Hari itu aku menemukanmu, dari pandangan pertama itu hatiku langsung terpikat kepadamu. Melihatmu tidak mudah memalingkan wajah ini, rasanya ingin selalu menatap dirimu yang ternilai sempurna di mataku. Dia adalah teman sekelasku saat aku duduk kelas 2 SMA (Sekolah Menengah Atas). Matanya yang elips, berkulit putih dengan alis tebal serta berambut panjang terurai yang membuat pesonanya semakin indah, suaranya yang sedikit mendesah menambah kekagumanku kepada dirinya. Angelic adalah namanya.
Mendekatinya adalah suatu tantangan buatku, karena aku adalah seorang yang pemalu untuk mendekati seorang wanita, butuh nyali yang besar buat melakukannya. Tapi mau tidak mau aku harus berani mendekatinya, berawal dari kerja kelompok di kelas, pulang bareng hingga saat di kantin sekolah makan di dekatnya saat istirahat.
Semakin lama aku semakin akrab dengannya, Saat jam istirahat aku coba untuk berbicara dengannya untuk mengajaknya pergi ke mall, ya sekedar jalan-jalan bersama.
"Angel, besok bisa temanin aku ke mall gak?, aku mau membeli sesuatu untuk kamu"
"Kamu mau beliin aku sesuatu, untuk apa?"
"Ya karena besok adalah hari spesial kamu"
"Maksudnya! memang kamu tahu hari ulang tahunku yah.. terima kasih ya kamu sudah perhatian denganku"
"Ya Jel.. di hari yang sangat istimewa besok, aku mau memberikan yang istimewa juga buat kamu"
"Besok saya tunggu di taman yang mau ke rumah kamu yah, kira-kira jam 4 sore"
"Udah maen nentuin aja sih, emang yakin akunya mau?"
"Yakin lah, biasanyakan wanita paling seneng diberikan sesuatu!" akupun sedikit tersenyum..
"Bisa aja kamu.. ya sudah sampai ketemu besok yah"
"Oke"
Keesokan harinya saat di sekolah aku bertemu dengannya, hari itu dia terlihat beda, dia terlihat lebih cantik. Dengan rambut terkepang 2 kecil di sisi kiri dan kanan depan tepat di sebelah wajahnya. Senang menatap keindahan wajahnya. Hingga saat pulang sekolah aku menegurnya dan mengingatkannya tentang janji kita kemarin.
"Jel.. jangan lupa nanti sore yah" aku berbicara saat berjalan melewatinya tepat di depan gerbang sokolah
"Ada apa yah?"
"Lah kan kemarin aku sudah bicara sama kamu"
"Bicara apa?"
"Coba ingat-ingat kemarin kita bicara saat istirahat di sekolah"
"Lupa! Bicara apa?"
"Yah, masa aku ulang lagi disini! masa kamu gak ingat sama sekali.. sudah yah sampai ketemu nanti"
"Arslan.. Arslan.. Tunggu" dia memanggilku dan mengejarku..
Saat itu aku tidak memperdulikan panggilannya. Aku berfikir nanti juga bertemu. Hingga akhirnya aku menunggunya di taman depan rumahnya 10 menit sebelum waktu yang kita sepakati.
Tepat jam 4 sore, di juga berlum kelihatan.. kemudian lewat 15.. 30.. 45 menit terlewatkan. Tepat jam 5, aku sudah mulai ragu untuk tetap menunggunya. Namun aku masih berbesar hati. hingga akhirnya jam 17.30 aku meninggalkan taman tersebut dan pergi sendiri ke mall. Aku mencari hadiah yang cocok untuk diberikan kepadanya. Aku temukan boneka bebek lucu, berwarna kuning dengan bentuk lumayan besar. Akupun akhirnya membeli boneka tersebut dan membayarnya di kasir.
Pulang dari mall aku langsung ke rumahnya, tepat jam 8 malam aku sampai depan rumahnya. Aku coba memanggil namanya berulang kali. Hingga akhirnya dia keluar dari pintu utama rumahnya.
"Hai.. Arslan! ada apa yah kok malam-malam begini ke rumahku?"
"Kamu lupa yah dengan janji kita kemarin?
"Emang aku ada janji yah dengan kamu?"
"Ah, ya sudah lupakan saja.. ni hadiah buat kamu" aku mengangkat hadiah itu ke arahnya"
"Terima kasih yah.. kamu baik sekali sama aku"
"Selamat ulang tahun yah.. semoga panjang umur, sehat selalu dan dikabulkan doa-doa kamu selama ini.. Semoga kamu suka yah dengan hadiah yang aku berikan itu!"
"Aamiin.." Dia pun membuka kantong plastik, dan melihat boneka bebek tersebut..
"Iya aku suka, terima kasih yah Lan"
"Iya aku suka, terima kasih yah Lan"
"Tadinya aku mau mengajak kamu langsung ke mall untuk memilih langsung hadiah yang memang kamu sangat sukai"
"Terus kenapa kamu gak ngajak aku? kamu mah begitu.."
"Lah begitu gimana kan 2 hari yang lalu kita sudah janjian"
"Kapan janjiannya?"
"Ah sudah lah.. yang penting kamu senang sama boneka itu"
Ibu Angel.. keluar dari rumah dan menyuruhku untuk masuk. Namun aku tolak karena hari sudah malam. Akupun berpamitan dengan Angel.
Sebulan berlalu, aku pun mengajaknya kembali untuk makan malam diluar. Saat jam pelajaran yang kosong (tidak ada guru), aku mendatangi tempat duduknya dan berbicara dengannya ingin mengajaknya makan di luar.
"Jel.. tar malam makan bakso yuk di depan komplek" rumahku dengannya beda 3 blok dari rumahnya..
"Jam berapa?"
"Habis maghrib saja ya.. jam setengah 7"
"Oke.. jadi kita ketemuan di mana?"
"Terserah kamu deh.. entar enggak datang lagi!"
"Maksudnya enggak datang gimana?"
"Enggak papa"
"Enggak ngerti"
"Ya sudah mau ketemuan di mana Jel?"
"Di pos satpam kompleks saja yah"
"Oke.. sampai nanti malam yah"
Aku pun kembali ke tempat dudukku dan berbicara dengan teman sebangkuku. Sepulangnya dari sekolah aku langsung menuju rumah, selesai makan siang aku tiduran di kamar. Saking nyenyaknya tidurku, aku baru kebangun jam 18.15. Teringat akan janjiku, aku segera mandi dan langsung ke menuju tempat aku janjian. 3 Menit sebelum jam yang kita sepakati, aku sudah sampai lokasi janjian. Ternyata dia juga belum sampai, aku coba bertanya ke satpam komplek, ternyata menurut satpam komplek dari tadi dia tidak melihat ada orang yang datang ke sini. Ku coba menunggunya, sudah setengah jam aku berdiri di sini, tidak terlihat tanda-tanda dia akan datang. Hingga pak satpam menawarkanku untuk duduk di posnya. 1 jam waktu berlalu dia juga belum datang, akhirnya aku pulang kembali ke rumah.
Esok harinya aku tanyakan ke dia kenapa tidak menepati janjinya kembali. Dia berkata bahwa dia tidak pernah berjanji apa-apa kepadaku. Lagi-lagi dia beralasan yang sama.
Aku memang tidak pernah marah mengenai hal ini, karena memang aku berfikir seharusnya tidak janjian diluar rumah, seharusnya aku pamit kepada orang tuanya. Mungkin dia tidak boleh keluar rumah sendirian.
Dua minggu berselang dia menghampiriku saat aku sedang berada di perpustakaan sekolah.
"Aku mencari kamu kemana-mana Lan! ke kantin, ke musholah, eh.. ternyata kamu di sini"
"Ada apa Jel, aku sumpek banget di rumah, hari sabtu besok kita jalan-jalan yuk ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah)"
"Tumben kamu ngajakin aku jalan!"
"Abis bingung mau ngajakin siapa lagi"
"Oke.. tapi aku gak mau lagi yah janjian sama kamu di luar. Aku langsung jemput kamu di rumah yah"
"Kita pakai motor saja ke sana yah"
"Iya gak apa-apa Arslan"
Saat di hari sabtu pagi itu, jam 9 pagi aku sudah pergi ke rumahnya, lama aku mengetuk pintu rumah. Ibunya keluar menyambutku.
"Cari siapa dik"
"Aku mau ketemu Angelic bu"
"Sudah janjian?"
"Sudah"
"Kalau begitu tunggu yah, dia masih tidur di kamarnya.. ibu coba bangunkan dia dulu"
Lama aku menunggu, hingga 15 menit kemudian ibunya keluar, memberikan aku minuman dan menyuruhku menunggu sebentar karena Angel sedang mandi dan siap-siap.
"Memang kalian mau ke mana?"
"Saya mau ajak Angel ke jalan ke TMII bu"
"Oh gitu, siapa nama kamu ibu belum kenal"
"Oh iya nama saya Arslan, saya tinggal 3 blok dari rumah ibu"
"Oh Arslan tinggal di Blok K yah?"
"Iya bu"
"Kamu satu sekolahan dengan Angel?"
"Iya bu"
"Ibu titip anak ibu yah, dia jangan ditinggal jauh yah, kamu harus menemani dia selalu. Jangan lupa Angel di suruh makan.. karena dia suka lupa makan"
"Iya bu.. saya akan menjaga anak ibu dengan baik"
Lama berbicara dengan ibunya, sampai keluargaku pun tak luput dari pertanyaan ibunya. Tak terasa ku lihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 10 lewat. Saat Angel keluar aku sangat pangling melihatnya. Dia terlihat sangat cantik, padahal ku lihat dia hanya memakai baju kaos putih sederhana dengan celana jeans cantung dan sedikit ketat.
Jam 11 kita sudah memasuki TMII, aku mengajaknya duduk-duduk di sebuah rumah adat padang kemudian berjalan sambil menggandeng tangannya, ternyata dia mau aku pegang. Hatiku sangat senang saat itu, bahagia banget rasanya. Kita juga menaiki kereta gantung, masuk teater keong mas, kemudian makan sambil duduk di sebuah taman.
"Aku sangat senang bisa jalan dengan kamu Jel"
"Sama aku juga senang bisa keluar rumah.. jalan-jalan seperti ini"
"Kenapa kamu tidak ajak bapak dan ibumu saja Jel, kan enak bisa ajak ke tiga adikmu juga"
"Ah papa mama mah sibuk. hari sabtu mereka masih kerja terus hari minggu mereka istirahat, susah deh ngajakin mereka"
"Oh, begitu"
"Kamu kok tanya begitu sih, emang gak mau yah nemenin aku jalan. Kalau gak mau laen kali aku gak akan ajak kamu lagi deh"
"Oh bukan begitu Jel. Aku malah senang jalan dengan kamu. Bahkan kalau perlu tiap hari aku siap. Apalagi jalan dengan gadis cantik seperti kamu kapanpun jam berapapun aku siap"
"Ah kamu beneran nih!"
"Iya bener"
"Jadi mau jalan sama aku hanya karena aku cantik?"
"Iya lah"
"Jadi kalau aku jelek kamu pasti gak mau jalan sama aku?"
"Iya lah"
"Kamu tuh menurutku seperti bidadari yang harus dilindungi dan di jaga"
"terima kasih yah"
Selesai makan dia rebakan kepalanya di pundakku, dia banyak bercerita kepada ku mengenai masa kecilnya. Dan dia berkata sangat menyukai es krim. Sontak akupun langsung berdiri dan pergi meninggalkannya untuk cari es krim.
"Jel, kalau begitu aku beli es krim dulu yah.. kamu mau tunggu di sini atau ikut denganku?"
"Beneran kamu mau beli es?
"Bener.. katanya kamu suka!"
"Ya sudah kalau begitu aku tunggu di sini saja yah"
"Oke, aku jalan dulu yah.. kamu jangan kemana-mana"
Aku berjalan mencari tukang es, namun tidak aku dapatkan. Hingga akhirnya aku menemukan tukang es krim yang lumayan jauh dari tempat kita duduk tadi. Yang beli ternyata banyak dan terpaksa aku antri. Setelah itu aku langsung kembali ke tempat Angel menunggu, namun aku tidak menemukan sosoknya berada di tempat itu lagi. Ku coba menunggu dia, namun sudah 20 menit dia tidak kunjung datang. Aku coba mengelilingi TMII dan melapor ke bagian informasi, tetap usahaku sia-sia. Akupun akhirnya pulang menuju rumahnya. Aku memanggilnya dari luar pintu pagar, ibunya keluar menemuiku.
"Eh kamu Arslan"
"Iya bu.. mau tanya aja, Angelic sudah pulang bu?"
"Ada tuh lagi di kamarnya"
"Oh, ya sudah kalau begitu.. saya pamit ya bu!"
"Memang tadi kamu tidak pulang bareng Angel, Lan?"
"Enggak bu dia pulang duluan"
"Kok bisa, memang kamu tidak selalu bersamanya?"
"Tadi aku sempat tinggalin dia, saat saya mau beli es krim"
"Oh jadi begitu kejadiannya.. ya sudah kalau begitu.. hati-hati di jalan yah!"
"Iya bu.. Terima kasih"
Sampai di rumah aku langsung rebaan di kamar, berfikir ada yang janggal dengan perkataan ibunya, seolah-olah ada yang ditutupi. Tapi ya sudah lah, semua pikiran negatifku hilang sudah dengan rasa senang karena sudah jalan dengannya, menggandeng tangannya bahkan dia sempat rebaan di pundakku, senang rasanya walau 3 jam lamanya mencari-cari dia. Sampai-sampai 2 es krim tersebut aku makan semua.
Hari itu pun berlalu, ada lagi kejadian saat perpisahaan sekolah, pas pagi itu aku menjemputnya. Hari itu hari sabtu jam 6.30 pagi aku ke rumahnya. ternyata dia masih tertidur pulas.
"Hai, Lan.. kamu ngapain pagi-pagi gini ke sini? rapi banget juga.. mau ngajak aku jalan yah?"
"Ampun deh kamu.. pagi ini kan ada perpisahan sekolah.. masa kamu lupa sih?"
"Kapan?"
"Hari ini jam 8 pagi"
"Masa sih!"
"Sudah sana mandi dan siap-siap. aku tungguin kamu di sini yah"
Dia beranjak pergi ke kamarnya kemudian mandi, saat aku menunggunya, dari dalam rumah ibunya datang.
"Lan, mau kemana?"
"Pagi bu.. mau perpisahan sekolah bu.. acaranya jam 8 pagi ini"
"Ya pagi Lan.. loh kok Angel gak cerita!"
"Masa bu?"
"Iya. Ngomong-ngomong kamu pacaran sama Angelic?"
"Ah, ibu kok nanya gitu sih? saya hanya teman kok dengan anak ibu"
"Pacaran juga gak apa-apa.. selama ini teman laki-lakinya yang pernah ke rumah hanya kamu loh"
"Oh gitu ya bu.. saya benar kok hanya temannya saja.. memang sih jujur saya suka dengan Angel tetapi saya masih takut mengungkapkan kepadanya. terlebih lagi dia selalu ingkar kalau janjian sama saya. Kayaknya dia memang tidak peduli dengan saya"
"Oh begitu yah, memang Arslan belum tahu tentang sakitnya Angel? Angel gak pernah cerita?"
"Emang Angel sakit apa bu?"
"Dia harus sering meminum obat, karena jika tidak dia akan lupa dengan apa yang sudah dia lakukan atau perkataan apa yang sebelumnya dia ucapkan"
"Oh gitu bu! bahayakah buat Angel?"
"Enggak sih tetapi harus sering minum obat saja"
Angel keluar dari kamarnya dan menghampiriku. Kemudian langsung mengajakku jalan dan pamit kepada ibunya. Ibunya menahan kita berdua agar sarapan dulu, karena memaksa kitapun menurutinya.
Saat di perjalanan menuju sekolah Angel menanyakan mengenai pembicaraan ku dengan ibunya tadi.
"Lan.. tadi aku dengar loh kamu berbicara dengan ibuku!"
"Oh ya.. emang kenapa? ada yang salah?"
"Enggak apa-apa kok.. tapi benar apa yang kamu katakan tadi?"
"Mengenai apa? yang mana?"
"Mengenai perasaan kamu ke aku?"
"Iya benar lah.. aku memang sudah suka dengan kamu sejak kelas 2 SMA"
"Kenapa kamu tidak ngomong dari dulu?
"Aku takut.. aku takut kamu sudah ada yang punya.. takut juga jika kamu menolak cintaku.. maka itu aku biarkan perasaan ini tetap ku simpan sampai waktunya tiba"
"Sekarang kamu sudah tahu perasaanku terus jawaban kamu apa?"
"Lan, aku cuma tidak mau orang tahu tentang penyakit aku, tapi kayaknya kamu sudah tahu tadi dari mama yah? Aku juga tidak mau berharap banyak bisa dekat dan cinta dengan seseorang. Aku takut setelah dia tahu, dia malahan menjauhiku.."
"Enggak begitu juga Jel, setiap orang ada sisi terbaik dan ada kelemahannya juga. Kita harus saling mengerti itu"
"Terus, kamu masih mau sama aku.. setelah tahu semua itu?"
"Iya.. aku akan terima kamu apa adanya"
"Walau harus menjagaku.. untuk seumur hidup kamu?"
"Iya Jel.. aku akan berusaha menjadi orang yang terbaik untuk kamu"
"Terima kasih ya Lan.. sekarang aku lega mendengarnya" terdengar dari suaranya dia sedang menangis..
Aku memberhentikan laju motorku dan menepi di jalan, ku usap air matanya kemudian memeluknya dengan erat. Kemudian jalan kembali setelah dirinya agak tenang. Di Perjalanan dia merebakan kepalanya di pundak belakang ku dan memeluk erat pinggangku.
Sekarang kita sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Aku masih menjaganya kemanapun berada dan selalu mengingatkan mengenai kegiatan-kegiatan di rumah dan diluar rumah. Aku sangat menjaganya saat kita jalan-jalan di tempat keramaian. Sekarang aku baru mengerti kenapa orang tuanya dulu jarang mengajak istriku tamasya.
Inilah cerita saat aku mengenalnya dulu.. (KK)
-- DH --
Esok harinya aku tanyakan ke dia kenapa tidak menepati janjinya kembali. Dia berkata bahwa dia tidak pernah berjanji apa-apa kepadaku. Lagi-lagi dia beralasan yang sama.
Aku memang tidak pernah marah mengenai hal ini, karena memang aku berfikir seharusnya tidak janjian diluar rumah, seharusnya aku pamit kepada orang tuanya. Mungkin dia tidak boleh keluar rumah sendirian.
Dua minggu berselang dia menghampiriku saat aku sedang berada di perpustakaan sekolah.
"Aku mencari kamu kemana-mana Lan! ke kantin, ke musholah, eh.. ternyata kamu di sini"
"Ada apa Jel, aku sumpek banget di rumah, hari sabtu besok kita jalan-jalan yuk ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah)"
"Tumben kamu ngajakin aku jalan!"
"Abis bingung mau ngajakin siapa lagi"
"Oke.. tapi aku gak mau lagi yah janjian sama kamu di luar. Aku langsung jemput kamu di rumah yah"
"Kita pakai motor saja ke sana yah"
"Iya gak apa-apa Arslan"
Saat di hari sabtu pagi itu, jam 9 pagi aku sudah pergi ke rumahnya, lama aku mengetuk pintu rumah. Ibunya keluar menyambutku.
"Cari siapa dik"
"Aku mau ketemu Angelic bu"
"Sudah janjian?"
"Sudah"
"Kalau begitu tunggu yah, dia masih tidur di kamarnya.. ibu coba bangunkan dia dulu"
Lama aku menunggu, hingga 15 menit kemudian ibunya keluar, memberikan aku minuman dan menyuruhku menunggu sebentar karena Angel sedang mandi dan siap-siap.
"Memang kalian mau ke mana?"
"Saya mau ajak Angel ke jalan ke TMII bu"
"Oh gitu, siapa nama kamu ibu belum kenal"
"Oh iya nama saya Arslan, saya tinggal 3 blok dari rumah ibu"
"Oh Arslan tinggal di Blok K yah?"
"Iya bu"
"Kamu satu sekolahan dengan Angel?"
"Iya bu"
"Ibu titip anak ibu yah, dia jangan ditinggal jauh yah, kamu harus menemani dia selalu. Jangan lupa Angel di suruh makan.. karena dia suka lupa makan"
"Iya bu.. saya akan menjaga anak ibu dengan baik"
Lama berbicara dengan ibunya, sampai keluargaku pun tak luput dari pertanyaan ibunya. Tak terasa ku lihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 10 lewat. Saat Angel keluar aku sangat pangling melihatnya. Dia terlihat sangat cantik, padahal ku lihat dia hanya memakai baju kaos putih sederhana dengan celana jeans cantung dan sedikit ketat.
Jam 11 kita sudah memasuki TMII, aku mengajaknya duduk-duduk di sebuah rumah adat padang kemudian berjalan sambil menggandeng tangannya, ternyata dia mau aku pegang. Hatiku sangat senang saat itu, bahagia banget rasanya. Kita juga menaiki kereta gantung, masuk teater keong mas, kemudian makan sambil duduk di sebuah taman.
"Aku sangat senang bisa jalan dengan kamu Jel"
"Sama aku juga senang bisa keluar rumah.. jalan-jalan seperti ini"
"Kenapa kamu tidak ajak bapak dan ibumu saja Jel, kan enak bisa ajak ke tiga adikmu juga"
"Ah papa mama mah sibuk. hari sabtu mereka masih kerja terus hari minggu mereka istirahat, susah deh ngajakin mereka"
"Oh, begitu"
"Kamu kok tanya begitu sih, emang gak mau yah nemenin aku jalan. Kalau gak mau laen kali aku gak akan ajak kamu lagi deh"
"Oh bukan begitu Jel. Aku malah senang jalan dengan kamu. Bahkan kalau perlu tiap hari aku siap. Apalagi jalan dengan gadis cantik seperti kamu kapanpun jam berapapun aku siap"
"Ah kamu beneran nih!"
"Iya bener"
"Jadi mau jalan sama aku hanya karena aku cantik?"
"Iya lah"
"Jadi kalau aku jelek kamu pasti gak mau jalan sama aku?"
"Iya lah"
"Kamu tuh menurutku seperti bidadari yang harus dilindungi dan di jaga"
"terima kasih yah"
Selesai makan dia rebakan kepalanya di pundakku, dia banyak bercerita kepada ku mengenai masa kecilnya. Dan dia berkata sangat menyukai es krim. Sontak akupun langsung berdiri dan pergi meninggalkannya untuk cari es krim.
"Jel, kalau begitu aku beli es krim dulu yah.. kamu mau tunggu di sini atau ikut denganku?"
"Beneran kamu mau beli es?
"Bener.. katanya kamu suka!"
"Ya sudah kalau begitu aku tunggu di sini saja yah"
"Oke, aku jalan dulu yah.. kamu jangan kemana-mana"
Aku berjalan mencari tukang es, namun tidak aku dapatkan. Hingga akhirnya aku menemukan tukang es krim yang lumayan jauh dari tempat kita duduk tadi. Yang beli ternyata banyak dan terpaksa aku antri. Setelah itu aku langsung kembali ke tempat Angel menunggu, namun aku tidak menemukan sosoknya berada di tempat itu lagi. Ku coba menunggu dia, namun sudah 20 menit dia tidak kunjung datang. Aku coba mengelilingi TMII dan melapor ke bagian informasi, tetap usahaku sia-sia. Akupun akhirnya pulang menuju rumahnya. Aku memanggilnya dari luar pintu pagar, ibunya keluar menemuiku.
"Eh kamu Arslan"
"Iya bu.. mau tanya aja, Angelic sudah pulang bu?"
"Ada tuh lagi di kamarnya"
"Oh, ya sudah kalau begitu.. saya pamit ya bu!"
"Memang tadi kamu tidak pulang bareng Angel, Lan?"
"Enggak bu dia pulang duluan"
"Kok bisa, memang kamu tidak selalu bersamanya?"
"Tadi aku sempat tinggalin dia, saat saya mau beli es krim"
"Oh jadi begitu kejadiannya.. ya sudah kalau begitu.. hati-hati di jalan yah!"
"Iya bu.. Terima kasih"
Sampai di rumah aku langsung rebaan di kamar, berfikir ada yang janggal dengan perkataan ibunya, seolah-olah ada yang ditutupi. Tapi ya sudah lah, semua pikiran negatifku hilang sudah dengan rasa senang karena sudah jalan dengannya, menggandeng tangannya bahkan dia sempat rebaan di pundakku, senang rasanya walau 3 jam lamanya mencari-cari dia. Sampai-sampai 2 es krim tersebut aku makan semua.
Hari itu pun berlalu, ada lagi kejadian saat perpisahaan sekolah, pas pagi itu aku menjemputnya. Hari itu hari sabtu jam 6.30 pagi aku ke rumahnya. ternyata dia masih tertidur pulas.
"Hai, Lan.. kamu ngapain pagi-pagi gini ke sini? rapi banget juga.. mau ngajak aku jalan yah?"
"Ampun deh kamu.. pagi ini kan ada perpisahan sekolah.. masa kamu lupa sih?"
"Kapan?"
"Hari ini jam 8 pagi"
"Masa sih!"
"Sudah sana mandi dan siap-siap. aku tungguin kamu di sini yah"
Dia beranjak pergi ke kamarnya kemudian mandi, saat aku menunggunya, dari dalam rumah ibunya datang.
"Lan, mau kemana?"
"Pagi bu.. mau perpisahan sekolah bu.. acaranya jam 8 pagi ini"
"Ya pagi Lan.. loh kok Angel gak cerita!"
"Masa bu?"
"Iya. Ngomong-ngomong kamu pacaran sama Angelic?"
"Ah, ibu kok nanya gitu sih? saya hanya teman kok dengan anak ibu"
"Pacaran juga gak apa-apa.. selama ini teman laki-lakinya yang pernah ke rumah hanya kamu loh"
"Oh gitu ya bu.. saya benar kok hanya temannya saja.. memang sih jujur saya suka dengan Angel tetapi saya masih takut mengungkapkan kepadanya. terlebih lagi dia selalu ingkar kalau janjian sama saya. Kayaknya dia memang tidak peduli dengan saya"
"Oh begitu yah, memang Arslan belum tahu tentang sakitnya Angel? Angel gak pernah cerita?"
"Emang Angel sakit apa bu?"
"Dia harus sering meminum obat, karena jika tidak dia akan lupa dengan apa yang sudah dia lakukan atau perkataan apa yang sebelumnya dia ucapkan"
"Oh gitu bu! bahayakah buat Angel?"
"Enggak sih tetapi harus sering minum obat saja"
Angel keluar dari kamarnya dan menghampiriku. Kemudian langsung mengajakku jalan dan pamit kepada ibunya. Ibunya menahan kita berdua agar sarapan dulu, karena memaksa kitapun menurutinya.
Saat di perjalanan menuju sekolah Angel menanyakan mengenai pembicaraan ku dengan ibunya tadi.
"Lan.. tadi aku dengar loh kamu berbicara dengan ibuku!"
"Oh ya.. emang kenapa? ada yang salah?"
"Enggak apa-apa kok.. tapi benar apa yang kamu katakan tadi?"
"Mengenai apa? yang mana?"
"Mengenai perasaan kamu ke aku?"
"Iya benar lah.. aku memang sudah suka dengan kamu sejak kelas 2 SMA"
"Kenapa kamu tidak ngomong dari dulu?
"Aku takut.. aku takut kamu sudah ada yang punya.. takut juga jika kamu menolak cintaku.. maka itu aku biarkan perasaan ini tetap ku simpan sampai waktunya tiba"
"Sekarang kamu sudah tahu perasaanku terus jawaban kamu apa?"
"Lan, aku cuma tidak mau orang tahu tentang penyakit aku, tapi kayaknya kamu sudah tahu tadi dari mama yah? Aku juga tidak mau berharap banyak bisa dekat dan cinta dengan seseorang. Aku takut setelah dia tahu, dia malahan menjauhiku.."
"Enggak begitu juga Jel, setiap orang ada sisi terbaik dan ada kelemahannya juga. Kita harus saling mengerti itu"
"Terus, kamu masih mau sama aku.. setelah tahu semua itu?"
"Iya.. aku akan terima kamu apa adanya"
"Walau harus menjagaku.. untuk seumur hidup kamu?"
"Iya Jel.. aku akan berusaha menjadi orang yang terbaik untuk kamu"
"Terima kasih ya Lan.. sekarang aku lega mendengarnya" terdengar dari suaranya dia sedang menangis..
Aku memberhentikan laju motorku dan menepi di jalan, ku usap air matanya kemudian memeluknya dengan erat. Kemudian jalan kembali setelah dirinya agak tenang. Di Perjalanan dia merebakan kepalanya di pundak belakang ku dan memeluk erat pinggangku.
Sekarang kita sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Aku masih menjaganya kemanapun berada dan selalu mengingatkan mengenai kegiatan-kegiatan di rumah dan diluar rumah. Aku sangat menjaganya saat kita jalan-jalan di tempat keramaian. Sekarang aku baru mengerti kenapa orang tuanya dulu jarang mengajak istriku tamasya.
Inilah cerita saat aku mengenalnya dulu.. (KK)
-- DH --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar