Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 22 Maret 2019

Cinta Karena Perjodohan

Aku seorang yang selalu mengedepankan pendidikan, saat ini aku sudah merampungkan pendidikan hingga S3. Hingga karirku pun bisa di bilang cemerlang, saat ini aku diberi kepercayaan untuk menjadi Direktur Utama pada perusahaan besar di Jakarta. Aku sangat senang dengan pekerjaan ini karena sesuai dengan impian dan cita-citaku, Semua bidang pekerjaan sangat aku kuasai dan sangat matang jika mengambil keputusan. Keuntungan perusahaan selamu aku pegang meningkat dengan pesat. Walaupun hari sabtu dan minggu aku libur aku terkadang masih sibuk dengan pekerjaanku, bahkan aku abiskan waktu liburku untuk meninjau pekerjaan di lapangan.
Di hari kerjapun aku sering pulang pagi, hingga aku tidak ada waktu untuk Papi dan Mami. Mamiku pun heran dengan aktifitasku yang sangat padat. Di hari itu saat aku sedang sarapan, Mami menghampiriku.

     "Romi.. kamu tuh kerja apa sih? Pergi pagi.. pulang malam.. terkadang hari libur juga kamu pergi bekerja!"

     "Iya Mi.. aku kan berkerja bidang jasa, jadi aku harus sering memantau pekerjaan anak buahku di lapangan, sehingga aku bisa mengetahui bagaimana mereka bekerja dan akan mengurangi kesalahan kerja juga serta mengurangi keluhan dari pelanggan perusahaan."

     "Iya tapi kamu harus memikirkan diri kamu juga.."

     "Iya Mi.. pasti aku akan memikirkan diriku juga lah"

     "Mikirin apanya.. coba umur kamu sudah berapa sekarang?"

     "Emang kenapa mi? kok bawa-bawa umur?"

     "Lah itu tuh.. kamu gak inget yah, kalau umur kamu sudah 41 tahun? Trus kapan kamu kasih Mami cucu dari kamu?"

     "ah, Mami.. yang dibahas itu lagi.. itu lagi.. bosen ahhh"

     "Malah Mami ini lebih bosen dari diri kamu, mami juga bosen menanyakan ini sama kamu.. tapi kalau gak Mami tanya kamunya lupa kalau belum menikah.. Apa kamu gak mau menikah yah?"

     "Iya Mamiku yang cantik.. aku pasti menikah pokoknya deh.."

     "Iya kapan? orang.. Mami juga gak pernah melihat calon istri kamu.. Jangankan calon istri, dari kamu sekolah juga kamu gak pernah bawa teman cewek ke rumah"

     "Ah Mami bisa aja! Sabar ya Mi" Aku memeluk dan Mengelus-elus pundak Mami

     "Sabar.. sabar,, sampai kapan? Itu Adik kamu sudah menikah dari kapan tau.. malahan kakaknya yang lupa belum menikah"
     "Apa mau Mami cariin pasangan buat kamu?

     "Masa masalah istri aja aku harus di cariin sih Mam"

     "Ya kali aja kamu gak mampu untuk cari calon istri kamu"

     "Masa gitu aja gak bisa Mam.. Kasih aku waktu 3 bulan.. aku pasti akan kenalin ke Mami deh"

     "Oke.. Mami tunggu loh"

Selesai pembicaraan tersebut, aku menuntaskan makanku kemudian segera pergi ke kantor menggunakan mobil kesayanganku. Hari ini aku berangkat sudah agak siang, karena berbicara dengan Mami di ruang makan tadi. Di kantor aku sudah harus rapat dengan pimpinan yang lain kemudian lanjut sampai sore hari. Saat malam aku makan bersama teman kuliah dulu, saking asiknya ngobrol aku sampai lupa jika hari sudah larut malam.
Hari-hari terlewatkan dengan cepat, rutinias kerja yang sangat banyak dan juga aku masih sering kumpul dengan teman sekolah dan kuliah serta komunitas mobil pada hari libur. Aku sampai lupa dengan pembicaraan ke Mami 2 bulan lalu. Aku coba mengingat-ingat siapa wanita yang memang sedang dekat sama aku selama ini. Namun tidak ada yang masuk dalam keriteriaku.
Aku juga mulai tersadar dengan kondisiku sekarang ini, saat berkumpul dengan teman-teman atau komunitas, hampir semua menanyakan istriku dan juga jumlah anak. Aku tak bisa berkata-kata kecuali hanya tersenyum. Aku punya teman dekat 2 orang, kami sering berkumpul bertiga, kami saling meledek, bercanda, tertawa bahkan terkadang saling marah. Mereka berdua sering memberikan masukan kepadaku, mereka juga sudah aku ceritakan mengenai perkataan Mamiku.
Besok hari sabtu Adam ingin mengenalkan aku dengan adiknya yang bekerja di bank. Siang itu kita janjian bertemu di Kota Kasablanka, Aku datang lebih dulu 10 menit kemudian Adam datang bersama adiknya.

     "Hai Rom.." Dia menyalamiku yang sedang asik duduk sambil minum kopi hangat..

     "Hai Dam"

     "Ini Santi adikku"

     "Hai aku Santi" dia menjabat tanganku
     "Maaf.. sudah menunggu lama yah?"

     "Iya tuh Rom.. mau ketemu kamu dandannya lama banget" Adam berkata..

     "Kamu sangat berubah yah.. sudah besar sekarang.. sudah lama gak pernah ketemu.. tiap main ke rumah Adam, kamu gak pernah ada"

     "Iya kak.. sibuk kuliah trus selesai kuliah langsung kerja"

     "Hebat"
Hasil carian imej untuk ‪kokas‬‏

Pertemuan hari itu, tidak banyak berkesan menurutku.. Santi memang manis dan berbicara sangat lembut namun entah kenapa dia belum berkesan dihatiku. Hari terlewati dengan sangat cepat, Adam pun menanyakan mengenai keseriusanku dengan adiknya, namun aku belum meresponnya. 
Seminggu sebelum waktu yang aku janjikan, Yusuf tak kalah hebohnya ingin memperkenalkanku dengan teman kerjanya satu kantor, akupun mengiyakan ajakannya. Senin malan sepulang kerja aku janjian bertemu Yusuf di Plaza semanggi, kali ini aku yang telat sampai lokasi, karena jalanan yang sangat macet dan aku salah pilih jalan.

     "Suf.. maaf gua telat banget ni.. macet banget jalanan"

     "Iya gak apa-apa sob.. ini kenalin teman kerjaku"

     "Hai.. aku Romi"

     "Aku Silvia.. teman sekerja Pak Yusuf"

     "Oh, di panggilnya Pak Yusuf toh.. kenapa gak Mas Yusuf"

     "Iya pak, kan Pak Yusuf sudah menikah dan punya anak makanya di panggil Pak.."

     "Ah pada ngaco ni.. kenapa jadi gua yang dibahas.. intinya karena lingkungan kantor jadi yang cowok dipanggil Pak dan cewek di panggil Bu.. dah selesaikan.. cari topik laen deh jangan bahas gua. Gua tinggal yah.. Gua belum sholat isya ni"

     "Lah waktu isya kan panjang sob.."

Yusuf meninggalkan ku berdua dengan Silvi, dia banyak bercerita mengenai keluarganya, sejak kecil Ibu Bapaknya sering bertengkar di depan dia dan saat SMP (Sekolah Menengah Pertama), ke dua orangtuanya bercerai. Dia sebagai anak ke dua ikut dengan Ibunya sedangkan kakaknya seorang perempuan juga, ikut dengan Bapaknya. Silvi besar dengan bapaknya yang baru dia mempunyai tiga orang adik dari Bapak barunya. Dia memang sangat hati-hati dalam memilih pasangan karena bukan hanya masalah perceraian Bapak Ibunya saja, namun dia juga banyak masalah dengan mantan pacarnya yang sangat ringan tangan serta suka membentak.

 Hasil carian imej untuk ‪plaza semanggi‬‏

Malam saat akan tidur aku teringat akan pertemuanku dengan Silvia tadi. Wajah cantiknya terbayang olehku, namun aku ragu oleh keadaan hatinya yang sangat rapuh.
Keesokan paginya aku terlambat bangun, hingga aku terburu-buru untuk berangkat ke kantor.  Saat di jalan aku sibuk dengan handphone ku untuk menelpon sekretarisku, agar menunda waktu rapat. Disaat itulah aku tidak melihat ada seseorang yang menyebrang jalan, percis di depan mobil saya. Dengan segera aku menginjak rem, dan terdengar jelas bunyi ban kendaraan yang di rem secara mendadak. Aku segera turun dan mengangkatnya ke dalam mobil, ku lihat dia tergeletak jauh di depan mobil, dalam hatiku 'pasti dia hanya pingsan saja karena kaget'.
Segera aku membawanya ke klinik terdekat bersama temannya, seorang wanita juga. Usai diperiksa dokter diapun tersadar.

     "Gue di mana ni?

     "lo di klinik.. tadi lo pingsan saat mau menyebrang jalan.. lo langsung kita bawa kesini deh" jawab temannya..

Aku berada di luar ruangan, karena sibuk memberi kabar ke kantor untuk membatalkan rapat pagi ini. Mendengar dia sudah sadar akupun segera menemuinya ke dalam ruang perawatan. Dokter mengatakan bahwa dia tidak apa-apa hanya pingsan karena belum sarapan. Aku segera mengurus administrasi dan segera meninggalkan klinik. Aku mengantarnya sampai rumahnya, sebelum sampai di rumahnya, kita mampir dulu di tukang soto mie.

     "Kita sarapan dulu yah baru lanjut mengantar kalian"

     "Gak usah pak.. gak apa-apa, kita sudah banyak ngerepotin nih"

     "Teman kamu belum makan pagi tuh, tar pingsan lagi.. repot loh"

Kita bertiga turun dari mobil dan memesan soto mie serta teh manis hangat. Menunggu pesanan datang aku coba mengajak ngobrol mereka berdua.

     "Rencana kalian mau ke mana tadi?"

     "Kami mau pergi ke kampus pak"

     "Oh iya.. kita belum saling kenal.. nama saya Romi.. kalian siapa namanya?"

     "Saya Cindy"

     "Saya Lisa" jawab yang tadi pingsan

     "Kalian kuliah semester berapa?"

     "Kami sudah tamat kuliah.. tadi ke kampus ada kegiatan kemahasiswaan saja"

     "Oh begitu, jadi gak ikut kegiatan jadinya yah.. maaf ya"

     "Iya pak gak apa-apa.. saya juga minta maaf sudah merepotkan Bapak" Lisa berkata..

Usai mengantarnya sampai depan rumah, aku meninggalkan nomor handphone ku, aku berkata 'jika nanti ada apa-apa boleh hubungin saya'.

Hari ini benar-benar melelahkan dan sangat menyita waktu, sampai kantor sudah jam 13.00. tak lama sampai kantor aku sudah harus memimpin rapat.
Hari berlalu hari sabtu pagi lagi-lagi Mami menuntut janjiku kepadanya. Aku belum bisa mengenalkan seorang wanita pun kepadanya. Sehingga Mami mengatakan akan memperkenalkanku dengan anak temannya yang sedang kuliah di luar negeri, saat sekarang ini sedang berada di Jakarta untuk liburan.
Benar saja, setelah bicara denganku, mami langsung memesan kue ke toko langganannya dan Asisten rumah tanggaku disuruh belanja ke pasar untuk masak besok.
Hari minggupun tiba, aku menganggap hal ini biasa saja, namun ke khawatiran tetap ada. Siang itu menunjukkan pukul 11.00, terdengar suara teriakan mengucapakan salam dari depan pintu, asisten rumah tanggaku segera membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk, terlihat dari tempat dudukku yang terletak di ruang keluarga, 2 orang perempuan yang cantik.
Mami keluar setelah dipanggil oleh asisten rumah tanggaku.

     "Hai bu Julia.. apa kabar? silahkan duduk"

     "Hai bu Gebi, saya sehat.. ibu kayaknya semakin sehat aja ni..

     "Bisa aja bu Gebi.. saya harus sehat selalu bu.. sakit itu gak enak.. saya pikir ibu datang dengan suami dan yang lainnya"

     "Iya bu kami berdua aja, tadi aja Clara yang bawa mobilnya"

     "Wah, saya sudah banyak siapin makanan, takutnya suami ibu dan yang lainnya ikutan.."

     "Suami ada tugas diluar kota.. tapi kakak dan adiknya memang sengaja tidak saja ajak.. takut nanti bikin repot dan ngerecokin"

Mami memanggilku dari ruang tamu, akupun datang menghampiri Mami kemudian menyalami kedua tamunya. Saat bersalaman Mami memperkenalkan namaku kepada mereka berdua. Akupun duduk percis di sebelah Mami dan terlibat pembicaraan dengan mereka. Awalnya kami saling berbicara, makin lama Mami dan temannya bicaranya malah menyimpang, sehingga aku mengajak Clara mengobrol di sebelah kolam ikan koi di belakang rumah.
 
     "Kamu sudah semester berapa Clara?"

     "Sudah semester akhir kak"

     "Trus rencana setelah lulus kuliah kamu apa?"

     "Aku mau lanjut S2 kak.. tapi ibu suruh aku menikah dulu kemudian kerja baru lanjut S2.. aku bingung nih harus gimana!"

     "Jadi kamu sudah tahu jika orang tua kita mau menjodohkan kita?"

     "Sudah Kak, malah katanya menikah bulan ini juga"

     "Waduh memang semudah itu yah!"

     "Gak tau tuh.. aku juga bilang ke Mama.. emang sudah pasti dianya mau.. kan belum tentu dia suka sama aku"
 
     "Ya kita ikutin aja rencana mereka dulu kali yah"
 
Menurutku Clara adalah orang yang cerdas, dari cara bicaranya dia sangat pintar dan bisa diajak bekerja sama. Kami akhirnya sepakat untuk menyerahkan semua ke orang tua kami. Sejak saat itu kami berdua sering mengobrol lewat WA (WhatsApp) atau Line bahkan kita menjadi sering teleponan.
Hari pernikahanku dengan Clara tiba, semua sudah dipersiapkan oleh Mamiku dengan Mama Clara. Aku pun mengikuti kemauan orang tua kami, keesokan harinya selesai resepsi.. aku dan Clara pergi bulan madu ke Bali. Di sana aku dan dia semakin akrab dan saling memberi semangat. Kami tidur di kamar yang sama dan tempat tidur yang sama namun kami tidak melakukan hubungan layaknya suami istri. Karena menurutku kaku aja, kami belum begitu mengenal dan masih terasa canggung
Seminggu setelah bulan madu, Clara melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Kamipun hubungan hanya melalului pesan singkat lewat facebook atau whatsapp.
Aku kembali melanjutkan aktifitas kerjaku seperti biasanya. Hingga 6 bulan kemudian Clara benar-benar telah menamatkan S1 nya. Aku yang menjemputnya ke bandara saat dia datang ke Jakarta. Aku menunggu sesuai dengan isi pesan yang dia kirimkan kemarin. Selama 1 jam aku menunggunya, ternyata memang pesawatnya terlambat. Aku melihat dia keluar dari pintu keluar bandara, Tertegun aku melihat dirinya yang sangat cantik dan senyumnya kepada ku begitu sangat menggoda.

     "Hai sayang, 6 bulan lamanya gak bertemu kamu semakin cantik aja"

     "Ah, kamu sekarang sudah bisa gombal yah"

     "Bukan gombal tapi ini beneran"
     "Gimana kamu capek?"

     "Iya bosen di pesawat lama banget, udah gitu pake transit juga.. transitnya juga lama banget"

     "Kamu sudah makan?"

     "Sudah di pesawat, tapi makanannya gak ada yang enak"

     "Ya sudah kita makan dulu di luar kali yah"

     "Enggak ah.. aku pengen buru-buru mandi trus tiduran.. pegel banget ini badan mana lengket banget"

      "Oh, ya sudah kalau begitu"

Di rumah dia langsung mandi dan tidur sedangkan aku makan bersama Mami dan Papi serta adik-adikku. Lama aku menunggunya di ruang keluarga, sambil menonton televisi bersama keluarga, sampai akhirnya malam tiba. Akupun pergi ke kamar untuk membangunkannya..

     "Cla.. bangun sudah malam"

     "Iya Mas, aku cape banget ni.."

     "Ya sudah aku mandi dulu, nanti kita sama-sama makan malam yah"

     "Iya Mas, aku lanjut sebentar yah"

Kami bersama-sama makan malam, dia terlihat capek namun selalu tersenyum dan bisa sangat akrab dengan keluargaku. Melihatnya aku semakin kagum dengannya, hingga benih cinta itu terus tumbuh di hatiku.
Saat tidur malam dia banyak bercerita tentang dirinya selama 6 bulan terakhir. Dia juga bercerita dengan teman-temannya di sana bahwa dia sudah menikah. Malam itu dia terlihat mesra bersamaku hingga aku memeluk dirinya. 
Pagi hari sebelum aku bangun dia sudah membuatkan aku susu dan roti di meja kamar, setelah mandi aku menghabiskan roti serta susu yang dia sediakan kemudian berangkat ke kantor. Pulang kerja aku sengaja lebih cepat dari biasanya, jam 17.30 aku sudah sampai di rumah, ku lihat dia sedang berada di dapur. Aku memeluknya dari belakang..
 
     "Kamu sedang masak apa sayang?"
 
     "Masak makanan kesukaan kamu.."
 
     "Kamu ternyata jago masak yah"
 
    "Ini karena terbiasa saat kuliah kemarin, jadi mulanya males banget.. tapi lama-lama kok kayaknya menjadi terbiasa dan akhirnya malah keterusan semakin suka deh"
 
     "Ya sudah aku tinggal mandi yah" 

Malam saat tidur aku semakin bergairah dengannya dan pertempuran pun terjadi, inilah malam pertama aku dengannya.
Dua tahun kemudian istriku melahirkan anak laki-laki dan anak kedua kami perempuan beda 2 tahun dari anak pertamaku. Istriku hanya menjadi seorang ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat anak-anaknya. Aku pun saat ini sudah tinggal di rumah sendiri bersama istri dan kedua anakku. (KK)
 
-- DH --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...