Awal mengenalnya di sebuah acara ulang tahun sahabatku. Malam minggu itu sebenarnya aku malas untuk pergi ke acara tersebut, namun temanku memaksa aku agar datang ke rumahnya. Dengan malas-malasan aku akhirnya pergi ke rumahnya di daerah Bintaro. Aku pergi ke sana dengan menggunakan sepeda motor, sempat mau putar balik karena turun hujan. Namun hal itu tidak jadi aku lakukan karena tanggung tinggal setengah jalan.
Sampai di lokasi, aku memang sudah terlambat 1 jam lebih, ku lihat banyak sekali teman, saudara dan tetangga Beni yang hadir. Ku beranikan diri melangkah masuk ke dalam rumahnya, ku lihat Beni berbincang di dekat pintu masuk, diapun menegurku.
"Hai Amrin"
"Hai, Ben.. selamat yah, semoga di ulang tahun kamu yang ke 17 ini, kamu semakin dewasa, sehat selalu dan sukses dunia akhirat."
"Aamiin.. Terima kasih yah. Yu kamu makan dulu!" dia menggiringku ke arah meja makan..
"Acaranya sudah selesai Ben?"
"Sudah, kamu sih datangnya telat! tadi acara mulainya tepat waktu jam 18.30"
"Oh gitu, maaf yah, kalau gua telat"
"Iya tidak apa-apa, yang penting lo mau datang ke rumah gua aja, sudah terima kasih banget"
Akupun mengambil hidangan makanan yang tersedia, kemudian melanjutkan obrolanku dengan Beni dan sebagian temannya yang memang aku kenal. Malam itu terlewatkan begitu saja hingga aku sampai rumah jam 11.00 malam.
Paginya aku kebablasan tidur sampai jam 09an. Dari luar ibuku mengetuk pintu bahwa ada yang menelponku, katanya sih dari Beni.
"Maaf sob, gua ganggu tidur lo, lagian sudah siang begini masih tidur aja sih?"
"Iya nih, capek banget semalam, terus hari ini belum ada acara mau kemana.. jadi tidur-tiduran aja deh"
"Kita ketemuan yuk di Cilandak Town Square"
"Ngapain.. kan semalam sudah ketemu"
"Ngobrol-ngobrol aja sambil makan siang"
"Malas ah, mending di rumah lanjutin tidur"
"Ah, lo mah.. malas mulu kalo diajakin ketemuan"
"Sebenernya gua mau ngenalin lo sama cewek, atau gua ke rumah loa aja kali ya.. biar sekalian dikenalin sama orang tua lo"
"Ah, sialan lo, ya sudah gua kesana deh..dari pada lo ke rumah. Bisa bahaya! belum tentu cewek yang lo kenalin okeh"
"Yah, lo pasti suka deh sama dia, gak mungkin bisa nolak. Orangnya tuh manis banget, bahkan lebih manis dari gula"
"Bisa aja lo, ya sudah gua jalan ni"
"Jalan sekarang yah, gak pake lama"
"Iya, tapi gua mau mandi dulu ya sama sarapan"
Selesai mandi dan sarapan, aku bergegas pergi ke mall yang di bilang Beni tadi. Sampai di sana, ku lihat mereka bertiga sudah ada.
"Hai Ben"
"Ni, kenalin adiku Tasya dan disebelahnya teman adikku 'Rosi'"
"Tasya mah gua dah kenal, ngapain lo kenalin gua lagi"
"Hai saya Amrin" aku menyodorkan tanganku ke Rosi..
"Aku Rosi"
"Maaf gua gak telat kan?"
"Enggak sih, nih nasi gua masih ada setengah lagi kok"
"Hehehe"
"Ketawa lo, tiap janjian pasti ngaret deh"
"Ya maaf, namanya rumah jauh"
"Gua juga jauh tapi bisa sampai lebih cepat"
"Ya sudah gak usah di bahas lagi yah, Tas.. kakak lo ni marah terus.. dah gitu baru setahun pindah dari Lenteng Agung. Tapi sudah lupa kita sering main waktu dulu"
"Iya nih kakak, kita kan sering main kasti bareng terus juga galaksin"
"Iya kakak inget kok"
Aku melihat Rosi, adalah gadis yang manis dan cantik. Kulitnya yang putih, rambutnya yang panjang terurai serta lesung pipitnya yang manis saat dia tertawa. Sungguh sangat mempesona dipandang mata. Akupun melanjutkan pembicaraan kepada Rosi.
"Rosi.. temannya Tasya sejak kapan?"
"Sejak Tasya masuk sekolah di tempat ku"
"Oh, iya yah"
Banyak yang aku ceritakan kepadanya, hingga akupun jatuh hati kepadanya. 3 hari dari pertemuan itu akupun menyatakan cintaku kepadanya. Kitapun menjalani masa-masa pacaran yang indah, walau terkadang hanya sebulan sekali bertemu karena jarak rumahku dengannya yang agak jauh.
Selebihnya aku telpon-telponan dengan menggunakan telpon rumah. Aku bahagia sekali bisa mendapatkan dirinya yang cantik, baik, pengertian dan periang. Semoga hubungan ku dengannya bisa langgeng dan akupun tidak mau mengecewakannya.
Saat aku ajak nonton bioskop, dia lebih menyukai film-film percintaan, untuk makan dia bukan tipe orang pemilih. Rosi bisa diajak makan di mana saja, asalkan tempatnya bersih dan enak untuk duduk-duduk santai.
Sudah setahun aku berpacaran dengannya, tidak ada sedikitpun yang kurang darinya. dia sungguh sempurna dan aku rasa menjadi idaman semua orang.
Aku pernah bertanya padanya,
"Kenapa kamu bisa menyukai ku Ros?"
"Entah.. saat malam itu aku aku melihat kamu, aku merasa aku sudah mengenal kamu lama. Aku melihat wajah kamu sangat menyenangkan."
"Menyenangkan bagaimana? Aku merasa aku biasa saja, tidak ada yang istimewa"
"Bagiku kamu adalah segalanya, aku berharap kamu bisa menjadi imamku suatu saat nanti. Karena ku lihat kemanapun aku pergi bersama kamu, jika azan sudah berkumandang, pasti kamu akan sempatkan untuk mencari mushollah dan sholat"
"Aku bahagia kamu bisa menjadi bagian dari hidupku Ros"
"Aku juga Kak Amrin"
Selesai Rosi, menamatkan sekolahnya aku dan keluargaku segera melamarnya. hingga 4 tahun kemudian setelah dia tamat kuliah barulah kami menikah. Saat itu aku sudah bekerja di sebuah perusahaan keuangan swasta. (KK)
-- DH --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar