Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 29 Maret 2019

Kepedihan Cinta

Dua bulan yang lalu aku menikah dengan seorang lelaki yang aku sudah pacari selama 2 tahun yang lalu. Dia adalah sosok lelaki idaman, dia sangat baik, berbicara lembut dan juga sopan kepada orang tuanya serta juga orang tuaku. Saat kami berpacaran banyak hal-hal indah yang kami alami, hampir setiap bulan kami pergi jalan-jalan, nonton film di bioskop bahkan hanya sekedar makan saja. 
Walau dia sosok seorang yang tidak terlalu ganteng, namun aku mantab ingin menikah dengannya apalagi saat dia ingin melamarku menjadi istrinya aku sangat senang sekali. Waktu itu tepat di hari ulang tahun hari jadianku bersamanya, dia melamarku disebuah taman indah di Jakarta Selatan. Hari itu aku sangat senang sekali mendengar ajakannya untuk menikah terlebih lagi saat melihat cincin yang ia berikan di hadapanku, hatiku semakin berbunga-bunga.
Hasil carian imej untuk ‪kartun lamaran‬‏




Dua minggu sejak lamarannya di taman itu dia membawa keluarga besarnya ke rumahku untuk melamar resmi aku kepada orang tuaku. Dia membawa keluarga besarnya dan bawa-bawaan seperti buah, makanan, pakaian, peralatan dandan dan lainnya, begitupun dengan keluarga besarku yang sudah menyiapkan balasan bawaannya seperti buah dan makanan. Kedua keluarga besar sepakat bahwa 5 bulan yang akan datang kami akan menikah secara besar-besaran. Kami mengundang tamu sebanyak 1.500 orang, perayaan pernikahan kami lakukan di sebuah gedung. Persiapan pernikahan dilakukan oleh kedua keluarga besar dan hampir semuanya terlibat. Saat resepsi Hampir 70% tamu undangan hadir di acara pernikahan kami.
Malam pertama adalah malam yang indah, malam yang sangat dinantikan oleh pasangan pengantin baru dan akan menjadi malam yang paling dikenang. Malam itu seperti orang-orang yang menikah kebanyakan, kami berhubungan seperti biasa layaknya sepasang suami istri. Sangat romantis dan begitu bergelora.
Hal ini semakin beda ketika usia pernikahan kami sudah menginjak umur sebulan. Dia mulai memperlakukanku dengan kasar bahkan semakin kasar saat aku mulai merasakan kesakitan. Terlihat wajahnya sangat datar bahkan semakin bersemangat saat aku merasakan kesakitan.
Malam itu dia berbisik di telingaku..

     "Hari ini akan mau kita melakukan hubungan yang berbeda ya sayang"

     "Maksudnya bagaimana?"

     "Kita lihat nanti.. aku akan mengikat kaki dan tanganmu"

     "Kenapa harus begitu"

     "Biar ganti gaya.. ini asik kok.. kita seperti maen game"

     "Apa maksudnya sih?"

Dia tidak menjawab pertanyaanku, dia langsung mengambil seutas tali dan mengikat pergelangan tanganku ke besi tempat tidurku serta kakiku pun tidak ketinggalan dia ikat. Sangat keras dia mengikat semuanya. Aku yang sudah dalam keadaan tidak berpakaian mulai digerayangi dan awal aku sangat menikmatinya namun karena semangatnya aku mulai tidak nyaman dengan keadaan ini. 
Hari selanjutnya dia melakukan hal yang lebih gila lagi, akupun hanya bisa menuruti kemauannya saja. Dia mengikat kedua tanganku ke belakang  kemudian menaruh tubuhku di sebuah meja panjang, sambil bermain dia menarik rambutku yang panjang dengan kedua tangannya.
Semakin hari dia semakin berutal, bahkan menggunakan ikat pinggang untuk menyambuk badanku, disaat itulah aku mulai memberontak darinya. Aku mulai membantah ajakannya, awalnya dia dengan halus membujukku namun lama kelamaan dia menjadi beringas dan tak terkontrol sikap dan ucapannya. 
Yang paling ku ingat adalah pada saat dia menarik rambutku yang sedang ku kuncir kuda, dia menarik rambutku ke arah kamar kemudian mengakat kedua tanganku dan diikatnya tanganku ke atas flapon rumah, ikatan rambutku dia buka dan dia buat kuncir 2. Satu ikatan rambutku dia ikat ke jari kakiku, di tekuk kakiku kemudian diikat ke rambutku. Jadilah tinggal menggunakan 1 kaki aku berdiri sedangkan satu ikatan rambutku dia biarkan. dia mencambuk aku dengan ikat pinggangnya dan aku pun menangis, sakit semua rasa badanku ini. Tak puas hanya disitu, ikatan rambutku yang lain dia masukkan ke dalam duburku dengan menggunakan jarinya dan terlihat dia memainkanku dari depan, dia sangat senang melihat aku seperti ini. Bahkan dia terlihat tertawa. Aku yang dari tadi menahan sakit, dia tidak perdulikan. Ingin rasanya berteriak namun aku tidak mau tetangga mengetahui hal ini, hingga aku hanya bisa terdiam menahan sakit sambil menangis.
Aku tak menyangka aku bisa merasakan hal ini, aku juga tidak menduga orang yang aku pacari selama 2 tahun bisa seperti ini. Dulu tidak terlihat olehku sifatnya akan seperti ini, bahkan cara bicara dan memperlakukanku sangatlah sopan. 
Memang ada yang beda dengannya, setiap dia selesai bermain denganku, dia selalu meminta maaf kepadaku dan sangat lembut kepadaku. Namun aku tidak peduli saat terakhir dia memperlakukan seperti binatang. Akupun pergi meninggalkan rumah dan tinggal bersama kedua orang tuaku.
Banyak yang terjadi selama sebulan terakhir bersamanya, yang aku tidak bisa ceritakan semuanya namun hal yang suamiku lakukan sangatlah tidak manusiawi. Akupun trauma saat melihat dirinya ada di hadapanku.
Saat suamiku akan menjemputku, aku tegas menolaknya..

     "Kita pulang ya sayang"

     "Aku sudah tidak mau tinggal bersama kamu, kamu orangnya kasar.. aku tidak suka"

     "Kok kamu begitu sih ngomongnya? ayo dong Chafia.. aku tuh sayang banget sama kamu"

     "Kalau sayang tuh tidak begitu memperlakukan aku.. kamu coba deh berfikir.. coba fikir yang jernih.. atau kamu sudah tidak ada pikiran lagi yah. Kamu tahu tidak Rizwan! aku sekarang ini sedang mengandung anak kamu, aku sudah telat 2 minggu, tadi pagi aku sudah cek ke dokter dan ternyata hasilnya positif"

     "Alhamdulillah.." aku melihat dia sangat senang dan sedikit berdoa.. entah doa apa yang diapanjatkan
     "Aku janji tidak akan menyakiti kamu lagi! dan akan selalu menyayangi anak kita yang saat ini kamu kandung"

     "Tuh kan kamu hanya menyayangi anak kamu saja.. aku tuh trauma banget sama kamu.. melihat kamu saja aku sudah sangat takut"

     "Aku janji aku tidak akan mengulangi perlakuan kasarku kepada kamu seperti kemarin lagi.. jika aku nanti berbuat jahat lagi sama kamu.. kamu boleh tinggalin aku selamanya"

     "Oke.. kalau gitu kamu bilang sama kedua orang tuaku"

     "Bilang apa?"

