raya Bogor dan Tarif Diskriminatif - PORTONEWS
 
     "Kak Adi, aku senang deh bisa jalan sama kakak lagi"
 
     "Sama, aku juga"
 
     "Aku berharap kemarin itu adalah pertengkaran kita yang terakhir, Tidak adalagi pertengkaran hebat selanjutnya. Dan aku ingin selalu bersama kakak selamanya"
 
     "Sama, aku juga"
 
     "Aku sudah sayang sama kakak, saat kemarin saat kita tidak bersama. Ada yang menyatakan rasa sayang dan cintanya kepada Lisa, tapi semua Lisa Tolak. Karena apa?"

     "Karena kamu tidak suka"

     "Bukan. Karena aku sudah teramat sayang sama Kak Adi"

     "Berarti kamu juga suka dong dengan mereka?"

     "Ya enggak lah, aku menganggap mereka hanya teman semata"

     "Lah, tadi  saat aku bilang kamu tidak suka katanya bukan"

     "Sudah ah Kak, aku tidak mau cari masalah, jadi tidak usah berdebat ya!"

     "Iya.. Iya.. kan bercanda sedikit gak apa-apa" aku mencubit dagunya..

     "Tapi jangan becanda masalah cowok ya?"

     "Oke deh"
 
Saat itu hatiku yakin jika cintanya Lisa sangat besar kepadaku. Bahkan hatinya sudah tertutup untuk cowok lain. Aku berharap bisa bersamanya sampai kapanpun, entah harapan ini akan menjadi kenyataan atau hanya impianku semata. Saat ini aku hanya menjalani bersamanya sampai saat itu tiba.
Tiba-tiba saat itu cuaca berubah menjadi mendung, awan menjadi hitam. Aku dan dia bingung harus kemana, petir mulai terdengar dari langit bahkan kilatannya pun terlihat jelas oleh mata. Saat berlindung di bawah pohon dari tetesan air hujan, aku takut tertimpa patahan pohon. Mencari tempat berteduh juga tidak aku dapatkan. Hingga kita putuskan untuk berlari ditengah guyuran air hujan, ke arah pintu masuk. Keluar pintu ternyata hujan sedikit mereda dan bersyukur ada angkot yang bisa kita tumpangi menuju stasiun kereta. 
Sampai stasiun Bogor hujan sudah berhenti, ternyata pikiranku salah, karena ternyata stasiun Bogor tidak hujan, terlihat peron stasiun yang kering. Saat masuk kereta dalam kondisi pakaian yang sangat basah, aku sangat malu jadi perhatian orang. Bahkan sampai ada yang berbincang kepadaku.

     "Hujan di mana mas?"

     "Di Kebun Raya bu"

     "Loh itukan dekat dari sini, kenapa di sini gak hujan yah?"

     "Iya, saya juga bingung bu, kayaknya hujannya cuma hujan lokal deh"

     "Iya sampai basah banget kalian berdua, pasti hujannya deres banget"

     "Banget bu!"

Lisa hanya terdiam melihatku, saat ibu itu berbicara kepadaku. (KK)

--- DH ---
     

Jumat, 02 Oktober 2020

Cinta Remaja (Bagian 11)

Aku akhirnya dengan berat hati meninggalkan rumah Citra. Diperjalanan aku memutar otak bagaimana menyelesaikan masalah ini. Sampai-sampai saat aku berpas-pasan dengan teman akrabku aku mengacuhkannya. Begitu terlewat temanku yang saat sedang duduk-duduk di depan rumahnya menegurku, dengan cara memukul pundakku.

     "Hai, di!"

     "Hai, Syarif.. tadi Topan menegur lo noh"

     "Mana?"

     "Lo liat ke belakang lo!"

      "Itu Topan? Masa sih! Kok gua gak denger dia negor"

     "Lo samperin saja kalau tidak percaya"

Aku berjalan balik sambil memanggil namanya.

     "Topan.. Topan.."

Dia membalikkan badannya ke arah belakang, menghadapku.

     "Maaf tadi gua tidak denger lo negur gua"

     "Oh, gak apa-apa"

     "Lo mau kemana?"

      "Pulang..! Kalau lo mau ke mana?"

     "Sama, gua mau pulang juga, maaf tadi gak denger ya, lagi banyak pikiran nih"

     "Pasti masalah cewek ya?"

     "Ya gitu deh.. ya sudah gua lanjut ya.. sampai nanti"

     "Iya"

Behari-hari aku coba telpon dan datang ke rumah Lisa. Aku tunggu hingga seminggu terlewatkan.. sebulan terlewatkan..
 
 11 Alasan Sambungan Telepon Terputus (Tidak Dijawab) – Dari Penyebab Yang  Negatif Hingga Positif Ambil Hikmahnya - Hidup Adalah PERJUANGAN
 
Aku akhirnya pasrah dan tidak mencoba lagi menghubungi dia.
Kejadian ini tidak aku ceritakan kepada Adik dan keluargaku. Hingga akhirnya adikku mengetahuinya.

     "Kak, lo sudah putus ya sama Lisa?"

     "Tahu dari mana lo?"

     "Ya dari orangnya langsung lah.. emang dari siapa lagi?"

      "Kirain dari omongan orang yang tidak jelas"

     "Emang kenapa kakak putus sama Lisa?"

     "Lah, katanya lo sudah tahu dari orangnya langsung! Kenapa tanya lagi?"

     "Ya nyamain saja ceritanya sama lo, kali aja ceritanya beda"

     "Bisa aja! Gimana sih bisa beda!"

     "Emang lo dari kapan jadian sama Citra?"

     "Nah, ini yang mau gua lurusin.. gua sama citra tidak ada apa-apa, bahkan deketpun tidak. Jadi saat malam itu gua tuh jadi bahan ledekan sama anak-anak karena katanya Citra cinta mati sama gua. Kebeneran juga saat itu Citra lewat dan mendengar percakapan kita-kita. Saat itu Citra bukannya marah, malah pengen banget diterima cintanya oleh gua di depan semua anak-anak. Dia juga tidak peduli kalau jadi orang yang kedua. Nah saat itu lah gua tarik Citra menjauh dari anak-anak dan gua pun berbicara berdua dengannya"

     "Tapi tidak mungkin Lisa bisa semarah itu dengan lo!"

     "Kayaknya dia salah paham deh, kayaknya dia dengar sepenggal kalimat yang gua bilang 'kalau gua pacaran sama lo, gua akan bersikap yang sama kok. Gua pasti akan mencintai lo seorang dan tidak ada orang lain selain lo'. Nah mungkin dia beranggapan kalau gua sudah jadian sama Citra karena kalimat yang mungkin dia dengar adalah 'gua pasti mencintai lo seorang dan tidak ada orang lain selain lo'.

     "Oh, iya.. bisa jadi dia salah paham nih sama lo"

     "Sudah pasti"

     "Kok pasti, emang kenapa sampai lo bisa bicara begitu dengan Citra?"

     "Iya gua negesin ke Citra kalau gua hanya bisa punya pacar hanya seorang saja yaitu Lisa, gua gak mungkin duain dia. kalau gua pacaran sama lo, gua akan bersikap yang sama kok. Gua pasti akan mencintai lo seorang dan tidak ada orang lain selain lo. Begitu ceritanya!"

     "Tapi kenapa dia tidak mau dengerin penjelasan lo? Dan kenapa marahnya sampe segitunya sih?"

     "Kalau itu kayaknya, karena sorenya itu, dia sudah marah sama gua gara-gara dia liat gua pegangan tangan sama Lia di stasiun"

      "Waduh, lo sih ada-ada aja cewek orang lo pegang-pegang sih"

     "Nah, lo kan tahu kalau Lia itu sudah punya pacar"

     "Tapi masalahnya, Lisa ngeliat lo langsung.. dia pasti lebih percaya dengan matanya sendiri"

     "Iya, gua ngerti.. makanya gua mau menjelaskan sama dia bagaimana sih yang sebenarnya terjadi. Tapi dia susah banget ditemuin bahkan ditelepon pun tidak mau angkat. Menurut lo gua harus bagaimana?"

     "Coba nanti gua bantu ngomong ya kak. Tapi apa pun hasilnya kakak harus terima yah?"

     "Iya gua sudah ikhlas kehilangan dia"

     "Ya sudah.. entar gua sampaikan apa yang tadi lo sudah jelaskan"

     "Terima kasih ya Yani, adikku tercinta" aku mencubit pipinya..

     "Ah, lo mah kak.. kalau ada maunya doang baik kayak begini"

     "Masa sih!"

Aku senang, adikku mau membantu meluruskan masalahku dengan Lisa. Aku berharap semua bisa berakhir dengan baik, walaupun mungkin aku tidak lagi bersama dengannya.
Seminggu kemudian Yani kembali mengajakku berbicara di kamar ku.

     "Kak, maaf gua baru ketemu Lisa kemarin di taman depan"

     "Iya, lo lama banget sih? Kenapa baru ketemuan, katanya lo mau bantu gua segera. Ini sudah 2 mingguan loh dari kita terakhir bicarain Lisa"

     "Iya agak susah ketemu dengan Lisa, dia banyak praktek katanya jadi selalu pulang sore"

     "Oh, begitu.. lo ngomong apa saja dengan dia?"

     "Intinya dia masih suka dan sayang sama lo kak. Cuma dia tidak suka saja dibohongi terus-menerus oleh lo kak"

     "Gua ngebohongin apanya?"

     "Ya, lo pikir saja sendiri. Selama ini lo ngapain saja?"

     "Emang gua ngapain?"

     "Ya lo introfeksi sendiri aja!"

     "Gua enggak ngapa-ngapain"

     "Ya lo jelasin sendiri saja sama Lisa"

     "Kapan gua bisa ketemu dia?"

     "Kan lo tahu rumahnya! Ya lo main lah ke rumahnya"

     "Ya sudah besok pulang sekolah gua main ke rumahnya deh"

Sore itu praktikum disekolahku molor, hingga aku baru pulang diatas jam 5 sore. Lagi-lagi sampai stasiun ternyata kereta di stasiun Jakarta kota kosong, karena ada gangguan signal masuk di stasiun Depok, sehingga semua perjalanan kereta terganggu. Aku coba untuk menunggu, hingga akhirnya aku bisa dapat kereta jam 19.30 malam karena 2 kereta sebelumnya sangat penuh. Perjalanan kereta malam itu sangatlah lambat, sehingga sampai stasuin Lenteng Agung jam setengah 9 kurang.
 
 Berita Kereta Terlambat Hari Ini - Kabar Terbaru Terkini | Liputan6.com
 
Niat ke rumah Lisa terpaksa aku batalkan dan aku segera pulang ke rumah. Sampai pintu kamar aku dipanggil Yani yang keluar dari dalam kamarnya.

     "Gimana kak? Sukses gak? kok kayaknya lesu banget?"

     "Iya nih kakak capek banget jam 5 baru selesai praktikum terus kereta pake acara terlambat pula, sudah gitu penuh-penuh banget"

     "Kok bisa?"

     "Apanya?"

     "Kereta terlambat!"

     "Itu gangguan signal di Depok jadi kereta numpuk di stasiun Bogor sedangkan di stasiun Jakarta kosong"

     "Nasib lo berarti kak"

     "Iya.. mungkin Lisa bukan jodoh kakak"

     "Padahal, gua tadi gak sengaja ketemu Lisa di depan kak. Gua bilang lagi sore ini kakak mau ke rumahnya"

     "Ya sudah lah, mau dibilang apa. Aku kan sudah berusaha namun Allah maha berkehendak"

     "Iya kak, cuma gua tidak mau saja dia berfikiran jelek lagi. Tapi ya sudah lah"

     "Ya sudah, tidur sana, kakak mau mandi dulu terus makan. Mama masak apa malam ini?"

     "Ada ikan lele goreng dan sambel pete tuh"

Bergegas aku pergi ke kamar untuk membuka pakaian kemudian pergi mandi, sholat dan makan ke bawah.
Saat makan, aku terbayang kenanganku bersama Lisa dan hubunganku yang tidak bisa diselamatkan lagi ini.
Hingga 2 minggu kemudian terjadi kecelakaan saat aku sedang praktek di sekolahan. Mobil yang kelompok aku gunakan untuk praktikum tiba-tiba mundur dan menabrakku yang sedang berada di belakang mobil. Saat itu aku tidak melihat mobil itu datang ke arahku karena aku melihat ke arah yang berbeda dan akupun sedang sibuk mencari kunci baut. Benturan yang kuat di kepala membuat aku tidak sadarkan diri selama seminggu. Menurut keluargaku, saat itu aku langsung dibawa ke rumah sakit, semua panik saat itu dan keluarga langsung dihubungi oleh pihak sekolah.
 
Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif | SMK Muhammadiyah Cangkringan
 
Saat berada di IGD (Instalasi Gawat Darurat), darah segar masih mengucur dari kepala, akupun segera ditransfusi darah karena sudah banyak sekali kehilangan darah, oksigen dan infus terpasang sudah serta monitor jantung.
Saat datang ke rumah sakit mama langsung menangis menurut Yani begitupun juga papa, hanya tertunduk diam.
Mereka semua berdoa supaya aku segera sadar, di hari ketiga Lisa datang menjenguk aku katanya, dia berbicara dengan adikku.

     "Kamu tahu kakakku di sini dari siapa?"

     "Aku selama ini masih mencari tahu bagaimana keadaan kakak Adi. Aku dengar kak Adi sudah tidak sadarkan diri. Sebenarnya waktu hari itu, saat kamu bilang Kak Adi mau ke rumah, aku benar-benar menunggunya hingga malam di depan rumah. Tapi kak Adi tidak datang"

     "Iya dia ada praktek sampai sore dan keretanya sampai malam ada gangguan serta selalu penuh"

     "Iya aku ngerti, kamu tidak mungkin bohong mengenai kedatangan kak Adi. Aku sudah duga waktu itu pasti ada masalah di jalan. Oh, iya gimana keadaannya sekarang?"

     "Masih belum sadar tuh"

     "Semoga kak Adi kuat dan segera diberi kesadaran ya!"

     "Aamiin"

Sejak hari itu, Lisa selalu datang ke rumah sakit hingga akhirnya aku sadar.
Saat sadar itu wajah Lisa yang aku lihat pertama kali.

     "Kakak sudah sadar? Aku panggil dokter dulu yah!"

Dia keluar ruangan rawatku dengan berlari, dokterpun masuk dan memeriksa kondisiku. Lisa berdiri dekat pintu masuk dan aku mendengar dia menelpon adikku, untuk mengabarkan bahwa aku sudah sadar. Saat itu aku senang sekali bisa melihat Lisa kembali.
Selesai dokter memeriksa keadaanku Lisa mendekat dan duduk di sampingku.

     "Kak Adi, gimana kondisinya sekarang? Apa yang masih dirasa?"

     "Kepalaku masih pusing nih trus badan, kaki, tanganku kayak kaku gitu"

     "Mungkin karena sudah seminggu kakak terbaring di atas tempat tidur"

     "Iya yah, aku jadi kurang gerak. Kamu apa kabarnya Lis?"

     "Aku baik kak"

     "Alhamdulillah"

     "Nanti, kalau keluarga kakak sudah datang, aku pamit yah!"

     "Emang mau kemana?"

     "Besok ada ujian, aku mau belajar"

     "Oh, ya sudah"

Hari itu adalah hari terakhir aku melihat Lisa. Sampai dengan aku keluar rumah sakit dia sudah tidak pernah datang kembali. 
Aku dengar cerita dari adikku dia selalu datang setiap hari saat aku tidak sadarkan diri, tapi dalam hatiku kenapa dia tidak pernah datang lagi saat aku sudah sadar.
Apakah Lisa sudah punya pacar lagi!, atau dia memang lagi sibuk ujian saja, atau dia memang sudah sangat marah kepadaku dan sangat membenciku atau apa? Semua pertanyaan itu hadir di dalam benakku.
Setelah aku pulang ke rumah, aku masih disuruh dokter untuk istirahat hingga 7 hari. (KK)

-- DH --
    




RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...