Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 27 April 2018

Keteguhan Cinta (Bagian 3)

Elin memilih berhenti dari tempat bekerjanya, dia ingin mempunyai banyak waktu dengan kedua anaknya dan menghindari dari kedekatan Budi.

Elin membeli 1 hektar Tanah di kaki gunung rinjani, Tanah yang dia beli berada diatas bukit dengan suhu yang super dingin. Elin mulai membersihkan Tanah yang dia beli menjadi kebun bunga, Tanah tersebut diberi pupuk serta ditanaminya dengan berbagai macam bunga-bunga yang indah.

Awalnya usahanya tidak begitu memuaskan, tak banyak keuntungan yang dia peroleh. Sampai akhirnya Budi datang berkunjung ke kebun bunganya.

     "Hi Lin, Pa kabar?"

     "Eh, kamu Bud. Ada urusan apa nih kamu kesini? Tumben!"

     "Cuma, mau main-main saja, saya dengar kamu berkebun dan menjual bunga, maka itu saya datang dan main ke perkebunan kamu. Saya dengar perkebunan bunga kamu sangat indah loh di Provinsi ini"

     "Ah, kamu bisa saja, perkebunan saya sama kok seperti perkebunan bunga lainnya."

     "Boleh tidak, saya bekerja sama dengan kamu, saya akan memberitahukan hal ini kepada pemerintah dan bekerja sama dengan mereka, agar perkebunan kamu dijadikan objek wisata. Keuntungan dari pada itu banyak loh, desa kamu akan semakin dikenal orang serta omset penjualan bunga kamu akan semakin banyak. Lagi pula pemandangan di desa kamu masih sangat indah dan asri, masih banyak juga sawah serta sungai yang mengalir sangat deras, suhu udaranya pun dingin dan sejuk."

     "Saya sih, setuju saja, tapi dengan datangnya banyak orang ke sini. Apakah tidak merusak lingkungan yang ada dikampung saya yah?"

     "Nantikan, pemerintah akan melihat bagaimana dampaknya setelah kita promosikan. Apakah positif atau negatif. Setelah itu akan di review ulang, hal ini juga yang kemungkinan akan banyak membutuhkan tenaga kerja baru."

     "Ok. kita lihat saja."

Benar saja, pengunjung mulai banyak datang ke perkebunan Elin. Mereka Takjub melihat hamparan perkebunan bunga warna warni yang begitu luasnya. Bahkan pengunjung rela berlama-lama dibawah teriknya matahari, seakan mereka lupa akan panasnya sinar mentari yang mengenai tubuh mereka.

Hasil carian imej untuk ‪hamparan kebun bunga mawar‬‏
















Jika hari libur, Budi tidak pernah absen mengunjungi perkebunan Elin. Bahkan dia sudah semakin akrab dengan anak-anak Elin juga. Mengetahui hal ini, Elin merasa ada yang salah dengan keadaan ini, bukannya Budi semakin menjauh tapi malah semakin dekat dengan dia dan keluarganya. Padahal dari tempat tinggal budi perjalanan kekampungnya bisa ditempuh 5 sampai 6 jam perjalanan, dengan kondisi jalan yang sedikit rusak dan sempit.

Dikesempatan minggu berikutnya Elin berfikir bahwa, dia harus bicara dengan Budi.

     "Bud, maaf yah.. kalau aku salah bicara. Tapi ini harus dan sesegera mungkin ku katakan kepadamu. Begini Bud, kamu tak akan bisa mendapatkan cintaku, karena cintaku hanya milik Edward dan anak-anakku. Aku disini butuh ketenangan dan melupakan apa yang telah terjadi sekaligus introfeksi diri. Saya tahu bahwa ayah dari anak-anakku sudah bersama dengan orang lain. Tetapi yang aku rasakan beda, dia begitu special dimataku, belum pernah dia menyakiti hatiku, berbicara kasar juga tidak, dia sopan, sayang sekali dengan aku dan anakku, Edward selalu tersenyum, ceria dan tak pernah mengeluh dengan pekerjaannya serta aktifitasnya diluar sana. Saya hanya takut jika menikah lagi adalah keputusan yang salah untukku. Belum tentu orang yang akan mendampingiku adalah sosok seperti Edward. Memang tak ada orang yang sempurna, namun Edward adalah pengecualian.. dia adalah suami yang sangat sempurna dimataku."

