Pernikahanku sudah berlangsung selama 13 tahun lamanya. Banyak suka dan duka yang aku alami bersama. Saat ini aku sudah memiliki 2 orang anak yang ganteng dan cantik. Anakku tumbuh menjadi anak yang pintar dan baik serta taat beribadah. Memang selama 15 tahun aku bersama suamiku tidak pernah ada pertengkaran hebat dan jika bertengkarpun kami tidak di depan anak-anak.
2 tahun masa-masa kami berpacaran sangatlah indah, dia yang aku kenal saat kuliah dulu adalah sosok lelaki idamaku banget. Dia adalah sosok yang sopan, berbicara santun, baik, murah senyum, berwibawa serta sedikit lucu. Aku dan dia sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama.
Memang sosok suamiku bukan orang yang romantis namun dia bisa bertanggung jawab untuk keluarga. Bahkan setiap bulannya pasti dia mengajak aku dan anak-anak liburan ke luar kota..
Sampai saat ini suamiku masih seperti yang aku kenal saat pertama kali berjumpa. Namun ada keherananku pada pagi hari itu, saat aku membuka WhatsApp di telpon genggamku. Ada yang mengirim foto suamiku yang sedang makan berdua di dalam sebuah rumah makan. Ku lihat nomor pengirimnya, tidak aku kenal dan gambar di profile-nya pun hanya sebuah bunga mawar. Dalam hatiku, aku yakin yang mengirimkanku gambar di WhatsApp ini adalah seorang wanita. Pagi itu aku menganggap tidak pernah terjadi apa-apa, aku juga tidak pernah menanyakan hal itu kepada suamiku.
Hingga sebulan kemudian masuk kembali foto yang membuatku sangat kaget. Ku lihat di foto itu suamiku sedang mencium pipi seorang wanita. Percaya gak percaya sih, karena aku hanya melihat sosok prianya dari belakang, namun dalam hati kecil aku yakin itu memang suamiku. Hal ini pun hanya aku simpan erat di dalam telpon genggamku.
2 minggu kemudian, Si mawar (aku sebut saja demikian karena pada aplikasi WhatsApp hanya terdapat gambar bunga mawar dan namanya pun hanya tercantum '~☆~'). Kali ini aku benar-benar marah ke suamiku, menurutku ini benar- benar keterlaluan. Malam itu aku hampiri suamiku yang sedang berada di dalam kamar.
"Mas, ini foto kamu saat berada di hotel mana?"
Lama dia melihat foto yang aku tunjukkan dari telpon genggamku dan kulihat dia berfikir keras untuk mengingatnya.
"Oh itu saat aku sedang menolong bos ku yang sakit, saat itu juga banyak orang yang mengantar ke rumahnya. Ku ingat ada 4 orang yaitu aku, sekretarisku, sopir dan ibu bos yang sakit. Saat di kamar tersebut juga ada 2 orang pembantunya. Lagi pula mana mungkin kalau aku dengan yang lain bisa ada yang foto. Harusnya kamu curiga, pasti ada yang sedang memfitnahku."
"Terus siapa yg mau memfitnah kamu?"
"Yang pasti diantara orang-orang yang aku sebut tadi"
"Ya sudah kamu percaya sama aku. Aku akan memegang teguh cinta suci dan perkawinan kita. Tidak ada yang memisahkan kita kecuali maut dan Allah"
"Iya mas Ismail, aku percaya kamu"
"Memang sudah berapa kali dia kirim foto ke kamu?"
"Sudah 3 kali mas, saat kamu makan, ciuman dan terakhir yang ini"
"Hah.. ciuman, sama siapa?"
"Tidak tahu.. gak jelas"
"Mana aku lihat!"
Mas Ismail, melihat semuanya dengan detail, kemudian berbicara kepadaku bahwa itu hanya makan biasa dan foto yang terlihat seperti orang ciuman adalah saat dia sama-sama bangun dari meja makan.
"Kamu tenang saja Diana sayang, aku itu teramat sangat mencintai kamu.. semoga kamupun begitu"
"Iya mas aku juga sangat sayang sama kamu. Aku percaya sama kamu. Tapi jangan kamu permainkan kepercayaanku yah"
"Permainkan bagaimana?"
"Yah, kamu tahu lah"
Dia mencium bibirku dengan mesra sambil berkata 'aku cinta kamu dunia akhirat.. semoga Allah selalu bersama cinta kita'.
"Aamiin.."
Semenjak hari itu aku cuek dengan kiriman apapun tentang suamiku yang di kirim ke telpon genggamku. Suamiku juga tidak mau ambil pusing. Aku sebagai ibu rumah tangga, selalu menjaga rumah ini agar rumah tangga kita bisa tetap selalu utuh, baik dan menjaga anak-anakku dari sesuatu hal yang membahayakan dan mengajarinya dengan kebaikan-kebaikan. Tutur kata yang kami lontarkan juga kami jaga dengan hati-hati.
Hari-hari berjalan normal seperti biasanya, tidak ada yang berubah dari kehidupanku, suamiku masih mengajak kami jalan-jalan bersama, baik itu ke pusat perbelanjaan atau hanya makan bersama.
Saat bekerja dan pulang kerja juga seperti biasanya, kecuali ada rapat dadakan. Suatu ketika aku sedang pergi bersama anak-anak, dari jauh aku melihatnya sedang berjalan dengan seorang wanita seksi, aku berusaha menghindarinya, namun kemudian aku tetap diketahui oleh suamiku.
"Dianaaa.... Dianaa... Diana.." dia memanggilku dari kejauhan.. akupun menghampirinya..
"Hai mas, lagi apa di sini?"
"Kenalin Diana, ini teman SMA ku dulu"
"Santi.." dia mengatakan namanya dengan lembut sambil berjabatan tangan denganku..
"Aku duluan yah.." Santi berkata dan langsung meninggalkan kami pergi..
"Aku tadi tidak sengaja ketemu Santi, memang aku dengannya sudah lama tidak bertemu.. dia kerja di Biro Travel"
"Terus.. masalah!"
"Enggak masalah, aku tadi ingin berbicara dengan Santi, mengenai perjalanan umroh. Ternyata Umroh di Travelnya sangat murah. Rencana aku akan mengajak kamu dan anak-anak ke Mekah dan Madinah 3 bulan dari sekarang."
"Bener mas?"
"Bener lah"
"Terima kasih ya?"
"Iya.. makanya kamu harus selalu berfikir positif yah.. Tidak usah meragukan cintaku"
"Iya mas"
Sampai sekarang kami sudah mempunyai cucu dari kedua anakku. Kami masih sering berlibur atau makan bersama-sama. Ini lah cinta.. Cinta yang memang bukan hanya sekedar kata indah tapi adalah pembuktian di dalam kehidupan bersama. (KK)
-- DH --
Hari-hari berjalan normal seperti biasanya, tidak ada yang berubah dari kehidupanku, suamiku masih mengajak kami jalan-jalan bersama, baik itu ke pusat perbelanjaan atau hanya makan bersama.
Saat bekerja dan pulang kerja juga seperti biasanya, kecuali ada rapat dadakan. Suatu ketika aku sedang pergi bersama anak-anak, dari jauh aku melihatnya sedang berjalan dengan seorang wanita seksi, aku berusaha menghindarinya, namun kemudian aku tetap diketahui oleh suamiku.
"Dianaaa.... Dianaa... Diana.." dia memanggilku dari kejauhan.. akupun menghampirinya..
"Hai mas, lagi apa di sini?"
"Kenalin Diana, ini teman SMA ku dulu"
"Santi.." dia mengatakan namanya dengan lembut sambil berjabatan tangan denganku..
"Aku duluan yah.." Santi berkata dan langsung meninggalkan kami pergi..
"Aku tadi tidak sengaja ketemu Santi, memang aku dengannya sudah lama tidak bertemu.. dia kerja di Biro Travel"
"Terus.. masalah!"
"Enggak masalah, aku tadi ingin berbicara dengan Santi, mengenai perjalanan umroh. Ternyata Umroh di Travelnya sangat murah. Rencana aku akan mengajak kamu dan anak-anak ke Mekah dan Madinah 3 bulan dari sekarang."
"Bener mas?"
"Bener lah"
"Terima kasih ya?"
"Iya.. makanya kamu harus selalu berfikir positif yah.. Tidak usah meragukan cintaku"
"Iya mas"
Sampai sekarang kami sudah mempunyai cucu dari kedua anakku. Kami masih sering berlibur atau makan bersama-sama. Ini lah cinta.. Cinta yang memang bukan hanya sekedar kata indah tapi adalah pembuktian di dalam kehidupan bersama. (KK)
-- DH --