Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 03 Juli 2020

Biar Cinta Yang Memilih (Bagian 2)

Pada hari itu aku sangat lelah sekali, tidak ku sangka omongan mamanya Rafi masih teringat jelas hingga saat ini.  Setelah mengantarkanku pulang sampai depan pintu rumah, Seno langsung pamit pulang. Diapun mengeluarkan motornya dari garasi rumahku kemudian pergi dan menghilang dalam pandangan mataku dikegelapan malam.
Ku buka pintu rumah dan berjalan masuk ke arah kamarku, untungnya aku sudah makan dengan Seno di jalan tadi. Jadi selesai mandi aku langsung tiduran di atas tempat tidur. Saat di atas tempat tidur, aku kembali terbayang lagi kejadian tadi. Walau peristiwa itu membuat hatiku sakit namun aku bahagia, Seno bisa membelaku dan menyatakan cintanya kepadaku. Tidak aku sangka harus menunggu kejadian itu dulu untuk membuat cinta kita bersatu.
Seperti biasanya hari-hariku disibukkan dengan pekerjaan yang aku harus selesaikan di kantor. Namun rasa lelah tidak pernah kurasakan, karena Seno selalu menghubungiku setiap jam istirahat dan saat aku pulang kerja. Ada kalanya saat pulang kerja dia mampir ke kantorku untuk mengajakku makan malam atau dia langsung ke rumahku dan kita makan bersama keluargaku di rumah. 
Sebulan sudah aku berpacaran dengannya, pada hari minggu diakhir bulan itu dia mengajakku ke rumahnya untuk dikenalkan ke keluarganya.

     "Dinda, aku sudah lama sekali kenal dengan keluarga kamu. Bahkan sudah sangat akrab sekali dengan ibu dan adikmu. Apalagi dengan adik kamu, kita sering bermain bola di lapangan. Sekarang sudah waktunya kamu, aku kenalkan ke keluargaku. Biar kamu bisa akrab dan dekat juga dengan keluargaku"

     "Iya mas Seno, aku dandan dulu yah"

     "Sudah.. tidak usah dandan, begitu saja kamu sudah cantik sekali"

     "Ya tetep saja, namanya ketemu calon mertua harus lebih cantik dari biasanya dong"

     "Iya.. iya.. aku tunggu di depan yah! Dandannya jangan kelamaan!"

     "Iya cintaku"

Mas Seno menungguku sambil bermain dengan adikku di depan rumah. 1 jam kemudian aku keluar rumah, ku lihat Seno melihatku seperti takjub, karena matanya tidak berkedip saat melihat diriku.

     "Mas, kamu kenapa? Begitu banget melihatku!"

     "Iya, tadi aku pikir ada bidadari turun dari khayangan.. aku tidak menduga ternyata itu kamu. Kamu cantik sekali sayang! Memang tidak salah aku memilih kamu"

     "Hus, ada Dika tuh yang ngelihatin"

     "Tidak apa-apa dong aku memuji kamu, kan memang kenyataan kalau kamu tuh bener-bener cantik.. iya gak Dika?"

     "Iya bener itu kak" adikku menyahut..

     "Ya sudah kamu masuk sana.. kakak pergi dulu yah Dika"

     "Iya kak, hati-hati yah"

     "Sip" jawab seno sambil mengacungkan jempolnya

Dalam perjalanan menuju rumah Seno, saat berada di dalam mobil, jantungku berdegup kencang. Entah kenapa hatiku menjadi cemas, sepertinya aku takut jika tidak diterima di keluarganya Seno.
Sesampainya di rumah Seno, dengan pelan aku melangkah masuk ke rumah Seno, ternyata suasananya sangatlah adem dan akhirnya semua terjawab sudah. Hatiku senang melihat dan mengetahui keadaan ini, sambutan hangat dari semua keluarganya, ayahnya, ibunya, kedua adiknya, Semua sangat ceria dan bersahaja. Keceriaan demi keceriaan hadir selama aku di sana. Mereka menerimaku seperti keluarga sendiri.

     "Saya sudah dengar dari cerita Seno mengenai kamu"

     "Seno cerita apa saja bu?"

     "Wah, semuanya diceritakan olehnya, bahkan dari waktu dia masih berteman dengan kamu"

     "Oh, ya!"

     "Iya, tapi banyak cerita yang ibu sudah lupa.. dia pernah cerita apa saja ke ibu karena sudah lama sekali.. mungkin 4 tahun atau 5 tahuin yang lalu yah Seno?"

     "Ya kurang lebihnya begitu bu" Jawab Seno

Aku pun tertawa melihat muka mereka, hingga akhirnya semua tertawa.

Saat pulang kembali ke rumah, di dalam mobil aku menyetir sendiri, teringat kembali pembicaraanku bersama Seno dan keluarganya tadi. Ini akan menjadi kenangan yang terindah buat ku.

Kata-kata Bijak dan Mutiara tentang Keikhlasan Kehidupan-Cinta ...