     "Tadi kamu banyak banget janji sama aku.. sekarang tanya lagi.. sekarang aja sudah tidak konsisten apa lagi nanti.. kalau begitu aku tidak mau ikut sama kamu lagi"

     "Iya.. iya.. sekarang juga aku akan bicara dengan kedua orang tua kamu"

Aku memanggil kedua orang tuaku yang sedang menonton televisi di ruang tengah, Rizwan pun berbicara banyak setelah orang tuaku datang dari ruang tengah dan duduk bersama di ruang tamu. Dia berjanji sesuai dengan yang dia katakan kepadaku tadi dan meminta maaf atas perlakuan dia selama ini kepadaku.
Malam itu aku tidak mau pulang ke rumah, aku mengajaknya menginap di rumah orang tuaku. Karena aku ingin membuktikan seberapa sayangnya dia kepadaku. Benar saja saat aku berdua tidur di dalam kamarku, dia memperlakukan aku sangat lembut dan di usap perutku kemudian dia berkata bersama anaknya..

     "Nak.. cepat besar yah papa menunggu kamu"

     "Iya pah.. papa sayang aku tidak?" aku berkata seolah menjadi anakku..

     "Iya lah papa sayang banget sama kamu, semoga kamu menjadi anak yang baik dan ganteng kayak papah yah"

     "Papah sayang sama mamah tidak? aku kan cewek masak dibilang ganteng!"

     "Ya iyalah papa sayang juga sama mama kamu.. kalau kamu cewek pastinya akan cantik seperti mama kamu.. pokoknya mau cewek.. mau cowok.. papa sayang kamu"

Malam itu aku sangat senang sekali rasanya kebahagiaan ku kembali lagi, semoga hari ini menjadi awal kebahagiaan untuk kebahagian-kebahagiaan selanjutnya. Aku sangat berharap suamiku bisa berubah seperti saat pacaran dulu, bahkan bisa lebih baik lagi.
Keesokan paginya aku pulang bersama dia ke rumahku, diapun menjadi terlambat sampai kantor. Namun aku melihat dia santai-santai saja dengan hal ini. 2 hari ini aku sudah merasakan perubahan dirinya, semoga selamanya akan seperti ini.. Aamiin.
Benar saja berjalannya waktu dia sangat perhatian dengan ku dan kandunganku dan kasih sayangnya kepadaku juga baik. sekarang usia kandunganku sudah 6 bulan. Saat sebulan dari dia menjemputku, dia pernah kembali kasar, namun aku ingatkan bahwa aku sedang mengandung, sehingga dia berlalu pergi meninggalkanku, dan kembali lagi saat jiwanya sudah tenang.
Aku tahu sebenarnya dia tidak mau berbuat seperti itu, namun dia tidak bisa melawan kehendak hatinya, saat ini lebih terkontrol karena saat aku hamil dokter mengajurkan tidak boleh berhubungan dulu. Dia juga sering curhat (curahan hati / berbicara) kepadaku ingin menghilangkan penyakit kasar yang bersemayam di badannya ini, namun dia bingung harus kemana.
Kulihat dia mulai rajin ibadah dan mengikuti ceramah serta pengajian-pengajian. Hingga membuat rasa tenang di hatinya.
Akhirnya anakku lahir, pas di saat orang sedang merayakan idul fitri atau lebaran. Aku, dia serta kedua keluarga kami sangat bahagia, suasana rumah sakit menjadi ramai sekaligus menjadi ajang kumpul keluarga dan semua bersalam-salaman serta bermaaf-maafan.
Benar saja, aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya mirip sekali seperti papahnya, sangat lucu dan ganteng. Seiring waktu dengan hadirnya seorang anak ditengah keluarga kecilku, dia sekarang benar-benar sudah berubah.
  Hasil carian imej untuk ‪kartun bapak menggendong bayi laki‬‏

Suamiku sering bermain dengan pangeran kecilnya, dia menggendong serta bermain bersamanya. Melihat keadaan seperti ini aku semakin bahagia, rasanya kebahagiaan ini sudah komplit. (KK)

-- DH --


Jumat, 22 Maret 2019

Cinta Karena Perjodohan

Aku seorang yang selalu mengedepankan pendidikan, saat ini aku sudah merampungkan pendidikan hingga S3. Hingga karirku pun bisa di bilang cemerlang, saat ini aku diberi kepercayaan untuk menjadi Direktur Utama pada perusahaan besar di Jakarta. Aku sangat senang dengan pekerjaan ini karena sesuai dengan impian dan cita-citaku, Semua bidang pekerjaan sangat aku kuasai dan sangat matang jika mengambil keputusan. Keuntungan perusahaan selamu aku pegang meningkat dengan pesat. Walaupun hari sabtu dan minggu aku libur aku terkadang masih sibuk dengan pekerjaanku, bahkan aku abiskan waktu liburku untuk meninjau pekerjaan di lapangan.
Di hari kerjapun aku sering pulang pagi, hingga aku tidak ada waktu untuk Papi dan Mami. Mamiku pun heran dengan aktifitasku yang sangat padat. Di hari itu saat aku sedang sarapan, Mami menghampiriku.

     "Romi.. kamu tuh kerja apa sih? Pergi pagi.. pulang malam.. terkadang hari libur juga kamu pergi bekerja!"

     "Iya Mi.. aku kan berkerja bidang jasa, jadi aku harus sering memantau pekerjaan anak buahku di lapangan, sehingga aku bisa mengetahui bagaimana mereka bekerja dan akan mengurangi kesalahan kerja juga serta mengurangi keluhan dari pelanggan perusahaan."

     "Iya tapi kamu harus memikirkan diri kamu juga.."

     "Iya Mi.. pasti aku akan memikirkan diriku juga lah"

     "Mikirin apanya.. coba umur kamu sudah berapa sekarang?"

     "Emang kenapa mi? kok bawa-bawa umur?"

     "Lah itu tuh.. kamu gak inget yah, kalau umur kamu sudah 41 tahun? Trus kapan kamu kasih Mami cucu dari kamu?"

     "ah, Mami.. yang dibahas itu lagi.. itu lagi.. bosen ahhh"

     "Malah Mami ini lebih bosen dari diri kamu, mami juga bosen menanyakan ini sama kamu.. tapi kalau gak Mami tanya kamunya lupa kalau belum menikah.. Apa kamu gak mau menikah yah?"

     "Iya Mamiku yang cantik.. aku pasti menikah pokoknya deh.."

     "Iya kapan? orang.. Mami juga gak pernah melihat calon istri kamu.. Jangankan calon istri, dari kamu sekolah juga kamu gak pernah bawa teman cewek ke rumah"

     "Ah Mami bisa aja! Sabar ya Mi" Aku memeluk dan Mengelus-elus pundak Mami

     "Sabar.. sabar,, sampai kapan? Itu Adik kamu sudah menikah dari kapan tau.. malahan kakaknya yang lupa belum menikah"
     "Apa mau Mami cariin pasangan buat kamu?