     "Jika begitu, izinkan aku untuk membuktikan kebesaran cintaku kepadamu Elin. aku akan belajar menjadi Edward. Semoga aku bisa membuktikannya karena begitu sayangnya aku kepadamu."

     "Bukannya aku gak mau Bud, tapi Nama Edward tak akan bisa terhapus dihatiku. Sulit rasanya."

     "Lalu, kenapa kamu mengijinkannya menikah dengan wanita lain?"

     "Kok, kamu menanyakan hal itu Bud, bukannya kamu bilang kamu sudah tahu semua tentang permasalahan yang telah menimpa keluargaku yah! apa kamu hanya pura-pura tahu! akankah aku memberitahukan hal ini kepadamu. Jujur, Kenapa? Karena, ada calon anak yang akan lahir kedunia, apa jadinya jika anak itu lahir tanpa ayah. Aku merasakan jadi wanita sekaligus ibu, yang jika hal itu terjadi betapa sangat memalukan keluarganya dan sendiri memikul beban hidup tanpa pendamping hidup. Kalau dibilang rela, jawabannya adalah 'rela kehilangan untuk kebahagian orang lain'. Itu saja Bud"

     "Kamu hebat, Lin. Saya yakin tak ada orang yang seperti kamu, bisa berkorban untuk orang lain walau hati tersakiti"

     "Kamu salah, ini adalah yang terbaik untuk keluargaku, keluarga ayah dari anakku dan keluarga Pipit. Saya berbuat untuk menyelamatkan 3 keluarga yang berbeda. Aku bahagia bila melihat semuanya bahagia, semoga pengorbananku tidak sia-sia. Bud, walau 1000 tahun kamu menungguku, hati ini tak akan berubah, bahkan seluruh bagian tubuhku sudah tertulis nama dia, tak ada ruang lagi untuk menulis namamu, walau satu huruf pun. Maaf.. Menurutku masih banyak wanita diluar sana yang lebih cantik dan lebih baik dariku."

     "Iya Lin.. aku sadar tapi boleh kah aku menunggu, berharap mukjijat itu akan datang.. seperti menunggu hujan ditengah kemarau atau sampai hatiku terasa lelah atau bahkan sampai ruhku tidak lagi berada didalam tubuhku."

     "Jangan Bud, pergunakan waktu sebaik mungkin, sebelum datang masa tuamu. Carilah wanita terbaik.."

Sejak saat itu, Budi tidak pernah datang lagi ke kampung Elin. Aktifitas Elin dilalui dengan normal dan biasa. Siang itu, dari kejauhan Elin melihat ada sosok lelaki yang jalan kearahnya. dalam hatinya "apakah Budi datang kembali!". Semakin dekat sosok tersebut ternyata terlihat dia adalah Edward.

     "Hai, Lin apa kabar?"

     "Baik, Ward. Kamu pa kabar?"

     "Seperti yang kamu lihat dihadapanmu sekarang ini, aku Alhamdulillah baik"

     "Lin, aku datang kesini mempunyai tujuan baik. 'Aku masih sayang kamu, aku cinta kamu', perasaan ini tak akan hilang walau 1000 purnama kita lalui. Sulit rasanya mencoret namamu dihatiku.. walau sekuat tenaga sudah ku coba bahkan segala cara sudah kulakukan. Namun Namamu tetap terukir di dalam hati dan jiwa ragaku. Lin, maaf jika aku terburu-buru tapi aku harus mengatakan ini segera 'Maukah kau menikah denganku sekali lagi? (sambil memetik bunga yang berada disebelahnya dan memberikan ke hadapan Elin)"

     "Bukannya aku menolak perasaanku kepadamu, tapi kamu sudah dimiliki wanita lain Ward"

     "Memang kamu belum mendengar bahwa 'aku sudah bercerai'. Aku bercerai sebulan yang lalu Lin. aku juga tau kalau kau tak akan mau menjadi yang kedua, maka itu aku ingin kamu satu-satunya wanita yang ada disisiku selamanya"

Sebulan lebih Edward berada dikampung Elin. dia membantu perkebunan Elin, berjalan ketempat-tempat indah di kampung dan ke kota Lombok. Edward senang bisa kembali bersama menjalani kehidupan seperti dulu.

Kemudian Elin, Edward dan anaknya bersiap- siap kembali ke Jakarta.

Di Jakarta Elin tinggal di rumah yang duhulu bersama anaknya sedangkan Edward tinggal dengan keluarganya. Walau mereka tidak cerai secara hukum namun karena sudah tidak tinggal serumah lebih dari setahun. Mereka tetap menghormati agama islam yang mereka anut.

Mereka berencana akan menikah bulan depan, kedua keluarga setuju mereka bersatu kembali. keluarga melihat keharmonisan mereka berdua dan kebahagiaan yang terpancar dari mereka saat ini sangat tidak mungkin untuk tidak mendukung rencana mereka berdua.

Hari yang dinantikan tiba, semua persiapan sudah selesai dilakukan. Mereka melangsungkan pernikahan di kediaman mereka dengan mengundang hanya keluarga inti dan tetangga sekitar rumah. Dekorasi-dekorasi terlihat cantik dan indah bernuansa putih.

Ijab Kabul berjalan dengan lancar dan khidmat. Semua orang yang hadir terpancar keceriaan, kebahagian dan senyum yang semeringah. semua orang bersalaman kepada mempelai, mengucapkan selamat kemudian beranjak mencicipi hidangan yang tersaji di ruangan belakang.
(KS)

Bersambung..


Kamis, 19 April 2018

Cinta

Cinta adalah kekuatan lahiriah dan batin seseorang, kekuatan dari dalam diri yang timbul atas dasar rasa suka, ikhlas untuk memberi. Dimana cinta lahir dengan sendirinya seiring waktu kedewasaan jiwa, pikiran dan diri.

Hasil carian imej untuk ‪cinta‬‏
Cinta tidak dapat dilepaskan begitu saja atau tidak bisa juga dipaksakan. Cinta datang seperti air mengalir dan hilang seperti angin yang berhembus sesuka hati. Itulah cinta susah ditebak dan susah dimengerti.
Hasil carian imej untuk ‪cinta‬‏
Demi cinta orang rela kehilangan semua yang sudah dimilikinya. Entah itu harta, benda, jiwa maupun raganya. mereka rela memberikan apapun tanpa logika dan syarat apapun. Tapi menurut saya itu bisa juga bagian pengorbanan terhadap apa yang dia cintai. Tapi, apa iya itu adalah bagian dari pengorbanan? karena mereka harus menghabiskan atau kehilangan atau membuang apa yang sudah dia miliki selama ini.
Cinta juga terkadang membuat orang terlihat begitu bodohnya. bahkan bisa dibilang sangat bodoh. Karena Cinta mematikan logika kita, pikiran kita bahkan hati kita. semua tertutup karena cinta.
Hasil carian imej untuk ‪cinta‬‏
Apakah semua cinta seperti itu? Jawabannya pasti tidak. Karena cinta harusnya berlogika, saling pengertian, berperasaan dan saling menguatkan bahkan menambah apa yang telah dia miliki. Cinta juga yang semestinya membuat dunia menjadi damai bukan sebaliknya.
Milikilah Cinta yang seutuhnya bukan karena apapun, apalagi jika ada unsur terpaksa atau kasihan. Jadilah cinta itu kekal selamanya. buatlah dia begitu indah, begitu tenang dan bahagia.

Cinta sejati adalah cinta yang didasari karena Allah, cinta yang lahir dari lubuk hati yang terdalam dan cinta yang terjadi begitu saja.
Bagaimana supaya kita tidak dibutakan cinta? cintailah dia (seseorang), jangan 100%. Cinta 100% hanya untuk Allah atau orang tua kita saja. karena jika terbalik hati kita harus siap menerima perasaan tersakiti, teraniaya dan kecewa, hingga kehilangan semangat hidup.

Hasil carian imej untuk ‪cinta‬‏

Cinta juga harus didasari perasaan ikhlas, dengan begitu perasaan kita akan tetap stabil dan bisa menerima segala kemungkinan yang terjadi.
Cintailah dia dengan ketulusan hatimu..
Pahamilah dia dengan kehalusan perasaanmu..
Mengertilah dia dengan sifatmu yang menyejukkan..
Bebicaralah dengan baik dari pikiranmu yang bening bagai tetes embun dipagi hari..
Tersenyumlah karena senyum adalah ibadah..
Jadilah yang terbaik untukmu.. dia.. keluarga.. bangsa dan semua.. (O)

Jumat, 13 April 2018

Keteguhan Cinta (Bagian 2)

Edward menikahi Pipit, tanpa dihadiri pihak keluarga dari Edward. Pernikahan dan perayaan semua disiapkan oleh keluarga besar Pipit. Pernikahan berjalan lancar tanpa hambatan. Hanya saja Edward menikah dengan membawa beban dan perasaan yang terpaksa. Sebaliknya Pipit sangat bahagia dengan pernikahannya tersebut.
Malam usai pernikahan tersebut, Edward terlihat canggung di lingkungan keluarga Pipit. Tidak banyak yang dia lakukan kecuali hanya duduk terdiam. Sesekali dia mendengar celotehan keluarga Pipit yang mencemo'ohkannya.
     "'Kok, mempelai Prianya dari tadi terlihat tidak ceria yah.. kayaknya dia gak bahagia menikah sama Pipit.. apa dia menikah karena terpaksa.. Karena Pipit sudah berbadan 2.. memang seharusnya sih dia bertanggung jawab.. tapi dengar-dengar dia bukan bapaknya, karena dia sudah beristri dan punya anak..' dan masih banyak lagi gunjingan-gunjingan dari para tamu dan keluarga. Terlebih lagi tidak satupun keluarga Edward yang hadir".
Waktu berjalan dan berlalu begitu saja, tidak ada kebahagianan yang terjadi antara mereka berdua, setiap hari hanya pertengkaran yang terjadi. Pipit selalu berkata kasar kepada suaminya, sedangkan Edward banyak mengalah. Sifat Edward banyak berubah, dulu dia tidak pernah berkata kasar dan keras, sekarang berbicara sangat keras. Dulu dia periang, jenaka sekarang dia banyak diam dan murung.
Sudah 3 bulan pernikahan mereka, dengan umur kandungan Pipit lebih dari 24 minggu. Rumah tangga mereka masih seperti neraka. di hari itu, pertengkaran hebat terjadi.

     "Ed, entar sore antarkan aku cek kandungan ke dokter yah?"

     "Jam berapa? karena hari ini aku banyak meeting sampe sore hari, memang kamu gak bisa sendiri, kan biasanya juga naik taksi sendiri"

     "Hari ini aku mau ditemenin sama suami tercinta. Jadwal cek jam 16.00. Kamu bisa kan?"

     "Aku sepertinya gak bisa deh. Maaf yah, kamu jalan sendiri aja"

     "Kamu tuh susah banget sih.. apa-apa alasannya kantor, meeting, nemenin bos, dan apalah"

Pertengkaran terjadi semakin hebat, sampai akhirnya' Pipit yang mau menendang suaminya terjatuh dan mengeluarkan darah dari selangkangan. Edward yang panik segera mengambil kunci mobil dan bergegas menuju rumah sakit.
Perjalanan menuju rumah sakit memakan waktu 30 menit. Sesampainya di rumah sakit Pipit langsung dibawa masuk dengan menggunakan kereta tidur dorong menuju rungan IGD (Instalasi Gawat Darurat). Edward terlihat cemas menunggu di depan pintu ruang IGD sambil menelpon keluarga Pipit.
Satu jam berlalu, keluarga Pipit sudah mulai berdatangan. Edward berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan Pipit. Setelah menunggu selama 2 jam, dokter keluar dengan memberikan kabar bahwa Istrinya tidak kenapa-kenapa, hanya saja ada masalah dengan bayi didalam kandungannya, keluarga diharap bersabar menunggu, karena tim medis sedang mengusahakan yang terbaik untuk keselamatan keduanya.
Edward lupa jika dia harus ke kantor, pihak kantor pun akhirnya yang berinisiatif menelpon Edward.

     "Diujung telpon Edward hanya bisa berkata, Maafkan saya pak, istri saya kecelakaan, saat ini sedang berada di IGD rumah sakit. Terima kasih atas pengertian Bapak Pimpinan"

     "Mendengar kabar duka tersebut, Pimpinan perusahaan memberi waktu cuti selama 3 hari kepada Edward, sampai situasinya membaik"

Menjelang maghrib, dia mendapat kabar dari tim dokter bahwa hanya ibunya saja yang bisa diselamatkan. Keluargapun pasrah mendengarnya. Edward dan keluarga Pipit masuk ke ruang perawatan untuk memberi semangat dan nasihat, namun Pipit sangat marah atas kehilangan bayinya. Ia menyalahkan Edward sebagai penyebabnya. Edward yang merasa disalahkan didepan orang banyak lebih memilih untuk meninggalkan rumah sakit. Edward pergi ke rumah keluarganya untuk menenangkan diri.
Dua minggu sepulangnya dari rumah sakit, Pipit sudah mulai tenang dan membujuk agar Edward segera pulang ke rumah. Dengan penuh tanggung jawab Edwardpun menurutinya. Namun sesampainya di rumah, pertengkaran kembali terjadi. Kali ini pertengkaran terjadi karena Edward akan mengajukan cerai kepada Pipit.

