Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 10 Juli 2020

Cinta Remaja (Bagian 1)

Lulus dari sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama), membuat aku harus mencari kemana kiranya aku akan melanjutkan sekolah berikutnya. Aku sebenarnya bimbang memilih antara SMU (Sekolah Menengah Umum) atau STM (Sekolah Teknik Menengah). Hingga akhirnya aku memilih STM jurusan mesin kontruksi. Kertas pemilihan minat aku serahkan ke bagian tata usaha setelah aku memilih 2 tempat sekolah yang ingin aku tuju.
Aku tidak tahu apakah aku bisa masuk ke sekolah yang aku telah pilih tadi. Karena ujian kelulusan memang baru minggu depan akan dilaksanakan. Seminggu sebelum menghadapi ujian kelulusan sekolah, aku menjadi sering belajar. Beda dengan teman sebangkuku Adrian, dia lebih suka mengobrol di kelas, bercanda, dan meledek orang lain.

Sekolah Kita

Kelasku terletak di pojok sekolah, sehingga jauh dari jangkauan penglihatan para guru. Yang mana ruang guru terletak di depan dekat sekali dengan gerbang sekolah. Saat guru telat masuk, teman-teman sekelas masih berisik dan bercanda. Apalagi kelasku dekat dengan kantin sekolah, jadinya kita masih saja jajan jika guru tidak datang mengajar.
Saatnya ujian tiba, tempat duduk diisi hanya satu orang, itupun hanya terisi setengahnya, membuat jarak kita menjadi berjauhan. 

     "Silahkan kumpulkan tas dan buku kalian di depan kelas"

     "Siap bu" jawab kami semua..

     "Di atas meja hanya ada alat tulis yah, ibu akan periksa nanti satu persatu"

     "Iya bu" jawabku dengan sebagian teman di kelas..

Suasana sangat hening ketika ujian berlangsung, ujian ini akan berlangsung setiap harinya selama 4 hari. Tidak ada yang bisa menyontek karena selain bangkunya berjauhan, tatapan mata pengawas ujian yang seperti burung elang, menatap tajam kepada setiap peserta ujian membuat kita semua tidak bisa berkutik selain hanya fokus pada kertas ujian. 
Saat ujian sudah dimulai ada temanku cewek, dia duduk 2 bangku dari depan. Susunan bangku dari depan ke belakang ada 5 deret dan kesamping 4 baris, jadi 1 kelas hanya berisi 20 orang. Temanku itu ketahuan mencontek, dan guru menyuruhnya keluar dengan membawa tasnya dan barang-barang miliknya. Ujiannya pun dianulir, dianggap tidak pernah ikut ujian. Melihat hal tersebut pacarnya yang duduk tepat dibelakangnya menunjuk tangan dan mengatakan jika kertas contekan itu dari dia. Hal itu tidak membuat guru pengawas mengembalikan ceweknya untuk kembali mengikuti ujian. Hingga akhirnya Otomatis, diapun dikeluarkan juga dari ruangan. Jadilah mereka berdua berada di luar kelas.
Dalam hatiku 'luar biasa sekali itu orang, tomantis atau bodoh? membantu dalam arti negatif'.
Tidak mau ambil pusing, akupun kembali berkonsentrasi mengerjakan kertas ujian yang sudah ada di hadapan ku. Kertas ujian tersebut terdiri dari 4 lembar dengan jumlah soal sebanyak 50 soal. Akupun mulai membolak-balik kertas ujian tersebut dan dengan teliti membacanya hingga 1 jam setengah terlewati. Keluar kelas aku melihat temanku yang disuruh keluar tadi sudah siap mengikuti ujian yang kedua. Banyak yang mendekati mereka dan menanyakan hal tadi.
Setelah ujian kedua aku pulang sekolah dengan temanku yang bernama Joko. Joko tinggalnya memang dekat denganku. Hampir setiap hari kami pergi dan pulang bersama saat sekolah.  Menyusuri perkampungan penduduk dengan berjalan kaki berdua, sambil mengobrol dan bercanda.
Hari ke 4 yaitu hari terakhir ujian. Akupun lega bisa menyelesaikan semuanya. Berharap semua nilai yang aku dapatkan bisa membuat aku masuk STM negeri. 
Hari-hari berikutnya aku hanya datang dan pulang dari sekolah. Tidak ada pembelajaran, kami hanya mengobrol, bercanda dan bermain.
Entah kapan awal mulanya teman adikku menjadi sering datang menjemput adikku. Dia itu bernama Citra. Katanya sih satu kelas dengan adikku yang satu tingkat dibawahku.
Awalnya dia sering mampir untuk menjemput adikku Yani. mereka pun berjalan ke sekolah bersama. Namun lama-kelamaan, melihat aku jalan sendiri, dia jadi ikut jalan bersamaku. Citra adalah gadis yang manis tetapi dia bukan tipeku, lagi pula aku punya prinsip belum mau berpacaran kalau belum dewasa. 
Semakin hari Citra semakin berani, dia sering datang ke rumah. Kamipun bermain bersama di rumah. Sebenarnya rumahku tergolong sepi, saat siang hari  di rumah hanya ada pembantuku seorang. Itulah kenapa Citra berani untuk datang bermain di rumahku. 
Rumahku berlantai 2, aku memiliki kamar yang letaknya di lantai 2 bersama dengan adikku disebelah kamarku dan kamar pembantu di depan kamar adikku.
Saat itu Citra datang memanggil adikku, untuk berangkat bareng ke sekolah, ternyata saat itu  adikku masih mandi. Melihat aku yang saat itu sudah siap berangkat sekolah, Citra akhirnya mengikuti aku dan jalan ke sekolah bersamaku. 

     "Sudah mau jalan ke sekolah kak?"

     "Iya"

     "Yani lagi apa? Dia juga sudah siap?"

     "Baru saja mandi!"

     "Kakak jalan bareng siapa?"

     "Gak ada sih, kecuali nanti di jalan ketemu teman"

     "Kalau begitu.. aku bareng kakak saja deh"

     "Lah terus Yani bareng siapa nanti.. kan biasanya kalian jalan bareng berdua"

     "Biarin saja, habis baru mandi sih, nanti lama.. bisa terlambat aku. Kakak saja gak mau nungguin kan?"

     "Aku kan jalan kaki sampai sekolahan, Yani terkadang naik angkot"

     "Iya gak apa jalan kaki.. kan sekalian olah raga. Bisa menyehatkan badan kita. Bolehkan aku bareng kakak?"

     "Ya sudah, hayo?"

Kita berjalan berdua menyusuri jalan aspal yang luasnya bisa dilewati oleh tiga mobil, kemudian untuk mempersingkat jarak, diujung jalan aku belok ke arah kanan menuju gang sempit dan menyusuri tangga karena jalannya menanjak. Sampai di jalan besar, kita harus menyebranginya. Jalan tersebut yang menghubungkan antara Pasar Minggu dan Depok, kemudian kita menyebrangi 2 rel kereta Jakarta Bogor. Terakhir kita menyebrangi kembali jalan besar yang menghubungkan Depok dan Pasar Minggu.

Solusinya Pembangunan Flyover Perlintasan Rel KA Biang Kerok ...

Sampai disebrang jalan kita kembali menyusuri perkampungan penduduk dengan melewati jalan bercor semen yang hanya bisa dilalui motor 1 dan juga orang.
Citra adalah orang yang selalu ceria dan supel, ada saja caranya menghidupkan suasana selama dijalan dan juga dia orangnya aktif bercerita, juga bertanya. Hingga setiap harinya tidak berasa berjalan dari rumah hingga sampai di sekolahan.
Sampai suatu ketika saat adikku tidak jalan bersamaku dan hari itu kitapun berjalan berdua bersama, dia berbicara banyak kemudian menggandeng tanganku.

     "Jangan gandengan tangan begini Cit!"

     "Kenapa ada yang marah yah? Kakak sudah punya pacar yah?"

     "Bukan!.. bukan begitu. Aku belum punya pacar. Tapi aku risih kalau gandengan tangan seperti ini"

     "Tapi aku mau.. aku takut jatuh"

     "Jalanan bagus dan lurus masa jatuh?"

     "Kali saja aku kesandung, kan kalau pegangan sama kamu aku jadi tidak terjatuh"

     "Yah terserah kamu deh"

     "Asik.. terima kasih ya"

Sebenarnya hatiku malu dilihat banyak orang di jalan, apalagi di sekolahan, bisa menjadi bahan ledekan. Sampai-sampai adikku menduga kami sudah pacaran. 
Saat sesudah pulang sekolah kami bermain di lapangan, dia pun selalu ada. Kemana aku berada pasti ada dia. Citra tinggal 2 blok di belakang rumahku.
Hari selanjutnya dia masih datang menjemput, seperti hari sebelumnya dia menggandeng tanganku bahkan gelendotan di bahuku. Dijalan yang beraspal hitam legam itu, karena baru saja jalanan tersebut selesai diaspal, aku berbicara.

     "Kamu tidak bisa yah berhenti memegang tanganku"

      "Enggak"

     "Emang seperti apa sih wanita yang kamu suka?"

     "Ada deh!"

     "Tolong kasih tahu aku, kali saja aku bisa menjadi orang yang kamu impikan itu!"

     "Aku suka cewek memiliki rambut panjang, kesannya kalau cewek berambut pendek itu seperti laki-laki"

     "Tapi aku tidak pernah panjangin rambut, tapi akan aku coba menjadi seperti yang kamu pinta"

Akupun lulus dari SMP, alhamdulillah diterima di STM Negeri 1 jurusan mesin kontruksi. Awalnya kedua orang tuaku sempat tidak mengizinkan aku sekolah di STM.

     "Jangan masuk sekolah STM nak, nanti kamu bisa bahaya karena STM itu kerjanya hanya tawuran saja"

     "Tidak begitu juga mah, inikan STM Negeri, siswanya kebanyakan orang yang pintar-pintar"

     "Mama takut nak, nanti kamu mati sia-sia saja"

     "Ya sudah, Adi pakai baju sekolahnya saat sudah sampai di sekolah deh begitupun saat pulang, aku akan pakai pakaian biasa saat keluar sekolahan"

     "Kamu yakin begitu akan aman?"

     "Yakin mah, setidaknya kita coba dulu"

     "Kamu pakai-pakaian biasa tetapi kan teman-teman kamu tidak, nanti saat jalan dengan mereka tetap saja kamu akan kena sasaran jika tawuran"

     "Ya, elah mah.. dimana aja dan siapa saja bisa kena sasaran jika lagi apes. Sudahlah jangan pikiran negatif terus. Doain saja aku akan lulus dengan baik tanpa terlibat dengan tawuran" 

     "Aamiin.. ya sudahlah jika keputusan kamu sudah bulat"

     "Iya mah"

Sejarah - SMKN 1 Jakarta

Aku kemudian mendaftar ke sekolahan yang aku dapatkan tersebut. Aku membawa semua berkas yang sudah aku siapkan dari rumah.
Butuh 2 kali naik bus untuk sampai ke STM 1 dengan perjalanan kurang lebih 1 jam. Memasuki gerbang sekolah. Melihat kondisi sekolahan yang sangat terjaga baik dengan bangunan tua yang terdiri dari 2 lantai. 
Melewati lapangan aku menuju ruang tata usaha. Di dalamnya sudah ada panitia menunggu peserta pendaftaran siswa baru. Karena pagi itu belum banyak orang yang mendaftar, akupun langsung duduk menghadap panitia. 

     "Selamat pagi pak"
   
     "Pagi.. sudah disiapkan semua berkasnya?"

     "Sudah pak, saya juga bawa tanda bukti yang asli jika saya sudah diterima di sini"

     "Oke, boleh saya lihat?"
   
Aku menyerahkan semua berkasnya dan Bapak panitia pun mengecek dengan teliti.

     "Oke, semua berkasnya sudah lengkap. Tolong kamu isi form penerimaan siswa baru ini"

Aku mengisinya dengan baik kemudian menyerahkan kembali ke panitia.

     "Terima kasih yah" panitia sambil memberikan tanda terima penerimaan berkas

Keluar dari gerbang sekolah aku langsung mendapatkan bus.  Diperjalanan yang sendiri, aku terbayang masa-masa SMP ku dulu.
Teringat saat masuk sekolah dulu, saat itu teman sekelas yang aku kenal hanya 4 orang, itupun karena mereka satu sekolah SD (Sekolah Dasar) denganku. Aku coba bersosialisasi saat itu, bersyukur semua teman sekelasku baik-baik semua. Akupun cepat akrab dengan mereka semua. Aku saat itu duduk dideret kedua paling depan. Kelasku berada di tengah dengan jendela menghadap ke kantin sekolah dan musholah.
Saat kelas 1 SMP aku belum tahu bagaimana wanita cantik dan seperti apa cinta. Seiring waktu aku mulai mengetahuinya. Aku mulai suka melihat wanita, mulai kangen, bahkan ketertarikan ku dengan seseorang menjadi bertambah. Inilah arti cinta yang selama ini hanya bisa aku dengar. Dulu aku pikir hanya sebagai buah bibir dan coretan di bangku dan ditembok sekolah saja. Biasanya tertulis nama si cowok dan cewek dengan dilingkari bentuk love. Entah siapa yang menulis tapi itu biasanya menjadi ramai dan terkenal. Lontaran perkataan, ejekan mengenai cinta-cintaan menjadi hal biasa saat itu. Ada yang menanggapi serius, ada juga yang menganggap hanya gurawan. Nah kalau yang menanggapinya yang serius ini yang menjadi bahaya karena biasanya sang peledek sama yang diledek akan berantam.
Saat memasuki cawu ke 2, aku mulai menyukai cewek teman sekelasku, dia sebagai ketua kelas di kelasku. Dia bernama Liana, entah apa yang membuat aku menjadi tertarik dengannya. Yang kutahu dia bisa membuat hatiku kangen dan ingin selalu melihat dirinya. (KK)

-- DH --







  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...