Saat mereka menaiki wahana, tragedipun terjadi, banyak orang cidera dan terluka atas kejadian itu. Terlihat Santi tangannya terjepit besi, Fahripun terluka parah, ada bekas sayatan dikakinya. Santi berteriak cukup keras dan merintih serta menangis karena tidak kuat menahan sakit.
"San.. San.. "
"Bangun Santi, kita sudah sampai"
"Sampai mana kak?"
"Sampai Batu, wahana Dinosaurus"
"Oh, jadi Kita baru sampai? Aku tidak masuk ya kak!"
"Lah emang kenapa? Bagus tahu! Kapan lagi kita bisa ke sini?"
"Teman-teman nanti tidak usah naik wahana yang keliling-keliling itu ya!"
"Emang kenapa Santi?"
"Iya kenapa sih? Kan kita mau liburan dan seneng-seneng"
"Tadi aku mimpi naik wahananya, kita semua cidera dan terluka karena wahananya mengalami kecelakaan"
"Itukan cuma mimpi San.. mudah-mudahan tidak terjadi ya"
"Iya, tapi mimpinya nyata banget bahkan tergambar jelas dimataku hingga saat ini.. wahana dan orang-orangnya (serem deh)"
"Ya sudah, kita masuk dulu saja, terus liatin tuh kalau orang-orangnya sama tidak dengan mimpi kamu, kalau sama, ya sudah kita tidak usah naik"
"Iya tuh bener, yuk kita masuk dulu"
"Yuk, itu Hendra sudah manggil kita untuk segera masuk"
"Tiket sudah dibeli?"
"Sudah semua! Kita tinggal masuk saja"
"Oke"
"Yuk, Berangkat..."
Mereka berjalan masuk, Santi berjalan dibagian belakang ditemani Fahri. Sementara Hendra sudah berada di pintu masuk, memberi petunjuk kepada petugas jaga pintu masuk yang berseragam biru.
Sampai di dalam sudah terlihat replika dinosaurus ditambah lagi suasana alam yang indah disana.
"Kak Fahri aku tidak mau ikut wahana ya, aku keliling lihat-lihat saja"
"Yakin lo San, tidak mau ikut main?"
"Engak kak Anisa"
"Nanti nyesel loh"
"Enggak apa-apa"
"Iya, San.. yuk kita naik, entar kamu sama sku saja"
"Itu dia kak Fahri, tadi aku mimpi di sampingku ada kakak. Kakak terluka dibagian kaki dan badan penuh darah"
"Serem amat sih San!"
"Ya begitu deh kak, makanya aku takut banget untuk naik wahananya"
"Sudah, yuk kita naik saja, insyaAllah tidak terjadi apa-apa" Sahut Herman..
"Iya Yuk San, kita naik.. keburu sore nih"
"Enggak, pokoknya aku tidak mau naik. Suatu saat nanti aku akan ke sini lagi"
"Nantinya kapan, kan tidak tahu!"
"Sudah sana kalian naik saja semua"
"Ya sudah, gua temenin Santi di sini deh, nanti kapan-kapan gua akan temenin Santi ke sini"
"Iya ya kak, janji ya mau temenin Santi ke sini lagi"
"Iyah"
Mereka bertiga berjalan masuk naik ke dalam wahana, sedangkan Santi dan Fahri duduk menunggu di kursi depan pintu masuk wahana.
"Kamu capek San?"
"Iya kak Fahri, tapi aku seneng bisa jalan-jalan dan mengunjungi banyak tempat Wisata"
"Iya, saya juga senang jalan-jalan ditemenin kamu"
"Ditemenin?"
"Iya San, kakak seneng bisa mengenal kamu lebih dekat"
"Kan, kakak kenal aku sudah lama"
"Iya tapi sekarang bisa tahu lebih banyak tentang kamu"
"Emang aku kenapa kak?"
"Kamu cantik!"
"Ah, kakak bisa aja!" Santi tersenyum malu dan mukanya memerah..
"Iya San, aku mulai jatuh cinta sama kamu sejak saat waktu pertama main lagi ke rumah kamu, setelah sekian lama tidak pernah main"
"Apa yang kakak suka dari aku?"
"Banyak!"
"Iya apa saja, sebutin kak"
"Ah, tidak usah, kamu pasti sudah tahu kecantikan kamu dari mana"
"Ya.. kan, hanya kakak yang bisa nilai aku. Kan pandangan orang bisa beda-beda sama aku"
"Pertama semuman kamu yang manis, karena lesung pipit kamu di kedua pipi kamu, cara bicara kamu yang lembut dan sedikit manja, ditambah lagi rambut panjang kamu yang selalu tergerai lurus dan indah. Warna rambut kamu juga pas warnanya, mengkilat dan indah banget"
"Iya kak.. beneran?"
"Bener dong, semoga kita bisa bersama ya? Sekarang kita jalanin dulu saja. Terus kita bisa saling kenal dulu lebih dekat"
"Iya kak.. aamiin"
"Kamu senang tidak San?"
"Senang apa nih kak?"
"Iya, senang tidak dekat dengan kakak?"
"Senang dong kak, sedikit-sedikit aku juga kagum dengan kakak.. tapi aku tidak tahu perasaan ini bagian dari cinta atau bukan. Kasih aku waktu ya kak untuk mengenal kakak lebih dekat dulu"
"Iya San, aku juga berfikir sama seperti kamu. Biarkan hubungan kita ini mengalir apa adanya"
"Iya kak"
Fahri dan Santi berjalan jauh dari tempat duduknya tadi. Tidak terasa obrolan mereka tadi membuat mereka tersesat.
"Kak, kita dimana nih?"
"Tidak tahu juga ya!"
"Duh, kita harus balik lagi ke tempat duduk kita tadi, entar mereka nyariin kita"
"Iya yuk kita balik ke tempat tadi"
Mereka bertanya kepada petugas kebersihan di sana kemudian juga satpam. Ternyata butuh waktu lama untuk sampai di depan wahana tadi. Mereka duduk dan mencoba menunggu selama 30 menit.
"Kita sudah lama di sini kak"
"Iya, yuk kita ke mobil saja. Mungkin Nisa, Herman dan Hendra sudah dimobil. Karena sudah 1 jam lebih mereka masuk ke wahana. Mungkin tadi pas kita jalan mereka sebenarnya sudah keluar wahana"
"Iya kak, mungkin mereka sudah cari-cari kita juga tadi"
Mereka berjalan keluar menuju parkiran mobil.
"Ni dia nih mereka berdua, pacaran kemana saja lo pada?"
"Iya kita cari-cari tadi ke seluruh penjuru tempat wisata, tapi tidak nemuin lo berdua" Jawab Herman..
"Tadi kita jalan keliling-keliling untuk lihat-lihat, eh malah kesasar"
"Kesasar ke semak-semak yah?"
"Ih, kakak.. dari pada semak-semak mending ke hotel sekalian dah"
"Oh, sudah niat ke hotel toh!"
"Ya habis kakak ngomongnya begitu"
"Ya sudah lah man, gua pasti ngejaga banget adik lo, tidak mungkin gua jahatin lo. Pokoknya gua pasti bilang dulu sama lo kalau nanti kita sudah jadian!"
"Berarti sudah mau jadian dong?"
"Ah, kakak mah sensitif banget"
"Gini lo man, gua punya prinsip klo semua wanita itu 'keperawanan adalah milik suaminya, bukan untuk pacar apalagi hanya teman' begitu man"
"Yakin?"
"Itu prinsip gua. Tapi kalau lo tidak yakin sama gua ya sudah gua akan ngejauhin Santi.. ngejauhin sejauh jauhnya. Karena gua tidak mau persahabatan putus karena cinta begitupun sebaliknya"
"Enggak begitu juga sih Fah"
"Iya gua ngerti kekhawatiran lo. Pegang kata-kata gua Man"
"Ya sudah yuk, kita jalan lagi.. sudah mau maghrib ni" Kata Hendra
"Yuk.."
Perjalanan mereka lanjutkan menuju pelabuhan Tanjung Perak untuk menyebrang ke pelabuhan Benoa, Bali.
Perjalanan malam ini mereka tidak menginap di hotel tetapi langsung melanjutkan terus berjalan hingga sampai di bali saat pagi keesokan harinya. Saat malam mereka mampir makan malam di rumah makan daerah Jember. (KK)
--- DH ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar