Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 27 September 2019

Cinta Terlahir Kembali

Memasuki usia remaja, yang aku tahu waktu itu hanya sekolah dan belajar. Tahun 1994 aku masuk sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama). Pada saat berbaris untuk upacara pertama kalinya di sekolah yang baru, aku melihat sebagian teman-temanku sudah banyak yang aku kenal dari sejak SD (Sekolah Dasar) atau TK (Taman Kanak-kanak) dan ada juga tetangga dekat rumah. Saat itu yang aku lakukan hanya belajar, bermain dan dekat dengan siapa saja.
Masa-masa itu aku belum mengenal arti cinta, bahkan aku juga belum tahu beda cewek cantik dengan tidak cantik. Namun ada yang berbeda dari diriku saat memasuki semester kedua, aku mulai merasakan senang melihat seseorang teman wanita berlama-lama, bahkan jika tidak melihatnya aku merasakan hari itu ada sossok yang hilang.

 Imej yang berkaitan

Beranjak ke kelas dua, adikku  masuk sekolah yang sama denganku. Disitulah cerita ini berawal..
Singkat cerita Adikku berteman dengan 2 temannya, mereka sering ke rumah, entah itu belajar atau hanya main saja. Salah seorang dari temannya menyukaiku, saat itu aku hanya menganggap biasa saja. namun aku tetap berteman dengannya. Akupun semakin akrab dengannya, kami sering bermain sepeda bareng keliling kampung. Semakin lama kami semakin dekat hingga aku memutuskan untuk berbicara serius dengannya ketika kita sudah berteman selama 1 tahun. Aku ingat sekali waktu itu tahun 1996 akhir. Teman adikku itu bernama Lisa.

     "Lis, aku pengen bicara serius dengan kamu"

     "Bicara aja Doni.. aku dengar kok"

     "Begini Lis.. akuuu.. ah gak jadi ah"

     "Kok gak jadi sih"

     "Iya nanti saja deh.."

     "Udah ngomong saja, gak usah malu"

     "Lis, aku suka sama kamu.. kamu mau gak jadi orang yang istimewa di hatiku?"

     "Mau"

     "Kok jawabannya cepet banget sih dah gitu singkat banget lagi"

     "Emang mau.. trus mau ngomong apa lagi donk"

Sejak itu aku menjadi sangat dekat dengannya, adikku pun sering meledekku. Saat sekolah itu aku tidak pernah pergi dan pulang bareng dengan Lisa. Karena saat kelas 2 aku masuk pagi dia masuk siang dan saat kelas 3 karena ada pembangunan sekolah, sekolah kami menumpang ke sekolah lainnya. Seluruh kelas 1 dan kelas 2 sebagian menumpang di SDN daerah Srengseng Sawah sedangkan kelas 2 yang sebagian lagi dengan seluruh kelas 3 menumpang di SDN daerah Lenteng Agung. Jadinya kita terpisah lokasi, padahal semua masuk siang, coba kalau kita 1 lokasi, pasti kita bisa pergi dan pulang bersama.
Memasuki masa SMA (Sekolah Menengah Atas), walau kita berbeda sekolah, saat liburan kita sering main di rumah atau keluar makan bakso atau hanya duduk-duduk di taman. Semakin lama kita semakin dekat dan semakin akrab, tidak ada lagi canggung atau malu-malu lagi.
Tahun 1999 saat dia SMA, Lisa mengambil jurusan Tata Boga, mungkin dia mau jadi wanita yang ahli masak. Aku berfikir 'enak juga jika punya istri jago masak..bisa masak makanan yang enak-enak untukku'.
Tak terasa sudah 4 tahun aku mengenalnya, aku semakin sayang dengannya. Dia adalah sosok gadis penurut, pengertian, tidak banyak tingkah namun blak-blakan (artinya dia akan bicara sesungguhnya jika dia suka ataupun tidak suka). Cinta ini semakin tumbuh dan berkembang begitu dalam hingga kita berfikir tidak bisa terpisahkan.
Tamat sekolah dia memilih untuk membuka usaha rumah makan di dekat kampus IISIP dekat dengan rumahnya. Akupun tidak melarangnya, karena bagiku itu merupakan hal positif yang harus dikembangkan dan dijalani.
Karena rasa sayangku kepadanya aku sering mampir ke tempat usahanya, aku membantunya melayani pelanggannya yang datang. Aku kesana tidak tentu waktu kadang saat mau ke kampus, kadang saat pulang dari kampus atau saat liburan.
6 tahun sudah kita berpacaran di tambah 1 tahun sebelumnya masa-masa kedekatanku dengannya, jadi sudah 7 tahun aku mengenalnya.
Saat itu aku sedang ujian UAS (Ujian Akhir Semester) di kampus ku di Kebayoran Lama. Sore itu aku dengar, rumah makannya kebakaran karena ledakan gas. Selesai ujian segera aku pergi ke tempat usahanya. ternyata kulihat semua terbakar dan sudah terpasang garis polisi. Akupun bertanya-tanya tentang warga sekitar mengenai apa yang terjadi.

     "Pak Parjo (orang yang buka usaha tepat di sisi kanan tempat usaha Lisa), sebenarnya apa sih yang terjadi?"

     "Tadi gas di dapur Lisa, meledak.. diapun terpental dan kebakaran pun terjadi. Saat api belum membesar kita menariknya keluar dan langsung membawanya ke rumah sakit"

     "Oh begitu, terus bagaimana keadaan Lisa Pak?"

     "Tadi saat dibawa ke Rumah Sakit, dia masih sadar dan masih bisa berbicara, cuma di dadanya sesek saja"

     "Oh begitu"

Aku pun pamit dengan Pak Parjo, aku melihat kerusakan di seluruh tempat usaha Lisa dan juga samping kiri kanannya menjadi imbas terkena kobaran api. Untungnya mobil pemadam kebakaran bisa cepat tiba di lokasi, hingga hanya 3 toko saja yang terbakar. Dan juga memang posisi tokonya di jalan utama jadi aksesnya menjadi sangat mudah untuk langsung memadamkan api.
Belum ada rasa khawatir mengenai keadaan Lisa, karena menurut banyak saksi di lokasi, dia baik-baik saja. akupun bergegas menuju rumah sakit tempat dia dirawat. Aku melihat dia terbaring di atas tempat tidur rumah sakit dengan infus di tangan kirinya serta selang oksigen yang berada dihidungnya. Akupun berjalan mendekatinya..

     "Hai, sayang.."

     "Gimana keadaan kamu?"

     "Dadaku masih sesak" dia berkata pelan.. akupun memegang erat tangannya dan sesekali memeluk pundaknya untuk memberinya semangat

     "Ya sudah, kamu yang sabar yah.. mungkin ini cobaan yang harus kita lalui.. jangan salahkan siapa pun.. yang harus kita lakukan adalah intropeksi diri kita"

     "Iya Mas Dani.. malam ini kamu temani aku yah?"

     "Aku ada ujian besok pagi, besok adalah ujian terakhir.. jadi besok malam saja yah aku temanin kamu.. malam ini kamu sama papa kamu dulu yah"

     "Yaaaaa.. jadi gak bisa yah?" dia berkata manja kepadaku..

     "Iya, besok yah"

Imej yang berkaitan

Tengah malam aku baru keluar dari rumah sakit, aku belajar di sepanjang jalan menuju rumah mengenai pelajaran yang akan diujikan besok. Untungnya aku menggunakan angkutan umum jika ke kampus jadi bisa sambil belajar di jalan deh. Seperti biasa keesokan harinya jam 6 pagi aku sudah pergi ke kampus untuk ujian jam 8. Saat ujian berlangsung semua telepon genggam peserta ujian harus dimatikan. Akupun fokus mengerjakan soal yang diberikan.
60 menit saja ujian berlangsung dengan 10 soal Essay. Setelah selesai ujian akupun menghidupkan telepon genggamku. Saat aku hidupkan telpon genggamku, masuk berita peringatan panggilan tak terjawab sebanyak 25 kali dan sebuah SMS yang menyuruhku segera datang ke rumah sakit.
Akupun begegas pergi ke rumah sakit, setibanya di sana semua orang terlihat sangat sedih dan ibunya Lisa terlihat menangis. Bapaknya Lisa pun menghampiriku dan berkata 'Lisa sudah tidak ada', aku disuruhnya 'ikhlas menerima kejadian ini'.
Saat itu juga badanku menjadi lemas seperti tidak ada tenaga, pikiranku melayang teringat perkataannya semalam. Aku sangat menyesal tidak mau menuruti permintaan terakhirnya.
Sebulan lamanya aku sakit memikirkan kenangan bersamanya. Hari-hariku selanjutnya menjadi tidak bersemangat, diriku menjadi seorang yang pendiam (tidak banyak berbicara) atau berbicara hanya sekedarnya kepada banyak orang.
Sampai 5 tahun berlalu aku masih tidak bisa melupakannya, bayangannya masih selalu hadir dalam ingatanku. Bagiku separuh napasku sudah ikut pergi bersamanya.
Untungnya Saat ini aku sudah bekerja di perusahaan Perdagangan. Hingga aku mempunyai kesibukan agar tidak berfikiran dia terus menerus. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa aku masih merindukan sosoknya hadir di hidupku, aku masih berharap dia masih berada disisiku.
Hari itu saat aku pulang bekerja, dari atas bus aku melihat sosok wanita mirip dengan dia di seberang jalan berlawanan dari arah berjalannya bus yang aku naiki. Spontan aku menyetop bus tersebut kemudian turun dan secepat mungkin berlari kembali menuju tempat wanita yang kulihat tadi sedang berdiri. Namun sosoknya tidak aku temukan, mungkin karena bis ku terlalu jauh berhentinya sehingga aku kehilangannya atau hanya halusinasiku saja, entah yang mana yang benar.
Kembali aku menyebrang jalan dan menunggu bus yang ke arah rumahku datang kembali, lama aku menunggu mobil busku tidak kunjung datang, hingga waktu sholat magrib sudah masuk, ku coba mencari masjid di sekelilingku, ku lihat ada kampus tepat di belakangku berdiri. Akupun bertanya kepada satpam kampus mengenai letak musholah di kampus tersebut. Kemudian aku berjalan menuju tempat yang diberitahukan satpam tersebut.
Selesai sholat, saat aku memakai sepatu, tepat dihadapanku melintas sosok yang sedang aku cari tadi. Aku segerakan memakai sepatu dan menghampirinya. Agak gugup sih terus sedikit takut tapi tekadku kuat untuk kenalan.

     "Maaf, hai.." aku berkata dari belakangnya kemudian melambaikan tanganku..

     "Kalau boleh aku boleh kenalan dengan kalian" aku berkata kalian karena mereka bertiga
      "Maaf aku cuma mau kenalan saja, tidak ada maksud lain"
      "Namaku Doni.." aku menyodorkan tangan kananku ke arah mereka..

     "Aku Dini.. Seli.. Santi" mereka berkata dengan pelan..

     "Oh oke, terima kasih ya sudah mau kenalan denganku"
     "Kalau boleh tahu kalian kuliah dijurusan apa?"

     "Sekretaris" Dini berkata..

     "Oh gitu, jadi kalian tiap hari senin masuk jam berapa?"

     "Kita ada kuliah jam 18.30 - 20.00"

     "Oh oke.. terima kasih ya"

     "Oh iya.. masnya kuliah di jurusan apa?"

     "Aku kerja di Kelapa Gading.. Perusahaan Perdagangan. Jujur tadi aku melihat Seli dari bus seperti orang yang sudah lama aku kenal. Ternyata beda"

     "Oh begitu.. memang sama banget yah Mas Doni?" Santi berkata..

     "Sama persis dari mukanya, bentuk badan, warna kulit, bentuk rambut dan panjang rambutnya pun sama.. hanya nama saja yang beda"

     "Emang nama teman Mas siapa?"

     "Lisa"

     "Ih, namanya hampir sama juga tuh, cuma terbalik aja"

     "Terbalik! maksudnya gimana?"

     "Iya coba deh dibalik 'Seli jadi Lise' hampir sama kan!"

     "Iya juga yah"

Tak berlama-lama aku langsung pamit pulang. Saat malam tiba aku kembali memikirkan perjumpaanku tadi dengan Seli. Senang rasanya bisa melihat wajah Lisa kembali walaupun beda orang.
Selanjutnya tiap hari senin aku pasti mampir ke kampus Seli dan sholat di sana. Dipertemuanku kedua aku beranikan diri meminta nomor telepon genggamnya, syukur dia mau memberikannya. Itulah awal mula ke dekatanku dengannya.
Hingga aku sering SMS dan telpon dengannya. Alhamdulillah-nya lagi cintaku berbalas, 6 bulan kemudian kami resmi berpacaran. Tidak mau menunggu waktu lama, akupun menanyakan kesiapannya untuk berumah tangga.

     "Sel, aku ingin segera melamar kamu! apakah kamu sudah siap hidup bersama denganku untuk selama-lamanya?"

     "Gak kecepatan mas? aku kan juga masih kuliah!"

     "Enggak kok, kan kuliah masih bisa dilanjutkan walau sudah menikah juga"

     "Iya sih.. kamu sudah 100% mengenal dan memahami aku? memang kamu benar-benar sudah menerima aku apa adanya? menurut kamu aku seperti apa sih mas?"

     "Iya.. aku akan menerima kekurangan dan juga kelebihan yang ada di diri kamu, bagiku kamu adalah wanita yang baik dan rajin ibadah.. itu saja sudah cukup.."

     "Ya sudah kalau begitu, memang kapan kamu akan melamar aku?"

     "Minggu depan"

     "Cepat banget sih, aku aja belum kamu kenalin ke keluarga kamu.. kenapa gak kamu kenalin aku dulu ke keluarga kamu baru bisa ambil keputusan untuk melamarku"

     "Iya malam minggu besok aku akan jemput kamu dan mengenalkan kamu ke keluarga besarku"

     "Nah gitu dong.. harus ada perosesnya.. pelan-pelan saja mas.. santaaiiiii.. hehehehe" dia meledekku sambil tertawa

     "Iya nih abis kamu cantik banget.. aku takut ada yang mengambil kamu.. aku takut banget kehilangan kamu.. jika ini terjadi aku bisa mati dibuatnya"

     "Kok begitu? Ah mas bisa aja nih" dia tersipu malu.. dan dengan senyuman manjanya

     "Iya separuh nafasku sudah hilang kemarin bersama Lisa, nah sekarang jika kamu tak lagi ada di sisiku maka nafas itu akan hilang semuanya.. kalau semua nafasku hilang bagaimana dong!"

     "Ah kamu bisa aja mas.. mana mungkin aku meninggalkanmu!" dia tersenyum..

     "Terima kasih yah"

     "Untuk apa?"

     "Iya kamu sudah mau menjadi bagian dari diriku dan mau mengisi hari-hariku dengan senyuman dan canda tawamu.. aku sayang kamu Sel"

     "Iya mas.. Love u too"

Seminggu kemudian aku mengajaknya ke rumah, keluargaku aku suruh berkumpul semua malam itu. Dan kemudian setelah aku bersama Seli datang memasuki rumah, suasana menjadi riuh. Semua bilang ini mah Lisa, Lisa yang terlahir kembali. Untungnya Seli tidak marah saat semua orang membandingkan dia dengan Lisa. Semua menjadi ceria dan menganggap Seli sudah lama menjadi bagian dari mereka. Yang kulihat Seli tidak canggung kepada keluargaku. Dia mudah akrab dan seperti sudah menjadi bagian dalam keluargaku.
Aku berharap 'aku dan Seli bisa bersama selamanya..' (KK)

-- DH --








    

  




    

Jumat, 20 September 2019

Puisi Cinta 4

Emang wajahmu yang membuat hatiku meleleh

Variasi kata cinta tidak mampu menandingi pesonamu

Aku yakin kita akan bersama selamanya


Kehadiranmu membuat hidup ini menjadi berwarna

Untuk itu izinkan aku memelukmu dan menjagamu sampai akhir hayatku

Rindangnya pepohonan tak kan lebih sejuk dari cinta mu kepadaku

Nyanyian alampun kalah indahnya dengan kata-katamu yang menyejukkan

Inilah arti cintamu untukku

Allah bersama kita dan cinta kita



-- Dodhy Handayadi --

Jumat, 13 September 2019

Cinta Telah Pergi

Malam itu saat aku berada di teras rumah, aku melihat mu melintas di depan mataku. Aku melihat sepintas, sosok wanita cantik yang melintas saat itu. Aku mengejar sosok tersebut sampai ke depan pagar rumah. Terlihat dari belakang wanita dengan celana pendek berwarna biru dan berbaju kaos putih dengan rambut panjang tergerai jatuh sampai sebatas pinggang, berjalan menjauh dari aku berdiri. Dia berjalan ke arah jalan besar, hingga aku pergi masuk dan duduk kembali di depan rumah setelah sosok tersebut tidak terlihat lagi dari pandanganku.
2 jam kemudian dia lewat kembali, dan kali ini pandangan mukanya menengok ke arah ku, terlihat jelas dia ternyata tetanggaku yang bernama Silvi.

     "Hai Silvi.."

     "Hai Iwan.." Dia berhenti saat ku panggil dan kembali menyapaku..

     "Dari mana?"

     "Beli nasi goreng nih di depan" sambil mengangkat ke arahku bungkusan yang dia bawa..

     "Oh, gitu.."

     "Sudah dulu ya, buru-buru nih takut dingin"

     "Oke.."

Dia kembali berjalan pulang menuju rumahnya. 
Setelah itu aku masuk ke dalam rumah untuk mengambil wudlu kemudian sholat isya. Usai sholat aku pergi ke tempat tidurku. Saat berbaring di atas tempat tidur, terbayang sosok Silvi yang cantik. 4 tahun tidak pernah melihatnya, hingga kini dia sudah jauh berbeda. Mungkin dulu dia yang masih SMP, sedangkan sekarang sudah menjadi anak kuliahan.
Ingin rasanya aku dekat dengannya, namun apa yang harus aku lakukan?. Hingga akhirnya beberapa bulan kemudian dia duduk-duduk di depan rumah bersama teman mainnya. Saat itu aku pulang dari kerja dan akan memasukkan mobil ke dalam garasi. Saat ingin menutup pagar garasi, aku lihat dia sedang sendiri, entah kemana teman-temannya yang tadi banyak bersamanya.

     "Sil, teman-temannya pada kemana?"

     "Pada ke warung Wan"

     "Lah kamu gak ikutan?"

     "Enggak di sini aja"

     "Oh ya sudah.. aku masuk dulu yah"

     "Iyaaa"

Saat itu aku masih kaku mau berbicara apa, ingin rasanya aku mengajaknya pergi bersamaku, entah itu nonton, makan bareng atau sekedar hanya jalan-jalan saja menghabiskan waktu. Namun karena ketidak dekatanku dengannya jadi aku takut salah jika langsung mengajaknya pergi bersamaku. Dalam pikiranku juga masak belum kenal dekat sudah ngajak-ngajak jalan. 
Hari itupun terlewatkan, hingga akhirnya aku tidak pernah melihat sosok dirinya lagi.
1 tahun berlalu, aku mendengar dia akan menikah. Dalam hati 'habis sudah harapanku untuk memiliki dirinya seutuhnya'. Memang aku juga canggung karena kedua kakaknya adalah teman baikku. Namun kalau cinta mau gimana?. Tapi kini janur kuning sudah melengkung di depan jalan masuk ke arah rumahnya.

 Hasil carian imej untuk ‪janur di gang‬‏

Dalam hati aku hanya bisa berdoa agar kamu bisa bahagia bersama pria idamanmu.
Kali ini 2 tahun setelah pernikahannya aku mendengar kabar yang mengagetkanku. Aku mendengar Silvi meninggal karena sakit, dia meninggalkan seorang anak yang masih berumur 1 tahun.
Akupun mencoba datang ke rumahnya dan bertemu dengan orang tuanya serta keluarganya. Aku coba menghibur mereka dan mendoakan Almarhumah.

 Hasil carian imej untuk ‪bendera kining‬‏

Saat aku menunggu di kursi depan rumahnya, aku mendengar jika kehidupan Silvi sangat susah setelah menikah, serba kekurangan dan juga perlakuan kasar dari suaminya. Silvi yang memang tidak bekerja, hanya bergantung dari penghasilan suaminya yang bekerja di bengkel motor di daerah Condet. Yang aku dengar dari perkataan mereka, terkadang Silvi pernah tidak makan seharian.
Sedih rasanyanya mendengar perkataan dari kanan kiri tempat dudukku, ingin rasanya aku menolongnya namun, aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Selamat jalan Silvi.. sedikit benih cinta untukmu masih membekas di hatiku.. (KK)

-- DH --

Jumat, 06 September 2019

Kau Campakkan Cintaku

Kata orang masa-masa yang paling indah itu adalah masa-masa saat sekolah SMA, benar gak?. Aku mengalaminya sendiri pada masa-masa sekolah dulu. Kedekatan kami membuat kami jatuh hati dan akhirnya sama-sama menyatakan suka. Kami berpacaran sejak kelas 2 SMA (Sekolah Menangah Atas). Masa-masa itu sangat menyenangkan dan membuatku bersemangat, aku sangat mencintainya begitupun dengan dia, juga sangat mencintaiku. Berjalannya waktu kami akhirnya tamat dari SMA.

 Imej yang berkaitan
Kami berpendapat bersama bahwa setelah lulus akan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, hingga akhirnya kita sama-sama kuliah dia Universitas yang sama namun beda Fakultas. Seiring waktu, kehidupan dan keuangan pacarku sangat minim dan semakin berkurang, sehingga tidak bisa mencukupi jika masih ingin melanjutkan kuliah. Al-hasil dia harus berhenti dari kuliahnya. Akupun tetap membujuknya agar tetap bisa kuliah, namun keluarganya bersih keras jika anaknya harus bekerja membantu keuangan keluarga, tanpa harus membuang-buang uang untuk kuliah.
Hingga akhirnya aku berbicara kepada pacarku Mega, jika dia harus melanjutkan kuliah. 

     "Mega, kamu harus tetap kuliah yah.. Karena kita harus menjadi orang yang sukses dan berhasil kelak"

     "Tetapi Ibuku sudah menyuruhku berhenti karena sudah menghabiskan banyak biaya dan uang tabungan yang ada sudah terkuras habis"

     "Kan sayang banget kamu sudah semester 2, dan juga ilmu itu penting buat kehidupan kita ke depan, nantinya kamu bisa bekerja di perusahaan-perusahaan besar jika menggunakan Ijazah S1"

     "Keluargaku sudah tidak sanggup membiayai kuliahku lagi sayangku, biar aku di rumah saja yah membantu ibu"

     "Kalau begitu biar aku yang berhenti kuliah deh, kemudian mencari pekerjaan untuk membantu kamu."

     "Jangan, mending kamu saja yang kuliah, jika kamu mau kan bisa sambilan kerja juga tidak apa-apa"

     "Sudahlah, besok aku akan keluar dari kampus, aku harap jika nanti aku sudah bekerja kamu bisa kuliah dengan baik kemudian bekerja di perusahaan terbaik"

Akhirnya aku berkerja di perusahaan dengan berbekal ijazah SMA, aku bekerja sebagai office Boy, di perusahaan tersebut aku bekerja dengan keras, berupaya mencukupi semua kebutuhannya dari gajiku.
Karena kesibukan kita masing-masing (dia kuliah sedangkan aku bekerja), membuat aku dengannya jarang bertemu. Hubungan kami sedikit merenggang. Namun saat tanggal 25 setiap bulannya aku selalu mampir ke rumahnya dan memberikannya uang dari hasil kerjaku. Berharap dia bisa lulus dengan cepat dengan hasil yang sangat memuaskan.
Setelah tahu jika Mega sudah lulus kuliah aku senang sekali, akupun bergegas pergi ke kota untuk menemuinya. Di tempat kosannya dia tidak ada. Lalu aku coba bertanya ke penghuni di sebelah kanan kiri kosannya.
Ternyata dia sudah bekerja di perusahaan mewah. Akupun segera berangkat ke alamat tempat kerjanya. Walau agak jauh aku rela demi untuk bertemu dengannya.
Saat memasuki kantornya, aku bertanya pada bagian informasi dan diarahkan menuju lantai 7. Sesampainya di sana aku melihat sudah jam 11.00 siang, akupun menuju ruangannya dan melihat dia sedang bermesraan dengan laki-laki. Kaget, marah dan kecewa memang saat itu, aku segera meninggalkannya dan berjalan keluar gedung lalu kembali ke kampung.
Jujur aku sangat kecewa dengannya karena 3 tahun lamanya aku membiayai kuliahnya, bahkan juga uang sehari-hari dia aku yang memberikan. Aku membiayainya karena berfikir memang kita saling cinta dan akan menikah, tak terbayang olehku kejadiannya bisa seperti ini. Saat aku meninggalkan kantornya, diapun tidak mengejar dan menemuiku. Sampai seminggu kemudian aku kedatangan sebuah surat yang berisikan undangan pernikahan darinya, sedih rasanya.
Disaat itulah kondisi badanku drop dan saking kepikirannya aku demam selama 3 hari. keluargaku menasehatiku dan memberikan masukkan yang sangat baik hingga aku berbesar hati untuk menerima kepergiannya. Ibuku berpesan 'Jika jodoh tidak akan ke mana' mungkin jodohku bukan dia karena Allah ingin memberikan jodoh yang terbaik untukku.

 Hasil carian imej untuk ‪menikah dengan orang lain kartun‬‏

2 minggu kemudian, saat resepsi pernikahannya di sebuah gedung mewah, aku berkenan menghadirinya. Saat itu aku memberikan surat kepadanya mengenai jumlah biaya yang sudah aku keluarkan selama ini untuknya. Namun suaminya murka setelah ikut membaca surat yang aku berikan. Dia meninggalkan pelaminan dan pergi entah kemana. Namun tak lama kemudian kembali dengan membawa koper berisikan uang. Uang tersebutpun dia lemparkan ke wajahku. Aku yang memang tidak mau mencari masalah, segera meninggalkan tempat tersebut.
Waktu berjalan, semua terlupakan dengan sendirinya. Aku tetap bekerja keras dan menabung, tekadku bulat untuk menjadi orang sukses (tanpa dia aku juga bisa sukses dan berpenampilan baik). Setelah uang terkumpul, aku bisa mendirikan usaha dagang. Aku berdagang dari emperan toko hingga akhirnya bisa memiliki toko besar dan sudah memiliki rumah serta mobil mewah.
Memang tidak bisa dipungkiri, ini karena dukungan istriku. Dia selalu membantuku sejak aku masih berjualan saat aku masih menyewa toko, aku menikah dengannya karena kulihat dia sangat gigih dan ulet membantuku berdagang. Awalnya memang istriku itu mantan karyawanku. Saat awal dia bisa bekerja denganku adalah suatu yang kebetulan.
Saat itu dia lewat di depan tokoku, aku menjatuhkan beberapa daganganku karena aku sangat kelelahan menjaga toko sendiri, dia kemudian membantu merapikan barang yang berserakan. Saat itu aku beranggapan bahwa dia orang baik, hingga aku menawarkan pekerjaan kepadanya. Syukur ternyata dia juga sedang mencari pekerjaan. Sejak kedatangannya tokoku menjadi ramai, Banyak orang datang ke tokoku. Aku beranggapan ini adalah keberuntunganku, mendapatkan karyawan yang baik, ramah, sopan, murah senyum dan masih muda serta cantik.
Tokoku menjadi semakin besar, tak mau kehilangannya aku mencoba untuk mengutarakan isi hatiku.

     "Airin, kamu sudah lama ikut saya dan bekerja di sini. Dari tokoku yang kecil hingga sebesar ini. Aku ingin bertanya apakah kamu mempunyai pujaan hati?"

     "Maksud Mas Arif apa?"

     "Ya masa kamu gak mengerti?"

     "Pacar maksudnya?"

     "Iya"

     "Saya belum punya mas, memang yang deketin banyak tapi aku masih belum ada yang sreg"

     "Tapi pasti sudah ada seseorang yang kamu dambakan di hati kamu?"

     "Ah mas Arif bisa aja"

     "Bisa lah.. Rin, aku menaruh hati dengan kamu, semoga yang dihati kamu itu adalah aku. Aku tidak main-main kali ini, aku ingin melamar kamu.. bersediakah kamu menjadi istriku? maaf jika aku terlalu blak-blakan!"

     "Mas Arif orang baik, dari dulu aku bekerja tidak pernah dimarahin, bahkan mas Arif sebagai bos aja aku di suruh panggil Mas bukan bos atau pak. Mas Arif selalu memberikan aku arahan, sehingga aku betah kerja di sini. Sekarang apakah aku layak menjadi pendamping Mas Arif?"

     "Ya kalau aku sudah meminta kamu untuk menjadi pendamping hidupku, berarti kamu memang layak menjadi istriku. Aku juga sudah berfikir lama mengenai hal ini, aku berfikir semoga isi hati kamu sama denganku"

     "Mas Arif gak malu nikah denganku?"

     "Ah kayaknya.. mas susah banget ni, bicara sama kamu, malah dikasih pertanyaan terus.. intinya mas sudah 100% yakin kalau Airin adalah jodoh mas. Liat aja, nama depan kita aja sudah sama (AA)"

     "Mas Arif bisa aja! iya mas aku mau, semoga ini bukan sekedar mimpi untukku"

     "Ya pasti bukanlah"

Itulah sedikit cerita mengenai perjumpaan hingga aku melamar istiku yang sekarang. Saat ini aku sudah dikaruniai seorang putra dan seorang putri. Aku bahagia bisa mendapatkan seorang istri yang baik dan bijaksana.

 Imej yang berkaitan

Empat tahun sudah aku menikah dengan Airin, Semua berjalan dengan baik. Aku sangat bahagia hidup bersama dengannya. Di saat itu, Mega datang ke tokoku.

     "Hai Arif"

     "Oh, kamu Mega.. silahkan masuk?"

     "Kamu mau cari apa?"

     "Enggak kok, aku cuma mau bicara sedikit dengan kamu!"

     "Oh, ya sudah, bicara saja silahkan.."

     "Boleh gak, jika bicaranya gak di sini, gak enak banyak orang"

Akupun berbisik kepada istriku jika yang dihadapannya itu mantan pacarku.

     "Oh, iya Mega.. kenalin nih istriku"

     "Mega.. Airin" mereka berjabatan tangan..

     "Rif, istri kamu ternyata gak kalah cantiknya dengan aku"

     "Masa sih, yang jelas sih dia setia dengan ku"

     "Ya sudahlah Rif, kamu gak usah bahas-bahas lagi yang lama yah..! aku sudah capek ni" berbicara dengan nada tinggi di awal kemudian menurun

     "Lah.. siapa yang bahas orang aku cuma bilang 'dia setia denganku' apa yang salah?"

     "Rif, ayo dong aku mau ngomong banyak ni dengan kamu"

     "Lah tadi mo ngomong sedikit.. sekarang mau ngomong banyak.. yang mana yang bener nih? kamu bilang sama istriku deh, boleh gak kamu bicara hanya berdua dengan ku"

     "Boleh yah Airin.. sebentar aja"

     "Iya" istriku memperbolehkannya..

     "Sebentar aja ya Mega, aku sedang banyak-banyaknya pelanggan ni" aku langsung nyeletuk..

Aku mengajaknya ke ruang makan yang terletak di belakang toko


 Imej yang berkaitan

     "Kamu mau ngomong apa Mega"

     "Aku mau minta maaf atas perlakuanku selama ini ke kamu"

     "Sudah aku maafin kok.., sejak aku datang ke pernikahan kamu. Kenapa aku mau datang waktu itu, karena aku sudah menganggap kamu seperti teman biasa saja. Yang perlu diberi ucapan selamat"

     "Iya Rif, aku sekarang sudah bercerai dengan suamiku!"

     "Terus apa hubungannya dengan ku?"

     "Aku mau mengajak kamu kembali bersamaku"

     "Sudah gila kamu Mega, aku sudah mempunyai keluarga bahagia sedangkan kamu yang aku dengar sudah mempunyai putri yang cantik. Sudahlah lupain aku.. jangan pernah berharap bisa kembali bersamaku.."

     "Itu dia, selama aku masih bersama dengan mantan suamiku, aku sering teringat dengan kamu. Kayaknya aku sulit untuk melupakan kamu"

     "Terus kenapa dulu kamu meninggalkanku?"

     "Iya.. Maafin aku.."

     "Sudah lah Mega.. yang sudah berlalu biarkan menjadi kenangan dan pelajaran yang berharga untuk langkah kita ke depan. Jalani hidupmu yang sekarang dengan sebaik-baiknya. Penyesalan sudak tidak ada gunanya lagi. Yang terpenting saat ini adalah membesarkan anak kita dengan baik dan menjalani hidup ini dengan bahagia dan seefektif mungkin"
     "Sudah ya, aku harus menjaga toko.. aku akan mendoakan kamu selalu dari sini, 'semoga kamu segera mendapat pengganti suami kamu'.. orang yang baik, bijaksana dan kaya raya"

     "Kok kamu ngomongnya begitu sih!"

     "Apa yang salah.. sudah ah, aku mau kerja" Aku meninggalkannya dan segera pergi ke toko..

     "Rif jangan tinggalain aku, aku mau bicara sebentar lagi"

     "Tadi katanya sebentar, ini sudah 2 jam kamu bicara" aku berbicara sambil berjalan ke depan toko..

Mau tidak mau dia mengikuti di belakangku, kemudian dia pamit dengan istriku lalu pergi meninggalkan toko.
Itulah saat terakhir aku melihatnya. Aku pun tidak peduli dengan kejadian hari itu. Yang aku peduli adalah mengenai keluargaku (istri dan anak-anakku). Aku ingin yang terbaik untuk keluargaku yang sekarang, aku ingin membahagiakan mereka semua termasuk orang tuaku dan orang tua istriku.
Dulu memang aku begitu baik dengannya hingga aku dicampakkannya begitu saja, akupun sempat down dan ragu untuk melangkah kedepan. Namun semua bisa bangkit karena dukungan keluargaku, hingga aku bekerja keras dan bisa bertemu istriku yang sekarang. Terima kasih tuhan atas segalanya, memang sebaik-baik rencana kita namun lebih sempurna dan baik adalah rencana Mu (Allah SWT). (KNK)

-- DH --



      

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...