Malam sebelum berangkat ke Yogyakarta aku menyiapkan semua pakaian dan perlengkapan yang akan di bawa. Di pagi hari itu aku diatar oleh ayah sampai depan sekolahanku, dengan menggunakan mobil kijang.
Saat di perjalanan menuju Jogja teringat pertemuanku dengan Lisa kemarin.
"Kak, hati-hati di sana yah.. jangan lupa bawa oleh-oleh buat aku!"
"Iya.. kamu mau oleh-oleh apa?"
"Apa saja yang penting bagus dan berkesan buat kamu"
"Oke deh"
Bus yang aku naiki berjalan memasuki gerbang tol, ke 6 bus berjalan beriringan. Ku lihat di dalam bus, teman-teman masih ramai mengobrol, bercanda dan tertawa. Sampai memasuki pantura, suasana mulai hening, terlihat olehku dari tempat duduk, banyak yang sudah mulai tertidur. Memasuki magrib kita istirahat makan sebentar. Sepanjang perjalanan suasana menjadi gelap tidak banyak yang bisa aku saksikan dari jendela bus, hanya rumah dan lalu lalang kendaraan. Jam 11.00 malam, kita sampai di hotel Yogyakarta. Kita dikumpulkan di lobby hotel, kemudian dikelompokkan perkamar 10 orang dengan jenis kelamin yang sama. Setelah kita mandi dan berganti pakaian, di malam itu, kita dikumpulkan di aula semua, semua diberi pengarahan sebentar, kemudian kembali tidur.
Hari berikutnya kita pergi ke Candi Prambanan dan Malioboro, Saat di candi Eka mendekatiku, dan berbicara banyak denganku, dia juga mencurahkan isi hatinya kepadaku.
"Hai di, kamu duduk sendirian aja di sini?"
"Iya, tadi habis foto-foto sama teman-teman, kemudian duduk di sini sambil menikmati pemandangan yang indah dari atas sini. Aku pikir kamu tidak ikut Ka?
"Ikut dong, kamar kamu di lantai berapa?"
"Kan laki-laki di lantai 2 semuanya, kalau wanita di lantai 3"
"Oh gitu yah!"
"Masa' kamu tidak tahu!"
"Bener, aku gak tahu. Entar malam kita ke acara sekolah berdua yuk! mau tidak? nanti aku yang jemput ke kamar kamu deh? kamar kamu nomor berapa?"
"Oke, kamu tunggu di pintu masuk tempat acara saja, tidak usah jemput aku. Aku datang pas saat acara akan dimulai"
"Bener yah?"
"Iya"
Kemudian kami semua pulang sebelum sore hari, karena untuk persiapan acara nanti malam selepas maghrib.
Dari kamarku yang terletak di lantai 2, suara-suara musik sudah mulai terdengar dan panggilan melalui pengeras suara pun terdengar, memanggil kita semua untuk kumpul dan makan malam bersama. Acara tersebut adalah acara perpisahan yang akan diisi oleh 9 kelas kemudian 5 penampilan sumbangan dari anak-anak yang ingin tampil.
Malam itu aku tunggu Eka di pintu masuk, 10 menit menunggu dia tidak kunjung terlihat. Sehingga aku langsung mencari tempat duduk saja karena memang banyak sekali orang, takut tidak kebagian tempat duduk. Aku menikmati pertunjukan sampai dengan acara selesai. Diawali dengan kata sambutan dari Kepala Sekolah dan diakhiri dengan doa.
Hari selanjutnya kita pergi ke Candi Borobudur dan Pantai Parangtritis. Baru kali itu aku menginjakkan kakiku di candi yang terbesar di dunia ini, Candi yang merupakan kebanggaan Indonesia dan dunia. Dimana sempat masuk dalam salah satu daftar 7 keajaiban dunia. Tangganya yang terjal dan sangat banyak, membuat aku kelelahan namun karena ketakjubanku dan keingintahuanku yang besar, membuat rasa lelah itu hilang. Ku perhatikan relief-relief candi tersebut dan ku kelilingi semua bagian candi. Tidak lupa aku abadikan fotonya bersama teman-teman. Ini merupakan candi yang sangat besar. Tidak terbayang olehku bagaimana bisa orang-orang terdahulu membangun Candi ini. Struktur bangunannya yang sangat rapi dan detail-detail pahatannya yang sangat baik. Bangunan candipun sangat luas sehingga tidak bisa aku mengelilingi semua candi.
Setelah hari beranjak siang, kami melanjutkan perjalanan ke pantai. Saat di Pantai Parangtritis, ada suara dari jauh melambaikan tangan ke arahku, kemudian dia mendekat dan menghampiriku.
"Kamu semalam kemana sih? aku cari-cariin kesana-kesini kamu tidak kelihatan juga"
"Aku sudah tunggu kamu di pintu masuk lama! tapi kamu tidak muncul juga. Aku pikir kamu lupa?"
"Aku siap-siap dulu di kamar, eh.. ternyata acaranya sudah mulai setengah jam"
"Lah memang kamu tidak dengar suara musik dan panggilan?"
"Denger sih, aku pikir masih pada latihan"
"Nah itu, bukannya nanya sih? malah mikir terus... hehehe"
"Kamu mau kemana rencananya sekarang?"
"Ya, duduk-duduk saja di pinggir pantai"
"Enggak, mandi?"
"Enggak, takut ah.. katanya laut pantai selatan serem"
"Ah, kamu bisa saja"
Kita berjalan sampai pinggir pantai, dan melanjutkan berbicara mengenai keluarganya Eka. Terlihat dia sedang menghadapi masalah berat di kelurganya. Hingga aku tidak bisa menolaknya saat dia tidur di pundakku. Eka adalah sosok yang periang, namun melihat dirinya seperti itu aku menjadi kasihan. Akupun menguatkannya, agar bisa menerima semuanya dengan ikhlas dan sabar. Saat menjelang sore, kami masih duduk di pantai. Ternyata ada seorang guru yang mencari kami berdua.
"Kamu ngapain di sini? pacaran terus sih?"
"Enggak Pak, kami hanya duduk-duduk saja"
"Kamu tahu tidak, ini sudah menjelang malam, semua bus sudah jalan. Untung tadi ada yang kasih tahu jika kalian berdua ada di sini. Ayuk kita kembali ke hotel sekarang"
"Iya pak, maafin kita berdua"
"Ya.. sudah lain kali lihat disekeliling kalian masih ada teman kalian tidak? jangan keenakan berdua di sini!"
"Iya pak, sekali lagi kami minta maaf"
Sampai di mobil, ketika masuk ke dalam bus, kami berdua disorakin oleh teman-teman semua. mereka berkata 'harusnya sudah dari tadi sampai hotel, ini malah nungguin orang yang lagi asik pacaran'. Mendengar perkataan tersebut kami hanya bisa terdiam. Aku dan Eka seharusnya tidak 1 bus, itu karena semua bus yang lain sudah jalan duluan, hingga Eka harus menumpang di busku. Sampai di hotel aku tiduran di kasur dan ku lihat teman-temanku semua bermain kartu dan bercanda ria.
Hari terakhir kami pergi ke tempat wisata alam yaitu ke Batu Raden dan Goa Jatijajar. Pesona alam di Batu Raden sangat indah, takjub aku melihatnya, memang baru kali ini juga aku menginjakkan kaki ke sini.
Di Batu Jajar ini, aku membelikan oleh-oleh untuk Lisa. Banyak di tempat parkir bus, kios-kios yang menjajakan pernak-pernik dan makanan khas daerah ini. Setelah mendapatkan oleh-oleh yang bagus untuknya, barulah aku masuk ke kawasan wisatanya, aku melewati jembatan gantung di atas air terjun, kemudian turun ke bawah ku lihat sudah banyak teman-temanku mandi di sana.
Sedikit waktuku berada di Batu Raden, kemudian kita lanjut ke Goa Jatijajar. Menurutku Goa ini sudah banyak modifikasi, sudah tidak asri lagi. aku berfoto di patung buatan yang ada di dalam gua, kemudian mencuci muka pada mata air yang mengalir di bawah gua. Setelah itu keluar dari sisi lain goa dan kembali ke dalam Bus.
Hari itu jam menunjukkan pukul 04.00 sore, ke 6 bus berjalan beriringan menuju jakarta dengan melewati jalan utara pulau jawa atau lebih dikenal Pantura. Perjalanan malam membuat kita tidak bisa melihat pemandangan alam. Disamping itu kita sudah lelah beraktifitas dari pagi sehingga kebanyakan dari kita tiduran saja di dalam bus.
Sampai Jakarta, aku sudah dijemput oleh Ayahku. Hari itu ku lihat jam masih menunjukkan jam 08.00 pagi. Setibanya di rumah aku langsung bongkar isi tasku. Pakaian kotor aku taruh di dalam mesin cuci, sedangkan oleh-oleh aku taruh di atas meja belajar. Aku bergegas menuju kamar mandi, kemudian turun untuk makan pagi. Pagi itu aku asik berbicara kepada Ibu dan Ayah mengenai liburanku ke Yogyakarta.
"Bagaimana liburan kamu di Jogja?"
"Asik mah, menyenangkan. semuanya yang kita kunjungi memiliki pesonanya tersendiri. Apalagi baru kali itu aku ke sana"
"Syukur deh.. entar kapan-kapan kita sekeluarga ke sana yah!"
"Pasti dong bu.. harus itu"
Badan terasa capek dan ngantuk, akupun pergi ke kamar untuk tidur. Entah berapa lama aku sudah tertidur, tiba-tiba kurasakan di mukaku kejatuhan helaian rambut dan tercium sangat wangi. Ku buka mataku, ternyata Lisa sudah duduk di tempat tidurku.
"Hai, kakak sudah bangun"
"Habis kamu kibasin rambut kamu ke mukaku.. jadi kebangun deh aku"
"Enggak kok aku tidak bangunin kakak, aku cuma duduk disamping kakak saja"
"Bisa aja kamu? tadi kamu datang ada siapa di bawah?"
"Ada Ibu dan Bapak kamu.. katanya aku disuruh naik saja ke kamar"
"Oh, begitu..!"
"Kak, makasih yah oleh-olehnya! Banyak sekali untuk aku semua?"
"Enggak lah.. itu buat yang lain"
"Terus buat aku mana?"
"Buat kamu!!! aku lupa beliin!"
"Ah, kakak mah jahat.. lupa sama aku"
"Aku bangun dan mengambil ke dalam lemari pakaian.. kemudian berbalik ke arahnya sambil berkata ini buat kamu" ku lihat dia tersenyum dan bahagia sekali..
"Asik.. terima kasih ya kak" dia mencium pipiku..
"Iya sama-sama.. pipi yang sebelah lagi belum di cium!" sambil kutunjuk dengan jariku..
"Huft.. Emang maunya kakak itu mah" hehehe.. kita tertawa bersama
"Aku bahagia sekali bisa melihat kamu tersenyum"
Ku lihat, dia mencoba mengenakan perhiasan yang aku berikan.
"Oh iya, aku belum sholat zuhur"
"Iya tuh sudah jam 2.. gimana sih kakak.. tidur terus sih!"
selesai sholat kami berdua turun ke bawah dan makan siang bersama sambil menonton televisi di ruang keluarga. Lisa terlihat sudah tidak canggung lagi di dalam keluargaku. Keluargaku juga sudah menganggap Lisa seperti keluarga sendiri.
Sore itu kami lanjutkan berbicara di teras rumah, adikku Yani ikut ngobrol bersama kita.
"Kak, Lisa sudah di kasih oleh-oleh.. buat Yani mana?"
"Itu ambil sendiri di kamar, pilih saja mau yang mana"
"oh, ya sudah nanti aku ambil ya kak!"
"Iya"
........
Ku dengar kenek menyebut daerah tempat tinggalku, dengan sigap aku berdiri memberhentikan bus yang aku tumpangi. Aku berjalan menyusuri jalanan aspal dengan berjalan kaki.
Sampai rumah masih siang hari, ku masuk ke rumah hanya adikku yang kecil bersama pembantu yang ada. Malam harinya saat makan malam mengobrol bersama Ibu dan Ayah.
"Bagaimana pendaftaran STM kamu tadi Adi?" Tanya ayahku..
"Sudah bu, aku sudah daftar.. nanti 3 hari lagi datang kembali untuk melihat kelas aku nantinya dimana"
"Oh, begitu" ibuku berkata
"Iya.. Bu"
"Kamu nanti hati-hati yah jika akan ke sekolah dan pulang sekolah"
"Iya Bu"
"Ingat Adi, keselamatan adalah yang paling utama.. jaga diri kamu baik-baik. Jika keadaannya tidak memungkinkan untuk pulang, mendingan kami tunggu dulu di sekolahan sampai keadaannnya sudah aman yah. Jika sampai malam belum juga memungkinkan untuk pulang, kamu telepon Ayah. Nanti biar Ayah jemput!"
"Iya Yah"
3 hari kemudian, yaitu hari kamis aku pergi ke sekolahanku yang baru dengan mengajak Lisa. Hari itu sekolah sedang libur persiapan ujian kenaikan kelas makanya Lisa bisa ikut denganku. Di dalam bus kami duduk berdua terkadang juga harus berdiri. Kami selau bergandengan tangan berdua, bercerita, tertawa. Sehingga sepanjang perjalan tidak membosankan.
Memasuki gerbang sekolah, sudah banyak mata memandang ke arahku. semakin berjalan masuk ke dalam sekolahan, semakin banyak orang di dalam sekolahan tersebut. Maklum, STM ku lihat wanitanya hanya ada paling 5% dari seluruh jumlah siswa yang ada. Bisa jadi perkiraanku salah, bisa jadi hanya 1% wanita yang ada di sekolah ini. Hari itu adalah keputusan yang salah aku mengajak Lisa ke sekolahanku yang baru, aku sebagai laki-laki tidak bisa membelanya dan tidak dapat berbuat apa-apa. Selain hanya diam dan menghadapi semuanya dengan tersenyum.
"Cewekk.., cantik banget kamu"
"Beruntung banget laki-lakinya dapat cewek yang cantik seperti kamu"
"Boleh Kenalan tidak?"
"Kok diam saja sih.. bisu yah? atau tuli?"
Mereka berbicara bergantian, rasanya hati ini ingin marah tapi apa daya, aku hanya anak baru di sana, merekapun jumlahnya sangat banyak. Aku melihat raut wajah Lisa yang tertekan dan tidak nyaman. Memang aku salah sudah mengajaknya ke sini. Dalam hatiku berjanji 'ini yang pertama dan terakhir mengajaknya ke sekolah ini'.
Mendekati papan pemgumuman pembagian kelas dan nama siswa baru, seorang lelaki berjalan ke arahku, diikuti dengan 3 temannya yang berdiri di belakangnya. Dia mendekati pacarku, sambil menatap tajam ke arah Lisa dia berkata.
"Hai neng yang cantik, kamu masuk di kelas berapa?"
"Ini baru mau lihat bang?" aku menjawab"
"Diam loh.. gua gak tanya sama lo, tapi sama cewek cantik yang berdiri tepat di hadapan gua ini. Lagi pula lo siapa? ikut campur aja!"
"Saya temannya"
"Ya, ternyata cuma temannya doang!"
"Hai, boleh kenalan tidak" Dia mengulurkan tangannya ke arah Lisa..
Lisa terdiam tidak membalas jabatan tangannya.
"Namanya Lisa bang"
"Lagi-lagi lo yang jawab.. mau gua tonjok loh! sudah deh, lo diam saja kalo gak mau kena tonjok gua. Baru teman aja sudah sok-sokan"
"Iya bang"
"Yah dia jawab lagi, berani lo sama gua!" dia melintir baju atasku..
"Sudah bang maafin dia yah?" Lisa berkata..
"Nah gitu dong.. ngomong dari tadi. Ternyata suara kamu manis juga yah, semanis orangnya"
"Sudah yuk kak. kita pulang?"
"Oh, ternyata kakaknya. Tadi bilang temannya. Kamu takut yah kalau adik kamu.. saya gangguin? saya orang baik kok dan penyayang"
"Iya"
"Gak usah panggil bang.. panggul saya Ronald"
"Iya nal"
"Oke, sip deh kalau begitu. Oh iya nama kamu siapa?"
"Saya Adi bang"
"Kok bang lagi? ya sudah, mungkin kamu belum terbiasa yah? gua tinggal dulu yah!"
Dia pergi meninggalkan kami, akupun segera melihat namaku di papan pengumuman. Setelah mendapatkan namaku, aku langsung mencari dimana letak kelasku. Aku berjalan berkeliling. Dalam kebingunganku dan tatapan semua orang yang ada. Ada seorang lelaki yang mendekati kita lagi.
"Mau di bantu mas? cari kelas berapa?"
"kelas 1 jurusan Teknik Kontruksi"
"Oh, itu di lantai paling atas sebelah pojok"
"terima kasih yah"
"Sama-sama"
Entah kenapa, semua orang menjadi baik dan tidak menggoda Lisa lagi setelah Ronald menganggap aku kakaknya Lisa. Aku berfikir keras dan akhirnya mengabaikan itu semua sambil melangkah menuju ruangan yang ditunjukkan tadi. Setelah aku dapati ruang kelasku, aku melangkah ke ruang Tata Usaha.
Aku mengetuk pintu kantor "Permisi pak!"
"Ya silahkan masuk!"
"Ada yang bisa kami bantu dek?"
"Iya pak, tadi saya sudah melihat pengumuman di depan. Ada nama saya di sana.. saya bisa mulai masuk kapan ya pak?"
"Oh, begitu.. nanti kita hubungi melalui telpon yah. Atau kamu bisa datang kembali bulan Juli awal. Takutnya kita lupa menghubungi kamu"
"Oh, begitu pak! oke.. terima kasih ya pak?"
"Ya sama-sama"
Aku melangkah keluar ruangan menuju keluar sekolahan. Saat sampai di pintu gerbang sekolahan Ronald ternyata mencegatku dengan temannya yang sangat banyak disekelilingnya. (KK)
-- DH --