Cinta

Cinta
SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "DODHY HANDAYADI".. SELAMAT MEMBACA.. SEMOGA BISA MENJADI PELAJARAN BUAT KITA SEMUA.. PENTINGNYA MENGHARGAI ARTI CINTA, DIMANA TERKADANG KITA HARUS MENGALAH UNTUK MEMENANGKAN HATINYA NAMUN TERKADANG KITA HARUS MERELAKAN KEHILANGANNYA UNTUK HAL YANG LEBIH BAIK LAGI.. JANGAN MENYERAH TERUSLAH BERJUANG SELAGI CINTAMU MASIH BISA DIPERJUANGKAN

Jumat, 28 Juni 2019

Cinta Bersemi Pada Seorang Cowok Berpendirian

Beranjak dewasa aku masih mencari cinta sejatiku. Selama ini cinta itu selalu datang kemudian pergi. Silih berganti atau putus nyambung itulah yang ku alami dalam kehidupan cintaku. ingin rasanya aku menjalani masa-masa pacaran berlangsung lama, namun itu tidak dirasakan olehku. Aku pacaran paling lama hanya setahun, ya kalau dibilang paling tercepat hanya bertahan 2 hari. Hal ini aneh menurutku, kenapa wajahku yang menurutku cantik tidak bisa mendapatkan cinta sejati. Sering aku bertanya pada diriku sendiri mengapa ini terjadi dan bagaimana aku menghadapinya serta mencari cinta yang sesungguhnya.
Kebanyakan dari mantan-mantanku mereka terlalu posesif dan kebanyakan aturan, hingga aku tidak bebas dibuatnya. Bahkan ada juga yang terlalu perhatian sehingga sangat mengganggu bahkan ada juga yang terlalu baik, memang untuk yang satu ini bisa aku manfaatkan sih namun lama-lama tidak tega juga, lagi pula dia terlalu penurut kurang jantan menurutku. Ada juga anak band, nah yang satu ini malah sangat kasar kepadaku dan setiap laki-laki yang mendekatiku, tanpa peduli dia itu siapa pasti dia ancam, bahkan ada yang langsung dia pukuli. Kemudian ada juga cowok ganteng yang memang sangat ideal dan cocok buatku, dia juga tidak banyak ngatur dan selalu banyak memberikan masukan padaku namun dia selalu didekati cewek-cewek cantik, yang mana cewek yang mendekatinya sering membuat keributan kepadaku.. lama kelamaan aku malas menghadapi cewek-cewek yang berutal seperti itu.
Hingga suatu ketika aku dikenalkan oleh teman di lingkungan rumahku (temanku dari sejak kecil dan sangat akrab di rumah) seorang cowok. Cowok tersebut adalah teman sekelasnya di SMU (Sekolah Menengah Umum). Aku dengan teman kecilku tersebut beda sekolah tapi sama-sama sekolah SMU. 
Awal aku mengiyakan saja tawaran tersebut karena memang walau aku sudah punya pacar, aku masih mencari-cari sosok yang memang sesuai dengan yang aku inginkan dan harapkan. 

 Picture

Hari itu aku bertemu dengannya di depan gerbang sekolahku, dia bersama temanku datang khusus untuk mempertemukanku.

     "Aurel kenalin nih teman sekelasku.."

     "Hallo.. namaku Afgan.." dia menjabat tanganku

     "Hai.. salam kenal yah" aku menarik tangannya ke belakang sekolah di perkampungan penduduk, hal ini ku lakukan agar tidak ketahuan pacarku yang memang satu sekolah denganku.. Sampai di belakang sekolah aku bisikkan ke telinga temanku mengenai hal ini..
     "Maaf yah aku tarik kamu sampai ke sini"

     "Gak papa.. emang ada apa sih?"

     "Gak ada apa-apa kok.. ya sudah kamu pulang saja sekarang.. nanti kamu telpon rumahku yah" aku berikan nomor telpon rumahku yang sudah ku tulis pada selembar kertas..

Dia dan temanku beranjak pergi meninggalkanku, sedangkan aku kembali ke dalam sekolah karena masih ada acara sekolah. Benar saja, dia benar-benar menelponku saat malam hari itu. Saat itu kita berbicara banyak sekali bahkan 3 jam menelpon tidak terasa.

 Hasil carian imej untuk ‪orang pakai telepon rumah‬‏

Keesokan harinya selesai pulang sekolah aku ke rumah temanku Saskia, aku menceritakan banyak mengenai obrolanku malam kemarin.

     "Hai Sas, teman kamu lucu juga yah.. dia enak sih diajak ngobrol tapi aku kurang sreg kalau lihat orangnya.. tapi hitung-hitung tambahin koleksiku aja dulu deh."

     "Maksud kamu apa Rel, kamu sudah punya pacar yah? kan kemarin kamu sendiri yang bilang mau cari pacar tapi kenapa kamu begitu. Ingat yah kamu jangan mainkan perasaan temanku loh nanti kamu yang malah kemakan sendiri"

     "Kok kamu bilang begitu sih!"

     "Habis sudah punya pacar malahan cari lagi, kayaknya kamu cowok hanya sebagai koleksian saja deh. Hati-hati loh suatu saat kamu akan merasakan apa yang kamu lakukan kepada mereka"

     "Emang aku ngapain mereka, kan mereka saja yang mau sama aku"

     "Iya tapi mereka tidak tahu jika kamu sudah punya pacar dan hanya mempermainkan mereka"

     "Mempermainkan gimana?"

     "Ah, capek ngomong sama kamu Rel, mungkin karena sifat kamu seperti ini sejak SMP (Sekolah Menengah Pertama) jadi kebawa-bawa sampai sekarang"

Semakin hari aku semakin akrab dengan Afgan tapi hanya melalui saluran telpon yah karena jarak rumah kami yang sangat berjauhan. Hingga akhirnya dia aku pancing di dalam saluran telpon.

     "Afgan, kita kan sudah lama saling kenal.. kamu suka tidak sama aku?"

     "Suka...! kan kita baru sekali bertemu, bagaimana bisa bilang suka atau tidak"

     "Oh, aku jelek yah? jadi kamu tidak suka"

     "Tidak begitu.. ya sudah aku sayang kamu"

     "Apa gak jelas!"

     "Aku sayang kamu"

     "Nah gitu donk"

    "Kok jawaban kamu gitu doang sih"

     "Maunya gimana?"

     "Ah.. gak asik nih"

     "Iya aku juga sayang kamu"

Jadilah aku jadian dengannya namun itu hanya terjadi di telpon, sering dia mengajakku ketemuan, namun aku sering memberikan alasan tidak ada waktu untuk bertemu. Hingga akhirnya dia bosan dan  berjanji bahwa ketemuan sekali itu saja. Hingga akhirnya kita bertemu di jalanan depan rumahku. Disitu dia menanyaiku tentang ada cowok lain selain dirinya dan kemudian dia memutuskanku. Aku tidak tahu dia tahu dari mana berita mengenai cowok-cowokku namun ya sudah lah, semua aku anggap 'angin lalu saja'. Awalnya akupun cuek dengan hal tersebut, namun lama kelamaan aku kepikiran mengenai dia terlebih lagi saat aku sudah tamat SMA. Aku banyak membandingkan dia dengan mantan-mantanku.
Dia beda, cara bicaranya dan caranya mengambil keputusan. Tapi yang terpenting selama ini tidak pernah ada dalam kamusku berpacaran aku diputusin, hanya dia yang bisa begitu. 
Tamat SMU aku langsung bekerja di sebuah perusahaan terkenal, saat itu aku menelponnya. Ternyata dia melanjutkan kuliah di sebuat universitas swasta terbaik di Jakarta bahkan tempat dia kuliah masuk dalam daftar 7 universitas terbaik di Indonesia.
Awal agak susah aku membuat janji untuk ketemuan, sekarang dia lebih menutup diri dan tidak banyak bicara. hingga aku harus memikirkan tak tik untuk ketemu dengannya.

     "Afgan, bulan depan aku akan ke luar kota.. boleh tidak aku ketemu kamu terakhir kalinya, aku takut aku tidak bisa ketemu kamu lagi karena akan menetap di luar kota"

     "Oh gitu, memang mau ketemuan di mana?" walau sedikit agak ragu namun dia mau menemuiku..

Hasil carian imej untuk ‪melamar di restoran‬‏

Akhirnya kita bertemu di sebuah rumah makan, akupun berbicara banyak kepadanya dan mau kembali kepada ku serta mau menjalani hubungan serius denganku. Terlihat dia agak ragu denganku, walau ku tahu dia belum mempunyai pasangan. Dia pun mengajukan syarat kepadaku bahwa tidak akan ada lelaki lain selain dirinya dan hubungan ini bukan hanya sekedar pacaran namun akan lanjut ke jenjang pernikahan.
Kamipun menjalani hubungan ini dengan bahagia dan romantis. Dia sangat baik kepadaku, bahkan apapun yang aku mau dia sanggupi. Tahun berikutnya aku disuruhnya melanjutkan kuliah sambil bekerja, akupun mengiyakan keinginannnya. Saat ini dia sangat dekat dengan keluargaku bahkan dia sangat sering main ke rumahku. 
Begitulah sedikit ceritaku.. (KK)

-- DH --



    

Jumat, 21 Juni 2019

Cinta Sejati Tidak Akan Mati (Bagian 2)

Dalam keputus asaanku, aku berjalan dari rumah kontrakanku bersama kedua anakku. Aku berjalan menuju kota, entah mau ke mana aku ini. Aku hanya bisa melangkahkan kakiku menjauh dari rumah kontrakanku.
Telah Jauh kami bertiga berjalan, siang itu terdengar suara masjid mengumandangkan azan Dzuhur. Terlihat dari kejauhan masjid megah di depan mata, akupun melangkah ke arahnya. Masuk ke dalam dan akupun sholat. Selesai sholat aku bersandar di teras belakang masjid, kedua anakku tidur dipangkuanku. Dari pagi kami belum makan, tersisa uang yang hanya bisa membeli sebungkus nasi. Setelah anakku bangun dari tidurnya, aku berjalan keluar masjid untuk membeli sebungkus nasi dengan lauk secukupnya. Sekembaliku ke masjid, kuberikan nasi tersebut ke anak-anakku hingga mereka makan dengan lahapnya. Aku senang mereka bisa sangat mengerti keadaan ibunya, sedang aku hanya bisa berpuasa hari itu.
Saat malam tiba, aku mencari pengurus masjid untuk menumpang tidur di pelataran masjid untuk malam ini saja.

     "Maaf.. permisi Pak.. Bapak pengurus masjid yah?"

     "Oh.. iya bu.. ada yang bisa saya bantu?"

     "Saya boleh tidak numpang tidur di teras masjid malam ini?"

     "Wah, emang ibu mau ke mana? kenapa harus tidur di sini? apakah tidak ada keluarga ibu di sini?"

     "Jadi tidak boleh ya pak? Kalau memang begitu saya cari tempat laen saja deh untuk tidur"

     "Bukan begitu bu.. ibu wanita, pakaian ibu saat tidur kan harus menutup aurat dari penglihatan laki-laki lain dan juga kasian anak ibu masih kecil-kecil takut kedinginan. Begini bu, di bagian belakang masjid ada ruangan yang tidak terpakai, kalau ibu mau nanti saya siapkan buat ibu dan anak-anak ibu tidur. Nah besok saya akan keluarkan barang-barang yang sudah tidak terpakai sekaligus saya bersihkan buat ibu tinggal di sana. Jadi jika ibu memang belum ada tempat tinggal silahkan ibu tempati sampai kapanpun."

     "Benar begitu pak? terima kasih yah"

     "Iya sama-sama bu"

Malam itu kami tidur beralaskan debu beserta barang-barang yang tidak terpakai di dalamnya. Besoknya kepala Pengurus masjid mengerahkan marbot-marbot yang lain untuk membantu membersihkan ruangan belakang hanya khusus untukku, aku pun tertegun melihat kebaikan Bapak-bapak pengurus masjid. Sore harinya semua sudah siap dan bersih, terlihat ruangannya walau kecil namun masih bersih, kami diberikan karpet dan lemari kecil di dalamnya.

 Hasil carian imej untuk ‪kamar kosong beralaskan karpet‬‏

     "Bu sudah siap dan bersih semua yah.. semoga ibu dan anak-anak betah tinggal di sini."

     "Iya pak terima kasih atas semua perhatiannya kepada kami"

     "Ngomong-ngomong, kalau boleh tahu kenapa Ibu bisa sampai berada di sini?"

     "Saya bercerita banyak kepada kepala Masjid.. mengenai pengalaman hidup saya sampai akhirnya berada di Masjid ini"

     "Ya, sudah saya doakan semoga Allah selalu bersama kalian! terus ini anak-anak kamu umur berapa?"

     "Yang laki-laki 7 tahun sedangkan adiknya 5 tahun"

     "Wah kamu tidak sekolah?" sambil mengusap kepala anak pertama saya..

     "Belum pak.. nanti nunggu ada uangnya" aku menjawab..

     "Gak boleh tidak sekolah.. besok saya daftarkan sekolah SD yah biar kamu bisa banyak teman dan pintar"

     "Gak usah pak, bapak sudah banyak membantu saya.. biarkan ini menjadi tanggung jawab saya saja"

     "Tidak lah, kamu adalah bagian keluarga kami.. kami akan menanggung semua kebutuhan kamu selama kamu berada di sini"

Aku menangis di hadapannya, bersyukur mendapatkan keluarga baru di sini.. keluarga yang tidak ada hubungan darah denganku, tetapi dengan senang hati membantuku. Sedangkan Papa dan Mamaku serta Kakak dan Adikku entah kemana, jangankan membantuku.. mengenalku mungkin sudah tidak lagi.
Keesokan harinya Pengurus masjid sudah menyerahkan bukti pendaftaran kepadaku, minggu depan anakku sudah bisa bersekolah di sana.

 Imej yang berkaitan
Seminggu berlalu Pengurus masjid sudah menyiapkan seragam sekolah, buku, alat tulis, tas, sepatu, kaos kaki, topi, dasi dan segala kebutuhan untuk sekolah anakku. Dia benar-benar perhatian, bahkan makanku sehari-hari mereka yang menyiapkan. Tidak mau berhutang budi terlalu banyak, akupun membantu mengurus masjid, mulai dari menyapu masjid dan membersihkan kamar mandi wanita.
Dua tahun lamanya aku tinggal di masjid, sampai akhirnya Pengacara Papaku datang menemuiku, dia membawakanku foto copi ijazah saat aku S1 dulu di Universitas Sriwijaya Palembang. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Dia berharap dengan memberikan ini kepadaku bisa membantu perekonomian aku.
Tak mau menunggu waktu lama, aku bergegas mempersiapkan lamaran untuk ke perusahaan-perusahaan besar, aku sangat yakin aku akan diterima kerja di sebuah perusahaan karena IPK dan nilaiku sangat bagus dan memuaskan. Sebulan kemudian aku sudah bekerja di perusahaan besar dan tidak ada sangkut paut dengan perusahaan Papaku.
 Hasil carian imej untuk ‪kantor di palembang‬‏

5 bulan lamanya kau bekerja, aku sudah bisa menabung. Hingga akhirnya aku keluar dari masjid dan memutuskan untuk mengontrak rumah.
Saat ini aku sudah memiliki rumah sendiri walau kecil dan kantor memberikan ku fasilitas mobil. Aku tidak lupa dengan bantuan pengurus masjid hingga aku masih sering bersilaturahmi ke masjid yang dahulu sudah mau menampungku selama 2 tahun. Walau kami sudah keluar dari masjid, anakku masih sekolah di sekolah tersebut. Sekarang anakku sudah kelas 1 SMA dan 2 SMP. Aku sudah bisa memberikannya hidup layak.. (KNK)

-- DH --
   


Jumat, 14 Juni 2019

Cinta Sejati Tidak Akan Mati (Bagian 1)

Aku adalah orang cuek dan tidak peka terhadap orang lain. Aku juga dari kecil terbiasa hidup mewah dan berkecukupan. Ingin makanan apapun bisa aku beli begitupun dengan barang-barang, barang-barang yang aku pakai dan aku miliki adalah barang-barang mewah. Namun setelah aku mengenalnya semua aku tinggalkan. Mau tahu ceritaku, selamat membaca..
Selesai tamat Sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) aku melanjutkan ke Universitas Sriwijaya, saat masuk pertama kali ke kampus, kegiatanku biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Setiap hari aku selalu diantar sopir kemana-mana, terakahir aku sempat kesal kepada sopirku yang sudah ikut dengan keluargaku lama. Dia mengatakan kepadaku bahwa bulan depan dia mau pensiun dan tinggal di kampung. Alhasil bulan berikutnya aku harus membawa mobil sendiri tanpa sopir, 6 bulan lamanya aku bawa mobil sendiri hingga akhirnya orang tuaku menemukan supir pengganti. Namanya Suroso, asal dari daerah Jawa Tengah, orangnya sih kalem dan sopan.. itulah penilaianku saat Papa mengenalkanku pertama kali.

 Hasil carian imej untuk ‪unsri‬‏
Sampai dengan setahun lamanya dia menemaniku kemanapun, dia tidak pernah banyak bicara. Hingga akhirnya aku semakin akrab dengannya. Awal ke akrabanku ketika aku ada masalah di rumah dengan mamaku, hingga akhirnya aku sering kali meminta ditemani oleh Suroso ke Suatu taman atau tempat yang tenang, entah itu danau atau tempat makan yang enak untuk duduk-duduk lama. Suroso sengaja aku suruh menemaniku saat itu. Disitulah dia sering menghiburku, memberikanku masukan, dan arahan yang menurutku sangat menyejukkan.
Satu tahun mengenal dirinya aku mulai sedikit kagum dengan dirinya, awalnya sih hanya sedikit namun semakin lama kekagumanku kepada dirinya semakin banyak. Pasti kalian ingin tahukan kenapa aku bisa kagum dengan sopirku itu, padahal dia tidak ganteng, tidak kaya bahkan penampilannnya biasa saja. Itu lah yang sempat aku pikirkan lama, kenapa orang seperti dia bisa menjadi istimewa di hatiku. Adalah dia orang yang selalu sholat tepat waktu, berbicara sangat sopan, pelan dan perkatannya itu sangat mengena dan pas buat mengubah sifatku yang kurang baik, saat diajak bicara tentang kejelekan seseorang, dia selalu mengatakan 'sabar aja nenk.. mending kita introfeksi diri sendiri.. Kita coba perbaikin dari kita dulu kemudian berikan yang terbaik untuk orang lain'. Awalnya sih sempat sewot, dalam hati 'kok seolah-olah jadi gue yang salah.. namun setelah di pikir-pikir lagi ya memang bener juga sih'. Dia juga tidak pernah hitung-hitungan kerja, mau ke mana saja aku ajak, dia pasti mau bahkan sampai lewat waktu kerjanya, tanpa dibayar lembur pula.
Pernah dia tidak masuk kerja selama 3 hari, sepertinya dia kecapean saat aku ajak dia berpergian dari pagi hingga larut malam selama 2 minggu. Disitu aku merasakan ada yang hilang dihidupku. Dalam hatiku 'kok aku kangen sama dia, kangen suaranya, candaannya, senyumannya dan semuanya deh. Aku yakin kalian semua para wanita pasti akan senang bila bertemu sosok dirinya. Saat hari pertama dia tidak masuk, aku sudah tidak konsentrasi di kampus, hingga aku putuskan untuk pergi ke kosan dia yang tidak jauh dari kampusku. 
Pasti kalian bertanya kenapa aku tahu kosannya, karena pada saat dia baru kerja aku pernah diajak ke kosannya untuk mengambil dompetnya yang tertinggal. Hari itu dia bisa sampai ke rumahku dengan meminjam uang kepada orang yang ditemuinya di jalan, syukur katanya masih ada orang baik yang mau menolongnya hingga memberikan uangnya cuma-cuma kepadanya. Tapi intinya menurutku dia orang baik pasti akan datang kebaikan juga untuknya.
Ah ceritaku jadi ngelantur jauh, kita balilik lagi yah.. sampai di kosannya, aku ketuk pintu dan diapun membukakanku pintu..

     "Hai, Siska.. kenapa kamu ke sini? gak baik tahu kamu datang ke rumah atau kosan laki-laki.. bukan aku melarang kamu tapi takut ada yang salah sangka saja jika ada yang melihat kamu di sini."

     "Aku kan mau menjenguk orang sakit.. masa gak boleh sih!"

     "Boleh.. siapa yang bilang gak boleh.. cuma aku takut aja ada yang salah sangka"

     "Sudah.. kamu gak usah takut.. lagi pula siapa yang kenal aku!"

     "Kalau kamu sih saya yakin pasti banyak orang yang tahu karena kamu adalah anak pejabat di kota Palembang dan juga Bapakmu orang terpandang serta orang yang paling di segani di Palembang dan di kampungnya."

     "Ya sudah kalau kamu gak senang melihatku ada di sini, aku pulang saja deh.. lagi pula ngapain juga datang ke rumah orang yang tidak pernah berharap akan kehadiranku"

     "Jangan salah sangka Siska.. aku senang kamu mau dan datang menjengukku di kos-kosanku ini, masak aku menolak sih didatangi gadis secantik kamu"

     "Jadi kamu suka tidak sama aku"

     "Maksudnya suka apa nih?"

     "Ah pake nanya nih.."

     "Ya nanyalah.. takut salah jawab.. hehehe"

     "Suroso, kamu kapan bisa kembali bekerja?"

     "Gak tahu nih, badanku masih lemes banget, pengen banget sih kerja.. tapi takut kenapa-kenapa di jalan"

     "Iya gak papa kok kamu istirahat aja dulu"

     "Tadi aku juga sudah SMS (Short Message Service) papa kamu kok"

     "Sis, kamu jangan lama-lama di kosanku yah?"
 
     "Baru saja aku senang berada di sini, eh sudah kamu usir"

     "Bukan begitu, aku gak enak sama tetangga dan aku kan juga mau istirahat biar bisa cepat antar-antar kamu lagi"

     "Ya sudah deh aku balik yah.."

     "Iya.. hati-hati di jalan yah.. sampai ketemu"

Tidak lama aku berada di Kosannya, itupun aku hanya mengobrol di teras kosannya saja. Tapi aku senang bisa berjumpa dengannya. Dari caranya itu aku beranggapan dia benar-benar sangat melindungiku.
Hari kedua dia sakit, dia belum bisa datang kemudian di hari ke tiga dia juga belum datang ke rumah ku. Barulah saat hari kamis pagi dia datang ke rumah, aku sangat senang dia bisa bekerja kembali. Hari-hari selanjutnya aku semakin cinta dan sayang kepadanya namun dia bersikap masih biasa saja kepadaku, padahal terkadang aku suka memberikan perhatian yang lebih kepadanya dan memberikan signal-signal bahwa aku sayang kepadanya, namun dia tetep saja cuek.
Hingga di tahun ke dua, aku mengajaknya ke sebuah tempat wisata 'Danau Ranau', dari Palembang kota sangatlah jauh, butuh waktu 9 jam menuju ke sana, akupun hari itu terpaksa menginap di hotel, karena walau sudah berangkat pagi sekali pukul 6 namun jam 3 sore aku baru sampai di lokasi. di situlah aku banyak cerita dengannya dan mencurahkan isi hatiku. Awalnya aku agak canggung untuk berterus terang kepadanya dan tidak mau banget duluan yang menyatakan sayang kepadanya, namun apa boleh buat karena semakin lama aku semakin terombang-ambing dengan perasaan ini dan sikapnya yang biasa saja, dia hanya menganggapku majikannya. Beginilah singkat cerita saat aku mengutarakan perasaanku kepadanya..

 Hasil carian imej untuk ‪danau ranau‬‏

     "Sur.. Aku bingung dengan perasaanku kepadamu.. sepertinya kamu adalah orang yang spesial di hatiku, kalau boleh tanya kamu selama ini menganggapku apa?"

     "Sis.. Kamu adalah anak majikanku.. jadi aku menganggap kamu ya seperti bos ku"

     "Yakin kamu tidak suka aku.. tidak cinta aku? memang aku kurang menarik di mata kamu?"

     "Bukan begitu.."

     "Bukan begitu apanya, aku sangat sayang kepadamu.. bagiku kamu adalah segalanya.. apakah kamu tidak bisa membalas cintaku? akankah aku bertepuk sebelah tangan!"

     "Iya itu.. diri kamu sangat-sangat perfect di mataku tidak ada alasan aku untuk tidak cinta kepadamu, akan tetapi aku punya alasan yang tidak mungkin terbantahkan yaitu keadaanku atau kondisi keuanganku.. tidak mungkin rasanya mendapat restu dari keluarga kamu.. walaupun kita sangat saling mencintai.. Sis, cinta bukan untuk jalinan kasih kita berdua saja, akan tetapi juga mendekatkan keluarga kamu dan keluargaku"

     "Sur, tapi kamu maukan kita jalanin dulu cinta kita ini?"

     "Sis, kami pikirin dulu deh bagaimana jika orang tua kamu tahu jika kamu sudah pacaran denganku.. pikirkan juga perbedaan agama kita, kondisi keuanganku.. Jika kamu belum siap mendingan kamu anggap aku teman saja"

     "Sur, kamu maukan memperjuangkan cinta kita kepada orang tuaku?"

     "Mau.. tapi aku rasa akan sia-sia saja.. yang kamu harus pikirkan adalah jika kita paksakan cinta kita kamu harus rela kehilangan keluarga kamu, harta yang kamu miliki selama ini, hidup dengan keuanganku yang pas-pasan dan seagama denganku"

     "Aku siap Mas.. aku sudah memikirkannya sejak lama"

    "Oke jika seperti itu.. kita jalanin yah sampai kamu benar-benar lulus kuliah"

Aku semakin akrab dengan dia hingga akhirnya cintaku ini diketahui oleh keluargaku, kamipun berterus terang dengan orang tuaku, dan benar saja papa dan mamaku sangat murka denganku serta Mas Suroso. Hari itu juga Suroso diberikan gaji terakhirnya beserta pesangon.
Akhirnya, kami berdua memutuskan untuk fokus masing-masing dulu. Aku menyelesaikan kuliahku yang tinggal 2 semester lagi sedangkan dia membuka usaha dari uang pesangon yang diberikan ayahku.
Dia akhirnya membuka usaha dengan berjualan Tekwan keliling. Setelah aku menamatkan kuliahku aku berencana menikah dengannya. Saat aku mengatakan ini kepada keluargaku, mereka benar-benar mengusirku dan aku hanya membawa baju di badan saat keluar dari rumah.
Singkat cerita akhirnya aku menikah dengan Mas Suroso di kampung halamannya di Jawa Tengah. 2 minggu lamanya aku berada di kampung halamannya, kemudian kami kembali lagi ke Palembang untuk membantunya berjualan Tekwan.



Hasil carian imej untuk ‪grobak tekwan‬‏

Imej yang berkaitan
Walau hidupku serba kekurangan tapi aku bahagia hidup dengannya, diapun sabar mengajariku menjadi seorang muslim. Dia mengajariku sholat, mengaji dan bagaimana cara bersikap yang baik. Aku sudah tidak peduli dengan apa kata orang sekitar dan keluargaku. 
Pernah aku mengunjungi rumah orang tuaku untuk mengambil Ijazah kuliahku agar aku bisa melamar kerja di perusahaan dan bekerja untuk menambah keuangan suamiku, namun satpam rumah tidak mengizinkan aku masuk, jika tidak mau meninggalkan suamiku. Ternyata mereka sudah disuruh kedua orang tuaku untuk mencegahku masuk ke dalam rumah. Dalam hati aku berkata bahwa 'berarti orang tuaku dan keluargaku sudah pada tahu jika aku sudah menikah'.
Aku bingung harus membantu apa untuk mencukupi keuanganku, karena aku tidak bisa melamar kerja tanpa ijazah, pernah aku mendatangi teman-teman ayahku untuk minta bantuan kerja, tapi mereka semua menolak karena takut ayahku tidak mau bekerja sama lagi dengannya. Akupun pasrah dengan keadaan ini dan aku harus berfikir berdiri di kaki sendiri tanpa meminta bantuan dengan orang tua, keluargaku dan orang yang ada hubungan dengan keluargaku.
Tak lama setelah itu akupun hamil dan melahirkan anakku secara normal. Setelah lahiran itu pengacara dari papaku datang, tadinya ku berfikir ayahku sudah luluh ingin mengajakku pulang setelah mendengar dia mempunyai cucu, namun ternyata dia masih kekeh dengan keputusan dia dahulu untuk menyuruhku pulang dan bercerai dengan suamiku, untuk anakku dia mau menerimanya senang hati. 
Memang hati kedua orang tuaku takkan pernah bisa berubah, mungkin dia hanya memikirkan malu dan wibawanya. Waktu berjalan semakin cepat, aku sudah mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki dan kedua perempuan selesih mereka hanya 2 tahun. Saat anak ku yang pertama berumur 3 tahun, aku bertemu pengacaraku di halaman masjid agung Palembang. Ternyata memang dia sering mengikuti aku dan tahu bagaimana perkembanganku.

Hasil carian imej untuk ‪masjid agung palembang‬‏

     "Hai.. Siska! apa kabar?"

     "Baik Pak, kok bisa kita ketemu di sini Pak? Jangan-jangan bapak selalu mengawasiku yah?"

     "Iya.. saya akui Papa kamu sangat sayang kepada kamu, makanya kamu tak pernah luput dari pantauannya."

     "Trus Bapak mau nemuin saya mau apa? mau saya kembali ke rumah! rasanya sudah tidak mungkin saya kembali ke sana. Sampaikan salam saya kepada keluargaku yah"

Akupun langsung beranjak pergi meninggalkannya, namun dia mengejarku dan berkata..

     "Tunggu dulu Sis.. aku kesini hanya ingin membantumu.. aku kasihan melihat keadaan kamu yang sekarang ini"

     "Bapak bisa bantu saya apa? bukannya Bapak takut dengan bapak saya! nanti Bapak yang malah akan kena masalah!"

     "Ini ada alamat teman Bapak yang lagi butuh karyawan, Suami kamu tamatan apa? coba saja melamar ke sini"

     "Iya pak terima kasih, semoga suami saya mau" aku agak cuek dengan tawaran bantuannya, karena takut jika hanya modus saja..

Sampai di rumah aku bicarakan hal ini ke suamiku, aku bercerita banyak mengenai perjumpaanku dengan pengacara Papaku sampai akhirnya aku berikan alamat, yang diberikan pengacara Papaku tadi.
Diapun mencoba melamar pada alamat yang diberikan tersebut, dia siapkan copy ijazah SMA nya dan semua yang dibutuhkan saat melamar kerja. Syukur sekali, dia diterima bekerja di sana.
Dari situlah kehidupan keluargaku membaik, kami bisa mengontrak rumah dengan lancar dan sisanya aku memberi arahan kepada suamiku untuk menambah ilmunya yaitu kuliah di perguruan tinggi. Dia pun mau mendengarkan arahanku. Aku bahagia sekali dengan keadaanku yang sekarang, walau sebenarnya masih banyak kekurangan.
Pada saat dia semester 7, dia jatuh sakit dan nyawanya tidak tertolong setelah di rawat di rumah sakit selama 7 hari. Sebulan setelah itu aku benar-benar kesulitan keuangan, aku terusir dari rumah kontrakan dan bingung harus kemana.. (KNK)

Bersambung..

-- DH --

RINGKASAN DAFTAR CERITA

                                                     DAFTAR CERITA Berikut adalah ringkasan judul cerita yang saya sudah terbitkan: CINTA PE...