     "Pit, segera saya akan mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan agama."

     "Kok, kamu gitu sih Ed. Mentang-mentang aku sudah tidak mengandung anak kamu lagi, kamu se-enaknya mencampakkan aku."

     "Bukan, bukan karena ituuu..."

     "Lalu karena apa?"

     "Karena kita menikah, bukan didasari atas nama cinta dan juga terlalu sering kita bertengkar. Tak ada kedamaian dirumah ini. Setiap waktu, setiap hari kita hanya ribut dan ribut. Menurut kamu apakah ini yang namanya perkawinan yang baik?. Apalagi yang kita pertahankan dari pernikahan ini?

     "Pokoknya, aku tidak mau bercerai.. Titik. Aku gak mau tandatangani surat perceraian itu.

     "Kamu gak boleh egois Pit.. Ini bukan sekedar buat saya, tapi untuk kebaikan kita bersama.

Pertengkaran berlangsung sengit dan tidak ada tanda-tanda akan berakhir, keduanya saling tegang dan sedikit berteriak. Melihat hal ini, Edward akhirnya pergi lagi meninggalkan rumah.

Kemudian, Edward mulai mencari keberadaan Elin, karena sudah lama tidak bertemu dan mendengar kabar tentang anak dan mantan istrinya tersebut. Edward pun mendapat kabar bahwa Elin bekerja di Sumbawa (kampung halaman Elin).
3 bulan sudah Elin berada di kampung halamannya, dia mendapat tawaran untuk bekerja pada sebuah hotel di daerah pariwisata ternama. Awalnya Elin tidak mau bekerja kembali karena sudah lama sekali dia tidak bekerja di kantor. Namun  atas dasar pertimbangan biaya sekolah kedua anaknya dan biaya hidup yang besar  serta tidak mungkin selamanya bergantung kepada orang tuanya, juga untuk mengisi aktifitas agar tidak kepikiran lagi dengan masa lalunya.
Akhirnya Elin menerima tawaran bekerja dari temannya tersebut. Dengan fasilitas rumah dan kendaraan, Elin menetap dan tinggal sendiri di dekat tempat kerjanya tersebut. Elin menitipkan kedua anaknya kepada orang tuanya, hanya sabtu minggu saja dia pulang ke rumah orang tuanya. Sebulan sudah dia bekerja di hotel tersebut. Ada sosok lelaki yang mulai menyukai Elin. Dia bernama Budi. Budi adalah teman sekolah Elin waktu SMA dulu, dia bekerja tak jauh dari tempat Elin bekerja. Sesekali mereka jalan berdua, makan bahkan menghabiskan waktu bersama. Memang tidak butuh waktu lama untuk berdekatan dengan Elin.
Melihat keadaan yang sudah semakin dekat, Budi memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepada Elin. Mendengar ungkapan perasaan yang indah dari Budi, Elin merasa bingung dan takut. Di dalam hatinya, belum ada yang bisa menggantikan sosok ayah dari kedua anaknya. Elin hanya berkata.

     "Maaf, sabar yah saat ini saya belum memikirkan siapa yang akan menggantikan posisi Edward di hatinya dan anak-anaknya"

     "Iya aku mengerti" Budi memaklumi akan hal tersebut mengingat, Elin memang belum lama bercerai dengan Edward..

Edward datang ke kampung dimana Elin dilahirkan, anak-anak Edward sangat senang melihat papanya yang sudah lama tidak berjumpa. Mendengar perkataan dari orang tua Elin, yang mengatakan bahwa "dia bekerja pada sebuah daerah pariwisata terkenal di Sumbawa", langsung Edward segera bergegas menuju kesana, mumpung hari masih pagi katanya.
Sesampainya di tempat yang dituju, Edward melihat Elin sedang berduaan di tepi pantai. Edward kesal, dia memukul Budi dengan kerasnya. Elin pun marah dengan Edward atas peristiwa ini. Elin menyuruh Edward untuk segera pergi dari hadapannya.
Edward menunggu di lobby hotel sampai jam pulang kantor. Edward meyakinkan Elin untuk mau kembali bersamanya. Karena Pipit sudah tidak mengandung anaknya lagi. Namun Elin tidak mau menyakiti hati Pipit. Elin berusaha meyakinkan Edward untuk segera kembali ke Jakarta. Agar Pipit tidak menyangka bahwa dirinya yang membujuk Edward untuk kembali lagi bersamanya. Edward masa bodo dengan hal tersebut, namun Elin bersikeras agar Edward dapat mengerti apa yang dia inginkan.
Karena cintanya yang begitu besar dengan Elin, Edward menuruti kemauan mantan istrinya tersebut. Sore itu juga dia kembali ke Jakarta. Sesampainya di rumah, Pipit menyambut Edward dengan lembut.

     "Kamu dari mana saja Ed, sudah beberapa hari ini tidak pulang?. Kamu sudah makan belum? Yuk kita makan bareng!"

     "Aku mau istirahat, nanti saja makannya, kamu duluan aja makan sana"

Edward berfikir bagaimana secepatnya dia bercerai dengan Pipit dan kembali ke Pelukan Elin. Edward yang dulu tegap dan kekar, sekarang sudah sangat terlihat kurus.
Keesokan harinya Edward memutuskan untuk bicara dengan Pipit agar segera mengajukan cerai. Namun Pipit tetap menolak. Bahkan dia mengancam akan bunuh diri jika Edward memaksanya untuk bercerai. Edward semakin bingung dan prustasi.
Sejak itu Edward mulai sakit-sakitan dan keluar masuk rumah sakit. Awalnya perusahaan tempatnya bekerja banyak memberikan kelonggaran untuknya. Namun kelamaan, perusahaan menyarankan untuk mengajukan surat pemberhentian diri dan mau tidak mau Edward menyetujuinya.
Pipit merawat Edward dengan telaten, walau terkadang disertai dengan omelan karena Edward yang tidak mau diperhatikan lebih oleh Pipit.
Waktu berjalan, tanpa kerjaan, sakit dan tertekan oleh istri, Edward menjadi stress dan gila. Dia harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Hasil carian imej untuk ‪rumah sakit‬‏

Pipit setiap hari mengunjunginya dan mengurusi dengan telaten. Namun Edward sudah tidak bisa lagi mengenali siapa-siapa. kecuali menyebut nama Elin. Lama sudah Pipit merawatnya, namun tidak ada tanda-tanda kondisinya membaik. Pipit pasrah, jika harus bercerai dengan Edward dari pada melihatnya gila.
Pipit segera, mencari tahu keberadaan Elin dan nomor teleponnya. Dia melihat banyak nomor kontak yang ada di buku catatan Edward dan mendatangi rumah saudara-saudara Edward. Pipit akhirnya Mendapat kabar bahwa Elin berada di Sumbawa, segera dia beli tiket ke sana, demi kesembuhan Edward.
Dua hari lamanya Pipit mencari Elin di Sumbawa, berhubung dia juga belum mengenal lingkungan disana. di hari ke tiga Pipit akhirnya berjumpa dengan Elin. Pipit menceritakan bagaimana keadaan dan kondisi Edward saat ini. Pipit berbicara dengan terbata-bata karena sedihnya sambil meng'iba agar Elin bisa ikut bersamanya ke Jakarta. Mendengar cerita tersebut, Elin sedih dan terharu namun dia tidak bisa ikut bersama Pipit. Dia harus meminta izin dari perusahaan dan orang tuanya terlebih dahulu.
Seminggu kemudian Elin ke Jakarta untuk melihat bagaimana kondisi Edward. Dia sedih melihat Edward yang lusuh, kurus dan sakit. Dia seperti tidak menenal Edward lagi. Air matanya jatuh tak tertahankan. Orang yang sangat dia cintai harus merasakan penderitaan yang teramat sangat.
Melihat Elin dihadapannya, Edward tersadar, dia memeluk Elin dengan Eratnya. Edward berbicara pelan "jangan tinggalkan aku lagi istriku sayang, aku sudah capek menunggumu dan sudah kering juga air mataku meratapi nasibku". Hari demi hari Edward berangsur membaik, berkat Elin yang selalu ada disisinya setiap saat.. setiap hari. Seminggu kemudian dia sudah sembuh dan diperbolehkan pulang oleh tim dokter.
Sepulangnya Edward ke rumah, dia diurus dengan baik oleh Pipit. Pipit tidak mau lagi marah-marah. Dia menuruti apa yang diinginkan Edward, bahkan dia sekarang iklas jika Edward kembali ke Elin. Segera pengajuan perceraian mereka ajukan ke pengadilan agama Jakarta Selatan. (KS)

Bersambung ...

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...