     "Masa masalah istri aja aku harus di cariin sih Mam"

     "Ya kali aja kamu gak mampu untuk cari calon istri kamu"

     "Masa gitu aja gak bisa Mam.. Kasih aku waktu 3 bulan.. aku pasti akan kenalin ke Mami deh"

     "Oke.. Mami tunggu loh"

Selesai pembicaraan tersebut, aku menuntaskan makanku kemudian segera pergi ke kantor menggunakan mobil kesayanganku. Hari ini aku berangkat sudah agak siang, karena berbicara dengan Mami di ruang makan tadi. Di kantor aku sudah harus rapat dengan pimpinan yang lain kemudian lanjut sampai sore hari. Saat malam aku makan bersama teman kuliah dulu, saking asiknya ngobrol aku sampai lupa jika hari sudah larut malam.
Hari-hari terlewatkan dengan cepat, rutinias kerja yang sangat banyak dan juga aku masih sering kumpul dengan teman sekolah dan kuliah serta komunitas mobil pada hari libur. Aku sampai lupa dengan pembicaraan ke Mami 2 bulan lalu. Aku coba mengingat-ingat siapa wanita yang memang sedang dekat sama aku selama ini. Namun tidak ada yang masuk dalam keriteriaku.
Aku juga mulai tersadar dengan kondisiku sekarang ini, saat berkumpul dengan teman-teman atau komunitas, hampir semua menanyakan istriku dan juga jumlah anak. Aku tak bisa berkata-kata kecuali hanya tersenyum. Aku punya teman dekat 2 orang, kami sering berkumpul bertiga, kami saling meledek, bercanda, tertawa bahkan terkadang saling marah. Mereka berdua sering memberikan masukan kepadaku, mereka juga sudah aku ceritakan mengenai perkataan Mamiku.
Besok hari sabtu Adam ingin mengenalkan aku dengan adiknya yang bekerja di bank. Siang itu kita janjian bertemu di Kota Kasablanka, Aku datang lebih dulu 10 menit kemudian Adam datang bersama adiknya.

     "Hai Rom.." Dia menyalamiku yang sedang asik duduk sambil minum kopi hangat..

     "Hai Dam"

     "Ini Santi adikku"

     "Hai aku Santi" dia menjabat tanganku
     "Maaf.. sudah menunggu lama yah?"

     "Iya tuh Rom.. mau ketemu kamu dandannya lama banget" Adam berkata..

     "Kamu sangat berubah yah.. sudah besar sekarang.. sudah lama gak pernah ketemu.. tiap main ke rumah Adam, kamu gak pernah ada"

     "Iya kak.. sibuk kuliah trus selesai kuliah langsung kerja"

     "Hebat"
Hasil carian imej untuk ‪kokas‬‏

Pertemuan hari itu, tidak banyak berkesan menurutku.. Santi memang manis dan berbicara sangat lembut namun entah kenapa dia belum berkesan dihatiku. Hari terlewati dengan sangat cepat, Adam pun menanyakan mengenai keseriusanku dengan adiknya, namun aku belum meresponnya. 
Seminggu sebelum waktu yang aku janjikan, Yusuf tak kalah hebohnya ingin memperkenalkanku dengan teman kerjanya satu kantor, akupun mengiyakan ajakannya. Senin malan sepulang kerja aku janjian bertemu Yusuf di Plaza semanggi, kali ini aku yang telat sampai lokasi, karena jalanan yang sangat macet dan aku salah pilih jalan.

     "Suf.. maaf gua telat banget ni.. macet banget jalanan"

     "Iya gak apa-apa sob.. ini kenalin teman kerjaku"

     "Hai.. aku Romi"

     "Aku Silvia.. teman sekerja Pak Yusuf"

     "Oh, di panggilnya Pak Yusuf toh.. kenapa gak Mas Yusuf"

     "Iya pak, kan Pak Yusuf sudah menikah dan punya anak makanya di panggil Pak.."

     "Ah pada ngaco ni.. kenapa jadi gua yang dibahas.. intinya karena lingkungan kantor jadi yang cowok dipanggil Pak dan cewek di panggil Bu.. dah selesaikan.. cari topik laen deh jangan bahas gua. Gua tinggal yah.. Gua belum sholat isya ni"

     "Lah waktu isya kan panjang sob.."

Yusuf meninggalkan ku berdua dengan Silvi, dia banyak bercerita mengenai keluarganya, sejak kecil Ibu Bapaknya sering bertengkar di depan dia dan saat SMP (Sekolah Menengah Pertama), ke dua orangtuanya bercerai. Dia sebagai anak ke dua ikut dengan Ibunya sedangkan kakaknya seorang perempuan juga, ikut dengan Bapaknya. Silvi besar dengan bapaknya yang baru dia mempunyai tiga orang adik dari Bapak barunya. Dia memang sangat hati-hati dalam memilih pasangan karena bukan hanya masalah perceraian Bapak Ibunya saja, namun dia juga banyak masalah dengan mantan pacarnya yang sangat ringan tangan serta suka membentak.

 Hasil carian imej untuk ‪plaza semanggi‬‏

Malam saat akan tidur aku teringat akan pertemuanku dengan Silvia tadi. Wajah cantiknya terbayang olehku, namun aku ragu oleh keadaan hatinya yang sangat rapuh.
Keesokan paginya aku terlambat bangun, hingga aku terburu-buru untuk berangkat ke kantor.  Saat di jalan aku sibuk dengan handphone ku untuk menelpon sekretarisku, agar menunda waktu rapat. Disaat itulah aku tidak melihat ada seseorang yang menyebrang jalan, percis di depan mobil saya. Dengan segera aku menginjak rem, dan terdengar jelas bunyi ban kendaraan yang di rem secara mendadak. Aku segera turun dan mengangkatnya ke dalam mobil, ku lihat dia tergeletak jauh di depan mobil, dalam hatiku 'pasti dia hanya pingsan saja karena kaget'.
Segera aku membawanya ke klinik terdekat bersama temannya, seorang wanita juga. Usai diperiksa dokter diapun tersadar.

     "Gue di mana ni?

     "lo di klinik.. tadi lo pingsan saat mau menyebrang jalan.. lo langsung kita bawa kesini deh" jawab temannya..

Aku berada di luar ruangan, karena sibuk memberi kabar ke kantor untuk membatalkan rapat pagi ini. Mendengar dia sudah sadar akupun segera menemuinya ke dalam ruang perawatan. Dokter mengatakan bahwa dia tidak apa-apa hanya pingsan karena belum sarapan. Aku segera mengurus administrasi dan segera meninggalkan klinik. Aku mengantarnya sampai rumahnya, sebelum sampai di rumahnya, kita mampir dulu di tukang soto mie.

     "Kita sarapan dulu yah baru lanjut mengantar kalian"

     "Gak usah pak.. gak apa-apa, kita sudah banyak ngerepotin nih"

     "Teman kamu belum makan pagi tuh, tar pingsan lagi.. repot loh"

Kita bertiga turun dari mobil dan memesan soto mie serta teh manis hangat. Menunggu pesanan datang aku coba mengajak ngobrol mereka berdua.

     "Rencana kalian mau ke mana tadi?"

     "Kami mau pergi ke kampus pak"

     "Oh iya.. kita belum saling kenal.. nama saya Romi.. kalian siapa namanya?"

     "Saya Cindy"

     "Saya Lisa" jawab yang tadi pingsan

     "Kalian kuliah semester berapa?"

     "Kami sudah tamat kuliah.. tadi ke kampus ada kegiatan kemahasiswaan saja"

     "Oh begitu, jadi gak ikut kegiatan jadinya yah.. maaf ya"

     "Iya pak gak apa-apa.. saya juga minta maaf sudah merepotkan Bapak" Lisa berkata..

Usai mengantarnya sampai depan rumah, aku meninggalkan nomor handphone ku, aku berkata 'jika nanti ada apa-apa boleh hubungin saya'.

Hari ini benar-benar melelahkan dan sangat menyita waktu, sampai kantor sudah jam 13.00. tak lama sampai kantor aku sudah harus memimpin rapat.
Hari berlalu hari sabtu pagi lagi-lagi Mami menuntut janjiku kepadanya. Aku belum bisa mengenalkan seorang wanita pun kepadanya. Sehingga Mami mengatakan akan memperkenalkanku dengan anak temannya yang sedang kuliah di luar negeri, saat sekarang ini sedang berada di Jakarta untuk liburan.
Benar saja, setelah bicara denganku, mami langsung memesan kue ke toko langganannya dan Asisten rumah tanggaku disuruh belanja ke pasar untuk masak besok.
Hari minggupun tiba, aku menganggap hal ini biasa saja, namun ke khawatiran tetap ada. Siang itu menunjukkan pukul 11.00, terdengar suara teriakan mengucapakan salam dari depan pintu, asisten rumah tanggaku segera membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk, terlihat dari tempat dudukku yang terletak di ruang keluarga, 2 orang perempuan yang cantik.
Mami keluar setelah dipanggil oleh asisten rumah tanggaku.

     "Hai bu Julia.. apa kabar? silahkan duduk"

     "Hai bu Gebi, saya sehat.. ibu kayaknya semakin sehat aja ni..

     "Bisa aja bu Gebi.. saya harus sehat selalu bu.. sakit itu gak enak.. saya pikir ibu datang dengan suami dan yang lainnya"

     "Iya bu kami berdua aja, tadi aja Clara yang bawa mobilnya"

     "Wah, saya sudah banyak siapin makanan, takutnya suami ibu dan yang lainnya ikutan.."

     "Suami ada tugas diluar kota.. tapi kakak dan adiknya memang sengaja tidak saja ajak.. takut nanti bikin repot dan ngerecokin"

Mami memanggilku dari ruang tamu, akupun datang menghampiri Mami kemudian menyalami kedua tamunya. Saat bersalaman Mami memperkenalkan namaku kepada mereka berdua. Akupun duduk percis di sebelah Mami dan terlibat pembicaraan dengan mereka. Awalnya kami saling berbicara, makin lama Mami dan temannya bicaranya malah menyimpang, sehingga aku mengajak Clara mengobrol di sebelah kolam ikan koi di belakang rumah.
 
     "Kamu sudah semester berapa Clara?"

     "Sudah semester akhir kak"

     "Trus rencana setelah lulus kuliah kamu apa?"

     "Aku mau lanjut S2 kak.. tapi ibu suruh aku menikah dulu kemudian kerja baru lanjut S2.. aku bingung nih harus gimana!"

     "Jadi kamu sudah tahu jika orang tua kita mau menjodohkan kita?"

     "Sudah Kak, malah katanya menikah bulan ini juga"

     "Waduh memang semudah itu yah!"

     "Gak tau tuh.. aku juga bilang ke Mama.. emang sudah pasti dianya mau.. kan belum tentu dia suka sama aku"
 
     "Ya kita ikutin aja rencana mereka dulu kali yah"
 
Menurutku Clara adalah orang yang cerdas, dari cara bicaranya dia sangat pintar dan bisa diajak bekerja sama. Kami akhirnya sepakat untuk menyerahkan semua ke orang tua kami. Sejak saat itu kami berdua sering mengobrol lewat WA (WhatsApp) atau Line bahkan kita menjadi sering teleponan.
Hari pernikahanku dengan Clara tiba, semua sudah dipersiapkan oleh Mamiku dengan Mama Clara. Aku pun mengikuti kemauan orang tua kami, keesokan harinya selesai resepsi.. aku dan Clara pergi bulan madu ke Bali. Di sana aku dan dia semakin akrab dan saling memberi semangat. Kami tidur di kamar yang sama dan tempat tidur yang sama namun kami tidak melakukan hubungan layaknya suami istri. Karena menurutku kaku aja, kami belum begitu mengenal dan masih terasa canggung
Seminggu setelah bulan madu, Clara melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Kamipun hubungan hanya melalului pesan singkat lewat facebook atau whatsapp.
Aku kembali melanjutkan aktifitas kerjaku seperti biasanya. Hingga 6 bulan kemudian Clara benar-benar telah menamatkan S1 nya. Aku yang menjemputnya ke bandara saat dia datang ke Jakarta. Aku menunggu sesuai dengan isi pesan yang dia kirimkan kemarin. Selama 1 jam aku menunggunya, ternyata memang pesawatnya terlambat. Aku melihat dia keluar dari pintu keluar bandara, Tertegun aku melihat dirinya yang sangat cantik dan senyumnya kepada ku begitu sangat menggoda.

     "Hai sayang, 6 bulan lamanya gak bertemu kamu semakin cantik aja"

     "Ah, kamu sekarang sudah bisa gombal yah"

     "Bukan gombal tapi ini beneran"
     "Gimana kamu capek?"

     "Iya bosen di pesawat lama banget, udah gitu pake transit juga.. transitnya juga lama banget"

     "Kamu sudah makan?"

     "Sudah di pesawat, tapi makanannya gak ada yang enak"

     "Ya sudah kita makan dulu di luar kali yah"

     "Enggak ah.. aku pengen buru-buru mandi trus tiduran.. pegel banget ini badan mana lengket banget"

      "Oh, ya sudah kalau begitu"

Di rumah dia langsung mandi dan tidur sedangkan aku makan bersama Mami dan Papi serta adik-adikku. Lama aku menunggunya di ruang keluarga, sambil menonton televisi bersama keluarga, sampai akhirnya malam tiba. Akupun pergi ke kamar untuk membangunkannya..

     "Cla.. bangun sudah malam"

     "Iya Mas, aku cape banget ni.."

     "Ya sudah aku mandi dulu, nanti kita sama-sama makan malam yah"

     "Iya Mas, aku lanjut sebentar yah"

Kami bersama-sama makan malam, dia terlihat capek namun selalu tersenyum dan bisa sangat akrab dengan keluargaku. Melihatnya aku semakin kagum dengannya, hingga benih cinta itu terus tumbuh di hatiku.
Saat tidur malam dia banyak bercerita tentang dirinya selama 6 bulan terakhir. Dia juga bercerita dengan teman-temannya di sana bahwa dia sudah menikah. Malam itu dia terlihat mesra bersamaku hingga aku memeluk dirinya. 
Pagi hari sebelum aku bangun dia sudah membuatkan aku susu dan roti di meja kamar, setelah mandi aku menghabiskan roti serta susu yang dia sediakan kemudian berangkat ke kantor. Pulang kerja aku sengaja lebih cepat dari biasanya, jam 17.30 aku sudah sampai di rumah, ku lihat dia sedang berada di dapur. Aku memeluknya dari belakang..
 
     "Kamu sedang masak apa sayang?"
 
     "Masak makanan kesukaan kamu.."
 
     "Kamu ternyata jago masak yah"
 
    "Ini karena terbiasa saat kuliah kemarin, jadi mulanya males banget.. tapi lama-lama kok kayaknya menjadi terbiasa dan akhirnya malah keterusan semakin suka deh"
 
     "Ya sudah aku tinggal mandi yah" 

Malam saat tidur aku semakin bergairah dengannya dan pertempuran pun terjadi, inilah malam pertama aku dengannya.
Dua tahun kemudian istriku melahirkan anak laki-laki dan anak kedua kami perempuan beda 2 tahun dari anak pertamaku. Istriku hanya menjadi seorang ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat anak-anaknya. Aku pun saat ini sudah tinggal di rumah sendiri bersama istri dan kedua anakku. (KK)
 
-- DH --

Jumat, 15 Maret 2019

Cinta Di Atas Mimpi

Hari itu adalah hari minggu yang sangat cerah.. setelah selesai membereskan rumahku yang cukup besar, aku bersih-bersih diri kemudian sarapan pagi. Di saat sarapan itu hari sudah menunjukkan jam 10.25. Rasa lapar dan letih hinggap dalam diri ini, jadinya makannya lahap banget deh sampe gak sadar kalau sudah nambah nasi 2 kali, mungkin makannya di rapel ni sekalian makan siang.
Usai makan, aku pergi menonton televisi di ruang keluarga, aku menonton film percintaan. Filmnya bagus banget yang main artis-artis terkenal. Bercerita tentang wanita pekerja keras yang sudah lama tidak menjalin cinta dengan pria manapun.
Angel Karamoy yang bermain dalam film itu. Saat itu Angel keluar dari tempat kerjanya, dia pergi ke tempat makan yang berada di sebelah kantornya, Karena terburu-buru jalan menuju tempat tersebut, dia menabrak pria yang sedang berjalan ke arahnya.

     "Kalau jalan hati-hati mba" kataku..

     "Maaf saya buru-buru"

     "Iya tapi ini minuman saya jadi tumpah semua ke baju, bagaimana nih? jadi kotor dan bercak warna"

     "Yuk saya bantu bersihkan, kita cari masjid sekitar sini yah"

Kami berdua berjalan mencari masjid terdekat dan sambil tanya-tanya penduduk sekitar. Kemudian kami ikuti petunjuk yang diberikan warga hingga akhirnya kita menemukannya. Dia membersihkan bajuku dengan pelan, namun ku lihat wajahnya sangat pucat dan tangannya gemetar. Aku bingung dan akhirnya bertanya kepadanya.

     "Kamu sakit?"

     "Enggak"

     "Enggak.. apa? mukanya pucat gitu.. dah gitu tangan kamu gemetaran tuh.."

     "Aku belum makan dari pagi, makanya tadi aku lari-lari"

     "Oh gitu, kok bisa?"

     "Banyak pekerjaan di kantor, jadi aku menyelesaikannya dulu trus sampai siang juga belum selesai.. karena laper banget ya sudah aku segera turun untuk cari makan"

     "Maafin aku ya.. aku tidak tahu kalau kamu jalan terburu-buru karena belum makan dari pagi.. ya sudah sana, cari makan"

Terus setelah itu dia berjalan keluar mushollah..

     "Terimah kasih ya Angel.. maafkan soal ini" aku berteriak saat dia berjalan keluar masjid..

     "Iya sama-sama" dia pun menjawab tanpa menengok ke arahku..

Sesampainya di depan pintu mushollah dia pingsan, akupun mengangkatnya masuk ke dalam mushollah. Dalam keadaan pingsan aku meninggalkannya di dalam mushollah, aku bergegas pergi untuk membelikannya makanan dan teh hangat. Setelah dia tersadar aku menyuruhnya minum teh dan makan makanan yang aku belikan tadi. Ternyata bener loh, dia makan kayak orang kelaparan.. lahap dan cepat banget makannya. Itupun dia merasa belum kenyang, nah loh.. akhirnya kita jalan keluar dan dia membeli banyak cemilan untuk dia makan di kantor sambil bekerja.
Sudah 2 bulan lamanya aku tidak pernah bertemu lagi dengannya, hingga akhirnya aku pulang kantor melihatnya sedang menunggu bus, aku pun berhenti di hadapannya.

     "Hai! Angel"

     "Lagi nunggu angkot yah! Mau pulang? ke arah mana?"

     "Aku ke Jati Padang"

     "Oh sama donk, aku ke Lenteng Agung.. Yuk mau bareng gak?"

     "Oh, ya sudah.. nanti aku turun di lampu merah Pasar Minggu yah"

     "Oke.. siap"

Hasil carian imej untuk ‪image angel karamoy‬‏

Di sepanjang jalan, kita saling bercerita, dia banyak bercerita mengenai pekerjaannya yang super banyak. Sebenarnya dia sudah tidak betah bekerja di kantornya karena rutinitas pekerjaan yang sangat banyak sehingga selalu telat makan, namun karena lingkungan kantornya yang sangat nyaman dan teman-temannya yang sangat baik, maka itu dia tetap bertahan di kantor.
Sampai di rumah aku sangat bahagia, terbayang saat-saat bersama tadi di jalan. Saking senangnya aku sampai senyum-senyum sendiri.

     "Lo kenapa Han?" bapakku berkata..

     "Kenapa emang pak?"

     "Dari tadi gua liat senyum-senyum sendiri"
     "Pasti lagi jatuh cinta ya?"

     "Ah.. Bapak mah bisa aja.."

Di dalam kamar aku termenung memikirkan wajah Angel yang begitu cantik hingga tak terasa aku ketiduran sampai pagi. Aku terbangun saat azan berkumandang, aku pun langsung pergi mengambil wudhu kemudian sholat subuh. Usai itu aku segera mandi dan sarapan kemudian berangkat menuju kantor. Saat mau berangkat, aku melihat sorang wanita cantik lewat di depan rumahku, dia adalah wanita yang menjadi rebutan di daerah rumahku, dia adalah Laura Basuki. Bahkan teman bermainku di lingkungan rumah yang bernama Aliando Syarief sangat senang menggodanya. Pagi itu Laura menegurku, saat aku sedang mengeluarkan motor

     "Han, baru mau jalan?"

     "Eh, kamu Laura.. kirain siapa"
     "Kamu kerja di mana Laura?"

     "Di daerah Pancoran Han.. Kamu kerja di mana?"

     "Aku di Tebet.. Mau bereng gak? aku kan lewat Pancoran"

     "Boleh.. kebenaran banget kalo begitu.. karena aku baru saja mau pesan ojek online"

     "Memang mobil kamu ke mana Lau?"

     "Mau di pakai adikku ke luar kota"

     "Ih, baik banget sama adiknya.. perlu menjadi contoh ni.."

     "Contoh apa?"

     "Kakak teladan!"

     "Paling bisa kamu mah.. gak berubah dari dulu.. becanda mulu.."

     "Hehehe..."

 Hasil carian imej untuk ‪laura basuki  rambut panjang‬‏Imej yang berkaitan

Tak banyak yang kami ceritakan di sepanjang jalan menuju Pancoran, karena kami banyak terdiam dan lebih membahas mengenai jalanan yang sangat macet dan polusi udara.
Di kantor aku bekerja sebagai Analisa data, aku banyak berhubungan dengan orang luar yang memang sangat membutuhkan masukan dariku. Ada cewek cantik yang memang selalu bekerja sama denganku di kantor, di adalah Sandra Dewi dan juga satu lagi teman sekerjaku benama Iqbal Ramadhan. Kami bertiga sering berdiskusi dalam menyiapkan project sebelum bertemu dengan client. Kami bertiga sudah menjadi rekan kerja yang sangat solid. Bahkan selalu sukses dalam menangani setiap client.
Saat makan siang Sandra datang ke meja kerjaku..

     "Han, makan bareng yuk?"

     "Tumben kamu ngajak aku makan, ada apa ni?"

     "Ada yang mau aku ceritakan sedikit"

     "Mengenai apa?"

     "Ah, kamu mah nanya terus, udah ayuk cepatan"

     "Cuma berdua aja nih.. Iqbal ga ikutan?"

     "Ngapain ajak dia, kan aku maunya kita berdua aja.. ya sudah ah.. cepetan dong"

     "Iyaa.. Iyaaa, gak sabar banget sih.. kayak dikejar-kejar apa gitu.. bentar aku rapikan meja dulu.."


   
Imej yang berkaitan

 Hasil carian imej untuk ‪iqbal ramadhan‬‏
Kami pergi makan berdua, di saat makan dia bercerita, kalau kemarin keluarga besarnya berbicara serius dengannya di ruang keluarga, Ibu Bapaknya berkata bahwa 'dia akan dilamar oleh saudaranya minggu depan'. Saudaranya itu memang tidak terlalu dia kenal namun dia sering bertemu di acara-acara keluarga.

     "Minggu besok aku ingin di lamar oleh saudara jauhku yang bernama Verrell Bramasta"

 Hasil carian imej untuk ‪Verrell Bramasta‬‏

     "Trus, kamu terima?"

     "Entah, rasanya aku sulit menerimanya.. karena aku tidak mengenalnya dengan baik. Aku juga sudah suka dengan orang lain. Aku suka dengannya sudah sangat lama, namun dianya saja yang tidak peka terhadap perasaanku"

     "Ya sudah kalau gitu.. coba kamu utarakan saja isi hati kamu dengan cowok pujaan hati kamu itu, atau kamu malu yah.. kasih kode lah sama orang yang kamu suka tersebut"

     "Aku sudah kasih kode, dianya juga tidak ngerti, terus kalau aku mengutarakan duluan.. masa cewek bilang duluan sih"

     "Dari pada kamu tunggu-tunggu tak kunjung dia mengerti mending dia yang kamu kasih pengertian langsung"

      "Oke.. aku tuh sudah lama suka sama kamu, aku melihat kamu sangat berwibawa dan supel, maukan kamu jadi pacar aku?"

     "Nah.. dah betul tuh.. begitu cara bilangnya.. Mantab!"

     "Tuh kan.. aku sudah utarain.. kamu juga enggak ada responnya"

     "Maksudnya perkataan kamu itu untuk aku?"

     "Pake nanya lagi.. kamu tuh bener-bener gak peka yah"

Dia berlari meninggalkan aku, kemudian aku kejar dan memanggilnya. Aku balikkan badannya sambil memegang ke dua tangannya aku mengatakan 'Iya aku juga mencintai kamu'.
Dalam hatiku sebenarnya memang aku menyukainya, namun aku paling tidak suka jika cinta di dalam satu lingkup pekerjaan, makanya aku buang jauh-jauh perasaanku untuk mencintainya. Namun apa boleh buat, aku tak ingin membuatnya kecewa dan bersedih. Aku coba jalanin cinta ini walau kami rekan sekerja di kantor.
Sejak saat itu aku selalu berdua dengannya, aku jalani kebersamaan ini dengannya.

Sebulan kemudian aku bertemu dengan Angel kembali.. saat makan siang, aku mengobrol dan bercanda dengannya. Saat asik-asiknya mengobrol dari belakang terasa ada yang menepak-nepak punggung aku. Saat aku menengok ke belakang, aku melihat wajah Sandra di belakangku..

      "Ngapain kamu di sini?"

      "Enggak kok.. Sandra.. aku hanya ngobrol-ngobrol saja"

Dia pun semakin keras memukulku.. hingga semakin lama, mataku berubah menjadi melihat wajah ibuku yang ada di depanku.
Aku kaget dan sedikit bingung dengan yang barusan saja terjadi, saat setengah sadar itulah suara ibu ku terdengar di telingaku.

     "Sudah sholat belum? sudah jam 2 lewat tuh"

     "Ah, mamah.. lagi mimpi enak-enak dibangunin"

     "Mimpi dipikirin, solat dulu sana.. tv sampai habis filmnya tuh, nonton juga enggak"

     "Padahal mimpinya lagi asik banget tuh mah.. orang tuh banguninnya 1 jam lagi aja mah"

     "Iya, sudah keburu abis Zuhurnya"
 
     "Kan bisa di jamak mah"

     "Jamak-jamak, sudah buruan sholat sana!"

Ternyata semua kejadian barusan hanya mimpi.. (KK)

-- DH --

Jumat, 08 Maret 2019

Puisi Cinta 2

Berjalan di atas tali cinta..
Dimana cahaya itu selalu datang menghampiriku..
Mengarungi samudra kehidupan bersamamu..
Pesonamu yang membuatku selalu ingin tersenyum..
Tutur katamu yang membuat aku selalu berkata Ya..

Dirimu adalah bidadari..
Diturunkan Allah untuk selalu mendampingiku..
Berbagi kebahagiaan bersama..

Senyummu bak sinar yang selalu menerang jalan ini..
Jalan kehidupan yang tak kan berakhir..
Kecuali masa akhir jaman telah hadir..

Aku yang sangat mencintaimu..
Teramat sangat..
Selalu berdoa agar waktu tidak berjalan begitu cepat..
Agar kenangan kita terlewati dengan sempurna..
Berkesan..
Penuh warna..

-- Dodhy Handayadi --

Jumat, 01 Maret 2019

Cinta Jarak Jauh

Aku tinggal di sebuah desa kecil di Provinsi Sumatera Selatan. Di desa tersebut aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku. Desa yang sangat tenang, dimana warganya sebagian besar bekerja sebagai petani dan berladang. Rumahku terletak di pinggir jalan lintas sumatera atau sering di sebut juga jalan Lintas Tengah. Desa tersebut bernama Desa Lebak Budi, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim.
Aktifitasku sehari-hari adalah bersekolah dan membantu Bapak di Ladang. Aku memiliki ladang kopi dan cabai yang cukup luas, kenapa aku bilang cukup.. karena ladang milik Bapakku tidak terlalu luas dan juga tidak terlalu kecil dibandingkan milik orang-orang di samping ladangku. Aku sangat senang jika berada di ladang, alam yang begitu indah ini kita jaga dengan baik dengan menanam tumbuhan yang bisa menghasilkan untuk kehidupan kita semua.
Aku juga masih sekolah, masuk sekolah jam 7 pagi dan kemudian pulang sekolah jam 11 siang. Usai makan siang dan sholat zuhur, aku bersiap-siap pergi ke ladang bersama Bapak. Bapak biasa pergi ke ladang saat aku baru bangun pagi kemudian pulang siang hari untuk makan di rumah dan pergi lagi bersamaku sampai jam 5 sore. 
Memasuki masa remaja saat umurku menginjak 16 tahun, aku mulai melirik anak tetanggaku di seberang rumahku. Dirinya selalu mencuri perhatianku sejak 2 tahun yang lalu. Aku yang memang tetangganya, tidak terlalu akrab dengannya, namun mengenalnya dengan sangat baik. Ratna adalah nama panggilannya, dia adalah gadis yang sangat manis dengan kulit sawo matang, tinggi badan sedang, perawakan kurus dan berambut hitam lurus panjang.
Di sore itu, setelah pulang dari ladang.. aku menyiapkan peralatan mandi dan bergegas menuju sungai Enim. Sungai tersebut letaknya tak jauh di belakang rumah, melewati jalan setapak berupa tanah dan rerimbunan pohon-pohon kopi, ya mungkin sekitar 500 meter jaraknya. Di bawah pohon besar di tepian sungai aku menaruh sandal dan perlengkapan mandiku. Aku membuka pakaianku dan menggantinya dengan basahan (kain panjang yang digunakan untuk menutupi bagian tubuh ku). Saat turun ke sungai dan merendam seluruh bagian tubuhku, mataku melihat gadis yang cantik datang menuju sungai dari jalan yang ku lewati tadi, saat melangkah diantara bebatuan sungai.. dia terjatuh, kemudian reflek aku lari ke pinggir sungai dan membantunya.

     "Yuk aku bantu berdiri" aku memegang tangannya dan menariknya berdiri..

     "Terima kasih ya Can!"

     "Iya sama-sama Rat"

Setelah itu dia berjalan percis di belakangku, dan lagi-lagi dia terjatuh kembali. Kali ini dia terjatuh dengan menarik kain basahanku. Hampir saja kainku terbuka semua, untung saja tanganku masih bisa menggapainya saat lilitan terakhir kain yang ku pakai tersebut. Ah.. kalau saja terbuka semua bisa..

     "Maaf Candra.. aku tidak sengaja"

     "Ya sudah gak papa. Aku benerin kainku dulu yah. nanti kamu pegang tanganku, biar kita sama-sama sampai sungai" aku tersenyum melihatnya begitupun dia

     "Can, sekali lagi maaf yah! terima kasih kamu sudah mengantarku sampai sungai. Padahal aku sudah tiap hari mandi di sini, enggak tahu kenapa sore ini bisa sampai kepeleset 2 kali."

     "Lagi banyak pikiran kali kamu yah? atau lagi enggak fokus karena ada aku? hehehe" aku berkata sambil bercanda kepadanya

     "Ah kamu bisa aja, cuma aku salah pilih jalan aja kok, aku pilih batu yang memang banyak lumutnya"

     "Makanya jangan salah pilih lagi besok, dari pada salah pilih mending pilih aku"

     "Ah kamu.. jadi malu aku"

     "Enggak usah malu, aku mah orangnya santai, lagi pula di sini cuma kita berdua, mau malu sama siapa lagi?"

     "Sama kamu lah"

     "Sama aku gak usah malu, biasa aja kali"

Aku kembali ke air dan menuntaskan mandiku sebelum malam tiba. Terlihat dia masih mencuci pakaiannya, sedangkan hari sudah mulai gelap.

     "Rat, masih banyak yang akan dicuci?"

     "Ini yang terakhir kak"

     "Dipercepat.. hari sudah gelap, kamu juga belum mandi loh. Atau aku tungguin kamu deh sampai selesai semuanya"

Aku pun duduk di atas batu besar yang berada di tepi sungai sambil menunggu Ratna selesai mandi. Kemudian jalan berdua menuju rumah kami.

     "Kak terima kasih yah, sudah mau nungguin aku mandi!"

     "Iya, lain kali menurut aku yah.. kalau cuci pakaian mending pagi hari atau kalau sore hari sekitar jam 4-an"

     "Kan kalau pagi aku sekolah.. iya tadi aku ketiduran trus bangun langsung ke suangai deh"

Hasil carian imej untuk ‪sungai enim‬‏

Sampai di rumah azan magrib sudah berkumandang dari masjid kampungku, masjid yang terletak di ujung kampung itu, lumayan besar.. cukup menampung seluruh laki-laki di kampungku. Namun ini yang aku sangat sesalkan dari penduduk kampung, mereka jarang pergi sholat ke masjid, sehingga masjid hanya di pakai oleh orang-orang tua saja bahkan kalau di bilang sudah kakek-kakek baru ke masjid. Mereka lebih mengutamakan bekerja dan lebih memilih hanya sholat di rumah saja.
Terlebih lagi sholat jum'at, orang-orang yang sholat hanya mengisi sepertiganya dari isi masjid. Mungkin semua orang kampung masih ada di ladang. Yah sudahlah semoga suatu saat masjid di kampungku bisa terisi penuh.

     "Kamu mandi lama sekali Can" Bapak berkata..

     "Tadi Nungguin Ratna sampai selesai mandi Pak"

     "Iya tadi Bapak lihat kamu berdua di sungai"

     "Iya Pak dia nyuci pakaian banyak sekali padahal ke sungainya sudah jam 5 lewat"

     "Oh, gitu.. ya sudah gak papa"

 Sejak saat itu aku dan Ratna menjadi akrab, aku dengannya terpaut usia 2 tahun lebih tua aku. Aku senang jika sudah mengobrol dengannya. Bukan hanya karena dia cantik dan tak jemu memandangnya, tapi dia adalah seorang gadis penurut dan sangat berbakti kepada ke dua orang tuanya.
Ratna adalah seorang anak yang mandiri dan anak cewek satu-satunya di kelurganya. Walau dia anak bontot tapi tak terlihat jika dia di manja, sehingga dia selalu terlihat tegar dan kuat. Mungkin juga itu karena ke tiga kakak-kakaknya semua cowok. Yah, entahlah.. yang ku lihat hanyalah kemandiriannya dan selalu tersenyum jika aku menatapnya.
Aku dan dia sering bertemu di pinggir sungai.. bercerita banyak tentang impian kita masing-masing dan juga keluarga. Aku yang selalu menggodanya dan bercanda dengannya hingga membuat kita semakin dekat. Kedekatan kita yang sudah berjalan 2 tahun terakhir ini membuat kita sama-sama jatuh cinta dan menjalin ikatan bukan hanya sebagai teman biasa namun special.
Tahun ini aku lulus dari SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas), aku pun mengutarakan kepadanya jika lulus akan pergi ke Jakarta untuk bekerja di sana dan melanjutkan kuliah jika sudah memiliki uang banyak. Syukurnya dia bisa mengerti aku, itu lah yang membuat aku semakin cinta kepadanya karena pengertiannya dan dia adalah gadis yang mudah mengerti dan penurut.
Saat ku tinggal dia Ke jakarta, dia masih sekolah kelas 2 SMEA. Sangat berat meninggalkan keluarga dan Ratna, ingin rasanya aku membatalkan keinginanku.. tetapi aku harus tegar demi kemajuanku.
Di Jakarta aku mengontrak sebuah rumah di daerah Jatinegara, aku mengontrak tak jauh dari tempatku bekerja yaitu di sebuah Toko besar bernama Ramayana. Di sana aku bekerja sebagai penunggu stan Sepatu. 
Tak banyak yang aku bisa lakukan, agar bisa terus berhubungan dengannya yaitu tak lain hanya dengan surat menyurat. Hampir setiap minggu kami bisa saling berkirim surat, di setiap mengirim surat biasanya aku selau menitipkan surat untuk orang tuaku.
2 tahun sudah kami saling berkirim surat, bercerita tentang pekerjaanku di sini dan dia bercerita tentang sekolahnya yang akan tamat dan keluarganya. 
Memasuki tahun ke 3, aku semakin sibuk bekerja diiringi oleh perpindahan kerja ku, ke daerah Tangerang. Di situ aku mulai lupa dengan surat. Aku sudah tidak lagi mengiriminya surat. Hingga satu tahun kemudian saat liburan hari raya Idul Fitri, aku mengambil cuti panjang untuk pulang ke kampung. Saat itu aku sudah berada di kampung 2 hari sebelum hari raya. Melihat kampungku yang sudah banyak berubah dari saat aku tinggalkan 4 tahun yang lalu, akupun banyak mendengar kabar mengenai dirinya dari keluargaku.

     "Kamu sudah tidak bersama Ratna lagi Can?" Bapakku berkata..

     "Memangnya kenapa pak?"

     "Ratna mau menikah bulan depan dengan tokeh kopi (Juragan kopi), masih muda sih umurnya sekitar 30-an"

     "Kok bisa Pak? dia mau?"

     "Ya bisalah, orang dipaksa Bapaknya kok.. sudah begitu dia bilang kamu juga sudah tidak tahu di mana abis tidak ada kabarnya lagi. Lagi pula dia lebih berduit dari pada kamu"

     "Iya sih, aku mengerti dan sudah mengenal dia, Ratna itu orangnya penurut dan sangat pengertian.. wajar jika dia mau saja saat disuruh orang tuanya"

Aku pun pergi bertamu ke rumah ratna saat sore itu. Ratna pun keluar menemuiku.

     "Masuk kak"

     "Iya Rat.. apa kabar kamu dan Bapak juga ibu kamu?"

     "Semua baik kak"

     "Kak.. Kakak kemana saja 2 tahun terakhir, tidak pernah membalas suratku lagi, aku pikir kakak sudah melupakan ku"

     "Tapi aku tidak pernah terima surat kamu Rat?"

     "Kan sebelumnya selalu sampai saat aku kirim surat, kenapa 2 tahun terakhir Kakak gak terima lagi?"

     "Ya ampun Rat, maaf aku kan sudah pindah rumah ke Tanggerang Banten. Maaf aku tidak kabarin kamu"

     "Aku setiap minggu selalu kirimin kakak surat.. bahkan aku tidak peduli kakak tidak balas surat aku.. sampai akhirnya aku bosan dan tidak tahu lagi harus menulis apa.."

     "Maaf ya Rat, aku pindah kerjaan.. aku ditugaskan di cabang di Tangerang"

     "Kak.. kakak pasti sudah dengar aku akan menikah sebulan lagi, atau habis lebaran nanti. Kakak ikhlaskan aku yah.. karena aku tidak mungkin menolak keinginan orang tuaku"

     "Iya, Rat.. aku mengerti. Semoga kamu bahagia dengannya yah!"

     "Terima kasih Kak" aku lihat dia menangis dan berlari ke arah kamarnya..

Aku pun meninggalkan rumahnya dan pamit kepada Ibunya. 
Liburan yang tadinya akan lama namun, aku pangkas karena aku sudah tidak betah di kampungku sendiri. Teringat banyak kenangan bersamanya saat aku pergi ke sungai, begitupun saat aku pergi bermain di kampungku, di setiap sudutnya banyak sekali gambaran masa laluku bersamanya. Hingga akhirnya aku pergi meninggalkan kampung di hari ke 2 setelah lebaran, menuju Tangerang.

Sesampainya di Tangerang sudah malam hari, aku langsung ke kontrakan, malam itu aku tidak bisa tidur karena teringat perkataan Ratna saat di kampung kemarin.
Paginya.. selesai sarapan aku langsung pergi ke tempat kontrakanku yang lama, aku menemui penghuni kontrakan yang baru dan menanyakan mengenai surat yang dikirim kantor pos, ternyata mereka tidak mengetahui hal tersebut karena baru 2 bulan menempati rumah tersebut. Aku bergegas ke rumah pemilik kontrakan, ternyata rumahnya kosong dan aku coba menunggu mereka sampai kembali. Sampai malam tiba aku masih menunggu dan tepat jam 9 malam mereka pulang.

 Hasil carian imej untuk ‪kontrakan jatinegara‬‏

     "Eh, kamu Can?"

     "Iya Pak?"

     "Apa kabar kamu sekarang? sudah lama gak maen ke sini? Oh iya kamu tunggu saya? sudah lama kamu menunggu?"

     "Baik pak.. Iya sayakan dipindah kerja di Tangerang.. saya tunggu bapak dari siang tadi.. Bapak dan keluarga apa kabarnya?"

     "Waduh maaf sudah menunggu lama, abis tidak tahu kamu akan ke sini.. Kabar kami baik.. Ada apa nih? ada yang bisa dibantu?"

     "Iya Pak saya hanya menanyakan soal surat yang masih dikirim oleh pacar saya dari kampung ke alamat kontrakan Bapak"

     "Surat yah, surat yang mana yah?"

     "Itu loh pak surat yang Bapak simpan di atas lemari kamar" Jawab istrinya..

     "Oh, ada yah? Tar saya ambilkan yah"

Dia berjalan menuju kamar.. kemudian kembali lagi ke ruang tamu dengan membawa kantong pelastik berisi surat.

     "Ini mungkin yah? sudah lama sekali ini.. sampai-sampai saya lupa pernah menyimpannya"

Aku membuka pelastik tersebut dan memperhatikan surat tersebut satu persatu

     "Iya pak benar ini. terima kasih yah pak sudah menyimpannya dengan baik"

     "Iya, maaf saya gak bisa kirim ke kontrakan kamu yang baru karena memang tidak tahu"

     "Iya enggak apa-apa pak. Ini juga masih rapi banget"

     "Oh, iya kamu mau minum apa? sampai lupa nawarin minuman"

     "Oh, gak usah pak.. saya izin pamit saja karena sudah malam.. terima kasih banyak yah Pak atas semuanya"

     "Iya sama-sama" mereka bareng menjawab..

Aku bergegas ke stasiun kereta Jatinegara kemudian beralih 2 kali kereta hingga sampai di stasiun Tangerang. Tengah malam aku baru sampai rumah kontrakanku..
Tak sabar aku ingin membuka dan membaca seluruh isi surat dari Ratna. Surat tersebut aku urut berdasarkan tanggal yang ada di cap pos pada surat. Surat yang berjumlah 30 buah tersebut aku buka dan baca satu persatu, hingga malam itu aku tidak tidur sampai pagi hari tiba.
Banyak yang Ratna ceritakan pada semua suratnya, salah satunya mengenai perjodohan dia, yang memang sudah terjadi sejak dia kelas 3 SMEA. Dia sudah menolak namun tidak bisa menentang kemauan orang tuanya, sampai akhirnya ada di satu suratnya dia mau ikut aku di Jakarta, namun karena aku tidak pernah membalas suratnya akhirnya dia pasrah dengan keinginan orang tuanya.
Membaca suratnya membuat aku sangat terpukul, aku sedih, kecewa, marah dan bingung pada diri sendiri yang tidak pernah memberi kabar lagi ke Ratna setelah pindah rumah kontrakan. Mungkin ini sudah takdir diriku.. (dalam hatiku).
Keesokan harinya aku mulai sakit, aku tidak nafsu makan dan badan panas. Aku selalu mengingat masa-masa bersamanya, mengapa 2 tahun aku bisa melupakannya, namun setelah benar-benar kehilangannya aku menjadi tidak terima. 3 hari lamanya aku sakit dan dalam kesendirian.
Saat sudah kembali bekerja, lama-lama aku bisa melupakannya dan hidup normal kembali. Aku mulai membuka lembaran baru dan mencoba dekat dengan beberapa wanita, namun belum ada yang bisa mengisi relung hati ini.
Saat bulan Januari, aku mendapat kabar jika Ibu sedang sakit parah di kampung, hingga akhirnya aku segera pulang ke kampung. Sebelum sampai di sana aku melihat banyak tukang buah durian di kiri kanan jalan. Wah, ternyata dikampungku sedang musim durian. 
Sampai di rumah sudah banyak keluargaku disana..

     "Asalamu alaikum.." aku memasuki pintu rumah

     "Wa alaikum salam.." mereka menjawab serentak

aku langsung masuk kamar, tempat ibuku berbaring.. aku salami dia dan mencium keningnya. Siang itu aku benar-benar mengurusi ibuku. Mulai dari menyuapinya makan, memberikannya obat, memijitinya dan mengelap seluruh badannya dengan air hangat. 2 hari kemudian ibu terlihat sehat, dalam hatiku ini sepertinya hanya sakit kangen sama anaknya saja. karenakan baru kemarin lebaran ketemu, menurut hitunganku baru 4 bulan kemarin.
Karena ibu sudah sehat akupun mulai berkemas untuk segera kembali ke Tangerang. Pagi itu sebelum berangkat, Ratna datang bersama kedua orang tuanya.. dia mau menitipkan Ratna kepadaku untuk kerja di Jakarta.

     "Can, saya titip Ratna boleh yah?" Bapaknya berkata

     "Iya pak.. boleh, tapi bagaimana dengan suaminya?"

     "Memang kamu tidak tahu Can?"

     "Mengenai apa? memang ada cerita apa nih?"

     "2 minggu setelah lebaran, mobil yang dikendarai calon suami Ratna masuk ke jurang dan beliau meninggal di tempat. Itupun diketahui orang saat siang keesokan harinya, karena kemungkinannya kejadiannya malam hari dan tidak ada seorangpun yang melihat bagaimana kejadian yang sebenarnya."

     "Oh, begitu.. Ya sudah kalau memang Ratna benar-benar mau ikut ke Jakarta"

     "Saya titip jagain Ratna yah Can"

     "Iya Pak.. saya akan selalu menjaganya"

Hasil carian imej untuk ‪bus als aceh‬‏

Pagi itu aku dan Ratna pergi ke Tangerang dengan menggunakan bus ALS (Antar Lintas Sumatera). Di jalan aku banyak bercerita dengannya, hingga dia terlelap tidur di pundakku.. (KK)

-- DH --

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...