Sejak saat itu akupun menjadi akrab dengan keluarganya. Aku senang bisa menjalin hubungan yang hangat bukan bersama Seno saja, tapi sekaligus dengan keluarganya. Memang ini yang aku inginkan untuk memulai masa pernikahan nanti. Karena menikah bukan hanya kepada anaknya saja tetapi semua keluarganya secara utuh.
Mengingat umurku yang sudah tidak muda lagi dan hubungan kedua keluarga sudah sangat baik. Maka kami sepakat untuk menikah di akhir tahun ini. Komunikasi antara kita berdua menjadi semakin sering.

     "Sen, aku tidak menyangka tidak lama lagi kita akan menikah!"

     "Iya, kita sudah berteman lama dan akhirnya bisa seperti ini"

     "Padahal tadinya aku sempat khawatir, jika aku jadian bersama kamu, hubungan kita akan menjadi kaku atau berubah tidak seperti yang dahulu. Tapi ternyata pikiranku salah, hubungan kita malahan semakin erat dan erat"

     "Aku bersyukur bisa mengenalmu dan dekat dengan kamu"

     "Mungkin ini rencana Allah untuk kita"

     "Iya yah, karena hubungan kita mengalir begitu saja dan dengan mudahnya kita bersatu"

     "Semoga hubungan pernikahan kita nanti bisa langgeng sampai anak cucu dan akhir hayat kita"

     "Aamiin"

Setelah kami selesai melakukan lamaran antar keluarga, kami berdua menjadi sibuk mengurusi persiapan pernikahan. Mulai dari tempat resepsi, undangan pernikahan, buah tangan, dekorasi dan juga baju pengantin. Walau ada sedikit pertengkaran antara aku dengannya mengenai persiapan pernikahan kita, tetapi semua terselesaikan dengan baik.
2 bulan sebelum akad nikah, pacar Seno yang dahulu kembali mendekati Seno. Katanya sudah banyak lelaki bersamanya namun tidak ada yang sebaik Seno. Sono pun mengacuhkannya dan bersyukur Seno selalu cerita dan jujur kepadaku saat Pacarnya Citra berhubungan dengannya. Jujur awalnya aku sangat cemburu dan sempat khawatir rencana pernikahan ini akan gagal, tetapi akhirnya aku bisa menguatkan diri dan tetap bertahan atas azas saling percaya dan memahami keadaan yang terjadi serta meningkatkan rasa sayang antara kami berdua.
Saat itu aku tidak menyangka, Citra berani menemuiku di kantor. Untungnya kantor tidak terlalu ramai hari itu. Sehingga tidak menimbulkan ke gaduhan. Citrapun aku ajak bicara di tempat makan di luar kantor.

     "Kenapa sampai kamu berani datang ke kantorku?"

     "Aku mohon ke kamu untuk membantalkan rencana pernikahan kamu dengan Seno?"

     "Kenapa harus aku batalkan dan apa hak kamu menyuruhku seperti itu?"

     "Iya karena aku sangat mencintai Seno?"

     "Terus kenapa kamu dulu meninggalkannya?"

dia terdiam..

     "Dulu aku masih mencari yang terbaik, tetapi sekarang aku sudah menemukannya"

     "Iya setelah kamu sakiti hatinya, apakah Seno masih cinta kamu? coba jika kamu yang jadi Seno apakah kamu akan menerimanya?"

dia kembali terdiam..

     "Iya aku salah selama ini, seharusnya aku waktu itu bertahan bersamanya! untuk itulah sekarang aku mau memperbaiki semuanya?"

     "Apakah kasur yang terkena lumpur akan bisa dibersihkan kembali menjadi seperti dahulu lagi?"

     "Saya akan berusaha walau itu tidak mungkin"

     "Aku sih tidak masalah jika memang Seno masih mencintai kamu. Disinilah salah kamu, harusnya kamu bicara dengannya bukan ke aku!"

     "Aku sudah bicara dengannya, tetapi dia tetap menolakku"

     "Terus apa lagi yang kamu harapkan?"

     "Aku berharap kamu yang bisa meninggalkan Seno!"

     "Terus jika aku meninggalkan Seno, apakah sudah pasti dia akan ke kamu? aku rasa jawabannya pasti tidak. Karena apa? karena Seno sudah terlanjur benci dengan kamu"

dia menangis..

     "Sudahlah, kamu lupakan Seno. Aku doakan kamu akan mendapatkan orang seperti Seno. Saranku jika kamu mau mendapatkan orang baik maka perbaiki diri kamu dahulu untuk menjadi baik. Setelah itu pasti Allah akan mengirimkan orang baik juga kepada kamu"

     "Terima kasih ya"

Benar saja setelah hari itu, aku tidak pernah melihat Citra lagi. Sampai akhirnya dia hadir di pernikahanku.

     "Selamat yah mas Seno.. Dinda"

     "Terima kasih yah"

     "Din, aku sekarang sudah mempunyai pacar yang seperti idamanku. Aku coba mengikuti apa yang kamu bicarakan waktu itu"

     "Alhamdulillah.. syukur deh"

     "Ini di belakangku orangnya, namanya Andri"

     "Hallo" aku berkata sambil berjabatan tangan dengan Andri..

Pernikahanku memang tidak terlalu ramai, aku hanya mengundang orang-orang yang memang dekat denganku saja, begitupun juga Mas Seno. Banyak tamu yang datang memang dari keluarga mas Seno.
Selesai acara kami langsung beranjak pulang ke rumah yang aku sudah beli sebelumnya. Kami memang memutuskan untuk tinggal berdua di rumah sendiri.
2 hari setelah itu kami terbang ke Bunaken..

5 Titik Diving dan Snorkeling di Bunaken yang Wajib Didatangi

Laut yang indah, memang ini yang kita cari untuk menenangkan hati. 5 hari lamanya kita bulan madu di sana. Menghabiskan waktu bersama berdua, bercumbu, bercanda, bercerita tentang cinta.

     "Aku berharap kita cepat diberikan keturunan"

     "Aamiin"

     "Kamu mau punya anak berapa mas?"

     "Aku mah, terserah saja Allah kasih berapa!"

     "Iya, kita jalanin saja yah mas.."

Di hari terakhir kita disana, kita berbelanja banyak oleh-oleh untuk orang tua kita dan adik-adik. Saat sampai di Jakarta kita sudah disambut keluarga di Bandara. Mereka terlihat senang melihat kami kembali. Aku pun membagikan buah tangan kepada mereka, yang memang sudah aku persiapkan sejak dari Manado.

     "Sudah lama kalian menunggu kami?"

     "Yah gitu deh"

     "Iya pesawatnya delay.. maaf yah!"

     "Iya tidak apa, yang penting kakak semua sehat" jawab adik mas Seno

     "Iya yang terpenting kalian sehat dan bahagia" Jawab dari ibu Seno..

Kami melanjutkan makan bersama di rumah makan, kita makan soto dan bebek bakar.

     "Gimana liburan kalian di sana" tanya ayahnya Seno..

     "Wah bagus sekali pemandangannya pah, kapan-kapan kita harus ke sana bersama. Papa mama harus melihat pemandangannya yang indah" jawabku..

     "Iya, pasti.. semoga Allah selalu memberikan kita umur panjang"

     "Aamiin.."

2 tahun kemudian, aku juga belum kunjung hamil. Kita berdua sudah mulai panik dan mencoba mencari rumah sakit yang terbaik untuk program hamil. Kita pun menjalani semuanya, ternyata aku dan Mas Seno baik-baik saja. Aku akhirnya mengambil cuti untuk istirahat penuh di rumah. Sampai hak cutiku habis, belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Hingga akhirnya aku coba mencari cara bagaimana bisa cepat hamil di internet dan bertanya dengan teman-teman yang sudah memiliki anak.
Semua sudah kami lakukan, tetapi masih belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan juga. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah 5 tahun berlalu.
Disaat itu kami sedang berjalan di mall, kami dihampiri seorang pria berbaju putih, tinggi tegap.

     "Assalamu alaikum!"

     "Wa alaikum salam"

     "Maaf mengganggu, saya lihat kalian sedang ada masalah?"

     "Masalah apa ya pak?"

     "Kalian orang baik, Allah mau menguji cinta kalian dan iman kalian. InsyaAllah apa yang kalian inginkan dan harapkan selama ini akan segera hadir. Percayalah bahwa Allah mendengar semua doa-doa kalian. Jadi bersabarlah"

     "Maksud bapak apa? kita akan segera diberikan anak?"

     "Ya.. saya pamit.. Assalamu alaikum!"

     "Wa alaikum salam"

Kami saling tatap dan dalam tatapan itu kita berbicara dalam hati apa maksudnya ini?. Kemudian aku mencari keberadaan orang tua tersebut, namun tidak kami dapati sosoknya. Dia menghilang bagai ditelan bumi.
Benar saja, penantian panjang kami membuahkan hasil, 2 tahun kemudian setelah kejadian itu, aku hamil. Kami sangat bahagia dan sangat menjaga kandungan ini, kita pun meminta pengarahan dari dokter. Dokter memberikan aku vitamin dan obat penguat kandungan.
Sejak saat itu aku berinisiatif mengajukan surat berhenti dari pekerjaanku di kantor, aku fokus menjaga kandunganku. Bersyukur itu semua didukung oleh suamiku dan semua keluarga. Walaupun saat itu, aku sempat terfikir bagaimana membayar cicilan rumah yang tinggal sedikit lagi. Untungnya aku ada tabungan, hasil uang kerjaku selama ini, akupun menutupi kekurangan cicilan rumah yang tinggal 5 tahun lagi.
Semua beban aku buang, aku fokus hanya kepada kandunganku. (KK)

-- DH --



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...